Identifikasi Tokoh dan Rangkaian Peristiwa 1. Alur
Tujuh belas tahun berlalu sejak peristiwa itu, Dama kini telah tumbuh menjadi seorang penyihir yang disegani oleh orang orang di wilayah kerajaan Wilmo. Bahkan
karena kemampuannya ini dia diangkat menjadi salah satu pimpinan prajurit oleh sang raja. Walaupun masih muda, tak ada yang berani meremehkan kemampuannya.
Kerajaan Wilmo memang sudah lama berselisih dengan kerajaan Agry, dan hari itu jendral San memerintahkan kepada Dama untuk memimpin penyerangan ke
wilayah kerajaan Agry. Bersama tiga ratus pasukan berpedang Dama berangkat melalui hutan perbatasan kedua kerajaan tersebut, dan saat hampir memasuki desa
Emwy mereka dihadang oleh seratus pasukan dari kerajaan Agry yang dipimpin oleh Don seorang kesatria muda berumur tujuh belas tahun dari kerajaan tersebut.
Pertempuran pun terjadi, banyak pasukan dari Wilmo yang terbunuh oleh tarian pedang Don. Namun Dama tak tinggal diam dan menunjukkan sihirnya, sebuah
bola api di lemparkannya ke arah pasukan Agry dan menewaskan puluhan pasukan. Karena melihat pasukannya yang kewalahan Don memerintahkan pasukannya untuk
mundur dan lari menuju desa Emwy, sementara itu pasukan Wilmo terus mengejar mereka.
Saat memasuki desa Emwy, Dama mencoba untuk mengeluarkan bola api untuk menghancurkan rumah rumah penduduk namun entah mengapa tiba-tiba ilmu
sihirnya seolah olah menghilang. Don kemudian menyerangnya dan Dama pun akhirnya melanjutkan pertarungan dengan pedang. Pertarungan seru terjadi antara
Don dan Dama, mereka bermain pedang dengan sangat lincah. Cukup lama pertarungan satu lawan satu ini berlangsung, hingga akhirnya Don terjatuh dan
kepalanya terbentur batu ia pun pingsan seketika. Dama berdiri di depannya dan bersiap akan menusukkan pedangnya ke arah tubuh Don.
Namun tiba tiba seorang wanita tua berteriak ke arah mereka berdua. “Jangan bunuh Don anakku”, teriak wanita tua itu sambil menangis dan berlari
menghampiri mereka. Dama menoleh ke arah wanita tua itu dan saat itu juga ingatan masa lalu Dama muncul dan ia mulai mengingat masa kecilnya di desa itu, ia pun
ingat bahwa nama aslinya ada Gon, dan ia juga mengenali siapa wanita tua itu. “Tuan, jangan bunuh anakku, ampunilah dia bunuh sajalah aku.” Kata wanita tua itu
sambil berlutunt di depan Dama. “Entah mengapa selama tujuh belas tahun ingatanku tentang desa ini menghilang,
namun detik ini aku mulai mengingat semuanya, wahai Ibu aku adalah Gon putramu yang terpisah darimu ketika aku berumur sepuluh tahun tidakkah Kau
mengingatnya?” Kata Gon pada wanita itu. Sontak hal ini membuat wanita itu, kemudian wanita itu berdiri dan meraba
wajah Gon, air matanya tak henti hentinya menetes. Sang ibu pun akhirnya mengenali Gon saat melihat tanda lahir yang ada di leher Gon.
Perjumpaan sang ibu dengan putranya itupun seketika berakhir ketika Don bangun dan kemudian menusukkan pedang ke dada Gon dan membuatnya terkapar dengan