telah diikuti dengan ketentuan pelaksanaan dalam beberapa Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia tanggal 12 Mei 1999, yaitu tentang Bank Umum,
Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syarah, Bank Perkreditan Rakyat BPR, dan BPR Berdasarkan Prinsip Syariah.
Kini jumlah bank umum Syariah di Indonesia telah bertambah dengan telah beroperasinya kantor cabang Syariah Bank IFI, Bank Syariah Mandiri,
kantor-kantor cabang Syariah Bank BNI, kantor cabang Bank Jabar dan kantor cabang Bank Bukopin, disamping Bank Muamalat Indonesia dan 78
BPR Syariah yang telah ada. Untuk memfasilitasi perbankan Syariah ini dalam mengelola dananya, Bank Indonesia telah mengeluarkan beberapa
ketentuan mengenai Pasar Uang Antar Bank Syariah, Instrumen Pasar Uang Syariah yang berupa Sertifikat Inventasi Mudharabah Antar-bank IMA dan
Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia SWBI, ketentuan mengenai Giro Wajib Minimun bagi Bank Syariah dan Kliring antar Bank Syariah. Saat ini Bank
Indonesia juga sedang mempersiapkan Pedoman Standar Akutansi Keuangan
PSAK bagi Perbankan Syariah. Arifin, 2002 :
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang data- data serta perkembangan Penghimpunan Dana Bank Syariah sehingga dapat mengetahui
perubahan-perubahan yang terjadi terhadap perkembangan Penghimpunan Dana Bank Syariah, Tingkat Suku Bunga Deposito, Nisbah Bagi Hasil Mudharabah,
Jumlah Kantor Bank Syariah dan Kurs Valas.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.2.1. Perkembangan Penghimpunan Dana Bank Syariah
Perkembangan Penghimpunan Dana Bank Syariah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3 yang menjelaskan
bahwa pada tahun 2001 sampai 2010, Perkembangan terbesar Penghimpunan Dana Bank Syariah pada tahun 2003 sebesar 107,28 hal ini dikarenakan sudah
membaiknya makro perekonomian di Indonesia juga banyaknya jumlah kantor bank syariah dan terendah sebesar 25,11 terjadi pada tahun 2007, hal ini terjadi
karena masih terpengaruhnya inflasi yang tinggi damapak pada tahun 2005 sehingga masyarakat masih menahan uangnya untuk keperluan sehari - hari.
Penghimpunan Dana Bank Syariah terbesar pada tahun 2010 sebesar Rp.83184 Milyar dan Penghimpunan Dana Bank Syariah yang terendah yaitu pada tahun
2001 sebesar Rp. 2065 Milyar.
Tabel.3. Perkembangan Penghimpunan Dana Bank Syariah Tahun 2001-2010
Tahun Penghimpunan Dana Bank Syariah
Milyar Rp Perkembangan
2001 2065
- 2002
3228 56,31
2003 6691
107,28 2004 12914
93,00 2005 17296
33,93 2006 22337
29,14 2007 27948
25,11 2008 40591
45,23 2009 57762
42,30 2010 83184
44,01 Sumber : Statistik Bank Indonesia Jawa Timur diolah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.2.2. Perkembangan Tingkat Suku Bunga Deposito
Berdasarkan tabel 4 dapat dijelaskan bahwa perkembangan Tingkat Suku Bunga Deposito setiap tahunnya mengalami naik turun yang tidak tentu besarnya.
Hal ini dapat dilihat pada tabel 2 yang menjelaskan bahwa pada tahun 2001 sampai 2010, Perkembangan terbesar Tingkat Suku Bunga Deposito pada tahun
2005 sebesar 3,88 dikarenakan pada tahun 2005 terjadi penurunan nasabah yang menyebabkan pemerintah memberikan tingkat bunga yang besar agar para
nasabah banyak lagi yang menabung dan terendah sebesar -4,89 terjadi pada tahun 2003, Tingkat Suku Bunga Deposito terbesar pada tahun 2001 sebesar
15,48 . dan Tingkat Suku Bunga Deposito yang terendah yaitu pada tahun 2004 sebesar 7,07 .
Tabel.4. Perkembangan Tingkat Suku Bunga Deposito Tahun 2001 - 2010 Tahun
Tingkat Suku Bunga Perkembangan
2001 15,48 -
2002 15,28
- 0,20 2003
10,39 - 4,89
2004 7,07
- 3,32 2005 10,95
3,88 2006 11,63
0,68 2007
8,24 - 3,39
2008 10,43 2,19
2009 9,55
- 0,88 2010
7,61 - 1,94
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.2.3. Perkembangan Nisbah Bagi Hasil Mudharabah
Berdasarkan tabel dibawah dapat diketahui bahwa perkembangan Nisbah Bagi Hasil Mudharabah selama tahun 2001 – 2010 cenderung mengalami
fluktuasi. Perkembangan tertinggi selama periode penelitian adalah tahun 2002 sebesar 3,50 dengan nilai Nisbah Bagi Hasil Mudharabah sebesar 11,47 , hal
ini disebabkan karena adanya perkembangan syariah yang banyak diminati oleh masyarakat dan terendah sebesar -2,56 tahun 2004, hal ini disebabkan karena
adanya kenaikkan harga BBM dan inflasi yang semakin meningkat. Nisbah Bagi Hasil Mudharabah terbesar tahun 2002 sebesar 11,47 dan Nisbah Bagi Hasil
Mudharabah yang terendah yaitu pada tahun 2008 sebesar 6,83 .
Tabel.5. Perkembangan Nisbah Bagi Hasil Mudharabah Tahun 2001-2010 Tahun
Nisbah Bagi Hasil Mudharabah Perkembangan
2001 7,97 -
2002 11,47
3,50 2003
10,50 - 0,97
2004 7,94
- 2,56 2005
7,20 - 0,74
2006 7,39 0,19
2007 6,98
- 0,41 2008
6,83 - 0,15
2009 8,54 1,71
2010 7,55
- 0,99 Sumber : Bank Indonesia Cabang Surabaya diolah
4.2.4. Perkembangan Jumlah Kantor Bank
Berdasarkan tabel 6 dapat dijelaskan bahwa perkembangan Jumlah Kantor Bank setiap tahunnya mengalami peningkatan yang tidak tentu besarnya.
Perkembangan Jumlah Kantor Bank, yang tertinggi terjadi pada tahun 2003
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
sebesar 69,56 hal ini terjadi karena pada tahun 2003 semakin banyak masyarakat yang menginginkan menabung di bank syariah dan sekarang banyak
cabang – cabang bank syariah dan terendah sebesar 11,59 terjadi pada tahun 2007 hal ini dikarenakan pada tahun 2005 masih ada dampak terjadi inflasi yang
tinggi sehingga banyak masyarakat menahan uangnya untuk keperluan sehari - hari. Jumlah Kantor Bank terbesar pada tahun 2010 sebesar 1477 unit dan Jumlah
Kantor Bank yang terendah yaitu pada tahun 2001 sebesar 96 unit.
Tabel.6. Perkembangan Jumlah Kantor Bank Tahun 2001-2010 Tahun
Tingkat Jumlah Kantor Bank Unit
Perkembangan 2001
96 -
2002 138
43,75 2003
234 69,56
2004 337
44,01 2005
436 29,37
2006 509
16,74 2007
568 11,59
2008 790
39,08 2009
998 26,32
2010 1477 47,99
Sumber : Bank Indonesia Cabang Surabaya diolah
4.2.5. Perkembangan Kurs Valuta Asing
Perkembangan Kurs Valuta Asing dari tahun ke tahun mengalami fluktuatif. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5 yang menjelaskan bahwa pada tahun
2001 sampai 2010, Perkembangan terbesar Kurs Valuta Asing pada tahun 2000 sebesar 16,25 hal ini dikarenakan pada tahun 2008 terjadi adanya krisis minyak
mentah dunia serta kenaikan harga BBM dan terendah sebesar – 23,39 terjadi pada tahun 2009, hal ini dikarenakan sudah membaiknya makro perekonomian di
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Indonesia sehingga Kurs Valuta Asing mengalami penguatan, Kurs Valuta Asing terbesar pada tahun 2008 sebesar Rp.10.950 dan Kurs Valuta Asing yang terendah
yaitu pada tahun 2009 sebesar Rp. 8388.
Tabel.7. Perkembangan Kurs Valuta Asing Tahun 2001 - 2010 Tahun
Kurs Valuta Asing Rupiah
Perkembangan 2001
10400 -
2002 8940
- 14,03 2003
8465 - 5,31
2004 9290
9,74 2005
9830 5,81
2006 9020
- 8,24 2007
9419 4,42
2008 10950
16,25 2009
8388 - 23,39
2010 8949
6,68 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah
4.3. Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik BLUE Best Linier Unbiased Estimator.