Dampak Dosa Buku Pegangan Guru dan Siswa Kurikulum 2013 (Silakan Unduh) K5 Kristen BS
8
Kelas V SD Kisah tentang Kain yang membunuh Habel yang diceritakan Kitab Kejadian 4:1-16
menggambarkan perbuatan dosa. Kain membunuh Habel adiknya hanya karena amarah dan rasa iri terhadap Habel. Apa yang dilakukan Kain tidak saja menyakiti adiknya, namun membuat sedih
orang tuanya. Kain telah membunuh Habel. Membunuh sangat bertentangan dengan perintah Allah. Dampak perbuatan Kain bagi dirinya sendiri ia merasa takut dan bersalah. Dampak bagi
orang lain, Habel, adiknya kehilangan nyawa dan orang tuanya merasa sedih. Oleh karena itu, Kain harus mengakui dosa-dosanya di hadapan Tuhan dan memohon pengampunan dari Allah.
Allah memandang masalah dosa sangat serius. Kita kadang memandang enteng dosa. Saat kita berbuat dosa, kita selalu berpikir bahwa itu hanya masalah kecil, bukan persoalan besar. Setiap
dosa yang kita buat secara sadar atau tidak, harus kita akui, supaya hubungan kita dengan Tuhan dan sesama menjadi baik. Jika kita tidak mengakui dosa kita, maka kita akan dibayang-bayangi oleh
rasa bersalah dan hidup kita tidak akan tenang.
Contoh yang lain adalah pakaian yang putih bersih, sekali ternoda, sekuat apa usaha kita mencucinya, ia tidak akan dapat kembali pada keadaannya yang seputih semula. Saat seseorang
berbuat dosa, seberapa keras usahanya melakukan perbuatan baik, tetaplah mustahil untuk dapat kembali pada keadaan nurani yang bersih seperti sebelum berbuat dosa.
Siapa yang dapat mengatasi dosa-dosa kita? Dosa-dosa kita hanya dapat dibersihkan oleh Yesus Hanya Yesus, Anak Allah, yang dapat membersihkan kita dari segala dosa. Inilah satu-satunya
jalan yang tersedia di muka bumi ini. Tak ada jalan lainnya Seperti yang ditulis dalam 1 Yoh. 1:7-9: “Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh
persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri
dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”