Delay Skenario 1 Delay Skenario 2

Dari Gambar 11 dapat dilihat bahwa rata-rata throughput pada pengiriman file 1MB lebih besar dibandingkan rata-rata throughput pada pengiriman file 20MB. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar file dan semakin banyak hop yang dibutuhkan, kinerja throughput pada AODV-UU semakin menurun. Hal ini dapat dilihat pada perngiriman file 1MB yang memiliki rata-rata throughput 31 KBps sedangkan pengiriman 10MB memiliki rata-rata throughput 27.9 KBps dan pada pengiriman 20MB memiliki rata-rata throughput 25.1 KBps. Rata-rata throughput yang dihasilkan oleh skenario 1 lebih besar dari pada rata-rata throughput yang dihasilkan oleh skenario 2. Dari situ dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin besar file dan semakin banyak hop yang dibutuhkan maka throughput yang didapat semakin kecil.

4.1.3. Delay Skenario 1

Data rata-rata delay latency pada routing protocol AODV-UU dapat dilihat pada subab dibawah ini. Table 6 menunjukkan table rata-rata delay latency berdasarkan ukuran file. Tabel 6 akan dibuat kedalam bentuk grafik agar memberikan penjelaskan lebih detail. Gambar 12 menunjukkan grafik rata-rata pengukuran delay latency berdasarkan ukuran file. Gambar 11 Grafik pengaruh besar file dan jarak koneksi terhadap rata- rata throughput pada routing AODV-UU. Tabel 6 Hasil penghitungan rata-rata delay pada jarak 15 meter dengan 3 buah laptop. Pada Gambar 12 dapat dilihat rata-rata delay antara masing-masing file semakin besar. Pada pengiriman file 1MB yang memiliki rata-rata delay 11.8 ms lebih rendah dibandingkan pada pengiriman 10MB yang memiliki rata-rata delay 13.7 ms dan pada pengiriman 20MB yang memiliki rata-rata delay 14.8 ms. Ini dipengaruhi oleh besar kecilnya file dan semakin banyak sedikitnya hop yang dibutuhkan pada saat pengiriman file. Sesuai standar Tiphon, rata-rata delay untuk protocol AODV-UU termasuk dalam kategori sangat bagus karena memiliki nilai kurang dari 150 ms[10]. Ini berarti semakin kecil ukuran file dan semakin sedikit hop yang dibutuhkan maka delay semakin kecil.

4.1.4. Delay Skenario 2

Data rata-rata delay latency pada routing protocol AODV-UU dapat dilihat pada subab dibawah ini. Table 7 menunjukkan table rata-rata delay File KB ms 1000 11.8 10000 13.7 20000 14.8 Gambar 12 Grafik pengaruh besar file dan jarak koneksi terhadap rata- rata delay pada routing AODV-UU. latency berdasarkan ukuran file. Tabel 7 akan dibuat kedalam bentuk grafik agar memberikan penjelaskan lebih detail. Gambar 13 menunjukkan grafik rata-rata pengukuran delay latency berdasarkan ukuran file. Tabel 7 Hasil penghitungan rata-rata delay pada jarak 15 meter dengan 4 buah laptop. File KB ms 1000 21.7 10000 22.9 20000 24.2 Pada Gambar 13 dapat dilihat data delay antara masing-masing file semakin besar. Pada pengiriman data 1MB yang memiliki rata-rata delay 21.7 ms lebih rendah dibandingkan dengan pengiriman 10MB yang memiliki rata-rata delay 22.9 ms dan pada pengiriman 20MB yang memiliki rata-rata delay 24.2 ms. Ini dipengaruhi oleh besar kecilnya file dan semakin banyak sedikitnya hop yang dibutuhkan pada saat pengiriman file. Rata-rata delay pada AODV-UU pada setiap file tidak terpaut jauh tetapi pada besar file 1MB delay selalu lebih rendah dari besar file 10MB dan 20MB. Sesuai standar Tiphon, delay untuk protocol AODV-UU termasuk dalam kategori sangat bagus karena memiliki nilai kurang dari 150 ms[10]. Ini berarti semakin kecil ukuran file dan semakin sedikit hop yang dibutuhkan maka delay semakin Gambar 13 Grafik pengaruh besar file dan jarak koneksi terhadap rata- rata delay pada routing AODV-UU. kecil. Jika di bandingkan dengan rata-rata delay pada skenario 1, rata-rata delay pada skenario 2 lebih besar karena hop pada skenario 2 lebih banyak dibandingkan hop pada skenario 1 yang mengakibatkan delay semakin besar.

4.1.5. Packet loss Skenario 1