khususnya  eosinofil  ke  lokasi  reaksi  alergi.  Eosinofil  dalam  perjalanannya  dari sirkulasi  darah  sampai  ke  jaringanlokasi  alergi  dipengaruhi  faktor  kemotaktik,
melalui  beberapa  tahap  seperti  migrasi  perpindahan  eosinofil  dari  tengah  ke  tepi dinding  pembuluh  darah  dan  mulai  berikatan  secara
reversibel
dengan  endotel  yang mengalami inflamasi
rolling
, diikuti perlekatan pada dinding pembuluh darah yang diperantarai  oleh  interaksi  molekul  adesi  endotel  seperti
intercellular  adhesion molecule
–
1
ICAM-1  dan
vascular  cell  adhesion  molecule-1
VCAM-1  yang bersifat spesifik terhadap perlekatan sel eosinofil karena sel eosinofil mengekpresikan
very  late  antigen-4
VLA-4  yang  akan  berikatan  dengan  VCAM-1.  ICAM-1  juga diekspresikan  oleh  sel  epitel  mukosa  hidung  penderita  rinitis  alergi  yang
mendapatkan  paparan  alergen  spesifik  terus  menerus  Baraniuk,  2001  ;  Lambrecht, 2001.
C. Tes cukit kulit
Tes cukit kulit sampai saat ini masih dilakukan secara luas untuk menunjang diagnosis penyakit alergi. Tes cukit kulit dapat dilakukan secara massal dalam waktu
singkat  dengan  hasil  cukup  baik.  Prinsip  tes  cukit  kulit  adalah  adanya  IgE  spesifik pada  permukaan  basofil  atau  sel  matosit  pada  kulit,  IgE  merangsang  pelepasan
histamin,  leukotrien  dan  mediator  lain  bila  IgE  tersebut  berikatan  dengan  alergen yang  digunakan  pada  uji  kulit,  sehingga  menimbulkan  reaksi  positif  berupa  bentol
wheal
dan  kemerahan
flare
Kresno,  2007  ;  Kartikawati,  2007.  Tetapi  uji  kulit tidak selalu memberikan hasil positif walaupun pemeriksaan dengan cara lain berhasil
positif, terutama alergi terhadap obat Kresno, 2007 perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Tes kulit dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu tes gores, tes cukit kulit atau
skin prick test
, tes suntik intradermal dan
skin endpoint titration
SET. Tes kulit telah  digunakan  secara  luas  sebagai  salah  satu  alat  untuk  mengaktifkan  diagnosis
alergi terhadap alergen dan merupakan indikator yang aman, mudah dilakukan, hasil cepat didapat, biaya  yang relatif murah dengan sensitifitas tinggi serta dapat dipakai
sebagai  pemeriksaan  penyaring.  Tes  cukit  kulit  dapat  mendiagnosis  rinitis  alergi akibat alergen inhalan dari derajat sedang sampai berat, tetapi pada penderita dengan
sensitifitas rendah, kemungkinan tidak terdeteksi  walaupun terdapat  korelasi  dengan gejala  klinik.  Bila  pada  anamnesis  terdapat  kecurigaan  adanya  alergi,  sedangkan  tes
kulit negatif, tindakan yang perlu dilakukan adalah : 1.
Periksa obat-obatan yang dapat mempengaruhi hasil tes 2.
Periksa adakah penyebab hasil negatif palsu. 3.
Observasi  penderita  selama  adanya  paparan  alergen  yang  tinggi  Irawati, 2002.
Tes  cukit  kulit  memiliki  sensitifitas  dan  spesifitas  tinggi.  Puluhan  alergen dapat dikerjakan dalam satu kali tes. Tes dilakukan pada bagian volar lengan bawah
dengan penusukan sedalam epikutan sehingga tidak melewati membrane basalis yang dapat  menimbulkan  pendarahan  yang  bias  menyebabkan  hasil  tes  menjadi  tidak
akurat.  Tes  ini  meggunakan  jarum  tuberculin  no  26  G  atau
blood  lancet
.  Tes  cukit kulit ini hampir tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga lebih disukai penderita. Hasil
tes  dapat  dievaluasi  dalam  waktu  singkat  10-15  menit,  serentak  untuk  25-30 alergen. Alergen yang digunakan terdiri atas satu seri alergen hirup, satu seri alergen
commit to user
makanan,  larutan  histamin  sebagai  kontrol  positif,  serta  larutan  saline  atau
buffer phospat
sebagai  kontrol  negatif.  Jumlah  alergen  sebaiknya  terbatas  sampai  sekitar enam  alergen  uatama  saja
housedust  mite
2-3  spesies,
pollen
,
mold
dan  binatang peliharaan.  Tes  kulit  untuk  alergen  hirup  memiliki  nilai  klinis  yang  lebih  berharga
daripada alergen makanan Sumarman, 2001 ; Pawarti, 2004.
A
B Gambar 2.3.
A.    Sudut melakukan cukit pada kulit dengan
blood lancet
B.    Contoh reaksi hasil positif pada tes cukit perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Beberapa metode yang dilakukan untuk menginterprestasikan hasil tes kulit cukit: 1.
Mengukur  diameter  bentol  wheal  yang  terjadi  dengan  menggunakan planimeter. Respon positif dinyatakan apabila ditemukan setiap adanya bentol
yang  mempunyai  ukuran  diameter  ≥  9  mm  di  atas  kontrol  negatif  saline Jackola
et al
, 2003. 2.
Membandingkan  bentol  yang  terjadi  pada  masing-masing  ekstrak  alergen yang diberikan dengan kontrol positif histamin dan kontrol negatif
saline
. Metode  ini  disebut  metode  pepys  dengan  penilaian  sebagai  berikut  :
Sumarman, 2001. a.
- negatif    : apabila sama dengan kontrol negatif. b.
+1 ringan   : apabila bentol lebih besar dari kontrol negatif dan atau terdapat eritema.
c. + 2 sedang  : apabila bentol lebih kecil dari kontrol positif tetapi lebih besar
dari kontrol negatif. d.
+ 3 kuat   : apabila bentol sama besar dengan kontrol positif e.
+4 sangat kuat : apabila bentol lebih besar dari kontrol positif 3.
Menurut  GLORIA  Global  Resources  in  Allergy,  2003,  bentol  yang  terjadi dengan diameter  3 mm menunjukan bahwa penderita menghasilkan antibodi
IgE terhadap alergen yang spesifik Kaplan
et al
, 2003. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Tabel  2.1.    Obat-obatan  yang  dapat  mempengaruhi  tes  kulit  sehingga  harus dibebaskan beberapa hari sebelumnya Lucie
et al
, 2013: Obat-obatan
Dibebaskan sebelum pemeriksaan Anti histamin generasi 1
Anti histamin generasi 2 Ketotifen
Kortikosteroid jangka pendek ≤10 hari 50 mghari prednisolon-equivalent
50 mghari prednisolon-equivalent Kortikosteroid jangka panjang 10 hari
10 mghari prednisolon-equivalent 10 mghari prednisolon-equivalent
Omalizumab Antidepresant
Doxepin Desipramine
2 hari 7 hari
5 hari
3 hari 1 minggu
3 minggu 1 minggu
4 minggu
7 hari 3 hari
commit to user
D. KERANGKA TEORI
Faktor Etiologi: - Odontogen
- Infeksi bakteri, virus
- Alergi - Patensi ostium
- Fungsi silia yang terganggu
Faktor etiologi:
-variasi anatomi
-kelainan Obstruksi ostiomeatal
RINOSINUSITIS KRONIK
Gejala klinik : hidung tersumbat, hidung meler, nyeri kepala atau nyeri
wajah, penurunan penciuman, bersin- bersin, gatal pada hidung atau mata
APC
TH1 - IL-2
- IFN- γ
- TNF- α
TH2
Sel B IgE
- IL-4 - IL-13
- IL-5
Ig E pada sel mast dan basofil dan degranulasi
Eosinofil
Mediator inflamasi
Tes cukit kulit
Mediator proinflamasi
Keterangan : yang diteliti
commit to user
F. Kerangka konsep