basah. Keracunan besi dapat menghambat berbagai kegiatan seperti respirasi, fotosintesa,reduksi nitrat dan sintensisklorofil.
2.3.2. Mangan
Keracunan sering kali bersifat kronis sebagai akibat inhalasi debu dan uap logam , gejala yang timbul , berupa gejala susunan saraf : insomnia , lemah pada kaki dan
otot muka sehingga ekspresi muka menjadi beku dan muka tampak seperti topeng mask bila pemaparan berlanjut maka bicaranya melambat dan monoton terjadi
hiper refleksi, clonus pada platela dan tumit dan berjalan seperti Parkinson, penggumpalan darah, gangguan kulit, menurunkan kadar kolestrol, perubahan
warna rambut, dan kerusakan otak. Logam Mn merupakan salah satu logam dengan jumlah sangat besar di
dalam tanah, dalam bentuk oksida maupun hidroksida. Senyawa Mn secara alami berbentuk padat di lingkungan dan hanya sebagian kecil yang berada dalam air
dan di udara sebagai debu. Bila kadar Mn relatif tinggi dalam air maka kualitas air menurun sehingga tidak layak digunakan baik untuk industri maupun keperluan
rumah tangga. Beberapa organisme seperti diatome, moluska, dan sepon
mengakumulasikan Mn. Ikan mampu mengakumulasikan hingga 5 ppm, hewan mamalia mampu mengakumulasikan hingga 3 ppm dalam jaringan sehingga kadar
normal dalam jaringan adalah 1 ppm. Syarat air minum kadar mangan diperbolehkan 0,1 ppm, sedangkan untuk
air bersih 0,5 ppm. Tanaman mahoni dan kembang sepatu mampu mengakumulasikan logam berat Cu, Zn, Cd, Pb, dan Mn secara fisiologis unsur
tersebut digunakan oleh hampir semua pohon sebagai katalis reaksi metabolisme dan berperan dalam pembentukan organ tumbuhan. Kadar Mn yang tinggi dalam
tanah bisa bersifat toksik dan pH rendah pada tanah dapat menyebabkan defisiensi
Universitas Sumatera Utara
Mn pada tanaman. Tingginya konsentrasi Mn pada tanah bisa mengakibatkan pembengkakan dinding sel, mengeringkan daun, dan munculnya bercak coklat
pada daun. Paparan Mn dalam debu tidak boleh melebihi 5mgm
3
, dalam waktu singkat akan menimbulkan toksisitas seperti infeksi saluran pernafasan. Paparan
Mn lewat kulit bisa mengakibatkan tremor, kegagalan koordinasi, dan dapat mengakibatkan munculnya tumor. Konsumsi Mn melebihi 11mghari
menunjukkan gejala gangguan sistem syaraf Widowati, 2008.
2.3.3. Seng