Tembaga Pengaruh Logam Berat terhadap Kesehatan 1. Besi

Kisaran kadar timbal Pb pada sampel kangkung 0,01 ppm-3,12 ppm sedangkan kisaran timbal Pb pada sampel bayam 0,01 ppm-3,38 ppm. Dalam kasus ini, jalur distribusi dan cara pengangkutan sangat berpengaruh terhadap bertambahnya kadar cemaran timbal Pb. Pencemaran timbal Pb pada sayuran setelah pasca panen terjadi selama pengangkutan, penjualan, dan distribusi. Pb yang masuk ke dalam badan perairan sebagai dampak dari aktivitas kehidupan manusia ada bermacam bentuk. Di antaranya adalah air buangan limbah dari industri yang berkaitan dengan Pb, air buangan dari pertambangan bijih timah hitam dan buangan sisa industri baterai. Buangan-buangan tersebut akan jatuh pada jalur-jalur perairan seperti anak-anak sungai untuk kemudian akan dibawa terus menuju lautan. Umumnya jalur buangan dari bahan sisa perindustrian yang menggunakan Pb akan merusak tata lingkungan perairan yang dimasukinya menjadikan sungai dan alurnya tercemar. Senyawa Pb yang ada dalam badan perairan ditemukan dalam bentuk ion-ion divalen atau ion-ion tetravalent Pb 2+ , Pb 4+ . Badan perairan yang sudah mengandung senyawa-senyawa atau ion-ion Pb sehingga melebihi konsentrasi yang semestinya, dapat mengakibatkan kematian bagi biota perairan tersebut. Seperti konsentrasi Pb yang mencapai 188 mgL dapat mematikan beberapa jenis ikan, konsentrasi Pb 2,75 sampai dengan 49 mgL dapat mematikan ctustacea binatang air berkulit keras setelah 245 jam, dan Pb dengan konsentrasi 64 mgL akan mematikan golongan insekta serangga dalam rentang waktu 168 jam sampai dengan 336 jam.

2.3.5 Tembaga

Kandungan alamiah logam berat di lingkungan berlebihan tergantung kadar pencemaran. Tembaga diperlukan bagi tubuh manusia , tetapi dalam dosis tinggi dapat menyebabkan gejala SSP , ginjal , hati , muntaber, pusing , anemia , kramp , Universitas Sumatera Utara konvulsi , shock , coma dan dapat meninggal . gejala toksisitas Cu antara lain berupa kerusakan sel darah merah, kerusakan organ paru-paru, hati dan pancreas. Kebutuhan tubuh akan Cu adalah 0,005 mghari berat badan. Cu tidak bersifat korosif, mudah dibentuk dan mudah dipasangkan pada berbagai jenis instrumen karena tidak keras dan dapat melindungi dari bakteri patogen seperti Legionella yang dapat mempertahankan kualitas air selama air di simpan pada tangki air. Tembaga merupakan komponen larutan Fehling yang digunakan untuk analisa gula. CuO banyak digunakan sebagai katalis, baterai, elektroda, penarik sulfur sebagai pigmen dan pencegah pertumbuhan lumut. Cu tidak bisa diuraikan dialam sehingga Cu akan diakumulasi di dalam tanaman dan hewan melalui tanah . Tanah kaya Cu berpengaruh terhadap aktivitas mikro organisme tanah dan cacing tanah dan menyebabkan dekomposisi senyawa organik sehingga mengurangi kesuburan tanah dan mengurangi produksi.Tembaga bersifat racun terhadap semua tumbuhan pada konsentrasi diatas 0,1 ppm. Tembaga bisa mencemari sayuran dan buah-buahan apabila di semprotkan pestisida yang mengandung Cu secara berlebihan. Tingginya kadar Cu dalam tanah dikarenakan tingkat keasaman tanah yang tinggi sehingga absorpsi Cu dari tanah meningkat. Urutan tingkat toksisitas berbagai logam berat terhadap ikan adalah Hg Cu Pb Cd Al Zn Ni Cr Co Mn. Kadar standar baku mutu logam berat pada ikan adalah Cd 0.01 ppm , Cr 0.05 ppm , Cu 0.02 ppm , Pb 0.1 ppm , Hg 0.01 ppm , Zn 0.1 ppm. Toksisitas Cu juga mengakibatkan rendah tekanan darah , oksidasi lipid , lesi membrane sel mekanisme ini mengakibatkan hemolisis C nekrosif sel hati. Gejala klinis meliputi abnormalitas sistem saraf , hati , ginjal , kerusakan sel darah merah , kerusakan organ paru – paru dan pankreas. Universitas Sumatera Utara Cu dalam tubuh mengikat logam lain seperti Cd , Hg yang bukan unsu esensial nagi tubuh tetapi bersifat toksik. Cu dapat menghasilkan ion radikal bebas yang sangat reaktif sehingga terjadi stress oksidatif. Nilai toksisitas Cu berkisar antara 20 – 100000 ppb. Keracunan logam berat Cu dampaknya baru terlihat beberapa tahun , keracunan kronis Cu bisa mengurangi umur karena menimbulkan berbagai masalah reproduksi ditambah menurunkan fertilitas. Keracunan kronis Cu terjadi pada sapi yang mengkonsumsi makan terkontaminasi Cu lebih 20 ppm. Paparan Cu dalam waktu menimbulkan gejala iritasi pada hidung , tenggorokan , mulut , mata , menyebabkan sakit kepala , sakit lambung , kehilangan keseimbangan , muntah , diare , Paparan Cu dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati , ginjal , bahkan menyebabkan kematian. Cu tidak dapat dieksresi oleh hati melalui empedu. Hasil penelitian menyebabkan orang sakit muntah ternyata kandungan Cu tinggi dalam sistem saraf. Gejala khas keracunan akut Cu muntah berwarna hijau kebiruan , shock berat , suhu tubuh , turun secara drastis , denyut jantung meningkat , koma , penyakit kuning. Adanya Mo berkonsentrasi rendah dalam makanan akan meningkat retensi Cu dalam hati , namun pemberian Mo yang lebih besar dan sulfat 0.1 dalam makanan akan menurunkan kadar Cu dalam hati sehingga mampu mencegah kematian karena toksisitas Cu Widowati , 2008 Cu SO 4 sebesar 30 gram potensi lethal bagi manusia . kadar Cu pada air minum aman bagi manusia 1,5 – 2 mg L. Sedangkan konsumsi makanan mengandung Cu sebesar 10mg hari masih dalam batas toleransi bagi orang dewasa.Widowati , 2008 Tembaga Cu bersifat racun terhadap semua tumbuhan pada konsentrasi larutan di atas 0,1 ppm. Konsentrasi yang aman bagi air minum manusia tidak lebih dari 1 ppm. Konsentrasi normal komponen ini di tanah berkisar 20 ppm Universitas Sumatera Utara dengan tingkat mobilitas sangat lambat karena ikatan yang sangat kuat dengan material organik dan mineral tanah liat. Kehadiran tembaga pada limbah industri biasanya dalam bentuk ion bivalen CuII sebagai hydrolitic product. Beberapa industri seperti pewarnaan, kertas, minyak, industri pelapisan melepaskan sejumlah tembaga yang tidak diharapkan. Cemaran logam tembaga pada bahan pangan pada awalnya terjadi karena penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan. Meskipun demikian, pengaruh proses pengolahan akan dapat mempengaruhi status keberadaan tembaga tersebut dalam bahan pangan Charlene, 2004. Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan POM RI telah menetapkan batas maksimum cemaran logam berat tembaga pada sayuran segar yaitu 50 ppm. Namun demikian, tembaga merupakan konstituen yang harus ada dalam makanan manusia dan dibutuhkan oleh tubuh Acceptance Daily IntakeADI = 0,05 mgkg berat badan. Pada kadar ini tidak terjadi akumulasi pada tubuh manusia normal. Akan tetapi asupan dalam jumlah yang besar pada tubuh manusia dapat menyebabkan gejala-gejala yang akut Astawan, 1995. Pencemaran timbal Pb pada sayuran setelah pasca panen terjadi selama pengangkutan, penjualan, dan distribusi. Kadar logam berat tembaga Cu pada beberapa komoditas sayuran juga cukup tinggi, diantaranya adalah; kangkung mengandung tembaga pada kisaran 1,98 ppm-6,37 ppm, bayam 1,25 ppm-4,36 ppm, kol 4,16 ppm-8,88 ppm sedangkan daun singkong 4,58 ppm-8,75 ppm. Terkandungnya tembaga secara berlebihan pada sayuran disebabkan pemupukan yang berlebihan, pemakaian insektisida dan air irigasi yang tercemar limbah pabrik Munarso et al., 2005. Menurut kriteria Ditjen POM Depkes, pada kelompok sayuran, nilai ambang batas logam berat timbal adalah 0,24 ppm dan menurut Codex Alimentarius Commission CAA, nilai ambang batas tembaga adalah 0,05 ppm. Universitas Sumatera Utara Toksisitas logam tembaga pada manusia, khususnya anak-anak biasanya terjadi karena tembaga sulfat. Beberapa gejala keracunan tembaga adalah sakit perut, mual, muntah, diare dan beberapa kasus yang parah dapat menyebabkan gagal ginjal dan kematian. Penyakit wilson merupakan penyakit keturunan dimana sejumlah tembaga terkumpul dalam jaringan dan menyebabkan kerusakan jaringan yang luas. Penyakit ini terjadi pada satu diantara 30.000 orang. Hati tidak dapat mengeluarkan tembaga ke dalam darah atau ke dalam empedu. Sebagai akibatnya, kadar tembaga dalam darah rendah, tetapi tembaga terkumpul dalam otak, mata dan hati, dan menyebabkan sirosis. Pengumpulan tembaga dalam kornea mata menyebabkan terjadinya cincin emas atau emas-kehijauan. Gejala awal biasanya merupakan akibat dari kerusakan otak yang berupa tremor gemetaran, sakit kepala, sulit berbicara, hilangnya koordinasi dan psikosa .

2.3.6. Aluminium