PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR MELALUI METODE DISKUSI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 3 Tulang Bawang Tengah Tahun Ajaran 2011/2012)
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR MELALUI METODE DISKUSI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN
KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 3 Tulang Bawang Tengah Tahun Ajaran 2011/2012)
(SKRIPSI)
Oleh
DESI NURHAYATI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(2)
ii ABSTRAK
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR MELALUI METODE DISKUSI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN
KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 3 Tulang Bawang Tengah Tahun Ajaran 2011/2012)
Oleh
DESI NURHAYATI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gambar melalui metode diskusi terhadap peningkatan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok Organisasi Kehidupan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan sampel penelitian yaitu siswa kelas VII B dan kelas VII D SMP Negeri 3 Tulang Bawang Tengah yang dipilih secara acak dengan teknik cluster random sampling. Desain penelitian adalah pretest-posttest non equivalen. Data penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa yang dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretest dan posttest yang dianalisis secara statistik melalui uji-t pada taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan rata-rata aktivitas belajar siswa yang menggunakan media gambar melalui metode diskusi dari pertemuan I
(3)
iii
dengan rata-rata 70,08 meningkat pada pertemuan II dengan rata-rata 78,41. Penguasaan konsep oleh siswa juga mengalami peningkatan rata-rata antara nilai pretest dan posttest yang di ukur dengan N-gain, pada kelas eksperimen yaitu sebesar 51,12lebih tinggi dibandingkan dengan N- gain kelas kontrol yaitu 34,53. Indikator penguasaan konsep yang memiliki nilai rata-rata tertinggi pada kedua kelas yaitu aspek ingatan (C1), sedangkan rata-rata aspek penguasaan konsep terendah pada kedua kelas yaitu aspek aplikasi (C3). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media gambar melalui metode diskusi berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Tulang Bawang Tengah pada materi pokok Organisasi Kehidupan.
Kata kunci : Media gambar, metode diskusi, aktivitas belajar, penguasaan konsep, organisasi kehidupan.
(4)
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR MELALUI METODE DISKUSI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN
KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 3 Tulang Bawang Tengah Tahun Ajaran 2011/2012)
Oleh
DESI NURHAYATI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(5)
Judul Skripsi : PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR
MELALUI METODE DISKUSI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 3 Tulang Bawang Tengah Tahun Ajaran 2011/2012)
Nama Mahasiswa : Desi Nurhayati Nomor Pokok Mahasiswa : 0713024020 Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing
Drs. Arwin Achmad, M.Si. Pramudiyanti, S.Si., M.Si. NIP 19570803 198603 1 004 NIP 19730310 199802 2 001
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si.
(6)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Arwin Achmad, M.Si. ………..
Sekretaris : Pramudiyanti, S.Si., M.Si. …………...
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Tri Jalmo, M.Si. ……….
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Bujang Rahman, M. Si. NIP. 19600315 198503 1 003
(7)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Mulya Kencana, pada tanggal 16 Desember 1990, yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Paryono dan Ibu Mugiyati.
Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 5 Mulya Kencana diselesaikan tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 3 Tulang Bawang Tengah diselesaikan tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Terbanggi Besar diselesaikan tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi anggota Generasi Muda FPPI tahun 2007 dan anggota Eksakta Muda HIMASAKTA tahun 2007. Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 2 Bandar Lampung, dan pada tahun 2012 penulis melakukan penelitian di SMP Negeri 3 Tulang Bawang Tengah untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd.).
(8)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur hanya milik Allah SWT. Sang Maha karya, pemilik kehidupan, yang atas izinNya karya kecil ini dapat
terselesaikan.
Sebuah karya kecil untuk orang-orang yang ku kenal dan mengenalku. Teristimewa untuk Bapak dan Mamak
Terima kasih untuk setiap do’a, cinta, dan perjuangan yang tercurah Semoga Echik bisa menjadi tabungan untuk kalian di Surga, nanti.
Almamater tercinta Universitas Lampung
(9)
MOTTO
“Laa ‘izzata illa bi al-Islam, wa Laa Islama illa bi as-Syari’ah wa Laa Syari’ata Illa bi ad-Daulah Khilaafah Raasyidah”
(Anonim)
“Hidup bukanlah aliran air, yang mengikuti lintasan dan bermuara di laut lepas, Karena hidup adalah perjuangan untuk menggapai Ridho Allah SWT”
(10)
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Desi Nurhayati Nomor Pokok Mahasiswa : 0713024020 Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, November 2012 Yang menyatakan
Desi Nurhayati NPM 0713024020
(11)
xi
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, dengan limpahan berkah dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR MELALUI METODE DISKUSI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 3 Tulang Bawang Tengah Tahun Ajaran 2011/2012)”. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Pd., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas Lampung dan Pembimbing II penulis. Terima kasih atas nasehat, bantuan, dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan selama proses penyelesaian skripsi ini;
4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing I dan Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih atas nasehat, kesabaran dan kesediaannya untuk memberikan bimbingan selama proses penyelesaian skripsi ini;
5. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku dosen penguji atas kritik dan saran yang diberikan hingga terselesaikannya skripsi ini;
(12)
xii
6. Dosen PMIPA UNILA, atas segala bantuan dan ilmu yang telah diberikan serta staf di FKIP Unila;
7. Drs. Dimanto Bangun, M.M.Pd., selaku kepala sekolah SMPN 3 Tulang Bawang Tengah, dan Cicilia Ratnawati, S.Pd., selaku guru mitra, siswa-siswi kelas VII B dan VII D, serta semua pihak di SMPN 3 Tulang Bawang Tengah atas kerjasama dan bimbingannya;
8. Teristimewa untuk Bapak dan Mamakku tercinta yang telah mendoakan dan selalu mendukung baik material maupun moril, terima kasih untuk segalanya; 9. Adekku Haryati, terima kasih untuk do’a, perhatian dan dukungan
semangatnya, mbak sayang adek. Serta kakakku, mas Eko Triono, terima kasih untuk do’anya. Mbah, Bude, Pakde, Paklek, Bulek, Sepupu dan
Keponakanku terima kasih atas doa, perhatian, dukungan dan kasih sayangnya selama ini;
10.Saudara seperjuangan dalam dakwah, teman-teman Pendidikan Biologi, teman-teman pengurus Ruang Baca J.PMIPA, terimakasih atas kisah yang terukir selama ini;
11.Semua pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan penulis semoga karya kecil ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, 20 November 2012 Penulis,
(13)
xiii DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5
F. Kerangka Pikir ... 6
G. Hipotesis ... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Media Gambar ... 9
B. Metode Diskusi ... 15
C. Aktivitas Belajar ... 18
D. Penguasaan Konsep ... 21
III. METODE PENELITIAN ... 25
A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 25
B. Populasi dan Sampel ... 25
C. Desain Penelitian ... 25
D. Prosedur Penelitian ... 26
E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 31
1. Jenis Data Penelitian ... 31
2. Teknik Pengumpulan Data ... 31
F. Teknik Analisis Data ... 33
1. Uji Normalitas Data ... 34
2. Kesamaan Dua Varians ... 34
3. Pengujian Hipotesis ... 34
4. Uji U Mann Whitney ... 35
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
A. Hasil Penelitian ... 37
(14)
xiv
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 48
A. Simpulan ... 48
B. Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 50
LAMPIRAN ... 53
1. Perangkat Pembelajaran ... 54
2. Data Hasil Penelitian ... 107
3. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 129
4. Foto-Foto Penelitian ... 137
(15)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Lembar observasi aktivitas siswa . ... 33 2. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 36 3. Hasil penguasaan konsep organisasi kehidupan ... 38 4. Hasil analisis rata-rata N-gain setiap indikator penguasaan konsep
organisasi kehidupan oleh siswa ... 40 5. Peningkatan setiap indikator penguasaan konsep oleh siswa ... 41 6. Hasil rata-rata aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kelas
(16)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 8
2. Kerucut pengalaman belajar ... 19
3. Desain pretest- postest kelompok non ekuivalen ... 26
4. Jawaban LKS kegiatan 1 salah satu kelompok pada kelas eksperimen ... 45
5. Jawaban LKS kegiatan 2 salah satu kelompok pada kelas eksperimen ... 46
6. Suasana kegiatan prestest dan posttest kelas eksperimen ... 137
7. Suasana kegiatan diskusi kelompok ... 137
8. Suasana kegiatan presentasi ... 138
9. Suasana kegiatan prestest dan posttest kelas kontrol ... 139
10. Suasana kegiatan pembelajaran guru menyajikan materi pembelajaran ... 139
(17)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DalamUU RI No 20 Tahun 2003 (2007: 5) dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berimam dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Dalam rangka mewujudkan amanat undang-undang, seorang guru sebagai salah satu pemain dalam dunia pendidikan harus mampu menciptakan sebuah pembelajaran yang menyenangkan sehingga menjadikan peserta didik aktif dan dapat memahami setiap konsep-konsep pembelajaran dengan mudah. Pembelajaran harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam memecahkan permasalahan dari setiap materi pembelajaran. Sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dari setiap materi.
Dahar (1989: 79) menyatakan bahwa hasil utama pendidikan adalah belajar konsep. Karena konsep-konsep merupakan batu-batu pembangun (building blocks) berpikir. Konsep-konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus menguasai konsep-konsepnya terlebih dahulu. Untuk itu sebuah pembelajaran yang tercipta selayaknya adalah pembelajaran yang menempatkan siswa pada posisi sebagai subjek, bukan objek pendidikan. Siswa bukan hanya sebagai wadah tempat penampung pengetahuan.
(18)
Selama ini banyak siswa yang beranggapan Biologi hanya sebagai pelajaran hafalan. Konsep-konsep dalam pelajaran Biologi banyak diremehkan dan hanya ada di benak siswa ketika akan ujian. Sehingga penguasaan konsep siswa terhadap suatu materi relatif rendah dan banyak siswa yang kesulitan memahami materi-materi lanjutan ketika memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Pembelajaran Biologi materi pokok organisasi kehidupan adalah salah satu materi yang diberikan pada siswa SMP kelas VII semester II dengan standar kompetensi memahami keanekaragaman makhluk hidup dan kompetensi dasar mendeskripsikan keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme. Hasil observasi di SMPN 3 Tulang Bawang Tengah ditemukan bahwa penguasaan konsep sistem organisasi kehidupan oleh siswa masih rendah, hal ini terlihat dari hasil pembelajaran. Dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 60, rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 47,5 yang berarti masih di bawah KKM dan sekitar 35 % siswa memperoleh nilai di bawah KKM tersebut. Rendahnya hasil pembelajaran materi organisasi kehidupan dikarenakan guru masih
menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Melalui metode ceramah aktivitas belajar yang dilakukan siswa menjadi rendah. Aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa adalah dominan mendengarkan penjelasan guru. Berdasarkan kerucut pengalaman belajar (Depdiknas, 2003: 12) diketahui bahwa hasil belajar yang diperoleh melalui mendengarkan hanya sekitar 20 %. Pengalaman belajar yang rendah menjadikan siswa kesulitan memahami konsep-konsep materi Biologi.
Keterbatasan media pembelajaran yang ada di SMPN 3 Tulang Bawang Tengah juga menjadi kendala bagi guru untuk dapat menciptakan pembelajaran yang aktif dan inovatif. Untuk itu
(19)
perlu adanya suatu pembelajaran dengan media yang sederhana yang tidak memerlukan alat bantu dalam penggunaannya. Media gambar adalah salah satu alternatif media yang dapat digunakan oleh guru. Hamzah (1981: 27-28) menyatakan gambar merupakan alat visual yang penting dan mudah didapat. Penting sebab dapat memberi penggambaran visual yang konkrit tentang masalah yang digambarkannya. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang dapat diungkapkan dengan kata-kata, baik yang ditulis maupun yang diucapkan. Selain media gambar, metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan akan menambah minat siswa dalam belajar. Salah satunya adalah dengan menerapkan metode diskusi yang dilaksanakan dengan teknik permainan yang menguji kekompakan dan kecepatan kelompok diskusi. Berdasarkan penelitian Maisaroh (2001: 1) pada siswa kelas 1SMP Surya Dharma bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran Biologi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Biologi siswa.Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Media Gambar Melalui Metode Diskusi Terhadap Aktivitas Belajar dan Penguasaan Konsep Oleh Siswa Pada Materi Pokok Organisasi Kehidupan(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 3 Tulang Bawang Tengah Tahun Ajaran
2011/2012)”.
B.Rumusan Masalah
(20)
1. Bagaimana pengaruh penggunaan media gambar melalui metode diskusi terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa kelas VII SMPN 3 Tulang Bawang Tengah pada materi organisasi kehidupan?
2. Bagaimana pengaruh penggunaan media gambar melalui metode diskusi terhadap peningkatan penguasaan konsep organisasi kehidupan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tulang Bawang Tengah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh penggunaan media gambar melalui metode diskusiterhadap peningkatan aktivitas belajar siswa kelas VII SMPN 3 Tulang Bawang Tengah pada materi organisasi kehidupan
2. Pengaruh penggunaan media gambar melalui metode diskusiterhadap peningkatan penguasaan konsep organisasi kehidupan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tulang Bawang Tengah.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Siswa yaitu untuk menciptakan suasana belajar yang baru yang dapat meningkatkan penguasaan konsep dan aktivitas belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
(21)
2. Guru yaitu sebagai alternatif model pembelajaran di sekolah, sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep dan aktivitas belajar siswa.
3. Peneliti yaitu menambah pengetahuan dan pemahaman sebagai calon guru tentang penggunaan media pembelajaran khususnya media gambar dalam meningkatkan penguasaan konsep dan aktivitas belajar siswa.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Media pembelajaran yang digunakan berupa media gambar.
2. Aktivitas belajar siswa yaitu kegiatan yang dilakukan siswa di ruang kelas saat kegiatan pembelajaran berlangsung yang sesuai dengan proses pembelajaran. Aspek-aspek aktivitas siswa yang di amati adalah:
1) Oral activities
a. Mengajukan pertanyaan/ pendapat sesuai dengan materi pembelajaran b. Menjawab pertanyaan/ menanggapi pendapat dengan tepat
2) Listening activities
a. Mendengarkan penjelasan/ perintah guru
b. Mendengarkan pertanyaan/ pendapat/ pernyataan dari teman 3) Writing activities
a. Menuliskan ringkasan materi/ jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pada LKS/ soal-soal dari guru dengan baik (dapat di baca)
b. Mengerjakan LKS/ soal-soal dari guru dengan tepat waktu 4) Emotional activities
(22)
b. Bersemangat melaksanakan perintah guru
3. Penguasaan konsep oleh siswa artinya siswa mampu memahami secara lebih mendalam konsep-konsep pada materi pokok organisasi kehidupan yang dilihat dari skor hasil pretest dan posttest siswa.
4. Siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII B dan VII D SMPN 3 Tulang Bawang Tengah tahun pelajaran 2011/2012.
5. Kompetensi dasar pada penelitian ini adalah mendeskripsikan keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme.
F. Kerangka Pikir
Penguasaan konsep adalah hal penting yang harus dimiliki siswa untuk dapat memahami materi pembelajaran. Untuk dapat menguasai suatu konsep dalam pembelajaran harus tercipta sebuah pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa tersebut. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi penguasaan konsep dan keaktifan siswa yaitu media pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran yang tepat akan mempermudah siswa dalam memahami pelajaran Biologi. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
Di SMPN 3 Tulang Bawang Tengahpenguasaan konsepBiologi pada materi pokok organisasi kehidupanmasih rendah.Aktivitas belajar siswa juga masih rendah. Rendahnya penguasaan konsep dan aktivitas belajar siswa disebabkan oleh pembelajaran yang masih menggunakan metode ceramah tanpa memperhatikan aktivitas belajar yang berpusat pada siswanya. Pembelajaran dengan metode ceramah cenderung berjalan satu arah dari guru ke siswa, menyebabkan pembelajaran terkesan hanya mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa saja.
(23)
Untuk itu perlu memperbaiki proses pembelajaran dengan cara menggunakan media
pembelajaran yang diduga sesuai dengan materi organisasi kehidupan.Media gambar adalah alternatif media yang dapat digunakan oleh guru. Media gambar merupakan media yang mudah diperoleh dan mudah penggunaannya tanpa memerlukan alat bantú tambahan. Media gambar ini kemudian dipadukan dengan metode diskusi. Sehingga siswa dapat aktif dalam kegiatan belajar.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media gambar melalui metode diskusi. Sedangkan, variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa.Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
Keterangan: X = Media gambar melalui metode diskusi Y1 = Aktivitas belajar siswa
Y2 = Penguasaan konsep oleh siswa
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: X
Y1
(24)
H0 : Penggunaan media gambar melalui metode diskusi tidak berpengaruh signifikan
terhadap peningkatan penguasaan konsep sistem organisasi kehidupan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tulang Bawang Tengah.
H1 : Penggunaan media gambar melalui metode diskusi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penguasaan konsep organisasi kehidupan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tulang Bawang Tengah.
(25)
(26)
I. TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Gambar
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat
mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain (Mustikasari, 2008: 1).
Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Sehingga kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Djamarah dan Zain, 2006:120-122).
Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses
(27)
Hubungan komunikasi ini akan berjalan lancar dan tercapai tujuan secara maksimal apabila proses belajar mengajar ditingkatkan. Peningkatan tersebut sebagian besar tergantung pada faktor penunjang, yaitu alat bantu pendidikan yang disebut sebagai media pendidikan. Media pendidikan adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara, dengan
menggunakan alat penampil dalam proses belajar mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional, meliputi kaset, audio, slide, film-strip, OHP, film, radio, televisi dan sebagainya (Rohani, 1997: 1-4).
Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panca indera. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat perangkat keras dalam yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa (Arsyad, 1997: 6). Media pendidikan mempunyai nilai-nilai praktis yaitu meletakkan dasar-dasar yang konkrit dari konsep yang abstrak sehingga mengurangi verbalisme, menampilkan objek yang terlalu besar dan tidak mungkin dibawa ke dalam kelas, memperlambat gerakan yang terlalu cepat, membangkitkan motivasi belajar, dapat mengontrol dan mengatur tempo belajar siswa, memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya dan memungkinkan untuk menampilkan objek yang nyata kepada siswa (Sadiman, dkk, 2008: 6-7).
Mustikasari (2008: 3 - 4) menjelaskan secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah:
(28)
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik 3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja 7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses
8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang paling sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi pabrik.Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang.Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media.Bretz dalam Anonim (2009: 1) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan gerak):
1. Media audio 2. Media cetak 3. Media visual diam 4. Media visual gerak 5. Media audio semi gerak 6. Media visual semi gerak 7. Media audio visual diam 8. Media audio visual gerak
(29)
Gambar merupakan alat visual yang penting dan mudah didapat. Penting sebab dapat
memberi penggambaran visual yang konkrit tentang masalah yang digambarkannya. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang dapat diungkapkan dengan kata-kata, baik yang ditulis maupun yang diucapkan. Supaya gambar mencapai tujuan semaksimal mungkin sebagai alat visual, gambar harus dipilih menurut syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat itu sebagai berikut: (1) gambar harus bagus, jelas, menarik, mudah dimengerti, dan cukup besar untuk dapat memperlihatkan detail, (2) apa yang tergambar harus cukup penting dan cocok untuk hal yang sedang dipelajari atau masalah yang sedang dihadapi, (3) gambar harus benar atau autentik, artinya menggambarkan situasi yang serupa jika dilihat dalam keadaan sebenarnya, (4) kesederhanaan penting sekali. Gambar yang rumit sering mengalihkan perhatian dari hal-hal penting, (5) gambar harus sesuai dengan kecerdasan orang yang melihatnya, (6) warna walau tidak mutlak dapat meninggikan nilai sebuah gambar, menjadikannya lebih realistis dan merangsang minat untuk melihatnya. Selain itu, warna dapat memperjelas arti dari apa yang digambarkan. Akan tetapi penggunaan warna yang salah sering menghasilkan
pengertian yang tidak benar, (7) ukuran perbandingan penting pula (Hamzah, 1981: 27-28). Menurut Sadiman, dkk (1986:32-33) ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar sehingga dapat dijadikan sebagai media pendidikan. Keenam syarat itu ialah sebagai berikut:
1. Autentik. Dimana gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya.
2. Sederhana. Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar.
(30)
4. Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. Gambar yang baik tidaklah menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu. 5. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Walaupun
dari segi mutu kurang, gambar siswa sendiri sering kali lebih baik.
6. Gambar hendaknya bagus dari segi seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Beberapa kelebihan gambar menurut Hamzah (1981: 29), ialah sebagai berikut: 1. Gambar mudah diperoleh, bisa digunting dari majalah atau dibuat sendiri. Mudah
menggunakannya. Tidak memerlukan alat tambahan.
2. Penggunaan gambar merupakan hal yang wajar dalam proses belajar tanpa memberi kesan “show” seperti yang sering dituduhkan kepada penggunaan slide atau film. 3. Koleksi gambar dapat diperbesar terus.Mudah mengatur pilihan untuk suatu pelajaran. Gambar memiliki peran penting dalam rangka usaha untuk memperjelas pengertian pada peserta didik. Sehingga, dengan menggunakan gambar dapat menambah pengalaman belajar peserta didik karena dengan gambar peserta didik dapat lebih memperhatikan terhadap benda-benda atau hal-hal yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan pelajaran. Selain itu, gambar dapat membantu guru dalam mencapai tujuan instruksional, karena gambar termasuk media yang mudah dan murah serta besar artinya untuk mempertinggi nilai pengajaran. Dengan gambar, pengalaman dan pengertian peserta didik menjadi lebih luas, lebih jelas dan tidak mudah dilupakan, serta lebih konkret dalam ingatan dan asosiasi peserta didik. Adapun manfaat media gambar dalam proses instruksional adalah penyampaian dan penjelasan mengenai informasi, pesan, ide dan sebagainya dengan tanpa banyak
(31)
menggunakan bahasa-bahasa verbal, tetapi dapat lebih memberikan kesan (Rohani, 1997: 76-77).
B. Metode Diskusi
Diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat, pemunculan ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam
kelompok untuk mencari kebenaran. Sedangkan diskusi sebagai suatu metode pembelajaran adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne dan Briggs dalam Anonim, 2011. a): 125).
Manakala salah satu diantara siswa berbicara, maka siswa-siswa lain yang menjadi bagian dari kelompoknya aktif mendengarkan. Siapa yang berbicara terlebih dahulu dan begitu pula yang menanggapi, tidak harus diatur terlebih dahulu. Dalam berdiskusi, seringkali siswa saling menanggapi jawaban temannya atau berkomentar terhadap jawaban yang diajukan siswa lain. Sehingga melalui metode diskusi, keaktifan siswa sangat tinggi. (Anonim, 2011. b): 125)
Dalam proses pembelajaran tidak semua tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan menggunakan metode diskusi. Menurut Gall dan Gall (dalam Depdikbud, dalam Anonim, 2011. b): 127) ada
(32)
tiga macam tujuan pembelajaran yang cocok melalui penggunaan metode diskusi:(1) penguasaan bahan pelajaran, (2) pembentukkan dan modifikasi sikap, serta (3) pemecahan masalah.
Suatu pembelajaran akan menghasilkan output yang baik tentunya jika diawali dengan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran. Menurut Suryosubroto (dalam Trianto, 2009: 123) diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak:
1. memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa
2. memberi kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuannya 3. mendapatkan balikan dari siswa apakah tujuan telah tercapai
4. membantu siswa belajar berpikir secara kritis
5. membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-teman
6. membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah sendiri maupun dari pelajaran sekolah
7. mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut
Seperti metode-metode lain (Anonim, 2011. a): 2) bahwa metode diskusi mempunyai
kebaikan-kebaikan. Kebaikan-kebaikan itu, antara lain adalah (1) suasana kelas hidup, sebab murid-murid mengarahkan pemikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan. (2) Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat. (3) Murid-murid berlatih kritis untuk mempertimbangkan pendapat teman-temannya, kemudian menentukan sikap, menerima, menolak atau tidak berpendapat sama sekali. (4) Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil. (5) Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang bervariasi
(33)
atau mungkin bertentangan sama sekali. (6) Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara. (7) Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja tetapi juga menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis. (8) Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.
Disamping kebaikan-kebaikan yang telah dikemukakan di atas metode diskusi tidak luput dari kelemahan-kelemahan seperti, diskusi pada umumnya dikuasai oleh murid yang gemar
berbicara dan bagi murid yang tidak ikut aktif ada kecenderungan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab. Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan. Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu, sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi. Metode diskusi juga memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau menganggap kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau lebih bodoh.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan metode diskusi ada beberapa cara yang dapat diupayakan yaitu dalam menggunakan metode diskusi hendaknya guru memperhatikan persyaratan berikut:
1. Taraf kemampuan murid
2. Tingkat kesukuran yang memerlukan pemecahan yang serius agar dipimpin langsung oleh guru
(34)
4. Guru tak boleh sepenuhnya mempercayakan pimpinan diskusi pada murid, perlu bimbingan dan kontrol
5. Guru mengusahakan seluruh murid ikut berpartisifasi dalam diskusi
6. Diusahakan supaya murid mendapat giliran berbicara dan murid lain belajar bersabar mendengarkan pendapat temannya.
C.Aktivitas Belajar
Aktivitas adalah melakukan suatu kegiatan tertentu secara aktif. Aktivitas menunjukkan adanya kebutuhan melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Sardiman (2005: 95) menyatakan bahwa prinsip dari belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asa yang paling penting di dalam interaksi belajar mengajar. Mengalami langsung apa yang sedang dipelajari akan mengaktifkan lebihbanyak indera daripada hanya mendengarkan orang lain/guru menjelaskan. Pada dasarnya, semua anak memiliki potensi untuk mencapai kompetensi.
Kalau sampai mereka tidak mencapai kompetensi, bukan lantaran mereka tidak memiliki kemampuan untuk itu tetapi lebih banyak akibat mereka tidak disediakan pengalaman belajar yang relevan dengan keunikan
masingmasingkarakteristik individual. Meskipun anak itu unik karena memilikikeragaman karakteristik, mereka memiliki kesamaan karena sama-samamemiliki: sikap ingin tahu (curiosity), sikap kreatif (creativity), sikap sebagai pelajar aktif (active learner), dan sikap sebagai seorang pengambil keputusan(decision maker).
(35)
Berdasarkan kerucut pengalaman belajar (Depdiknas, 2003:12-13) belajar hanya 10% dari apa yang kita baca, 20% dariapa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kitalihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yangkita katakan dan lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika mengajar denganbanyak berceramah, maka tingkat pemahaman siswa hanya 20%. Tetapisebaliknya, jika siswa diminta untuk melakukan sesuatu sambilmelaporkannya, tingkat pemahaman siswa dapat mencapai sekitar 90%. Slameto (1995: 36) juga berpendapat bahwa penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah, kemudian
dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda seperti siswa akan bertanya, menyajukan pendapat, berdiskusi dengan guru.
Gambar 2. Kerucut Pengalaman Belajar (Depdiknas, 2003: 13)
Diendrich dalam Sardiman (2005: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan ke dalam 8 aktivitas siswa, yaitu: 1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, dan memperhatikan
(36)
2. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, dan diskusi.
3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian, diskusi dan pidato. 4. Writing activities, seperti menulis laporan, karangan dan cerita.
5. Drawing activities, misalnya menggambar, dan membuat grafik.
6. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain, melakukan percobaan, berkebun dan berternak.
7. Mental activities, misalnya, menanggapi, memecahkan masalah dan mengambil keputusan
8. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, bersemangat dan berani.
Dari klasifikasi di atas menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah sangat beragam. Jika semua aktivitas tersebut dapat terlaksana, sebuah kegiatan pembelajaran tidak akan membosankan dan sekolah akan benar-benar menjadi pusat kegiatan belajar yang maksimal. Sehingga tujuan dari pembelajaran dapat terlaksana.
D. Penguasaan Konsep
Penguasaan berasal dari kata kuasa yang berarti kemampuan atau kesanggupan (untuk berbuat sesuatu), sedangkan definisi penguasan adalah perbuatan menguasai (Poerwadarminta dalam Nurfarida, 2010: 22). Menurut struktur kognitif yang dikemukakan Bloom (Mahjardi dalam Nurfarida, 2010: 22) penguasaan adalah kemampuan mengungkap pengertian-pengertian, seperti mampu mangungkap suatu materi yang disajikan ke dalam bentuk yang dapat dimengerti dan mampu memberikan interpretasi serta mengklasifikasikannya.
(37)
Konsep adalah sesuatu yang luas. Menurut Hamalik (2002: 162) suatu konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Senada dengan Hamalik, Dahar (1989: 81) menyatakan bahwa suatu konsep merupakan suatu abstraksi mental yang mewakili satu kelas stimulus-stimulusnya.
Hamalik (2002: 164) berpendapat tentang kegunaan konsep yaitu: 1. Konsep-konsep mengurangi kerumitan lingkungan
2. Konsep membantu kita untuk mengidentifikasi sejumlah objek
3. Konsep membantu kita untuk mempelajari sesuatu yang baru, lebih luas dan lebih maju 4. Konsep dapat digunakan untuk mempelajari dua hal yang berbeda
Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi, dan berfikir abstrak. Setiap konsep tidak berdiri sendiri, melainkan setiap konsep berhubungan dengan konsep yang lain. Oleh karena itu, dalam sebuah pembelajaran, seorang guru haruslah
memperhatikan konsep yang sudah dimiliki siswa untuk selanjutnya dihubungkan dengan konsep yang baru. Sehingga pengetahuan siswa tidak terputus. Dan karena perolehan konsep melalui fakta-fakta, peristiwa dan pengalaman, seorang guru harus mampu untuk
menciptakan kondisi yang kondusif agar siswa dapat menemukan dan memahami konsep yang diajarkan.
Penguasaan konsep dapat diartikan sebagai kemampuan siswa dalam memahami secara lebih mendalam terhadap konsep-konsep dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan dapat diukur dengan jenjang kognitif Bloom. Seorang siswa yang telah menguasai sebuah konsep, memungkinkan siswa tersebut dapat menggolongkan apakah konsep yang dihadapi sekarang
(38)
termasuk dalam golongan konsep yang sama ataukah golongan konsep yang lain. Ketika telah menguasai sebuah konsep juga memudahkan siswa untuk mengenal konsep lain dalam memecahkan masalah serta memudahkan siswa untuk mempelajari konsep-konsep yang baru (Slameto dalam Wulandari, 2010: 21).
Untuk mengetahui siswa telah menguasai suatu konsep, Hamalik (2002: 166) menjelaskan paling tidak ada empat hal yang dapat diperbuatnya, yaitu:
1. Dapat menyebutkan nama contoh-contoh konsep bila dia melihatnya. 2. Dapat menyatakan cirri-ciri konsep tersebut
3. Dapat memilih, membedakan antara contoh-contoh dari yang bukan contoh 4. Lebih mampu memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep tersebut
Klausmeier (dalam Dahar, 1989: 88-89) mengemukakan bahwa ada empat tingkat pencapaian konsep, yaitu:
1. Tingkat konkret. Siswa telah mencapai konsep pada tingkat konkret apabila dia mengenal suatu benda yang telah dihadapi sebelumnya. Untuk mencapai konsep tingkat konkret, siswa harus dapat memperhatikan benda yang ada dihadapannya dan mampu
membedakan benda tersebut dengan benda lain yang ada di hadapannya.
2. Tingkat identitas. Pada tingkat identitas, siswa akan mengenal suatu objek apabila sudah terselang oleh waktu, mempunyai orientasi ruang yang berbeda terhadap objek tersebut atau penentuan objek tersebut dilakukan melalui cara indra yang berbeda.
3. Tingkat klasifikatori. Pada tingkat klasifikatori, siswa mengenal persamaan dari dua contoh yang berbeda tetapi dari kelas yang sama. Walaupun siswa itu tidak dapat
(39)
menentukan kriteria atribut maupun menentukan kata yang dapat mewakili konsep itu. Tetapi dia dapat mengklasifikasikan contoh-contoh dan noncontoh dari konsep tersebut. 4. Tingkat formal. Untuk mencapai konsep pada tingkat formal, siswa harus dapat
menentukan atribut-atribut yang membatasi konsep. Selain itu, siswa dapat memberi nama konsep, mendefinisikan konsep, mendeskriminasi dan memberi nama atribut yang
membatasi serta mampu mengevaluasi secara verbal contoh-contoh dan noncontoh dari konsep yang sedang dipelajarinya.
Pencapaian penguasaan konsep dapat diukur dengan menggunakan tes formatif. Tes formatif dimaksudkan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan pelajaran secara menyeluruh. Tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran. Sehingga dapat diketahui tingkat penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah diberikan oleh guru (Arikunto, 2008: 36).
(40)
(41)
1
I. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012 di SMPN 3 Tulang Bawang Tengah pada bulan Mei 2012.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 3 Tulang Bawang Tengah yang terdiri dari lima kelas. Sedangkan sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VII B yang berjumlah 33 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VII D yang berjumlah 28 siswa sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimental semu jenis desain pretest-posttest kelompok non ekuivalen. Peneliti memilih dua kelompok subyek yang sudah ada kemudian memberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan media gambar melalui metode diskusi pada kelompok eksperimen, dan kelompok satunya sebagai kelompok kontrol. Langkah-langkah desain ini digambarkan sebagai berikut:
(42)
2
Keterangan: I : Kelompok eksperimen II :Kelompok kontrol
X : Pembelajaran dengan media gambar melalui metode diskusi C : Metode ceramah
O1 : Pretest O2 : Posttest
(modifikasi dari Riyanto, 2001:43)
Gambar 3. Desain Pretest- Posttest Kelompok Non Ekuivalen
D. Prosedur Penelitian 1. Prapenelitian
a) Membuat surat izin untuk penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah;
b) Melakukan observasi ke sekolah tempat akan diadakannya penelitian, untuk mengetahui keadaan kelas yang akan diteliti;
c) Menentukan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol;
d) Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan Lembar kerja siswa (LKS); e) Membuat instrument evaluasi penguasaan konsep siswa berupa
soal-soal uraian untuk pretest dan posttest serta membuat lembar observasi aktivitas siswa;
f) Melakukan uji ahli untuk soal pretest dan posttest.
g) Membentuk kelompok diskusi pada kelas eksperimen yang bersifat heterogen berdasarkan nilai akademik siswa. Nilai diperoleh dari dokumentasi pada guru kelas.
(43)
3
2. Pelaksanaan
Mengadakan kegiatan pembelajaran untuk mengetahui penguasaan konsep dan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran
menggunakan media gambar melalui metode diskusiuntuk kelas eksperimen dan metode ceramah untuk kelas kontrol. Penelitian
direncanakan sebanyak dua kali pertemuan. Untuk kelas ekperiman pada pertemuan pertama dilakukan diskusi kelompok membahas materi
keragaman organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme. Pertemuan kedua diskusi kelas yang dilakukan dengan mempresentasikan hasil diskusi kelompok pada pertemuan pertama.
a. Tahap pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen
1. Kegiatan Pendahuluan
Guru membagikan lembar pretest untuk mengukur kemampuan awal siswa pada pertemuan pertama
Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan tujuan pembelajaran
Guru memberikan apersepsi kepada siswa
Tahukah kalian dalam sistem kehidupan kita terdapat suatu organisasi? Dalam tubuh kita misalnya, terdapat suatu organisasi kehidupan yang kompleks. Apa sajakah penyusun struktur organisasi kehidupan itu?
(44)
4 Dengan mempelajari materi organisasi kehidupan kita akan
mengetahui komponen-komponen penyusun organisasi kehidupan. Kemudian kita juga dapat mengetahui keragaman yang ada dalam sistem organisasi kehidupan sehingga memberikan dasar
pengetahuan kepada kita tentang pengelompokkan makhluk hidup. 2. Kegiatan Inti
Pertemuan 1:
Guru menyampaikan materi pengantar
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok heterogen
Guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berkaitan dengan materi pokok organisasi kehidupan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami LKS dan menjelaskan cara mengerjakannya.
Guru memberi tahu siswa bahwa dalam mengerjakan LKS tidak diperbolehkan untuk membuka buku dan diskusi hanya boleh dilakukan dengan teman satu kelompok.
Guru memulai diskusi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi-materi biologi yang telah dipelajari, setiap kelompok menuliskan jawabannya dipapan tulis. Setiap kelompok yang bisa menjawab dengan benar diberikan satu kesempatan untuk mengambil gambar. Kelompok tercepat boleh mengambil gambar sesuai jumlah anggota kelompok yang
terbanyak, jika benar namun tidak cepat diberikan kesempatan untuk mengambil gambar dengan jumlah satu gambar lebih sedikit dari
(45)
5 kelompok tercepat. Begitu selanjutnya sehingga yang terakhir
menjawab, mengambil gambar paling sedikit. Kemudian menempelkan gambar tersebut ke dalam LKS.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan jawaban pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam LKS dan mengecek ulang gambar-gambar yang ditempelkan.
Pertemuan 2:
Guru menunjuk setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara acak
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi pendapat kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya
Guru menanggapi hasil diskusi siswa, membenarkan hasil diskusi siswa yang masih salah dan memberikan penguatan kepada siswa Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai hal-hal yang belum dipahami 3. Kegiatan Penutup
Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran secara keseluruhan
Guru menugaskan siswa untuk membaca materi selanjutnya dan membawa bahan belajar seperti buku atau artikel yang relevan dengan materi selanjutnya pada pertemuan berikutnya
Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara memberikan posttest pada pertemuan ke dua.
(46)
6 b. Tahap pelaksanaan penelitian di kelas kontrol
1. Kegiatan Pendahuluan
Guru membagikan lembar pretest untuk mengukur kemampuan awal siswa pada pertemuan pertama.
Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan tujuan pembelajaran.
Guru memberikan apersepsi kepada siswa
Tahukah kalian dalam sistem kehidupan kita terdapat suatu organisasi? Dalam tubuh kita misalnya, terdapat suatu organisasi kehidupan yang kompleks. Apa sajakah penyusun struktur organisasi kehidupan itu?
Guru memberikan motivasi kepada siswa
Dengan mempelajari materi organisasi kehidupan kita akan
mengetahui komponen-komponen penyusun organisasi kehidupan. Kemudian kita juga dapat mengetahui keragaman yang ada dalam sistem organisasi kehidupan sehingga memberikan dasar
pengetahuan kepada kita tentang pengelompokkan makhluk hidup. 2. Kegiatan Inti
Guru memberikan penjelasan tentang materi yang dipelajari Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk melatih siswa
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami dan memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk mengemukakan pendapatnya.
(47)
7 Guru membenarkan jawaban siswa yang masih salah dan
memberikan penguatan 3. Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
Guru menugaskan siswa untuk membaca materi selanjutnya dan membawa bahan belajar seperti buku atau artikel yang relevan dengan materi selanjutnya pada pertemuan berikutnya.
Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara memberikan posttest pada pertemuan ke dua.
E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data Penelitian
Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari data penguasaan konsep siswa dari hasil pretest dan posttest. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas belajar siswa.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Pretest dan Posttest
Data penguasaan konsep berupa nilai pretest dan posttest. Nilai pretestdiambil sebelum pembelajaran pada pertemuan pertama,
sedangkan nilai posttestdiambil pada akhir pembelajaran pertemuan ke dua. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal uraian, dengan
(48)
8 jumlah soal sebanyak lima soal. Soal pretest maupun posttest berupa soal yang sama.Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu:
S= R x 100 N
Keterangan :
S = Nilai yang diharapkan (dicari)
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut
(Purwanto, 2008 : 112)
Penguasaan konsep ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (N-gain), antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat dihitung dengan formula Hake (Loranz, 2008 : 2) sebagai berikut:
− = × 100
Keterangan :
X= Rata-rata nilai postest Y= Rata-rata nilai pretest Z = skor maksimum
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi jika siswa melakukan aktivitas yang tertera pada lembar observasi.
(49)
No Nama Siswa
Jumlah Keterangan:
Aspek-aspek yang diamati: 1) Oral activities
a. Mengajukan pertanyaan/ pendapat sesuai dengan materi pembelajaran
b. Menjawab pertanyaan/ menanggapi pendapat dengan tepat 2) Listening activities
a. Mendengarkan penjelasan/
b. Mendengarkan pertanyaan/ pendapat/ pernyataan dari teman 3) Writing activities
a. Menuliskan ringkasan materi/ jawaban dari pertanyaan pertanyaan pada LKS/ soal
baca) dan benar
b. Mengerjakan LKS/ soal 4) Emotional activities
a. Tenang dan tidak membuat keributan di kelas b. Bersemangat melaksanakan perintah guru Deskriptor:
1: Jika indikator terlaksana
0: jika tidak ada indikator yang terlaksana Modifikasi dari
F. Teknik Analisis Data
a. Penguasaan Konsep
Data penelitian yang berupa nilai
kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS 1
1. Uji Normalitas Data
Nama Siswa
Aspek Pengamatan 1 2 3 4 a b a b a b a
Jumlah Keterangan:
aspek yang diamati: Oral activities
Mengajukan pertanyaan/ pendapat sesuai dengan materi pembelajaran
Menjawab pertanyaan/ menanggapi pendapat dengan tepat Listening activities
Mendengarkan penjelasan/ perintah guru
Mendengarkan pertanyaan/ pendapat/ pernyataan dari teman Writing activities
Menuliskan ringkasan materi/ jawaban dari pertanyaan
pertanyaan pada LKS/ soal-soal dari guru dengan baik (dapat di baca) dan benar
Mengerjakan LKS/ soal-soal dari guru dengan tepat waktu Emotional activities
Tenang dan tidak membuat keributan di kelas Bersemangat melaksanakan perintah guru Deskriptor:
1: Jika indikator terlaksana
0: jika tidak ada indikator yang terlaksana
Modifikasi dari Diendrich dalam Sardiman (2005: 101)
Teknik Analisis Data Penguasaan Konsep
Data penelitian yang berupa nilai pretest, posttest, dan skor gain
kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat
Uji Normalitas Data
9
Xi b
Mengajukan pertanyaan/ pendapat sesuai dengan materi Menjawab pertanyaan/ menanggapi pendapat dengan tepat Mendengarkan pertanyaan/ pendapat/ pernyataan dari teman Menuliskan ringkasan materi/ jawaban dari
pertanyaan-soal dari guru dengan baik (dapat di ru dengan tepat waktu
gain pada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan
(50)
10 Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS 17 (Pidekso, 2009: 162).
a) Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal b) Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung< Ltabelatau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5).
2. Kesamaan Dua Varians
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan menggunakan uji
Levenepadaprogram SPSS versi 17. a) Hipotesis
Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama (homogen) H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda
b) Kriteria Uji
- Jika Fhit<Ftab sehingga Ho diterima
- Jika Fhit>Ftab sehingga Ho ditolak(Pratisto, 2004: 71). 3. Pengujian Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata.
(51)
11 1. Hipotesis:
H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel berbeda tidak signifikan H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel berbeda secara signifikan 2. Kriteria Uji
- Jika –t tabel< t hitung< t tabel, maka Ho diterima
- Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 13)
b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis
H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.
H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.
2. Kriteria Uji :
- Jika –t tabel < t hitung< t tabel, maka Ho diterima
- Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 10)
4. Uji U Mann Whitney
Apabila ada salah satu data tidak berdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan dengan uji U Mann Whitneypadaprogram SPSS versi 17. a) Hipotesis
Ho : Rata-rata nilai kedua sampal berbeda tidak signifikan H1 : Rata-rata nilai kedua sampel berbeda secara signifikan b) Kriteria Uji
(52)
12 - Jika probabilitas (P) < 0,05 maka Ho ditolak
- Jika probabilitas (P) > 0,05 maka Ho diterima (Priyatno, Duwi. 2004: 195)
b. Aktivitas Siswa
Data yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa yang diambil pada setiap pertemuan, kemudian diolah menjadi persentase dengan rumus sebagai berikut:
100
x n
x
X
iKeterangan :X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh
n = Jumlah skor maksimum Hake (dalam Belina, 2008:37)
Tabel 2. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa
Interval Kategori
0,00 – 29,99 Sangat Rendah 30,00 – 54,99 Rendah 55,00 – 74,99 Sedang 75,00 – 89,99 Tinggi 90,00 – 100,00 Sangat Tinggi Dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:37)
(53)
37
V. SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan media gambar melalui metode diskusi berpengaruh secara
signifikandalam meningkatkan penguasaan konsep siswa materi pokok Organisasi Kehidupan pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Tulang Bawang Tengah Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Penggunaan media gambar melalui metode diskusi berpengaruh dalam
meningkatkan aktivitas belajar siswa materi pokok Organisasi Kehidupan pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Tulang Bawang Tengah Tahun Ajaran 2011/2012.
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, penulis menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran perlu mendapat perhatian
kembali, karena mengingat penggunaan media gambar mampu memberikan pengaruh terhadap penguasaan konsep dan aktivitas belajar siswa. Terlebih untuk sekolah-sekolah di daerah pedalaman yang masih memiliki
(54)
38 keterbatasan media pembelajaran. Media gambar dapat dijadikan alternatif media terbaik karena mudah dan murah untuk diperoleh.
2. Kepada guru dan calon peneliti yang ingin menggunakan media gambar
sebaiknya lebih memperhatikan skala gambar agar tidak terjadi kesalahan presepsi mengenai perbandingan ukuran gambar atau jika diperlukan ditambah dengan keterangan ukuran gambar sebenarnya.
3. Kepada guru dan calon peneliti yang ingin menggunakan media gambar
melalui metode diskusi sebaiknya lebih mengembangkan lagi teknik pembelajaran yang akan digunakan dan alokasi waktu agar pembelajaran berjalan lebih menyenangkan, efektif dan efisien.
(55)
50
DAFTAR PUSTAKA
Anonim . 2009. Berbagai Jenis Media Pembelajaran.
http://edu-articles.com/berbagai-jenis-media-pembelajaran/. (6 Sepetember 2011) . 2011. a) Metode Diskusi dalam Proses Belajar di Sekolah.
http://nesaci.com/metode-diskusi-dalam-proses-belajar-di-sekolah/. (3 Maret 2012)
. 2011. b) Penerpan Metode Diskusi Dalam Pembelajaran. http://www.laboratorium-um.sch.id/files/bab ix strategi pembelajaran dengan metode diskusi. pdf (3 Maret 2012)
Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta Arsyad, A. 1997. Media Pengajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Belina. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam
Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan
Dahar, R. W. 1989. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta
Djamarah, dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta Depdiknas. 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang efektif. Depdiknas. Jakarta Hamalik, O. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
PT Bumi Aksara. Jakarta
Hamzah. 1981. Media Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta
Loranz, D. 2008. Gain Score. Google. http://www.tmcc.edu/vp/acstu/
assessment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAPH YS Disciplin Rep0708.pdf. (24 Januari 2011)
Maisaroh. 2001. Penggunaan Media GambarDalam Pembelajaran Biologi Konsep Tumbuhan Biji Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
(56)
51 Biologi Siswa Kelas I SMP Surya Dharma 2 Catur Wulan 2 Tahun
Pelajaran 2000/2001. (Skripsi). FKIP Unila. Bandar Lampung Mustikasari, A. 2008. Mengenal Media Pembelajaran.
http://edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran/. (6 September 2011) Nurfarida, E. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fluida Statis. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Pidekso, A. 2009. SPSS 17 untuk Pengolahan Data Statistik. Wahana Komputer. Semarang
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan Dengan SPSS Versi 12. Gramedia. Jakarta
Priyatno, D. 2009. Lima Jam Belajar Olah Data Dengan SPSS 17. Penerbit Andi. Yogyakarta
Purwanto, M. N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. SIC. Surabaya Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta
Sadiman, Raharjo, Anung dan Rahardjito. 2008. Media Pendidikan: Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Raja Grafindo Persada. Jakarta
. 1986. Media pendidikan. CV Rajawali. Jakarta
Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Perkasa. Jakarta
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana. Jakarta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 2007. Visimedia. Jakarta
(57)
52 Wulandari, E. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share (TPS) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pernapasan Pada Manusia. (Skripsi). FKIP Unila. Bandar Lampung
(58)
(1)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan media gambar melalui metode diskusi berpengaruh secara signifikandalam meningkatkan penguasaan konsep siswa materi pokok Organisasi Kehidupan pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Tulang Bawang Tengah Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Penggunaan media gambar melalui metode diskusi berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa materi pokok Organisasi Kehidupan pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Tulang Bawang Tengah Tahun Ajaran 2011/2012.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, penulis menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran perlu mendapat perhatian kembali, karena mengingat penggunaan media gambar mampu memberikan pengaruh terhadap penguasaan konsep dan aktivitas belajar siswa. Terlebih untuk sekolah-sekolah di daerah pedalaman yang masih memiliki
(2)
keterbatasan media pembelajaran. Media gambar dapat dijadikan alternatif media terbaik karena mudah dan murah untuk diperoleh.
2. Kepada guru dan calon peneliti yang ingin menggunakan media gambar sebaiknya lebih memperhatikan skala gambar agar tidak terjadi kesalahan presepsi mengenai perbandingan ukuran gambar atau jika diperlukan ditambah dengan keterangan ukuran gambar sebenarnya.
3. Kepada guru dan calon peneliti yang ingin menggunakan media gambar melalui metode diskusi sebaiknya lebih mengembangkan lagi teknik pembelajaran yang akan digunakan dan alokasi waktu agar pembelajaran berjalan lebih menyenangkan, efektif dan efisien.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim . 2009. Berbagai Jenis Media Pembelajaran.
http://edu-articles.com/berbagai-jenis-media-pembelajaran/. (6 Sepetember 2011) . 2011. a) Metode Diskusi dalam Proses Belajar di Sekolah.
http://nesaci.com/metode-diskusi-dalam-proses-belajar-di-sekolah/. (3 Maret 2012)
. 2011. b) Penerpan Metode Diskusi Dalam Pembelajaran. http://www.laboratorium-um.sch.id/files/bab ix strategi pembelajaran dengan metode diskusi. pdf (3 Maret 2012)
Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta Arsyad, A. 1997. Media Pengajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Belina. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam
Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan
Dahar, R. W. 1989. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta
Djamarah, dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta Depdiknas. 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang efektif. Depdiknas. Jakarta Hamalik, O. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
PT Bumi Aksara. Jakarta
Hamzah. 1981. Media Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta
Loranz, D. 2008. Gain Score. Google. http://www.tmcc.edu/vp/acstu/
assessment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAPH YS Disciplin Rep0708.pdf. (24 Januari 2011)
Maisaroh. 2001. Penggunaan Media GambarDalam Pembelajaran Biologi Konsep Tumbuhan Biji Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
(4)
Biologi Siswa Kelas I SMP Surya Dharma 2 Catur Wulan 2 Tahun Pelajaran 2000/2001. (Skripsi). FKIP Unila. Bandar Lampung Mustikasari, A. 2008. Mengenal Media Pembelajaran.
http://edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran/. (6 September 2011) Nurfarida, E. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fluida Statis. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Pidekso, A. 2009. SPSS 17 untuk Pengolahan Data Statistik. Wahana Komputer. Semarang
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan Dengan SPSS Versi 12. Gramedia. Jakarta
Priyatno, D. 2009. Lima Jam Belajar Olah Data Dengan SPSS 17. Penerbit Andi. Yogyakarta
Purwanto, M. N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. SIC. Surabaya Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta
Sadiman, Raharjo, Anung dan Rahardjito. 2008. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Raja Grafindo Persada. Jakarta . 1986. Media pendidikan. CV
Rajawali. Jakarta
Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Perkasa. Jakarta
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana. Jakarta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 2007. Visimedia. Jakarta
(5)
Wulandari, E. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pernapasan Pada Manusia. (Skripsi). FKIP Unila. Bandar Lampung
(6)