y = -13601x + 136172
20.000 40.000
60.000 80.000
100.000 120.000
140.000 160.000
1999 2000
2001 2002
1 =
R p
1 .0
Pdptn Linear Pdptn
Gambar 7. Pendapatan Kebun Ajong Gayasan 1999 – 2002
Gambar 7. menunjukkan bahwa trend pendapatan menurun
dengan nilai pengganda sebesar - 13.601, artinya laba usaha di Kebun Ajong Gayasan pada tahun berikutnya akan turun sebesar Rp 13.601.000
Ha. Menghadapi keadaan demikian Kebun Ajong Gayasan perlu menetapkan langkah operasional yang strategis agar di masa akan
datang sebagai unit usaha Kebun Ajong Gayasan tidak mengalamii kerugian.
6.2. Perlakukan
Tanpa Petik Daun TNG II di Kebun Ajong Gayasan 1999 – 2002
Dengan pertimbangan
bahwa fenomena
terjadinya trend
penurunan pendapatan di Kebun Ajong Gayasan, guna mempertahankan keberlangsungan kegiatan usaha, upaya untuk menghindari semakin
menurunnya pendapatan Kebun Ajong Gayasan, dapat dilakukan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
dengan cara klasik, misalnya penurunan atau “penghematan pengendalian” biaya produksi, yang secara operasional dapat dilakukan ,
misalnya : 1 pengolahan tanah dengan prinsip “minimum tillage practice” , 2 pengurangan aplikasi agro input bagian tanaman, 3
penyederhanaan beberapa metode kerja, walaupun hal ini tidak sepenuhnya dapat dibenarkan, karena akan menimbulkan kekhawatiran
penurunan terhadap kualitas tembakau yang dihasilkan, dan justru dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar.
Mengamati perilaku produksi, harga jual tembakau, dan pada akhirnya pendapatan kebun, maka dengan tetap memperhatikan potensii
tanaman tembakau, timbul pemikiran untuk tidak melakukan petik pada daun yang potensial hanya menghasilkan kualitas tembakau Filler, yaitu
tidak melakukan petik daun TNG II, tepatnya lembar daun tembakau ke 19 sampai 22, patut untuk di uji cobakan.
Dari data sekunder Kebun Ajong Gayasan yang diperoleh, data produksi petik TNG II dihilangkan, dan secara hipotetis dilakukan analisis
komparatif antara perlakuan standar dan perlakuan tanpa petik daun TNG II. Dari analisis yang dilakukan dapat diketahui apakah terjadi perubahan
pendapatan dari kebun Ajong Gayasan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
6.2.1. Asumsi Yang Dipergunakan dalam Analisis Perlakukan Standar dan Tanpa Petik Daun TNG II di Kebun Ajong Gayasan
1999 – 2002 1. Produksi tembakau yang diperoleh dari hasil panen TNG II, secara
hipotetis di abaikan, artinya produksi daun hijau hasil petik daun TNG II = 0 Kg. Sesuai dengan potensi daun tembakau yang berasall dari
hasil petik daun TNG II, akan terjadi penurunan berat tembakau hijau sebesar 243 Kg Ha.
2. Dengan tidak dilakukan petik daun TNG II, akan terjadi penurunan biaya produksi, akibat berkurangnya berat tembakau berdampak
berkurangnya beberapa kegiatan tanaman di lapang, sejak pemeliharaan tanaman, samapai saat panen, pengelolaan hasil panen
tembakau di gudang pengering, utamanya kegiatan sortasi, sampai kegiatan di gudang pengolah pada proses fermentasi dan
pengebalan. Dalam Tabel 11 berikut menunjukkan persentase penurunan biaya produksi mulai dari kegiatan tanaman panen,
kegiatan di gudang pengering sortasi,dan kegiatan di gudang pengolah proses pemeraman dan pengebalan. Biaya Pimpinan dan
Tata Usaha, serta Biaya Penyusutan diasumsikan sama. Secara total pelakuan tanpa petik daun TNG II berdampak pada penurunan biaya
produksi sebesar 5,8 . Gambaran menyeluruh besarnya penurunan biaya diuraikan dalam Lampiran 8.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Tabel 11. Presentase Penurunan Biaya Produksi Per Kegiatan Proses Produksi Tembakau TBN Kebun Ajong
Gayasan.
No Uraian
1 Kegiatan Tanaman
2,5
a. Biaya Pemeliharaan
1,4 b.
Biaya Panen Angkut 1,1
2 Kegiatan Pengeringan
13,6
a. Upah Pengeringan
3,2 b.
Biaya Pemeliharaan Bangsal 10,4
3 Kegiatan Pemeraman
14,2
a. Biaya Penerimaan Rompos
0,5 b.
Biaya Fermentasi 1,3
c. Biaya Sortasi
7,5 d.
Biaya Penyusunan 1,6
e. Biaya Pengebalan Pengiriman
3,3
Sumber : Laboran Keuangan Kebun Ajong Gayasan
3. Harga jual tembakau di asumsikan tetap sama dengan harga jual yang telah terjadi dalam kurun waktu 1999 – 2002, sesuai dengan kualitas
tembakau, secara rinci tercantum pada Tabel 8.
6.2.2. Produksi Tanpa Petik Daun TNG II di Kebun Ajong Gayasan 1999 – 2002
Tabel 12 menunjukkan perbedaan rerata produksi atas dasar perhitungan hipotetis antara perlakuan stándar dan tanpa perlakuan
tanpa petik daun TNG II, baik produksi panen hijau, maupun kering rompos. Terjadi penurunan produksi hijau sebesar 2.065 Kg Ha dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
penurunan produksi kering rompos sebesar 230 KgHa, sehingga komposisi Dekblad Omblad dan Filler, berubah dari 79 : 21 persen
menjadi 93 : 7 persen.
Tabel 12. Perbandingan Rerata Produksi Tembakau 1999 – 2002, Atas Dasar Perhitungan Hipotetis Antara Perlakuan
Standar Dan Tanpa Petik TNG II Kebun Ajong Gayasan
Uraian satuan
Rerata Standar
Rerata Tanpa
TNG II
Perbe daan
Produksi Hijau
Jumlah
Kg 14.488
12.423 2.065
Rendemen Kering Rompos 10,8
10,7
Pertumbuhan
0,2 0,0
Produksi Kering Rompos
Jumlah DO Kg
1.235 1.235
Jmlh Filler Kg
329 99
230
Total Kg
1.563 1.334
230
Pertumbuhan 0,1
0,1
Sumber : Data Diolah, Tahun 2006
Tabel 12. menunjukkan persentase rerata pertumbuhan produksi kering rompos cenderung tidak berbeda antara kedua perlakuan .Namun
demikian Kebun Ajong Gayasan masih menghasilkan produksi Filler , dari hasil petik daun KOS – KAK dan TNG I, sekalipun daun TNG II tidak
dipetik. Pada Tabel 13 menunjukkan bahwa produksi Filler menurun dan
sejak tahun 1999 – 2001 rata-rata hanya mencapai 3,6 , namun pada tahun 2002 meningkat menjadi 18 terhadaap produksi kering rompos,
Keadaan demikian sangat mungkin terjadi, karena penetapan kualitas
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
tembakau juga sangat dipengaruhi oleh perilaku pembeli, terutama faktor rasa.
Memperhatikan potensi tanaman tembakau akibat perlakuan tanpa petik daun TNG II, realisasi presentase komposisi kualitas tembakau
menjadi lebih baik. Pesentase DekbladOmblad : Filler, menjadi 92,6 : 7,4 dibandingkan potensinya, yaitu 68,2 : 31,8 .
Tabel 13. Rincian produksi 1999 – 2002 atas dasar perhitungan
hipotetis tanpa petik daun TNGII Kebun Ajong Gayasan.
Tahun Persen
Uraian Satu
An 1999
2000 2001
2002 Re
rata Reali
sasi Poten
si
Produksi Hijau
KOS Kg
2.985 2.567
2.610 2.882
2.765 22,3
14,8 KAK
Kg 5.955
5.394 5.444
5.990 5.708
45,9 36,3
TNG I Kg
4.110 3.720
3.768 4.165
3.950 31,8
25,3 TNG II
Kg 0,0
23,6
Jumlah Kg
13.049 11.681 11.822 13.037 12.423 100,0 100,0 Rendemen
10,8 10,9
10,8 10,7
10,7 10,7
10
Pertumbuhan -10,5
1,2 10,3
0,0 Produksi Kering Rompos
Jmlh Dekblad Kg
1.262 1.148
1.185 1.069
1.161 87,1
50,0
Pertumbuhan -9,1
3,3 -9,8
-5,1
Jmlh Omblad Kg
76 79
61 78
73 5,5
18,2
Pertumbuhan 4,5
-23,6 28,2
0,8
Jumlah DO Kg
1.338 1.227
1.246 1.146
1.235 92,6
68,2
Jmlh Filler Kg
66 46
31 253
99 7,4
31,8
Pertumbuhan -29,9
-33,0 713,0
70,4
Total Kg
1.404 1.273
1.277 1.399
1.334 100,0 100,0
Pertumbuhan -9,3
0,3 9,6
-0,1
Sumber : Data Diolah, Tahun 2006
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
y = -55,606x + 1378,2
y = 54,389x - 36,925 200
400 600
800 1.000
1.200 1.400
1.600
1999 2000
2001 2002
K g
H a
DO Filler
Linear DO Linear Filler
Gambar 8. menunjukkan bahwa dengan perlakuan tanpa petik daun TNG II, baik produksi Dekblad Omblad dan produksi Filler
mempunyai trend yang tetap sama dengan perlakuan standar Gambar 3, sekalipun angka penggandanya berubah menjadi – 55.606 untuk Dekblad
Omblads dan 54.389 untuk Filler. Produksi Dekblad Omblad mempunyai trend yang cenderung menurun, sedangkan produksi Filler
mempunyai trend yang cenderung meningkat.
Gambar 8. Trend Produksi Dekblad Omblad dan Filler, Tanpa Petik TNG II
6.2.3. Biaya Produksi Tanpa Petik Daun TNG II di Kebun Ajong
Gayasan 1999 – 2002
Dengan menggunakan asumsi penurunan biaya produksi yang tercantum dalam uraian sub. bab 5.2.1., terjadi perubahan persentase
komponen biaya, urutan kontribusi terbesar beban biaya produksi tetap berada pada kegiatan tanaman, sebesar 63 , berturut-turut diikuti oleh
kegiatan pemeraman dan pengebalan sebesar 16 dan biaya Umum dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Pengeringan 9
Pemeraman 16
Penyusutan 2
Umum TU 10
Tanaman 63
Tata Usaha sebesar 10 . Artinya kontribusi bagian tanaman terhadap biaya produksi sangat besar, apabila dilakukan pengurangan kegiatan di
bagian tanaman diharapkan dapat berpengaruh terhadap pendapatan kebun.
Gambar 9. Persentase Komponen Biaya Produksi dengan perlakuan Tanpa petik TNG II
Secara lebih rinci, gambaran komponen biaya produksi setelah adanya perlakuan tanpa petik daun TNG II, menjadi sebagai berikut :
Tabel 14. Biaya Produksi, Tanpa Petik TNG II di Kebun Ajong
Gayasan Tahun 1999 – 2002, dalam ribu rupiah Tahun
Uraian 1999
2000 2001
2002 rerata
Biaya Umum dan Tata Usaha
4.869,8 7.805,7
8.690,5 8.768,3
7.534
Biaya Tanaman 36.142,1 43.284,1 48.822,7 59.429,9 46.920
Biaya Pengeringan 6.406,1
5.934,4 7.170,9
8.274,9 6.947
Biaya Pemeraman 7.503,1 11.513,0 13.575,7 16.384,9 12.244
Penyusutan 1.231,8
2.162,4 1.645,5
1.971,0 1.753
Total Biaya 56.153,0 70.699,7 79.905,3 94.829,0 75.397
Sumber : Data Diolah, Tahun 2006
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Dibandingkan dengan perlakuan stándar penurunan biaya produksi terdapat pada biaya tanaman, biaya pengeringan , biaya pemeraman dan
pengebalan. Sedangkan untuk biaya Umum dan Tata Usaha serta biaya penyusutan tidak berubah. Tabel 15 menunjukkan rincian perbedaan
biaya produksi dan secara lebih rinci menurut kegiatan pekerjaan tercantum dalam Lampiran 8 .
Tabel 15.Perhitungan Hipotetis Perbedaan Perlakuan Standar dan Perlakuan Tanpa petik daun TNG II di Kebun Ajong
Gayasan Tahun 1999 – 2002 Dalam Ribu Rupiah
Uraian Rerata
Standar Rerata
Tanpa TNG II Perbedaan
Biaya Umum dan Tata Usaha 7.534
7.534 Biaya Tanaman
48.114 46.920
1.194 Biaya Pengeringan
8.043 6.947
1.096 Biaya Pemeraman
14.270 12.244
2.026 Penyusutan
1.753 1.753
Total Biaya 79.713
75.397 4.316
Sumber : Data Diolah, Tahun 2006
Jenis pekerjaan yang mengalami perubahan adalah : 1. Pada kegiatan tanaman, meliputi pekerjaan : sanitasi tanaman,
pemberian air, pengendalian hama dan penyakit serta pencarian ulat daun, upah panen petik tembakau, sortasi awal, biaya timbang dan
angkut tembakau, upah kepala kerja, dan biaya peralatan keranjang, sunduk dll.
2. Pada kegiatan pengeringan, meliputi pekerjaan : naikturun tembakau pada rak pengeringan, peralatan, biaya operasional gudang secara
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
y = 12523x + 44088
10.000 20.000
30.000 40.000
50.000 60.000
70.000 80.000
90.000 100.000
1999 2000
2001 2002
1 =
R p
1 .0
,-
biaya produksi Linear biaya produksi
keseluruhan jumlah tembakau yang dikeringkan menurun, sortasi kering rompos, peralatan di gudang pengering, dan upah kepala kerja.
3. Pada kegiatan di pemeraman dan pengebalan, meliputi pekerjaan : penerimaan barang, sortasi awal, pekerjaan fermentasi, sortasi tengah,
analisa komposisi, pemilihan contoh untuk pembeli, sortasi akhir, pengebalan, bahan dan peralatan, dan upah kepala kerja.
Atas dasar penurunan volume pekerjaan akibat berkurangnya jumlah tembakau yang harus dikelola, biaya produksi dengan perlakuan
tanpa petik TNG II, menurun sebesar Rp. 4.316.000 Ha. Dapat diuraikan Margin Cost – MC berkurang Rp 4.316.000 Tabel 15.
Gambar 10. Trend Biaya Produksi Tanpa Petik TNG II
Walaupun terjadi penurunan biaya produksi, trend biaya produksi tetap meningkat dengan nilai pengganda berkurang menjadi 12.523
dibanding nilai pengganda sebelumnya 13.298 Gambar 5.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Apabila ditelaah lebih lanjut, harga pokok produksi mengalami kenaikan setelah a perlakuan tanpa petik daun TNG II, secara rinci
adalah sebagai berikut :
Tabel 16. Perbandingan Rerata Biaya Produksi Perlakuan Standart dan Tanpa Petik TNG II di Kebun Ajong Gayasan Tahun
1999 – 2002, RpKg
Tahun Uraian
1999 2000
2001 2002
Rerata
Standard 45.949
62.362 69.720
77.482 63.730
Tanpa Petik 49.991
69.410 78.230
84.738 70.656
Sumber : Data Diolah, Tahun 2006
Perlakuan tanpa petik daun TNG II mengakibatkan kenaikan rerata harga pokok produksi dari Rp 63.730 menjadi Rp 70.656 per Kg tembakau,
atau kenaikan sebesar 10,9 .
6.2.4. Penerimaan Tanpa Petik Daun TNG II di Kebun Ajong Gayasan 1999 – 2002
Tidak terdapat perubahan harga jual tembakau, penerimaan Kebun
Ajong Gayasan dihitung berdasarkan jumlah tembakau yang di hasilkan dikalikan dengan harga jual tembakau sesuai kualitasnya, dengan asumsi
bahwa semua tembakau dapat dijual , secara rinci rerata penerimaan, Kebun Ajong Gayasan selama 1999 – 2002, adalah sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Tabel 17. Total Penerimaan Kebun Ajong Gayasan Tanpa Perlakukan Petik TNG II Tahun 1999 – 2002, dalam ribu
rupiah
Tahun Uraian
1999 2000
2001 2002
Rerata
Dekblad + Omblad 188.946 155.583 195.368 175.595 178.873
Filler 998
341 346
1.549 808
Total Penerimaan 189.943 155.924 195.713 177.144 179.681
Pada Tabel 18 menunjukkan analisis perbedaan rerata penerimaan akibat adanya perlakuan standar dan perlakuan tanpa petik daun TNG II.
Terjadi penurunan penerimaan sebesar Rp 2.201.000 Ha Margin Revenue MR , berkurang Rp. 2.201.000, penurunan penerimaan
sebesar 1,2 akibat perlakuan tanpa petik daun TNG II.
Tabel 18. Perhitungan Hipotetis Rerata Penerimaan Kebun Ajong Gayasan 1999 – 2002 akibat Perbedaan Perlakuan Standar
dan Perlakuan Tanpa petik daun TNG II, dalam ribu rupiah
Uraian Rerata
Standar Rerata
Tanpa TNG II Perbedaan
Dekblad + Omblad 178.873
178.873 Filler
3.010 808
2.201 Total Penerimaan
181.883 179.681
2.201
Sumber : Data Diolah, Tahun 2006
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
6.2.5. Pendapatan Kebun Tembakau Tanpa Petik TNG II di Kebun Ajong Gayasan Tahun 1999 – 2002
Dengan perhitungan hipotetis atas perlakuan tanpa petik daun TNG II, besaran pendapatan Kebun Ajong Gayasan yang diperoleh tersajii
pada Tabel 19, berikut :
Tabel 19. Perhitungan Hipotetis Pendapatan Kebun Ajong Gayasan , antara perlakuan standar dan perlakuan Tanpa Petik TNG
II , rerata Tahun 1999 – 2002, dalam ribu rupiah
Uraian Standar
Tanpa Petik TNG II
Perbedaan
Penerimaan Revenue
181.883 179.681
-2.201 Biaya Produksi
Cost 79.713
75.397 -4.316
Pendapatan Profit
102.170 104.284
2.114
Sumber : Data Diolah, Tahun 2006
Secara Matematis perbedaan antara perlakuan perlakuan standar dan perlakuan tanpa petik daun TNG II, adalah sebagai berikut :
Margin Revenue MR :
- Rp 2.201.000 Margin Cost MC
: - Rp 4.316.000
Margin Profit MP :
Rp 2.114.000 Artinya, akibat adanya perbedaan perlakuan antara standar dan
perlakuan tanpa petik daun TNG II , MR MC , kesimpulannya adalah
bahwa perlakuan tanpa petik daun TNG II ini layak untuk diterapkan sebagai strategi produksi guna meningkatkan daya saing kebun tanaman
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
tembakau Kebun Ajong Gayasan dan tidak menyebabkan penurunan pendapatan.
Dengan luas areal tanaman TBN di Kebun Ajong Gayasan sekitar 280 Ha setiap tahun , maka secara hipotetis akan terjadi kenaikan
pendapatan sebesar : 280 Ha X Rp 2.144.000 Ha = Rp. 591.920.000 , untuk setiap musim tanam.
6.3. Kondisi Kebun Ajong Gayasan Tahun 2003 – 2006