Rukun dan syarat hibah Tatacara Melaksanakan Hibah

BAHAN AJAR FIQIH 82 KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN AGAMA PROPINSI JAWA TENGAH - 65 - Dari Ibnu `Umar dan Ibnu `Abbas, Nabi Muhammad SAW bersabda : Tidak dihalalkah bagi seseorang yang memberikan suatu barang kemudian memintanya kembali barangnya kecuali orang tua yang memberikan sesuatu kepada anaknya. HR. an-Nasa`i ْنَع ِا َلاَ َم َسَ ِْيَ َع ُها ى َص ِها ِلْوُسَر ْنَع ِساَبَع ِنْب : ُُ ُبِيْقَ ي ِبْ َكلاَك ِِتبِ ِِ ُ ِاَ ْلا ِِتْيَ ِِ ُدْوُ َ ي ُ م م ا ر َ Artinya : Dari Ibnu `Abbas, Rasulull ah SAW bersabda : “Orang-orang yang menarik kembali hibahnya adalah seperti anjing muntah, kemudi an memakan kembali muntahannya”. HR. Muslim Pada dasarnya, hukum asal memberikan hibah hukumnya mubah boleh. Tetapi hukum tersebut dapat berubah sebagai berikut : a wajib, yaitu hibah yang diberikan kepada istri maupun anak hukumnya wajib sesuai dengan kemampuan. b Haram, yaitu apabila harta yang dihibahkan ditarik kembali, kecuali hibah seorang ayah kepada anaknya. c.Makruh, yaitu hibah menjadi makruh apabila dalam menghibahkan tersebut terkandung maksud untuk memperoleh imbalan tertentu.

2. Rukun dan syarat hibah

Walaupun hibah merupakan suatu akad yang sifatnya sukarela dan sekaligus untuk mempererat silaturahmi antara sesama kaum muslimin, namun dalam pelaksanaannya harus memperhatikan rukun dan syaratnya. Adapun rukun hibah itu adalah sebagai berikut : a.ada orang yang menghibahkan dan yang akan menerima hibah. Untuk itu disyarat- kan bahwa yang diserahkan itu benar-benar milik si penghibah, dan penghibah harus orang yang cakap untuk bertindak menurut hukum dewasa. Selain itu dilakukan atas kesadaran atau kehendak sendiri, bukan karena ada paksaan dari pihak lain. b.ada harta yang akan dihibahkan, dengan syarat :  Harta itu sepenuhnya milik penghibah,  harta itu jelas dan sudah ada,  harta itu bermanfaat dan tidak dilarang oleh agama. c.Ijab kabul, yaitu pernyataan serah terima barang yang dihibahkan.

3. Tatacara Melaksanakan Hibah

Hibah ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah dewasa. Hibah dilaksanakan dengan memberikan sesuatu yang kita miliki, baik uang, benda, rumah maupun benda lain kepada orang lain dengan alih kepemilikan, sehingga barang tersebut menjadi milik orang yang menerima hibah. BAHAN AJAR FIQIH 82 KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN AGAMA PROPINSI JAWA TENGAH - 66 - Hibah dapat dilakukan dengan siapa saja, seperti antara ayah dan anaknya, antara murid dengan gurunya, antara teman dengan temannya dan sebagainya. Hibah juga dapat dilakukan oleh suatu badan atau lembaga kepada seseorang atau suatu lembaga. Demikian juga sebaiknya, hibah juga dapat dilakukan oleh seseorang kepada orang lain atau suatu lembaga tertentu. Hibah juga dapat dilakukan ketika pemberi hibah masih hidup maupun pemberi hibah sudah meninggal dunia yang sebelumnya pernah menulis atau berkata kepada seseorang untuk memberikan sebagian hartanya kepada seseorang. Hibah setelah pemberi hibah meninggal dunia disebut dengan hibah wasiat. Memberikan harta dengan cara hibah termasuk salah satu kebajikan yang patut dilakukan dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Harta yang telah dihibahkan menjadi milik yang menerima hibah dan tidak boleh diambil kembali oleh orang yang menghibahkan tersebut. Apabila hibah diberikan kepada tetangga yang keadaannya sama, maka yang paling berhak menerima adalah tetangga yang paling dekat.

4. Manfaat orang yang memberi hibah