Memahami Perdamaian sebagai Cara Hidup Baru

56 Kelas V SD

D. Perdamaian adalah Ciri Orang Kristen

Apakah kamu adalah anak yang mudah bergaul? Apakah kamu merasa dapat membangun hubungan yang harmonis di antara teman-temanmu? Ataukah kamu lebih suka untuk mengkritik daripada memberi pujian, berkata dan bersikap kasar, menghina orang lain, menertawakan kekurangan orang lain, tidak mau mendengar pendapat orang lain, selalu merasa benar, meremehkan pendapat orang lain? Jika ya, berarti kamu belum menjadi duta Allah untuk menghadirkan perdamaian di tengah orang-orang. Kita orang Kristen percaya bahwa kita ini adalah orang-orang yang didamaikan dengan Allah oleh Yesus Kristus. Kita adalah orang yang berdosa, yang suka melawan Allah, namun Yesus hadir mendamaikan manusia dengan Allah dan membimbing manusia untuk hidup menurut kehendak Allah. Kita percaya bahwa orang Kristen dipakai Allah menjadi alat perdamaian seperti Paulus. Alkitab berkata bahwa orang yang membawa damai disebut dengan anak-anak Allah, “berbahagialah orang yang membawa damai, sebab mereka akan disebut anak-anak Allah.” Misi Allah terhadap manusia adalah misi perdamaian, “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran manusia” 2 Korintus 5:19. Oleh karena itu, kita orang yang percaya kepada Yesus Kristus juga dipanggil untuk melaksanakan perdamaian karena Allah telah terlebih dahulu mengerjakannya bagi manusia. Paulus adalah teladan perdamaian yang dapat kamu contoh. Paulus mengambil risiko dengan mendamaikan Filemon dan Onesimus meskipun tahu bahwa Onesimus adalah orang yang bersalah. Orang-orang yang membawa damai adalah orang yang berani mengambil risiko. Karena itu diperlukan langkah-langkah yang penuh perhitungan agar perdamaian dapat tercapai. Paulus menjembatani proses menuju perdamaian antara Filemon dan Onesimus. Paulus pandai dalam berbicara dan ia pun menawarkan diri untuk membayar utang-utang Onesimus. Ini luar biasa, karena tidaklah biasa bagi seorang yang baik menolong orang yang melakukan kesalahan, seperti Onesimus. Sikap Paulus adalah sikap kristiani yang sejati, dan ia rela mengorbankan waktunya membimbing Onesimus dan mengorbankan hartanya untuk membayar utang Onesimus. Paulus menolong Onesimus menyadari dan memperbaiki kesalahannya. Paulus memberi kesempatan bagi Onesimus untuk mengalami perubahan dari yang salah menjadi benar, dari yang buruk menjadi baik, bukan sebaliknya Setelah Onesimus dan Filemon berdamai kembali, tentu saja permusuhan, benci, amarah, dan dendam diganti dengan persahabatan. Itulah teladan yang diberikan oleh pelayanan Paulus. Dan kamu pun dapat menjadi Paulus-paulus masa kini. Meskipun kamu muda, kamu dapat melakukannya di antara teman-teman sebayamu.

E. Menghayati Peran Manusia Baru sebagai Manusia Pendamai

Bacalah dan renungkanlah doa yang ditulis oleh Fransiskus dari Asisi ini: TUHAN, jadikanlah aku pembawa damai. Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih. Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan. Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan. Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran. Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian. Bila terjadi keputus-asaan, jadikanlah aku pembawa harapan. Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang. Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa sukacita. 57 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Ya Tuhan Allah, ajarlah aku untuk lebih suka menghibur daripada dihibur; mengerti daripada dimengerti; mengasihi daripada dikasihi; sebab dengan memberi kita menerima; dengan mengampuni kita diampuni, dan dengan mati suci kita dilahirkan ke dalam hidup kekal. Amin. Sekarang, daftarkanlah hal-hal apa saja yang dapat kamu lakukan di tempatmu untuk menunjuk- kan kamu adalah manusia baru: Cara Hidup Lama Cara Hidup Baru Suka Bertengkar Menjadi Pendamai

F. Belajar dari Lagu

Nyanyikanlah bersama-sama nyanyian dari Pelengkap Kidung Jemaat PKJ 267 dibawah ini: “Damai Di Dunia” Damai di dunia dan kitalah dutanya. Damai sejahtera, amalkanlah maknanya, Allah, Bapa kita, kita anakNya, rukun bersaudara penuh bahagia. Damai di dunia dan inilah saatnya. Ucapkan ikrarmu, jalankan perintahNya, setiap kata dan karya kita memuji namaNya. Damai di dunia, kini dan selamanya. Kini dan selamanya.