46
3. Deskripsi responden berdasarkan kelompok pendidikan
Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden terbesar adalah berpendidikan D3 sebanyak 72 orang 60, selanjutnya responden
yang berpendidikan S1 sebanyak 32 orang 27, dan D1 masing- masing sebanyak sejumlah 12 orang 10, SMU sejumlah 4 orang
3.
Tabel 4.3 Identitas Responden Menurut Pendidikan
No Jabatan
Jumlah orang Persentase
1. SMU 4
3 2. D1
12 10
3. D3 72
60 4. S1
32 27
Total 120
100 Sumber : PT. Suparma
4. Deskriptif Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja
Dari hasil penyebaran kuisioner kepada 120 orang responden memperoleh gambaran responden berdasarkan masa kerja adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja
No. Masa Kerja
Jumlah Prosentase
1 1-3Th 10
8,33 2 4-5Th
54 45
3 6-10Th 32
26,67 4 10Th
24 20
Total 120
100 Sumber : PT. Suparma
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
47
4.2.3. Uji Outlier Multivariate Tabel 4.3. Hasil Uji Outlier Multivariate
Minimum Maximum
Mean Std.
Deviation N
Predicted Value 26.936 92.429
60.500 14.201 120 Std. Predicted Value
-2.363 2.248 0.000 1.000
120 Standard Error of Predicted
Value 4.535 14.279
8.268 1.757 120 Adjusted Predicted Value
24.818 97.216 60.470 14.501 120
Residual -73.433 73.171
0.000 31.754 120 Std. Residual
-2.244 2.236 0.000 0.970
120 Stud. Residual
-2.328 2.369 0.000 1.005
120 Deleted Residual
-79.093 82.182 0.030 34.078 120
Stud. Deleted Residual -2.376 2.420
0.001 1.012 120
Mahalanobis Distance [MD] 1.293
21.655 6.942 3.379 120
Cooks Distance 0.000 0.086
0.009 0.014 120
Centered Leverage Value 0.011 0.182
0.058 0.028 120
Sumber : Lampiran
Berdasarkan tabel diatas, setelah dilakukan pengujian ditemukan bahwa tidak terdapat outlier multivariat [antar variabel], karena MD
Maksimum 21,655 24,322
4.2.4. Uji Reliabilitas
Koefisien cronbach’s alpha dihitung untuk mengestimasi reliabilitas setiap skala. Sementara itu item to total correlation digunakan
untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi item-item yang kehadirannya akan memperkecil koefisien cronbach’s alpha yang dihasilkan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
48
Tabel 4.4. Pengujian Reliability Consistency Internal
Konstrak Indikator Item to Total
Correlation Koefisien
Cronbachs Alpha X11 0.650
X12 0.715 Compensation
X13 0.590 0.306
X21 0.740 X22 0.878
Organizational Commitment
X23 0.850 0.764
Sumber : Lampiran Koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi
reliabilitas setiap skala [variabel atau indikator observasian]. Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan
mengeliminasi item-item yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan.
Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada indikator yang nilainya 0,5 [Purwanto,2003]. Terjadi eliminasi karena
nilai item to total correlation indikator belum seluruhnya ≥ 0,5. Indikator
yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbachs alpha. Perhitungan cronbachs dilakukan setelah proses eliminasi.
Hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk setiap construct di atas menunjukkan kurang baik dimana koefisien Cronbach’s
Alpha yang diperoleh belum seluruhnya memenuhi rules of thumb yang disyaratkan yaitu
≥ 0,7 [Hair et.al.,1998].
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
49
4.2.5. Uji Validitas Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas
Faktor Loading Konstrak Indikator
1 2 3 4 X11 0.306
X12 0.998 Compensation
X13 0.154 X21
0.577 X22
0.824 Organizational
Commitment X23
0.773 Job Performance
Y 0.071
Sumber : Lampiran Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa
factor loadings masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct belum seluruhnya
≥ 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya cukup baik..
4.2.6. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted
Selain melakukan pengujian konsistensi internal crobach’s alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance eztracted.
Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan penelitian kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-
indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
50
Tabel 4.6. Construct Reliability Variance Extrated
Konstrak Indikator Standardize
Factor Loading
SFL Kuadrat
Error [ εj]
Construct Reliability
Variance Extrated
X11 0.306 0.094 0.906
X12 0.998 0.996 0.004
Compensation X13
0.154 0.024 0.976 0.530 0.371
X21 0.577 0.333 0.667
X22 0.824 0.679 0.321
Organizational Commitment
X23 0.773 0.598 0.402
0.773 0.536 Job Performance
Y 0.071 0.005 0.995 0.005 0.005
Batas Dapat Diterima ≥ 0,7
≥ 0,5
Sumber : Lampiran Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s
Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal
yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama.
Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan variance extracted menunjukkan instrumen cukup reliabel, yang
ditunjukkan dengan nilai construct reliability belum seluruhnya ≥ 0,7.
Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70
pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted direkomendasikan
pada tingkat 0,50.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
51
4.2.7. Uji Normalitas
Uji normalitas sebaran dilakukan dengan kurtotis value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam bentuk statistik deskriptif.
Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai Z lebih besar dari nilai kritis maka distribusi data adalah tidak normal.
Tabel 4.7. Assessment of Normality
Variable min max kurtosis
c.r. X11
2 7 0.644
1.441 X12
2 7 0.552
1.234 X13
3 7 -0.590
-1.319 X21
4 7 -0.549
-1.227 X22
4 7 -0.554
-1.238 X23
4 7 -0.338
-0.755 Y
3 7 -0.782
-1.749
Multivariate -1.447
-0.706 Batas Normal
± 2,58
Sumber : Lampiran Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data
yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai-Z lebih
besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01
[1] yaitu sebesar ± 2,58. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. mutivariate berada di luar ±
2,58 itu berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler Chou [1987] bahwa
jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum likelihood estimation [MLE] walau ditribusi datanya tidak normal masih dapat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
52
menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya.
4.2.8. Evaluasi Model One-Steep Approach to SEM
Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak
mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model dan
structural model yang diestimasi secara bersama-sama one – steep approach to SEM. One – steep approach to SEM digunakan bila model dilandasi teori
yang kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat baik Hair, et,al, 1998.
Gambar 4.1. Model Pengukuran dan Struktural
MODEL PENGUKURAN STRUKTURAL Compensation, Organizational Commitment, Job Performance
Model Specification : One Step Approach - Base Model
1 Compensation
Organizational Commitment
Job Performance
0,005 d_jp
1 X11
er_1 1
X21 er_4
1 1
X12 0,005
er_2 1
Y er_7
1 1
X13 er_3
1
X22 er_5
1 X23
er_6 1
d_oc 1
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
53
Tabel 4.8. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces
Kriteria Hasil Nilai
Kritis Evaluasi
Model CminDF
0.716 ≤ 2,00
Baik Probability
0.750 ≥ 0,05
Baik RMSEA
0.000 ≤ 0,08
Baik GFI
0.979 ≥ 0,90
Baik AGFI
0.954 ≥ 0,90
Baik TLI 1.058
≥ 0,95 Baik
CFI 1.000
≥ 0,94 Baik
Sumber : Lampiran
Dari hasil evaluasi terhadap model one step approach modifikasi ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya
menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi
oleh teori telah sepenuhnya didukung oleh fakta.
4.2.9. Uji Kausalitas
Dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix : 8.021.252.633 0 mengindikasikan tidak terjadi multicolinierity atau
singularity dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi. Dengan demikian besaran koefisien regresi masing-masing faktor dapat dipercaya
sebagaimana terlihat pada uji kausalitas di bawah ini.
Tabel 4.8. Data Uji Kausalitas
Ustd Std
Faktor Faktor Estimate
Estimate Prob.
Organizational_Commitment Compensation 0.047
0.141 0.075
Job_Performance Organizational_Commitment 0.041 0.181 0.001
Job_Performance Compensation
0.025 0.337 0.098
Batas Signifikansi
≤ 0,10
Sumber : Lampiran
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
54
4.3. Hasil Uji Pengujian Hipotesis Penelitian