113
2. Kualitas Perangkat Pembelajaran
a. Analisis Kevalidan Perangkat Pembelajaran
Analisis kevalidan perangkat pembelajaran terdiri dari penilaian LKS dan penilaian RPP oleh ahli dari dosen pendidikan matematika dan guru
matematika. 1
Penilaian RPP Penilaian RPP dilakukan oleh 3 validator yang terdiri dari 2 validator
yang berasal dari dosen pendidikan matematika dan 1 validator yang berasal guru matematika SMP. Penilaian RPP mencakup beberapa aspek yaitu
identitas sekolah, rumusan tujuan pembelajaran, materi pokok, alokasi waktu, metode pembelajaran, media dan sumber belajar, langkah-langkah
kegiatan pembelajaran, penilaian. Berikut ini merupakan tabel hasil validasi RPP oleh ahli dosen dan guru. Untuk rincian hasil analisis dapat dilihat pada
Lampiran C.1.
Tabel 24. Hasil validasi RPP
No Aspek penilaian
Skor rata-rata
Kategori
1 Identitas Sekolah
5 Sangat Valid
2 Rumusan Tujuan Pembelajaran
4,11 Valid
3 Materi pokok
4,17 Valid
4 Alokasi waktu
4 Valid
5 Metode Pembelajaran
4,17 Valid
6 Media dan sumber belajar
4,05 Valid
7 Langkah-langkah kegiatan
pembelajaran 4,11
Valid 8
Penilaian 4,09
Valid
Skor rata-rata 4,24
Sangat Valid
114 2
Penilaian LKS Penilaian LKS dilakukan oleh 3 validator yang berasal dari dosen
pendidikan matematika dan guru matematika. Penilaian LKS mencakup beberapa aspek yaitu keseuaian dengan syarat didaktis, kesesuaian dengan
syarat konstruksi, kesesuaian materiisi, kesesuaian dengan pendekatan pemecahan masalah yang mengacu learning trajectory, dan keseuaian
dengan syarat teknis. Berikut ini merupakan tabel hasil validasi LKS oleh ahli dosen dan guru. Untuk rincian hasil analisis dapat dilihat pada
Lampiran C.2.
Tabel 25. Hasil validasi LKS
No. Aspek Penilaian
Skor rata- rata
Kategori
1 Kesesuaian dengan syarat didaktis 3,95
Valid 2
Kesesuaian dengan syarat konstruksi
4,37 Sangat Valid
3 Kesesuaian materiisi
4,11 Valid
4 Kesesuaian LKS berbasis
pendekatan pemecahan masalah mengacu pada learning trajectory
3,94 Valid
5 Kesesuaian dengan syarat teknis
4,31 Sangat Valid
Skor rata-rata 4,15
Valid
b. Analisis Kepraktisan Perangkat Pembelajaran
Penilaian kepraktisan perangkat pembelajaran berupa LKS dilakukan dengan memberikan angket respon siswa setelah penggunaan LKS selama
pembelajaran. Berikut ini merupakan hasil analisis kepraktisan dari LKS dari angket respon siswa.
115 Tabel 26. Hasil Angket Respon Siswa
No. Aspek Penilaian
Skor rata- rata
Kategori
1. Ketepatan penggunaan
bahasa 3,01
Praktis 2.
MateriIsi LKS 2,98
Praktis 3.
Penggunaan LKS dalam pembelajaran
3,18 Praktis
4. Kemenarikan
2,88 Praktis
Skor rata-rata 3,01
Praktis
Berdasarkan Tabel 26. perangkat pembelajaran termasuk ke dalam kategori praktis. Untuk mengetahui rincian analisis angket respon siswa dapat dilihat
pada lampiran C.3.
Dan berikut ini merupakan hasil analisis dari angket respon guru. Tabel 27. Hasil Angket Respon Guru
No. Aspek Penilaian
Skor rata- rata
Kategori
1. Materi
4 Sangat Praktis
3. Kemenarikan
3,25 Sangat Praktis
4. Penggunaan LKS dalam
pembelajaran 3,36
Sangat Praktis
Skor rata-rata 3,45
Sangat Praktis
Berdasarkan Tabel 27. Perangkat pembelajaran dikatakan sangat praktis. Untuk melihat lebih detail hasil analisis angket respon guru dapat dilihat
pada Lampiran C.4.
c. Analisis Keefektifan Perangkat Pembelajaran
Keefektifan perangkat pembelajaran diukur melalui hasil tes belajar siswa. 1
Hasil perhitungan tes kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat pada Tabel 28. berikut.
116 Tabel 28. Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
No Aspek Penilaian
Persentase ketercapaian
1. Kemampuan memahami masalah
87 2.
Kemampuan merencanakan
strategi penyelesaian
79 3.
Kemampuan menjalankan
rencana penyelesaian
80 4.
Kemampuan memeriksa kembali 79
Rata-rata persentase seluruh aspek 81
2 Persentase siswa yang mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 75
Berikut ini merupakan persentase ketuntatan dari tes hasil belajar siswa dengan KKM 75.
Tabel 29. Hasil tes belajar siswa Siswa tuntas
27 Persentase ketuntasan
= ,
Siswa tidak tuntas 5
Jumlah siswa 32
Ketuntasan tes hasil belajar sebesar 84,34. Artinya perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria keefektifan yang
menyatakan bahwa persentase siswa yang mencapai KKM 75. 3
Perolehan nilai rata-rata kelas lebih dari KKM yang telah ditentukan yaitu 75
a Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan SPSS statistic dengan uji one-sample komogorov-smirnov dapat diketahui bahwa
nilai rata-rata tes siswa berdistribusi normal. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikasinya lebih besar dari
� = 0,0 . Hasil uji
117 normalitas
menggunakan one-sample
Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai Asymp. sig 2-tailed
= 0, artinya lebih besar dari
taraf signifikansi �=0,0 . Berdasarkan kriteria keputusannya �
diterima jika nilai signifikasinya � = 0,0 . Kesimpulan yang
diperoleh adalah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji one-sample Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada
Lampiran C.6.
b Pengujian hipotesis
Berdasarkan hasil uji SPSS menggunakan one-sample t-test, diperoleh data bahwa nilai rata-rata kelas sebesar 81,8125 sehingga
dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata kelas lebih dari 75. Hasil SPPS menunjukkan juga bahwa nilai
�
ℎ� ��
dengan derajat kebebasan ��=31 adalah ,0 dan nilai sig. 2-tailed = 0.000 artinya lebih
kecil dari taraf signifikansi � = 0,0 . Berdasarkan kriteria
keputusannya dapat dikatakan bahwa pembelajaran efektif dengan nilai rata-rata kelas lebih dari KKM yaitu 75. Hasil uji one-sample t-
test dapat dilihat pada Lampiran C.6.
Berdasarkan analisis keefektifan, perangkat pembelajaran dikatakan efektif karena telah memenuhi kriteria persentase siswa yang mencapai
ketuntasan KKM sebesar 84,34 dan nilai rata-rata kelas terhadap tes kemampuan pemecahan masalah adalah 81,8125 yang berarti sudah
melebihi nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 75.
118
B. Pembahasan