Sofyan Raz 1999, dalam penelitiannya berjudul “Prospek Agribisnis Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tembakau Besuki,

II. TINJAUAN PUSTAKA

Masih sangat sedikit penelitian yang dilakukan pada tanaman tembakau cerutu di Jember, baik ditinjau dari aspek teknis agronomis, aspek ekonomis kaitan dengan pasar, laba rugi dsb, serta aspek sosial utamanya permasalahan lahan, SDM maupun hal – hal yang terkait dengan lingkungan.

2.1. Penelitian Terdahulu

1. Sofyan Raz 1999, dalam penelitiannya berjudul “Prospek Agribisnis

Perkebunan Tembakau – Suatu ‘case study’ PT Perkebunan Nusantara X Persero” mengangkat permasalahan langkah-langkah yang harus ditempuh perusahaan, Unit Usaha Tembakau apabila ingin mewujudkan salah satu misi perusahaan yaitu menjadi “world class company”, antara lain keinginan untuk menguasai pangsa pasar tembakau dunia. Beberapa tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan : a. Sewa lahan : - Selektifitas pemilihan lahan. - Pengelolaan kebun tembakau seefisien mungkin. - Meningkatkan kualitas tembakau. b. Kualitas dan kuantitas produksi : - penyerahan lahan yang tepat - memperhatikan ramalan iklim Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber - pengendalian hama dan penyakit tanaman - ketepatan waktu dan sasaran pemeliharaan tanaman. - Peningkatan antisipasi kebutuhan pasar - Keseimbangan antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan. Saran yang disampaikan adalah dalam melihat perubahan situasi segera melakukan revisi dan inovasi kegiatan untuk disesuaikan dengan keinginan pasar. Harapannya adalah SDM di Kebun tembakau harus tanggap terhadap perubahan dan mengambil langkah antisipasi untuk mengatasinya.

2. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tembakau Besuki,

2001 dalam “Kajian Permasalahan Tembakau Besuki NO“ menegaskan bahwa tembakau merupakan fancy product, sehingga harga jualnya sangat tergantung pada kualitas. Disamping itu dari hasil kajian dikemukakan bahwa : a. Fluktuasi harga di tingkat petani yang sangat fluktuatif. Data statistik yang dihimpun selama 10 tahun terakhir menunjukkanharga Filler cenderung menurun, sedangkan Dekblad dan Omblad cenderung naik. b. Fluktuasi luas areal dan produksi, terutama sangat dipengaruhi oleh harga jual pada tahun sebelumnya. c. Kualitas tembakau, dimana dari tiga macam produk tembakau : Dekblad – Omblad dan Filler, katagori Filler dikatakan sebagai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber produk tembakau mutu rendah, sehingga harga jual Filler sangat rendah dibanding dengan kedua produk yang lain. d. Tembakau Bawah Naungan, perkembangan produksi cenderung meningkat dari 312,7 ton pada tahun 1990 menjadi 855,5 ton pada tahun 2000. Areal TBN dikendalikan sesuai dengan permintaan pasar, melalui Letter of Intent, sehingga pasarnya relatif terjamin. Disisi lain tuntutan konsumen cerutu cenderung memilih cerutu kecil, berdampak kebutuhan Filler berkurang.

3. Perantara GMBH Bremen, 1999 dalam laporannya “Situasi