Pengertian Tingkatan Metode Penelitian

commit to user 22

4. Pengertian

Brand Loyalty Terdapar banyak pengertian mengenai brand loyalty , yang pertama adalah pengertian brand loyalty loyalitas merek menurut Freddy Rangkuty 2004 : 60 , adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap merek. Adapun pengertian kesetian merek brand loyalty yang selanjutnya adalah menurut John C Mowen dkk 2002 : 108 menerangkah bahwa kesetiaan merek adalah sejauh mana seorang pelanggan menunjukkan sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai komitmen pada merek tertentu, dan berniat untuk terus membelinya di masa depan. Kesetiaan merek disini dapat dipengaruhi oleh kepuasan atau ketidakpuasan konsumen selama mengkonsumsi produk atau jasa tertentu. Loyalitas merek Brand loyalty merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek . Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain Darmadi Durianto dkk : 2001 Adapun pengertian lain menurut Gugup Kismono Pengantar Bisnis : 2001 Brand loyalty adalah tingkat kefanatikan konsumen terhadap suatu merek tertentu karena merek tersebut memiliki posisi yang baik dalam benak konsumen. commit to user 23 Loyalitas merupakan inti dari Brand equity yang menjadi titik pusat dalam kegiatan pemasaran perusahaan. Loyalitas pelanggan merupakan ukuran keterkaitan seorang pelanggan terhadap suatu merek. Di sini dapat dilihat apabila tingkat keterkaitan seorang pelanggan terhadap suatu merek kuat, maka cukup kuat pula keyakinan pelanggan untuk tetap setia dan tidak beralih ke merek lain atau kompetitor lain.

5. Tingkatan

Brand Loyalty Menurut Durianto dkk 2001 : 128 tingkatan – tingkatan brand loyalty dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Switcher berpindah – pindah Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembelinya dari satu merek ke merek yang lain mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan ini merek apapun mereka anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk karena harganya yang murah. b. Habitual buyer pembeli yang bersifat kebiasaan Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek produk yang commit to user 24 dikonsumsinya atau setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi produk tersebut. Pada tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk menciptakan keinginan untuk membeli merek produk yang lain atau berpindah merek terutama jika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya, maupun berbagai bentuk pengorbanan lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dapat membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini. c. Satisfied buyer pembeli yang puas dengan biaya peralihan Pada tingkat ini pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja mereka memindahkan pembelinya ke merek lain dengan menanggung biaya peralihan switching cost yang terkait dengan waktu, uang, atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek. Untuk dapat menarik minat para pembeli yang masuk dalam tingkat loyalitas ini maka para pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang harus ditanggung oleh pembeli yang masuk dalam kategori ini dengan menawarkan berbagai manfaat yang cukup besar sebagai kompensasinya switching cost loyal . d. Likes the brand menyukai merek Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang sungguh – sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek. commit to user 25 Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan symbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun disebabkan oleh kesan kualitas yang tinggi. Meskipun demikian seringkali rasa suka ini merupakan suatu perasaan yang sulit diidentifikasikan dan ditelusuri dengan cermat untuk dikategorikan ke dalam suatu yang spesifik. e. Commited buyer pembeli yang komit Pada tingkatan ini, pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa sebelumnya mereka. Pada tingkatan ini salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada orang lain. Setiap komsumen memiliki tingkatan brand loyalty yang berbeda – beda. Tiap tingkatan tersebut dapat digambarkan melalui gambar piramida dibawah ini : commit to user 26 Gambar II.1 Piramida Brand Loyalty Piramida diatas menunjukkan bahwa konsumen yang digambarkan dengan segitiga diatas mempunyai tingkatan brand loyalty yang lemah. Hal tersebut dikarenakan posisi commited buyer atau konsumen yang loyal hanya menempati bagian yang kecil saja, sedangkan bagian terbesar ditempati oleh switcher atau konsumen yang suka berpindah – pindah merek. commit to user 27 Gambar II.2 Piramida Brand Loyalty dalam Posisi Terbalik Piramida yang kedua ini dinamakan piramida segitiga terbalik. Piramida tersebut menggambarkan konsumen yang memiliki tingkatan brand loyalty yang kuat. Hal ini dapat dilihat melalui penggambaran Commited buyer yang menempati posisi yang besar dibandingkan dengan posisi Switcher. Dari gambar kedua piramida diatas, suatu perusahaan dapat melakukan penilaian terhadap loyalitas pelanggan mereka terhadap merek perusahaan. Apabila suatu perusahaan memiliki gambaran pelanggan dengan posisi segitiga terbalik, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan berhasil dalam menjalin komitmen merek dengan para pelanggan mereka. Dan begitu pun sebaliknya, apabila suatu perusahaan memiliki gambaran pelanggan seperti yang ditunjukkan pada gambar II.1, maka perusahaan harus pintar memutar otak untuk menciptakan merek yang dapat menjalin terjadinya suatu komit dari para pelanggan. Merek bukan hanya semata – mata suatu nama, akan tetapi suatu merek harus dapat dipertanggung jawabkan dan memiliki nilai kualitas dari produk tersebut. Loyalitas dari pelanggan dapat dilihat dari konsistensi mereka dalam melakukan pembelian dalam satu merek tertentu. Biasanya seorang konsumen akan melakukan pembelian ulang terhadap suatu merek tertentu dikarenakan pengalaman masa lalu. Setelah melakukan pembelian secara berulang – ulang dalam periode yang lama, maka konsumen dapat commit to user 28 memberikan penilaian apakah mereka merasa puas atau tidak terhadap suatu merek tersebut.

6. Strategi Untuk Memelihara dan Meningkatkan Loyalitas Merek