HIBAH ELABORASI Uraian materi

BAHAN AJAR FIQIH 82 KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN AGAMA PROPINSI JAWA TENGAH - 5 - 1 Pengertian dan Dasar Hukum Hibah Hibah dalam bahasa Arab sering disebut dengan َ رَ بَ yang artinya berderma. Menurut istilah, hibah adalah pemberian harta seseorang kepada orang lain dengan alih kepemilikan tanpa ada imbalan dan balasan apapun. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk memberikan hibah dari apa-apa yang mereka senangi. Firman Allah : َِِ َْ ِ ِا لاَ َلْيِب لا َنْباَ َْ ِكاَ َمْلاَ ىَمَتَيْلاَ ََْرُقْلا ِ ّذ ٍِبُح ىَ َع َلاَمْلا ىَ اَبَ َةْوَك لا ىَ اَبَ َةوَ لا َماَ ِإ ِباَ رلا ُ ةرقبلا : 177 َ Artinya : ”... dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zaka t....”. QS. al-Baqarah : 177 Hadits Nabi : َلَا ِ ْ ُْ َا ِ َع ِنْب ِ ِلاَ ْنَع : ْنَم ُلْوُقَ ي َم َسَ ِْيَ َع ُها ى َص ِها َلْوُسَر ُتْ ََِ ٌ ْزِر َوُ اََِإَف ُدَرُ ي َاَ ُْ َ بْقَ يْ َ ف ٍسْفَ ن ٍفاَرْشِإ َاَ ٍةَلَأْ َم َِْْغ ْنِم ِْيِ َأ ْنَع ٌفْ ُرْ َم َُغَ َ ب ِْيَلِإ لَ َ َع ِها َُ اَس ُ ما ا ر َ . Artinya : “Dari Khalid bin `Adi al-Juhni berkata, Rasulullah SAW bersabda : barang siapa kebaikan dari saudaranya yang tidak diaminta dan tidak berlebihan, maka terimalah dan janganlah ditolak. Sesungguhnya yang demikian itu merupakan rizkidari Allah kepadanya. HR. Ahmad Suatu pemberian disebut hibah apabila pemberian kepada orang lain tersebut didasarkan atas kasih sayang dan perasaan iba belas kasihan. Hibah dapat dianggap sah bila pemberian itu sudah mengalami proses serah terima. Jika hibah itu baru diucapkan dan belum terjadi serah terima, itu belum termasuk hibah. Jika barang yang dihibahkan itu telah diterima maka penghibah tidak boleh meminta kembali kecuali yang memberi itu orang tuanya sendiri. Hadits Nabi :

b. HIBAH

BAHAN AJAR FIQIH 82 KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN AGAMA PROPINSI JAWA TENGAH - 6 - ْنَع ِا ِسابَع ِنْبِاَ َرَمُع ِنْب ْ نَا َلاَ َم َسَ ِْيَ َع ُها ى َص ِِ لا : ُُ ًةيِطَع يِطْ ُ ي ٍلُ َرِل لََِ َا َُ َلَ يِطْ ُ ي اَمْيِف ُ ِلاَوْلا اِإ اَ ْ يِف ُعِ ْرَ ي ُ با لا ا ر َ Artinya : Dari Ibnu `Umar dan Ibnu `Abbas, Nabi Muhammad SAW bersabda : Tidak dihalalkah bagi seseorang yang memberikan suatu barang kemudian memintanya kembali barangnya kecuali orang tua yang memberikan sesuatu kepada anaknya. HR. an-Nasa`i ْنَع ِا َلاَ َم َسَ ِْيَ َع ُها ى َص ِها ِلْوُسَر ْنَع ِساَبَع ِنْب : ُُ ُبِيْقَ ي ِبْ َكلاَك ِِتبِ ِِ ُ ِاَ ْلا ِِتْيَ ِِ ُدْوُ َ ي ُ م م ا ر َ Artinya : Dari Ibnu `Abbas, Rasulull ah SAW bersabda : “Orang-orang yang menarik kembali hibahnya adalah seperti anjing muntah, kemudi an memakan kembali muntahannya”. HR. Muslim Pada dasarnya, hukum asal memberikan hibah hukumnya mubah boleh. Tetapi hukum tersebut dapat berubah sebagai berikut : a Wajib, yaitu hibah yang diberikan kepada istri maupun anak hukumnya wajib sesuai dengan kemampuan. b Haram, yaitu apabila harta yang dihibahkan ditarik kembali, kecuali hibah seorang ayah kepada anaknya. c Makruh, yaitu hibah menjadi makruh apabila dalam menghibahkan tersebut terkandung maksud untuk memperoleh imbalan tertentu.

2 Rukun dan syarat hibah

Walaupun hibah merupakan suatu akad yang sifatnya sukarela dan sekaligus untuk mempererat silaturahmi antara sesama kaum muslimin, namun dalam pelaksanaannya harus memperhatikan rukun dan syaratnya. Adapun rukun hibah itu adalah sebagai berikut : a Ada orang yang menghibahkan dan yang akan menerima hibah. Untuk itu disyarat- kan bahwa yang diserahkan itu benar-benar milik si penghibah, dan penghibah harus orang yang cakap untuk bertindak menurut hukum dewasa. Selain itu dilakukan atas kesadaran atau kehendak sendiri, bukan karena ada paksaan dari pihak lain. b Ada harta yang akan dihibahkan, dengan syarat :  Harta itu sepenuhnya milik penghibah,  harta itu jelas dan sudah ada,  harta itu bermanfaat dan tidak dilarang oleh agama. c Ijab kabul, yaitu pernyataan serah terima barang yang dihibahkan. BAHAN AJAR FIQIH 82 KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN AGAMA PROPINSI JAWA TENGAH - 7 -

3 Tatacara Melaksanakan Hibah

Hibah ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah dewasa. Hibah dilaksanakan dengan memberikan sesuatu yang kita miliki, baik uang, benda, rumah maupun benda lain kepada orang lain dengan alih kepemilikan, sehingga barang tersebut menjadi orang yang menerima hibah. Hibah dapat dilakukan dengan siapa saja, seperti antara ayah dan anaknya, antara murid dengan gurunya, antara teman dengan temannya dan sebagainya. Hibah juga dapat dilakukan oleh suatu badan atau lembaga kepada seseorang atau suatu lembaga. Demikian juga sebaiknya, hibah juga dapat dilakukan oleh seseorang kepada orang lain atau suatu lembaga tertentu. Hibah juga dapat dilakukan ketika pemberi hibah masih hidup maupun pemberi hibah sudah meninggal dunia yang sebelumnya pernah menulis atau berkata kepada seseorang untuk memberikan sebagian hartanya kepada seseorang. Hibah setelah pemberi hibah meninggal dunia disebut dengan hibah wasiat. Memberikan harta dengan cara hibah termasuk salah satu kebajikan yang patut dilakukan dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Harta yang telah dihibahkan menjadi milik yang menerima hibah dan tidak boleh diambil kembali oleh orang yang menghibahkan tersebut. Apabila hibah diberikan kepada tetangga yang keadaannya sama, maka yang paling berhak menerima adalah tetangga yang paling dekat.

4 Manfaat orang yang memberi hibah

Ada beberapa manfaat orang yang memberi hibah, diantaranya : a Akan terhindar dari sifat kikir atau bakhil; b Akan terbentuk sifat dermawan di dalam dirinya; c Akan dilapangkan rizkinya dan dimudahkan segala urusannya; d Akan tumbuh kesadaran bahwa harta itu semata-mata titipan Allah SWT. 1 Pengertian dan Hukum Hadiah Dalam kehidupan sehari-hari, istilah hadiah bukan merupakan kata asing karena kita sudah sering mendengarnya dan bahkan menerimanya dari orang lain. Jadi, hadiah adalah pemberian sesuatu dari seseorang kepada orang lain sehubungan dengan adanya suatu hal sebagai penghormatan karena prestasi atau suatu keadaan tertentu. Memberikan hadiah hukumnya mubah boleh sepanjang dimaksudkan untuk hal-hal yang positif. Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya agar saling

c. HADIAH