Pengertian Fungsi Surat Berharga

mengemukakan pendapatnya mengenai Hukum Perdagangan Internasional, diantaranya, Schmitthoff mendefenisikan hukum perdagangan internasional sebagai :”..... the body of rules governing commercial relationship of a private law nature involvingdifferent nations” 9 . Schmithoff menjelaskan bahwa aturan- aturan tersebut bersifat komersial. Artinya, Schmithoff dengan tegas membedakan antara hukum perdata dengan hukum publik. Schmithoff menegaskan wilayah hukum perdagangan Internasional tidak termasuk atau terlepas dari aturan-aturan hukum Internasional Publik yang mengatur hubungan-hubungan komersial.M. Rafiqul Islam dalam hal ini Rafiqul Islam memberikan batasan Perdagangan Internasional sebagai berikut : “.... a wide ranging transnational,commercial exchange of goods and services between individual business persons,trading bodies and statses” Memberikan batasan keterkaitan erat antara Perdagangan Internasional dan hubungan keuangan financial relationship 10 . Sedangkan Michelle Sanson yang merupakan Sarjana dari Australia memberikan batasan bidang ini sesuai dengan pengertian kata-kata dan bidang hukum,dagang, dan internasional. Menurutnya Hukum Perdagangan Internasional yakni “ can be defined as the regulation of the conduct of parties involved in the exchange of goods,services and technology between nations.” Sanson menyebut bidang hukum ini adalah the regulation of the conduct of parties. Para pihaknya juga dibuat tidak jelas, hanya dikatakan parties. Lain hal mengenai objek kajiannya yang jelas,seperti jual beli barang, jasa dan tekhnologi 11 . Lain halnya dengan Hercules BooysenBeliau dalam upayanya 9 Ibid 10 Ibid.Hlm.4 11 Ibid.Hlm.5 memberikandefenisi tersebut, mengungkapkan unsur-unsur dari defenisi perdagangan internasional, yakni terdapat tiga hal : a Hukum Perdagangan Internasional dapat dipandang sebagai suatu cabang khusus dari hukum Internasional. b Hukum Perdagangan Internasional adalah aturan-aturan hukum Internasional yang berlaku terhadap perdagangan barang,jasa dan perlindunganhak atas kekayaan intelektual HAKI. 12 Kesadaran untuk melakukan transaksi Perdagangan Internasional cukup lama disadari oleh para pelaku pedagang di tanah air sejak abad ke-17,salah satunya oleh Kepala suku Bugis dalam berlayar hanya dengan menggunakan perahu-perahu bugis yang kecil yang mampu menyeberangi lautan hingga ke wilayah lain.Semakin cepat proses transaksi terjadi maka keuntunganpun akan semakin besar di dapatkan oleh pihak pengusaha.Sejalan dengan hal tersebut dibutuhkan suatu dokumen yang dapat memudahkan berjalannya kegiatan perdagangan tersebut dengan lancar, aman dan praktis. Suatu alat yang mampu untuk mengakomodir setiap perincian mengenai keiagaan-kegiatan perdagangan. Oleh karena itu diciptakan suatu dokumen yang disebut sebagai surat berharga yang memiliki nilai ekonomis yang dapat diperjualbelikan kepada siapapun. Istilah surat berharga ini, dikenal dalam Bahasa Belanda yakni “Waarde Papier”.Waarde berarti nilai dan dalam KUHD diartikan berharga dan papieren berarti kertas berharga. Disamping hal tersebut terdapat beberapa istilah lainnya yakni negotiable instruments, negotiable papers,transfarable papers,dan 12 Masrurifarhan.wordpress.com diakses pada tanggal 05-06-2010 commercial papers. Surat berharga mengacu pada suatu jenis benda tertentu yang dipergunakan sebagai alat membayar utang. Di samping hal tersebut Surat berharga sebagai suatu alat yang praktis. Dalam artian setiap orang yang ingin melakukan transaksi tidak perlu membawa uang dalam jumlah yang besar sebagai alat pembayaran, hanya dengan menggunakan surat berharga. Hal ini didasari karena faktor keamanan, dimana dewasa ini marak terjadi kejahatan baik itu pencurian, penipuan dan lain sebagainya, yang mana untuk tidak terkena masalah tersebut dibuatlah suatu Surat berharga. Selain karena faktor keamanan,surat berharga juga sudah menjadi mode masa kini, komoditi dalam dunia bisnis atau objek perjanjian sehingga lebih menguntungkan dan lebih bervariasi. Pengertian secara umum tentang surat berharga tidak dapat diketemukan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, namun terdapat beberapa sarjana berkenaan dengan surat berharga tersebut mengemukakan pendapatnya mengenai hal tersebut. Beberapa pengertian mengenai surat berharga dapat kita jumpai dalam beberapa peraturan sebagai berikut : 1. Dalam Peraturan Bank Indonesia No.716PBI2005 disebutkan bahwa Surat berharga adalah dokumen yang mempunyai nilai bagi penyimpan yang tidak dapat diperdagangkan di pasar uang dan atau pasar modal. 2. Dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1998 sebagaimana yang telah merubah Undang-Undang No.7 tahun 1992tentangPerbankan yang menyebutkan pada pasal 1 butir ke 10 Bahwa Surat berharga ialah Surat pengakuan hutang,wesel,saham,obligasi,sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya atau kepentingan lain,atau suatu kewajiban dari penerbit,dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang. Sedangkan menurut para ahli yang menjadi defenisi dari surat berharga yakni : Molengraff dalam bukunya “Leidraad II” mengatakan “Akten of bewijsstukken, welke krachtens beschikking van de uitgover of krachtens wetsbepalingen het uitsluitende middel tot legitimatie zijn,althans nodig zijn voor de invordering,worden wel waarde papieren of papieren van waarde genoemd”,yang artinya akta atau surat bukti yang menurut keputusankehendak penerbit atau ketentuan undang-undang adalah salah satunya alat pengesahan,setidak- tidaknya diperlukan untuk penagihan, itu disebut surat berharga atau surat yangberharga. Menurut Zevenbergen dalam bukunya “Leerboek” mengatakan untuk kepentingan pengertian yang benar mengenai surat berharga,menurut hemat kami harus dipegang teguh prinsip mengenai perikatan,yang menjadi dasar hukum diterbitkannya surat berharga itu,ialah apa yang disebut “perikatan dasar” onderliggende verbintenis,yang melakukan peranan sebagai alat bukti atas kesemuannya itu,mengenai apa yang ditentukan di dalamnya,kecuali dalam hal-hal luar biasa,yang di sini juga harus diperhatikan. Sedangkan ScheltemaWiarda dalam bukunya “Wissel-en Chequerecht”, berpendapat Pada akhir tujuan kami tentang pengertian surat berharga, kami berpendapat bahwa akta kepada-pengganti aan order, to order dan akta kepada-pembawa aan tonder, to bearer adalah akta-akta uang sengaja dibuat atau diterbitkan untuk memberi pembuktian tentang perikatan uang disebut di dalamnya. Berbeda pula dengan Abdulkadir Muhammad yang mengatakan bahwa Surat berharga adalah surat yang oleh penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai pelaksanaan pemenuhan suatu prestasi yang berupa pembayaran sejumlah uang, melainkan dengan menggunakan alat bayar lain. Alat bayar itu berupa surat yang di dalamnya mengandung suatu perintah kepada pihak ke tiga atau pernyataan sanggup untuk membayar sejumlah uang kepada pemegang surat itu. Sedangkan surat-surat yang mempunyai harga atau nilai bukan alat pembayaran,penerbitnya tidak untuk diperjualbelikan, melainkan sekedar sebagai alat bukti diri bagi pemegang bahwa dia sebagai orang yang berhak atas apa yang disebutkan atau untuk menikmati hak yang disebutkan dalam surat itu.Bahkan bagi yang berhak, apabila surat bukti itu lepas dari penguasaannya, ia masih dapat memperoleh barang atau haknya itu dengan menggunakan alat bukti lain. Serta Velt Meijer yang menyebutkan bahwa surat berharga adalah suatu alat bukti dari suatu tagihan atas orang yang menandatangani surat itu, tagihan mana dipindahtangankan dengan menyerahkan surat itu dan akan dilunasi sesudah surat itu ditunjukkan. Menurut 6 orang ahli hukum tersebut, terdapat perbedaan-perbedaan pandangan mengenai apa yang dimaksud dengan defenisi dari surat berharga, yakni : a Molengraaff berpendapat bahwa surat berharga ialah suatu bukti satu-satunya alat pengesahan untuk melakukan suatu penagihan b Zevenbergen berpendapat bahwa surat berharga ialah surat kepada-pengganti, surat kepada-pembawa dan surat rekta. c ScheltemaWiarda berpendapat bahwa surat berharga ialah akta kepada pengganti dan akta kepada pembawa. d Wirjono Prodjodikoro berpendapat bahwa surat berharga ialah surat yang dapat dipakai untuk melakukan pembayaran dan dapat diperdagangkan. e Abdulkadir Muhammad berpendapat bahwa surat berharga ialah pelaksanaan pemenuhan suatu prestasi yang berupa pembayaran sejumlah uang. f Velt Meijer berpendapat bahwa surat berharga ialah alat bukti dari suatu tagihan atas orang yang menandatangani. Dalam praktiknya, kita juga sering mengenal istilah “Surat yang berhargaSurat yang mempunyai harga”. Terdapat perbedaan antara Surat Berharga dengan Surat yang berharga. Surat berharga diterbitkan sebagai instrumen pembayaran, berbeda halnya dengan surat yang berharga yang diterbitkan hanya sebagai alat bukti bagi seseorang sebagaimana identitas yang tertera di surat tersebut. Contohnya, Kartu Tanda Pengenal KTP, Surat Izin Mengemudi SIM, Akta Ijazah, Sertifikat, Piagam, Tiket dan lainnya. Perbedaan antara surat berharga dengan surat yang mempunyai harga adalah terletak pada sifat mudah atau sukar diperjualbelikan 13 . Surat berharga mudah untuk diperjualbelikan dengan pihak manapun, sedangkan surat yang berharga sukar untuk diperjualbelikan. Mengenai jenis-jenis dari surat yang berharga tersebut adalah sebagai berikut : a. Surat Rekta Surat Rekta ini merupakan suatu hak yang menurut undang-undang dapat diberi bentuk sebagai surat berharga. Tetapi dengan kehendak para pihak agar akta tersebut sukar untuk diperjualbelikan,maka diterbitkanlah dalam suatu bentuk tertentu, oleh karena itu disebut dengan surat yang berharga.Para pihak 13 Joni Emirzon.Hukum Surat Berharga dan Perkembangannya Di Indonesia. Indonesia.Jakarta : Prehalindo, 2001 Hal.15 mengkehendaki agar kedudukan kreditur tidak diganti dan dibentuklah surat tersebut sehingga peralihan kreditur itu sukar dilaksanakan. b. Surat Bukti Diri Surat bukti diri dimaksudkan bahwa pemegangnya adalah pemilik yang sah. Surat bukti diri itu diterbitkan tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan, tetapi guna mempermudah pihak debitur guna mengenal krediturnya. Sebagai contoh, apabila seseorang menitipkan bukunya kepada temannya, maka temannya tersebut menerima suatu mandat. Hak untuk menuntut penyerahan barang tersebut tidak dapat dialihkan ke pihak lain, tetapi hanya guna memudahkan si penerima buku bilamana buku tersebut ingin diserahkan kepada temannya selaku pemilik yang sah. c. Surat Pengakuanperintah membayar utang atas nama Merupakan surat yang diterbitkan dan ditandatangani dan diserahkan kepada kreditur, tetapi dengan maksud tidak ingin dialihkan kepada orang lain.Apabila dikemudian hari surat tersebut ingin dialihkan kepada pihak lain, maka penyerahannya harus dilakukan dengan cara sesi, dimana terdapat kesulitan dan diawasi oleh debitur.Apabila debitur tidak diminta persetujuannya, maka sesi tersebut tidak mengikat padanya. Surat pengakuan utang atas nama berisi pengakuan debitur,bahwa ia telah berutang kepada kreditur sejumlah uang tertentu,selama jangka waktu tertentu dan pengembalian dengan bunga tertentu. Sebagai contoh yakni Surat deposito,surat tabungan, dan sebagainya.

2. Fungsi Surat Berharga

Sebagai suatu dokumen yang penting dalam lalu lintas perdagangan, surat berharga memiliki fungsi yang kedudukannya menggantikan uang, selain itu fungsi surat berharga sebagai berikut : a. Sebagai Alat Pembayaran. Surat berharga sebagai sebuah dokumen penting memiliki fungsi yang setara dengan uang, dalam artian memudahkan terjadinya kegiatan bisnis. Hal ini tentunya sangat memberikan dampak yang penting bagi masyarakat, khususnya kaum Pengusaha, karena mereka tidak perlu lagi untuk membawa uang tunai dalam jumlah yang besar, tetapi hanya dengan menggunakan sebuah dokumen saja hal tersebut dapat terlaksana dengan baik. Lembaran surat berharga tersebut antara lain, Wesel, Cek, Bilyet Giro, dan lain sebagainya. b. Pembawa hak Surat berharga berfungsi sebagai pembawa hak, dalam artian bahwa tanpa adanya pembuktian lebih lanjut lagi baik mengenai keabsahan perikatannya, maupun ada tidaknya itikad baik dari pemegangnya. Setiap orang yang dapat mendalilkan bahwa ia adalah pemegang surat berharga tersebut adalah pemegang yang sah demi hukum.Siapa saja membawa surat berharga tersebut dapat menukarkannya dengan sejumlah nilai uang tanpa adanya pembuktian-pembuktian lebih lanjut lagi. c. Surat bukti hak tagih Pemegang surat berharga berhak atas sejumlah barang atau uang sebagaimana yang tercantum dalam lembaran surat berharga tersebut. Meskipun pemegang surat berharga tersebut tidak sama dengan nama yang tercantum dalam dokumen tersebut, ia dapat mendalilkan hak tagihnya. Hal ini mungkin saja terjadi dikarenakan adnya peralihan surat berharga yang dilakukan oleh Pemegang pertama kepada pihak lain. Apabila memang terjadi peralihan tersebut maka peralihannya didasarkan dari Endosemen dari pemegang pertama, yang disebut dengan legitimasi formil. Praktisnya bahwa dengan surat berharga dapat ditukar dengan sejumlah uang tertentu atau memperoleh sejumlah barang yang dapat diperjual belikan. d. Salah satu Instrumen untuk memindahkan tagihan Dalam artian bahwa pemilik surat berharga tersebut dapat memindahkan hak tagih kepada pihak lain dengan mudah sekali. Akan tetapi hal ini tergantung pada klausula yang terdapat dalam surat berharga tersebut, apakah berklausula atas tunjuk, atas pembawa dan sebagainya, apabila dialihkan maka dilaksanakan dengan cara endosemen. Penyerahan suatu surat berharga kepada seseorang yang berhak berdasarkan peralihannya berarti, semua tagihan yang dicantumkan dalam surat tersebut diperalihkan kepada pemegang surat berharga tersebut. Bahkan dalam pasal 116 dan 109 KUHD untuk wesel dan 119 KUHD untuk surat sanggup diatur mengenai perlindungan kepada pemegang surat berharga. 14

B. Jenis-Jenis Surat Berharga

Surat berharga sebagai salah satu dokumen yang penting dalam kelancaran lalu lintas perdagangan, terdiri dari berbagai jenis dengan pengaturan yang berbeda-beda. Pengaturan mengenai surat berharga ada yang terdapat dalam Kitab 14 Ibid.Hlm.17 Undang-Undang Hukum Dagang KUHD dan di perundang-undangan lainnya. Jenis surat berharga yang terdapat di dalam KUHD diantaranya ialah : 1. Surat Wesel Wesel sebagai salah satu jenis surat berharga memiliki beragam istilah dari berbagai negara. Dalam bahasa Belanda disebut wisselbrief, bahasa Inggris disebut Bill of Exchange, dan dalam bahasa Jerman disebut wechsel. Dalam KUHD tidak disebutkan apa yang dimaksudkan dengan pengertian Wesel, akan tetapi menurut Pasal 100 KUHD dapat disimpulkan bahwa wesel ialah Suatu Surat yang berisikan nama surat-wesel yang dimuat di dalam teksnya sendiri dan diistilahkan dalam bahasa surat ditulisnya; perintah tak bersyarat untuk sejumlah uang tertentu; nama orang yang harus membayarnya tertarik atau pembayar; penetapan hari bayarnya; penetapan tempat dimana pembayaran harus dilakukan; nama orang yang kepadanya atau kepada orang lain yang ditunjuk olehnya, pembayaran harus dilakukan; tanggal dan tempat surat wesel ditariknya, dan terakhir tandatangan orang yang mengeluarkannya penarik. 2. Konosemen Bill Of Lading Istilah KonosemenBill Of Lading dapat dijumpai dalam berbagai bahasa diantarnya bahasa Belanda disebut : Cognossement; Inggris : Bill of Lading;prancis : connaisemment Konosemen atau Bill Of Lading merupakan salah satu dokumen pengangkutan barang yangmerupakan bagian dari surat berharga dalam pengangkutan melalui jalur laut, yang diatur dalam pasal 506 KUHD.Terhadap pengangkutan barang khususnya melalui jalur laut terdapat dokumen-dokumen pengapalan Shipping Document guna memudahkan