Mobile Ad Hoc Network Ad hoc On-demand Distance Vector

6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Mobile Ad Hoc Network

MANET adalah sebuah jaringan wireless yang memiliki sifat dinamis dan juga spontan[2]. Setiap mobile host dalam MANET bebas untuk bergerak ke segala arah. Di dalam jaringan MANET terdapat dua node mobile host atau lebih yang dapat berkomunikasi dengan node lainnya namun masih berada dalam jangkauan node tersebut. Selain itu, node juga dapat berfungsi sebagai penghubung antara node yang satu dengan node yang lainnya. Jaringan MANET melakukan komunikasi secara peer to peer menggunakan routing dengan cara multihop[2]. Informasi yang akan dikirimkan disimpan terlebih dahulu dan diteruskan ke node tujuan melalui perantara. Beberapa karakteristik dari jaringan ini adalah topologi yang dinamis artinya setiap node dapat bergerak bebas dan tidak dapat diprediksi, scalability artinya MANET bersifat tidak tetap atau jumlah node berbeda di tiap daerah dan juga memiliki tingkat keamanan fisik yang terbatas jika dibandingkan dengan jaringan kabel.

2.2. Protocol Routing

Protocol adalah seperangkat aturan yang mengatur setiap komputer untuk saling bertukar informasi melalui media jaringan, sedangkan routing adalah proses memindahkan informasi dari pengirim ke penerima melalui sebuah jaringan [3]. Pada umumnya protokol untuk jaringan ad hoc dibagi menjadi 2 tipe yaitu proaktif dan reaktif seperti terlihat pada Gambar 1.

2.2.1. Proaktif routing protocol atau table driven routing protocol

Pada proactive routing protocoltable driven routing protocol, masing- masing node akan memiliki routing table yang lengkap dalam artian sebuah node akan mengetahui semua rute ke node lain yang berada dalam jaringan tersebut[3].Setiap node akan melakukan update routing table yang dimilikinya secara periodik sehingga perubahan topologi jaringan dapat diketahui setiap interval waktu tersebut. Setiap node diharuskan mempunyai satu atau lebih tabel untuk menyimpan informasi routing. Setiap node merespon perubahan dalam topologi jaringan dengan menjalarkan update informasi tabel routing ke seluruh node di jaringan untuk memastikan konsistensi routing[3]. Perbedaan-perbedaan antar protokol berbasis table driven terletak pada: struktur tabel routing yang digunakan dan metode bagaimana perubahan topologi jaringan disebarkan. Contoh table drivenrouting adalah DSDV Destination-Sequenced Distance-Vector, CGSR Clusterhead Gateway Switch Routing , danWRPWireless Routing Protocol.

2.2.2. Reaktif atau On-demand Routing Protocol

Pada pendekatan on-demand, routing hanya dibuat ketika node sumber membutuhkannya [3]. Saat node sumber membutuhkan routing ke node tujuan, node sumber melakukan proses route discovery dalam jaringan. Proses ini akan Gambar 1 Kerekteristik Protokol Routing dalam MANET[3] selesai jika rute telah ditemukan atau semua permutasi rute telah diperiksa. Setelah didapat rute, prosedur routing maintenance akan dilakukan hingga node sumber tidak menginginkan lagi atau node tujuan tidak bisa diakses lagi. Contoh on-demand routing adalah AODV Ad Hoc On-Demand Distance Vector, DSR Dynamic Source Routing , TORA Temporary Ordered Routing Algorithm, SSR Signal Stability Routing, dan ASR Associativity-Based Routing.

2.3. Ad hoc On-demand Distance Vector

Ad hoc On-demand Distance Vector AODV adalah distance vector routing protocol yang termasuk dalam klasifikasi reaktif routing protocol, yang hanya melakukan request sebuah rute saat dibutuhkan [2]. AODV yang standar ini dikembangkankan oleh C. E. Perkins, E.M. Belding-Royer dan S. Das pada RFC 3561. Ciri utama dari AODV adalah menjaga timer basedstate pada setiap node sesuai dengan penggunaan tabel routing[2]. Tabel routing akan kadaluarsa jika jarang digunakan. AODV memiliki route discovery dan route maintenance.Route Discovery berupa Route Request RREQ dan Route Reply RREP[2]. Sedangkan Route Maintenance berupa Data, Route update,dan Route Error RRER. AODV memerlukan setiap node untuk menjaga tabel routing yang berisi field [2].  Destination IP Address yang berisi alamat IP dari node tujuan yang digunakan untuk menentukan rute.  Destination Sequence Number yang merupakan destination sequence number bekerjasama untuk menentukan rute.  Next Hop yang merupakan ‘Loncatan’ hop berikutnya, bisa berupa tujuan atau node tengah, field ini dirancang untuk meneruskan paket ke node tujuan.  Hop Count yang merupakan Jumlah hop dari alamat IP sumber sampai ke alamat IP tujuan.  Lifetime yang merupakan waktu dalam milidetik yang digunakan untuk node menerima RREP.  Routing Flags yang merupakan status sebuah rute; up valid, down tidak valid atau sedang diperbaiki. AODV mengadopsi mekanisme yang sangat berbeda untuk menjaga informasi routing[2]. AODV menggunakan tabel routing dengan satu entry untuk setiap tujuan. Tanpa menggunakan routing sumber, AODV mempercayakan pada tabel routing untuk menyebarkan RouteReply RREP kembali ke sumber dan secara sekuensial akan mengarahkan paket data menuju ketujuan. AODV juga menggunakan sequence number untuk menjaga setiap tujuan agar didapat informasi routing yang terbaru dan untuk menghindari routing loops. Semua paket yang diarahkan membawa sequence number ini. Penemuan jalur path discovery atau route discovery dijalankan dengan menyebarkan RouteReply RREP, seperti terlihat pada Gambar 2[2]. Ketika RREP menjelajahi node, RREP akan secara otomatis melakukan setup path. Jika sebuah node menerima RREP, maka node tersebut akan mengirimkan RREP lagi ke node atau destination sequence number. Pada proses ini, node pertama kali akan mengecek destination sequence number pada tabel routing, apakah lebih besar dari 1 satu pada RouteRequest RREQ. Jika benar, maka node akan mengirim RREP. Ketika RREP berjalan kembali ke source melalui path yang telah disiapkan, RREP akan melakukan setup jalur kedepan dan menglakukan update timeout. Gambar 2 Mekanisme Penemuan Route[2] Jika sebuah link ke hop berikutnya tidak dapat dideteksi dengan metode penemuan rute, maka link tersebut akan diasumsikan putus dan RouteError RERR akan disebarkan ke node tetangganya seperti terlihat pada Gambar 3[2]. Dengan demikian sebuah node bisa menghentikan pengiriman data melalui rute ini atau meminta rute baru dengan menyebarkan RREQ kembali.

2.4. Ad Hoc On-Demond Distance vector –UppsalaUniversity