satu rangkaian yang saling berkaitan dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan halaman.
C. DEWASA AWAL
1. Pengertian Dewasa Awal
Istilah adult berasal dari kata kerja Latin yang berarti tumbuh menjadi kedewasaan Hurlock, 1990.Santrock 2012 mengemukakan
bahwa masa dewasa awal disebut juga sebagai masa beranjak dewasa emerging adulthood yaitu masa transisi antara remaja ke dewasa.Oleh
karena itu, orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat
bersama dengan orang dewasa lainnya Hurlock, 1990.Masa dewasa awal terjadi pada individu yang berusia 18-25 tahun.
Terdapat dua kriteria yang menunjukkan bahwa individu telah memasuki masa dewasa awal yaitu mandiri secara ekonomi dan mandiri
dalam membuat keputusan.Pencapaian individu dalam hal kemandirian ekonomi ditandai dengan adanya pekerjaan tetap yang dijalani
individu.Hal tersebut didukung karena dalam masa dewasa awal biasanya individu telah menyelesaikan sekolah, baik tingkat Sekolah Menengah
Atas maupun Perguruan Tinggi. Individu dewasa awal dapat secara mandiri membuat keputusan
secara luas tentang karir, nilai-nilai, keluarga dan hubungan, serta tentang gaya hidup Santrock, 2002. Mandiri dalam membuat keputusan juga
dapat ditunjukkan dengan bertanggungjawab secara sepenuhnya terhadap diri individu. Individu dewasa awal dapat mempertanggungjawabkan
tindakan yang dilakukan serta mengembangkan pengendalian emosi di dalam dirinya Santrock, 2012
2. Perkembangan Dewasa Awal
a. Perkembangan Fisik Dewasa Awal
Pada masa dewasa awal ini individu tidak hanya mengalami peningkatan dari performa fisik, namun di sisi lain sebagian individu
juga mengalami penurunan dalam performa fisiknya. Ketika beranjak dewasa banyak individu mengembangkan gaya hidup yang kurang
baik seperti makan tidak teratur, menjadi perokok sedang atau berat, minum alkohol sesekali atau menjadi peminum berat, tidak
berolahraga dan kurang tidur di malam hari. Gaya hidup yang kurang baik berakibat pada kondisi kesehatan yang buruk Cousineau,
Goldstein, Franco, 2005 dalam Santrock, 2012. b.
Perkembangan Kognitif Dewasa Awal Individu dewasa awal memiliki pengetahuan yang lebih banyak
dibandingkan ketika masa remaja.Piaget Santrock, 2012 berpendapat bahwa tahap pemikiran formal-operasional merupakan ciri dari
individu dewasa. Pada masa dewasa awal, pemikiran individu menjadi lebih
sistematis dan
terampil dalam
menyusun rencana
maupun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hipotesis.Individu menyadari bahwa jawaban atas permasalahan perlu bersifat realistis dan praktis Ketika memasuki masa dewasa awal,
individu menyadari bahwa setiap orang memiliki pandangan yang berbeda dan beragam.Individu mulai memahami bahwa dirinya tidak
dapat menggunakan satu jawaban atas permasalahan pada semua keadaan.
c. Perkembangan SosioEmosi Dewasa Awal
Pada masa dewasa awal, individu memiliki suasana hati yang tidak berubah-ubah, cenderung lebih mampu bertanggung jawab, dan lebih
jarang terlibat dalam tindakan-tindakan berisiko. Menurut Erikson Santrock, 2012 masa dewasa awal merupakan
masa tahapan keintiman vs isolasi. Keintiman merupakan suatu proses dimana individu berusaha menemukan diri dan meleburkan diri sendiri
di dalam diri orang lain. Dalam prosesnya, komitmen dengan orang lain
dibutuhkan dalam
keintiman. Ketika
seseorang gagal
mengembangkan relasi yang intim di masa dewasa awal maka ia akan mengalami isolasi. Ketidakmampuan mengembangkan relasi yang
bermakna dengan orang lain dapat menyebabkan terlukanya pribadi individu. Hal tersebut dapat mengarahkan individu untuk mengabaikan
atau menyerang orang lain yang dianggap menimbulkan frustasi. Ketika memasuki masa dewasa awal, hubungan individu dengan
teman-teman kelompok sebaya masa remaja akan mejadi renggang, keterlibatan dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan terus
berkurang. Pada masa ini individu dewasa awal rentan mengalami keterasingan sosial.
D. Dinamika Hubungan Kematangan Emosi dengan Kecenderungan Perilaku Cyberbullying pada Dewasa Awal
Kematangan emosi merupakan tahapan tercapainya kedewasaan perkembangan emosional individu ketika individu mampu mengendalikan
emosi secara terarah dan mampu melihat persoalan secara objektif sehingga perilaku yang ditunjukkan tidak merugikan bagi diri individu tersebut serta
orang lain. Individu yang telah mencapai kematangan emosi yang baik dapat menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bertindak, tidak beraksi
tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak Hurlock, 1994. Oleh sebab itu individu yang seringkali diidentikkan dengan kondisi kematangan emosi yang
baik adalah individu yang berada pada masa dewasa awal Pada masa dewasa awal, individu tidak lagi dianggap sebagai seorang
anak-anak maupun remaja. Ketika memasuki masa dewasa awal, hubungan individu dengan kelompok teman sebaya masa remaja menjadi renggang dan
keterlibatan dalam kegiatan kelompok di luar rumah akan terus berkurang Hurlock, 1990. Individu akan mencari alternatif untuk tetap menjalin
hubungan dengan orang lain. Kehadiran situs jejaring sosial dimanfaatkan sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain. Namun di sisi lain,
keberadaan situs jejaring sosial dipergunakan sebagai sarana untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyalurkan agresi terhadap orang lain. Salah satu jenis perilaku agresi yang dilakukan secara online adalah cyberbullying.
Perilaku cyberbullying dapat dilakukan oleh individu dengan usia peralihan dari masa remaja ke masa dewasa. Salah satu kelompok individu
yang sedang berada pada tahap dewasa awal adalah mahasiswa. Kiriakidis dan Kavora 2010 menemukan bahwa perilaku cyberbullying mengalami
peningkatan berdasarkan usia, dan mahasiswa adalah kelompok yang mempergunakan internet dan media sosial lebih sering, yaitu berupa e-mail,
instan messaging, dan chats. Sehingga mahasiswa memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan dan mengalami perilaku cyberbullying
Palfrey Gasser, 2008. Salah satu faktor yang dianggap mempengaruhi cyberbullying adalah
karakteristik kepribadian seseorang Maulida, 2011. Camodeca Goosens 2005 dalam Kowalski 2012 memaparkan karakteristik dari pelaku
cyberbullying. Individu yang melakukan cyberbullying adalah individu yang senang mendominasi orang lain dominan, senang melakukan kekerasan,
cenderung temperamental, impulsif, mudah frustasi, sulit untuk mengikuti aturan dan menunjukkan sedikit rasa empati atau belas kasihan kepada
mereka yang menjadi korban bully. Adanya faktor anonimitas ketika melakukan cyberbullying menyebabkan
individu yang melakukan perilaku cyberbullying lebih leluasa dalam membully korbannya karena pelaku tidak dapat melihat secara langsung
konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya Slonje Smith dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Francisco, Simão, Ferreira, Martins, 2014, selain itu anonimitas dapat menyamarkan identitas dari pelaku sehingga pelaku merasa tidak perlu
bertanggung jawab atas dampak yang diterima oleh korban dan menganggap bahwa korban pun tidak akan mengetahui pelaku. Jika individu telah
mencapai kematangan emosi yang baik, ia mampu mempertanggungjawabkan keputusan maupun tindakan yang ia ambil. Tidak hanya bersembunyi di balik
layar computer yang mana identitasnya bisa disembunyikan maupun disamarkan.
Perilaku yang tergolong ke dalam cyberbullying yaitu menyebarkan informasi kurang menyenangkan tentang orang lain, memberikan komentar
yang mengolok-olok dan tidak sopan, serta memberikan pernyataan ancaman. Hal tersebut dilakukan melalui e-mail, chat room, situs jejaring sosial seperti
facebook, twitter, instagram, dan melalui pesan singkat. Individu yang menjadi pelaku cyberbullying
merupakan seseorang
yang senang mendominasi orang lain, padahal ketika individu mampu menerima
kenyataan bahwa tiap orang memiliki perbedaan maka ia akan mampu menghargai kekurangan serta kelebihan individu lain. Perbedaan yang
dimiliki oleh orang lain akan dihargai sebagai keberagaman bukan sebagai bahan untuk menjatuhkan orang tersebut. Ketika individu memiliki
kematangan emosi yang baik, ia dapat menerima perbedaan yang dimiliki oleh tiap individu serta beradaptasi dengan karakteristik individu lain maupun
dengan situasi apapun. Sebaliknya ketika kematangan emosi pada diri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
individu masih belum baik maka ia akan mudah untuk memberikan ejekan ataupun olokan kepada orang lain yang ia anggap berbeda dengan dirinya.
Individu yang telah matang emosinya akan peka terhadap ekspresi perasaan yang ditunjukkan oleh orang lain, selain itu ia mampu berempati
atau menempatkan diri pada posisi orang lain sehingga ia mengerti perasaan atau pikiran yang dimiliki oleh orang lain. Bertolak belakang dengan pelaku
cyberbullying, pelaku dikarakteristikkan sebagai seseorang yang memiliki rasa empati yang kurang. Beberapa individu menganggap cyberbullying
sebagai sebuah hiburan, yaitu hanya sebagai sebuah permainan yang dimaksudkan untuk melukai orang lain N. Willard, 2007. Para pelaku
bermaksud iseng sehingga mereka lebih cenderung menggunakan teknologi daripada melakukannya secara langsung. Hanya untuk bersenang-senang saja
dijadikan alasan oleh orang-orang yang melakukan bullying P.K. Smith, L. Talamelli, H. Cowie, P. Naylor, P. Chauhan, 2004.
Rahayu 2008 mengungkapkan bahwa individu yang belum stabil dan kurang matang emosinya dapat lebih mudah muncul perilaku agresinya
daripada yang telah matang emosinya.Hal tersebut dapat disebabkan individu tersebut masih belum mampu mengontrol emosi serta responnya terhadap
stimulus negatif.Individu yang pada tahap dewasa awal seharusnya dapat mempertanggungjawabkan tindakan yang dilakukan serta mengembangkan
pengendalian emosi di dalam dirinya Santrock, 2012. Di sisi lain, Individu yang telah mencapai kematangan emosi yang baik
mampu meredam dorongan agresi yang ditunjukkan dengan tidak melakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perilaku cyberbullying, mampu mengendalikan emosinya, pandai membaca perasaan orang lain, serta dapat memelihara hubungan baik dengan
lingkungannya, Rahayu, 2008. Sehingga jika seseorang sudah memiliki kematangan emosi yang baik maka kecenderungan ia untuk bertindak
cyberbullying semakin rendah, begitu pula sebaliknya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Kerangka Penelitian