Syarat-Syarat Surat Berharga Tinjauan Yuridis Mekanisme Peralihan Bill Of Lading (B/L) Sebagai Salah Satu Surat Berharga Dalam Perdagangan Internasional “ ( Studi Penelitian : PT. Bintika Bangunusa )

dimuat dalam surat berharga seperti wesel,cek,surat sanggup, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa dalam suatu surat berharga memuat hal-hal yakni : a Nama surat berharga,baik itu wesel,cek,dsb. b Perintah janji tak bersyarat. c Nama orang yang harus membayar. d Penunjukan hari gugur. e Penunjukan tempat, dimana pembayaran harus dilakukan. f Nama orang, kepada siapa atau kepada pengantinya pembayaran itu harus dilakukan. g Penyebutan tanggal, tempat surat berharga diterbitkan. h Tanda tangan penerbit Richard Spielde dan Steve H.Nickles dalam bukunya yang berjudul Negotiable instruments and Chek Collection, dijelaskan bahwa ada sembilan persyaratan yang harus ada pada surat berharga,yaitu 19 : a. Writing b. Singned by maker or drawer c. Promise or order d. Unconditional e. Money f. Fixed amount g. Payable on demand or at a definite time h. Payable to order or to bearer words of negotiabiliy i. No other undertaking or Instruction. 19 Joni Emirzon,Hukum Surat Berharga dan Perkembangannya di Indonesia, PT. Prenhalindo Jakarta ,2001,Hal. 29 Joni Emirzon, dalam bukunya yang berjudul Hukum Bisnis Indonesia menjelaskan bahwa suatu surat berharga secara umum memuat 20 : 1. Nama surat berharga 2. Jumlah tertentu 3. Perintahjanji tak bersyarat 4. Nama orang yang harus membayar 5. Penetapan hari bayar 6. Tanggal dan tempat penerbitan

7. Tanda tangan penerbit

Dari berbagai persyaratan umum yang telah dijelaskan tersebut, dapat ditemukan kesamaan pada umumnya suatu surat berharga yakni : a. Berbentuk Tertulis b. Memiliki nama c. Bertandatangan d. Jumlah tertentu e. Adanya kata perintah untuk membayar f. Nama orang yang harus membayar g. Hari pembayaran secara terperinci Meskipun terdapat kesamaan dalam suatu surat berharga, akan tetapi terdapat perbedaan pada setiap surat berharga yang mana hal ini menjadi syarat khusus surat berharga. Sebagai contoh pada Surat berharga jenis Wesel terdapat kata perintah yang berbunyi “ Bayarlah surat wesel ini kepada.....dst. “. Kemudian pada Surat berharga jenis Cek terdapat perintah yang berbunyi “ Atas 20 Ibid penyerahan cek ini bayarlah kepada.....”. Lain juga halnya dengan Bilyet Giro dimana terdapat kata perintah pemindah buku dari rekening penerbit ke rekening ke rekening orang yang disebutkan dalam bilyet tersebut. Selain syarat tersebut yang berupa kata perintah terdapat syarat lainnya yakni seperti Nomor seri dari suatu surat berharga. Dimana Setiap surat berharga jenis apapun itu terdapat nomor seri yang diterbitkan oleh pihak penerbit yang berbeda satu dengan yang lain meskipun dalam jenis yang sama. Nomor seri tersebut dibuat sebagai tanda pembeda atau alat pengontrol bagi penerbit maupun bagi pihak tersangkut. Antara surat berharga yang satu dengan surat yang lainnya dalam jenis yang sama maupun dalam jenis surat berharga yang berbeda yang tidak dapat dijumpai adanya kemiripan. Setiap surat berharga memiliki karakteristik yang berbeda, karena merupakan syarat khusus bagi pihak penerbit dan pihak tersangkut. 21 21 Id.at. 37 38 B A B III BILL OF LADING BL SEBAGAI DOKUMEN PENGANGKUTAN MELALUI JALUR LAUT

A. Ketentuan Hukum Mengenai Bill Of Lading BL

Dewasa ini kegiatan Ekspor-Impor barang adalah suatu kegiatan bisnis yang sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti eksport import rempak-rempah, bahan pangan, dan sebagainya. Dimana hal ini dilakukan guna meningkatkan pendapatan negara terkhusus mensejahterakan rakyatnya. Kegiatan perdagangan menjadi suatu indikator bagi suatu bangsa untuk mengukur sejauh mana pertumbuhan dari sektor ekonominya. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kelancaran perdagangan suatu negara seperti faktor budaya masyarakat, geografis negara, kualitas sumber daya alam dan manusia,aturan hukum yang berlaku dan sebagainya. Dari segi aturan hukum khusus di Indonesia terkait mengenai perdagangan diatur dalam Undang-Undang No. 7 tahun 2014. Tingkat kelancaran proses Eksport-Import merupakan suatu ukuran dari segi ekonomi tentang kondisi suatu bangsa.Untuk mendorong laju lalu lintas perdagangan di berbagai negara maka dibutuhkan suatu dokumendata yang dapat menguraikan segala hal tentang barang tersebut dalam suatu wadah yang didasarkan dari jenis pengangkutan barang tersebut.Amir M.S pada buku seri nomor 3 tentang Ekspor Impor - Teori dan Penerapannya mengelompokkan dokumen-dokumen dalam perdagangan Internasional, sebagai berikut : a. Dokumen Induk Kelompok dokumen induk merupakan dokumen inti yang dikeluarkan oleh Badan Pelaksana Utama Perdagangan Internasional. Fungsi dari dokumen induk ini sebagai alat bukti realisasi transaksi. Contohnya Faktur Perdagangan, Letter Of Credit LC, Bill Of Lading BL, dan Polis Asuransi. b. Dokumen Penunjang Dokumen Penunjang merupakan dokumen yang dikeluarkan untuk mempertegas rincian keterangan yang terdapat dalam dokumen induk. Sebagai contoh, Packing List, Weight-Note, Measuremen List, Inspection certificate, Chemical– Analysis,Test Certificate, Manufacturer’s Certificate,dan Certificate of Origin. c. Dokumen Pembantu Dokumen pembantu merupakan dokumen yang digunakan para pelaksana dalam melanjutkan pekerjaannyaDalam hal ini penulis secara khusus membahas dokumen pengangkutan melalui jalur laut. 21 Pengangkutan melalui jalur laut sudah lama dikenal dan tidak dapat dipastikan kapan pengangkutan barang melalui jalur laut tersebut dimulai. Banyak pihak yang memilih pengangkutan barang melalui jalur laut, hal ini dikarenakan dari segi biaya yang lebih murah dibandingkan dengan pengangkutan jalur lainnya. Untuk memudahkan jalannya kegiatan perdagangan melalui jalur laut tersebut, diterbitkanlah suatu dokumen pengapalan yang menjadi ciri dari pengangkutan barang melalui jalur laut. Dokumen yang umum dipakai dalam pengangkutan laut ialah: a. Bill Of Lading b. Sea way bill 21 Amir M.S. Ekspor Impor-Teori dan Penerapannya, PT. Pustaka Binaman presindo,Jakarta,1986,Hal. 217