Latar Waktu Sezaman PENUTUP
Kesatria dari Agry Cerpen Karangan: Gugum Gumilang
Emwy adalah nama sebuah desa kecil nan damai, dimana desa ini termasuk dalam wilayah kerajaan Agry. Hari itu seorang anak berjalan sendirian menuju tepi
danau yang ada di dekat desanya. Gon, begitulah anak berumur sepuluh tahun tersebut akrab disapa oleh warga sekitar. Hampir tiap pagi ia memancing di danau
tersebut, Ayah dan ibunya adalah seorang petani yang setiap hari sibuk mengurus pertanian. Seperti biasa sesampainya di danau ia segera menyiapkan peralatan
memancing dan kemudian melemparkan umpan ke danau tersebut. Tak sampai lima menit umpannya pun ditarik oleh ikan, namun alangkah kagetnya Gon ketika melihat
dua orang lelaki dewasa berwajah seram yang tiba tiba berada di sebelahnya. Kedua penjahat itu menangkap Gon kemudian mengikat tangan dan kakinya
lalu dimasukkan ke dalam karung. Segera kedua penjahat itu kabur dengan menaiki kuda. Gon teriak sekuat tenaga namun tampaknya sia-sia, karena kedua penjahat tadi
membawanya memasuki hutan dan terus menjauh dari pemukiman warga. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, siang itu mereka tiba di
sebuah desa kecil yang berada di wilayah kerjaan Wilmo. Oleh kedua penjahat itu Gon dijual kepada seorang nenek yang tak lain adalah penyihir terkenal di desa itu.
Gon dimasukan ke dalam sebuah kamar, tak ada makanan ataupun minuman hanya sebuah ranjang dan meja kosong yang ia lihat. Gon sudah kelelahan untuk menangis,
suaranya habis karena berteriak sepanjang perjalanan. Tak lama kemudian nenek tersebut memberikan segelas air dan sepotong roti untuk Gon, tanpa pikir panjang
Gon segera memakan roti itu dan meminum air yang diberikan sang nenek. Entah mengapa tiba tiba Gon merasa pusing kemudian pingsan setelah itu.
Anak berumur sepuluh tahun tersebut akhirnya bangun keesokan harinya, dia bangun dan merasa bingung, dan selain itu ia juga tak mengingat peristiwa apapun.
Ternyata sang penyihir memasukkan ramuan yang membuatnya hilang ingatan pada minuman yang ia minum kemarin. Sang nenek penyihir memberi nama anak itu
Dama, ia pun diajari ilmu sihir oleh sang nenek. Sedikit demi sedikit Dama pun menguasai sihir