sedangkan dari sisi human tourism mendapatkan nilai merah dengan nilai 9. sedangkan Australia dalam bidang infrastruktur mendapatkan nilai 100 green sedangkan price dan
human tourism masih mendapat warna merah.
2.7 Pengertian dan Pentingnya Posisioning
Posisioning adalah bagian akhir dari rangkaian strategi pemasaran, yang terdiri dari elemen segmentasi, targeting dan posisioning atau STP Kotler dan Keller,2009:292.
Segmentasi adalah membagi pasar menjadi bagian yang lebih homogen dari beragam segmentasi pasar yang dapat dianalisis dari aspek geografi, demografi, psikografi dan
behavior. Sedangkan penentuan pasar sasaran atau targeting adalah membidik pangsa pasar mana yang dapat dipenuhi oleh perusahaan atau organisasi secara superior Kotler dan
Keller,2009:292. Dilanjutkan dengan memposisikan penawaran agar pasar sasaran mengetahui
kelebihan produk yang ditawarkan serta citra perusahaan atau organisasi.Dengan demikian kesuksesan sebuah posisioning sangat ditentukan oleh kemampuan dalam menentukan
target pasar yang dituju sesuai dengan produk dan potensi suatu destinasi. Posisioning atau pemosisian menurut Kotler dan Keller. 2009: 292 adalah tindakan merancang penawaran
dan citra perusahaan agar mendapatkan tempat khusus dalam pikiran pasar sasaran. Tujuannya adalah menempatkan merek dalam pikiran konsumen untuk memaksimalkan
manfaat potensian bagi perusahaan. Hasil dari posisioning adalah terciptanya dengan sukses suatu proposisi nilai yang terfokus pada pelanggan.
Istilah penentuan posisi atau posisioning dipopulerkan pertama kali oleh Al Ries dan Jack Trout pada tahun 1972, mereka adalah penulis buku dengan judul Posisioning: The
Battle for Your Mind. Tjiptono 1997:109. Posisioning adalah suatu startegi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik dalam benak konsumen sehingga terbentuk citra atau
imej produk yang unggul dibandingkan dengan produk lainnya. Tjiptono 1997:109-113. Menurut Tjiptono 1997:110, ada tujuh pendekatan yang digunakan dalam menentukan
posisi suatu produk atau organisasi, yaitu : 1 Posisioning berdasarkan atribut, ciri-cirinya, sebuah produk dapat dilihat dari ciri-cirinya apakah warnanya atau ciri yang lain 2.
Posisioning berdasarkan harga dan kualitas suatu produk, hotel bintang lima akan memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan hotel kelas melati, 3. Posisioning
didasarkan pada aspek penggunaan atau aplikasi, apakah suatu produk memberikan nilai guna bagi pembelinya, komputer dengan spesifikasi terbaru dan lengkap mungkin akan
dapat diaplikasikan pada berbagai jenis aplikasi, 4. Posisioning didasarkan pada aspek pemakai produk, siapa pemakai produk tersebut atau pembelinya, produk wisata budaya
siapakah pembelinya produk pariwisata heritage dan spiritual akan berbeda pembelinya. 5. Posisioning didasarkan atas kelas produk tertentu, produk yang ramah lingkungan akan
memiliki kelas eksklusif dibandingkan dnegan produk yang biasa saja, 6. Posisioning didasarkan atas posisi dengan pesaing, sebuah perusahaan dapat menentukan dirinya
dengan pesaing, apakah ingin lebih tinggia atau hanya sebagai pengikut saja, 7. Posisioning dilihat dari manfaat, apakah produk yang dibeli atau destinasi yang akan
dikunjungi akan memberikan manfaat atau tidak. Tjiptono,1997:110 – 111. Lebih lanjut dikatakan bahwa keberhasilan sebuah posisioning sangat ditentukan
oleh persepsi yang diciptakan oleh konsumen atau pelanggan, perusahaan itu sendiri dan pesaing. Dengan demikian evaluasi terhadap posisioning suatu produk, perusahaan, atau
organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan untuk mempersepsikan produk itu endiri kepada pelanggan. Produk yang bekualitas akan dipersepsikan baik oleh konsumen.
Persepsi perusahaan terhadap produknya sendiri, dapat dilakukan dengan memahami selera konsumen, sehingga akan mampu mempersepsikan produk yang sesuai dengan selera pasar
atau konsumen yang pada gilirannya merasa bangga terhadap produk yang diciptakan melalui penciptaan daya kreasi atau inovasi dalam menciptakan produk yang bermutu atau
bernilai. Harus disadari bahwa bahwa pesaing juga akan berusaha menciptakan produk yang
berkualitas serta ingin memuaskan konsumen dengan berbagai cara. Maka pahamilah pesaing dan ciptakan produk yang meningkatkan pengalaman kepada konsumen, yang
dalam konteks pariwisata sering disebut dengan quality of experinces adalah sebuah keharusan.
Penelitian ini mencoba memposisikan Bali sebagai suatu destinasi dunia, yang mungkin dibenak konsumen menganggap Bali tidak hanya sebagai destinasi budaya atau
mungkin juga tidak tahu Bali adalah destinasi Budaya, mungkin sebagai destinasi wisata budaya, alam, heritage dan mungkin spiritual. Sebagai destinasi budaya, memang sudah
tidak asing karena telah dituangkan melalui Perda No. 3 tahun 1993 tentang pariwisata Budaya, namun dibenak konsumen yang memiliki banyak keinginan, banyak pengalaman
serta rekomendasi dari orang – orang atau mungkin akan memutuskan sendiri resiko untuk melakukan perjalanan akan memposisikan sendiri suatu destinasi dibenak mereka.
METODE PENELITIAN
Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir penelitian ini diilhami oleh paper yang disampaikan Frederic Dimance, Director Center for Tourism Management, Ceram Business School Nice – Sophia
Antipolis, France sebagai keynote presentation on ”Hosting Signature Event for Anchoring Destinations” pada World Tourism Conference WTC: Tourism Success Stories and
Shooting Stars. Dapat digambarkan bahwa globalisasi GL dan teknologi informasi IT telah melanda dunia Dimanche,2007:1;Reisinger,2009:8, sehingga membawa perubahan
dalam konteks pariwisata sehingga menuntut negara, wilayah dan juga destinasi harus berubah
untuk menjadi
lebih efektif
terutama dalam
menghadapi pesaing
Dimanche,2007:1. Reisinger 2009:11 menambahkan bahwa globalisasi telah membawa perubahan pada sisi demand atau permintaan, kosumen digambarkan sebagai ”new type of
tourist” sehingga sering disebut dengan ”experiential”tourist, yang menginginkan sesuatu yang novelty, ”strangeness, authenticity sehingga menciptakan pengalaman yang unik.
Reisinger, 2009:11 atau experiences tourists Jafari, 1987 dalam Leiper, 2004: 78; Prentice dan Andersen, 2003:.
Persaingan yang semakin ketat meuntut produsen harus berfikir seperti seorang bisnis, pariwisata sebagai suatu industri, harus dikelola dengan baik UNWTO, 2011: 1;
Ritchie and Goldner ,2006: 17; Gee et.al., 1997: ix; Fridgen 1996: 14; Wall dan Mathieson, 2006: 73. Sehingga diperlukan 1. Pengembangan produk, 2. Menarik pasar, 3.
Memuaskan konsumen, dan 4 Membangun loyalitas. Dimenche, 2007: 1, ke-empat elemen ini merupakan komponen yang sangat penting bagi seorang pemasar agar dapat
meningkatkan loyalitas kosumen serta menghadapi persaingan yang semakin kompetitif. Berkembangnya globalisasi dan teknologi informasi membawa perubahan pula pada
suatu destinasi wisata sebagai suatu ”tempat” atau ”kesatuan geografis” yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan yang memiliki kekuatan yang multidimensi Ritchie and
Crouch,2003:2, yang terdiri dari komponen; 1. Ekonomi, 2. Sosial, 3. Budaya, 4. Politik, 5. Teknologi, dan 6. Lingkungan, Sehingga elemen ini dapat digunakan sebagai
daya tarik wisata serta kekuatan dalam menghadapi pesaing.Pike 2005:41.
Untuk meningkatkan daya saing, perusahaan atau organisasi harus mampu mengembangkan strategi pemasaran melalui pengembangan destinasi wisata yang berbeda
dengan berbagai produk yang memiliki keunggulan kompetitif melalui kegiatan yang kreatif dan inovatif. Richards, 2001 dalam Prentice and Andersen,2003:8, sehingga
tercipta posisioning destinasi wisata yang kreatif atau pariwisata kreatif. Dengan demikian inti dari posisioning suatu destinasi wisata bagaimana melaksanakan strategi pemasaran
mengkombinasikan bauran produk dan pasar atau produk – market mix Dimanche,2007:1 Berbagai pandangan tersebut maka dapat digambarkan kerangka berfikir sebagai
berikut: Globalisasi dan teknologi informasi telah mampu membawa perubahan dalam bidang pariwisata terutama perubahan pada sisi konsumen dimana wisatawan dewasa ini
menginginkan suatu pengalaman yang berkualitas quality experience sehingga diperlukan produk berkualitas, atau suatu destinasi yang berkualitas melalui kegiatan yang kreatif dan
inovatif Dengan demikian posisioning suatu destinasi sangat ditentukan oleh kemampuan dalam mengembangkan strategi yang memadukan berbagai kebutuhan konsumen dengan
pengembangan produk yang dapat memuaskan konsumen , loyalitas serta memiliki daya saing dengan kompetitor yang lain. Seperti disajikan pada Gambar.3.1.
Permasalaha n Destinasi
Pariwisata : Teoritis dan
Empiris
Wisatawan NusantaraKeb
utuhan dan keinginan
OrganisasiPerusah aan BPW
Globalissi
Stakeholder PariwisataBiro
Perjalanan Persainga
n
Pengelola Daya Tarik
Wisata
Gambar 4.1. Kerangka Berfikir Penelitian
4.2 Rancangan Penelitian