Timbal Pengaruh Logam Berat terhadap Kesehatan 1. Besi

Ion Zn bebas dalam larutan bersifat sangat toksik bagi tanaman, hewan invertebrata dan ikan. Apabila selama 3 - 5 hari pemberian pelega tenggorokan Zn tidak menunjukkan perbaikan atau kesembuhan sebaiknya pemberian tersebut dihentikan. Intranasal Zn bisa mengakibatkan hilangnya indera pembau pada hewan uji, yang dapat mengakibatkan anosmia pada orang yang menggunakan intranasal Zn glukonat. Inhalasi debu ZnO bisa mengakibatkan metal fume fever. Paparan melalui inhalasi ZnOksida berlangsung selama 8 jam, setelah 12-24 jam paparan berhenti dan menunjukkan gejala seperti tubuh berkeringat, lemah, nafas cepat, perubahan fungsi paru-paru karena penebalan inteksisial dan penebalan yang terjadi di alveoli. Toksisitas akut Zn terjadi sebagai akibat dari tindakan mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi Zn dengan gejala berupa sakit lambung, diare, mual dan muntah. Dosis tertinggi yang toleran bagi orang dewasa sebanyak 40mghari, baik berasal dari suplemen Zn maupun dari makanan Widowati, 2008.

2.3.4. Timbal

Pb adalah racun sistemik , keracunan Pb akan mengakibatkan gejala logam di mulut , anorexia , muntah2 , kolik , enchepalitic , irritable , perubahan kepribadian, kelumpuhan dan kebutaan. Gejala lain dari keracunan Pb berupa anemia , albumineria, dan bronkitis. Pb organik cenderung mengakibatkan enchepalopatri. Pada keracunan akut terjadi gejala meninges dan cerebral , diikuti dengan stupor , coma, kematian. Timbal Pb adalah logam yang mendapat perhatian karena bersifat toksik melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb. Intoksikasi Pb bisa terjadi melalui jalur oral, lewat makanan, minuman, pernafasan, kontak lewat kulit, kontak lewat mata, serta lewat parenteral. Universitas Sumatera Utara Kadar Pb dalam tanah berkisar 5-25 ppm dan dalam air tanah 1-60 ppm. Bahan pangan yang mengandung kontaminan Pb cukup tinggi adalah sayuran yang ditanam di tepi jalan raya dengan rata-rata sebesar 28,78 ppm, jauh di atas batas aman yang diizinkan oleh Badan POM sebesar 2 ppm. Logam Pb tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia sehingga bila makanan dan minuman tercemar Pb dikonsumsi, maka di dalam tubuh manusia, Pb bisa menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan Hemoglobin Hb dan sebagian kecil Pb diekskresikan lewat urine atau feses karena sebagian terikat oleh protein, sedangkan sebagian lagi terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut. Keracunan akibat kontaminasi logam Pb bisa menimbulkan berbagai macam hal seperti memperpendek umur sel darah merah, menurunkan jumlah sel darah merah yang masih muda retikulosit, meningkatkan kandungan Fe dalam plasma darah. Bentuk ion Pb 2+ mampu menggantikan keberadaan ion Ca 2+ yang terdapat dalam jaringan tulang. Timbal bersifat kumulatif. Pb bisa menimbulkan kerusakan otak dengan gejala epilepsi, halusinasi, kerusakan otak besar, dan delirium. Ibu hamil yang terkontaminasi Pb bisa mengalami keguguran, tidak berkembangnya sel otak embrio, kematian janin waktu lahir. Timbal bersifat karsinogen dalam dosis tinggi paparan Pb secara kronis bisa mengakibatkan kelelahan, kelesuan, gangguan iritabilitas, gangguan gastrointestinal, kehilangan libido, infertilitas pada laki-laki, gangguan menstruasi serta aborsi spontan pada wanita, depresi, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, daya ingat terganggu dan sulit tidur. Pb bisa merusak jaringan syaraf, fungsi ginjal, menurunnya kemampuan belajar. Kandungan Pb dalam darah berkorelasi dengan tingkat kecerdasan manusia, semakin tinggi kadar Pb dalam darah semakin rendah poin IQ. Kelainan Universitas Sumatera Utara fungsi otak terjadi karena Pb secara kompetitif menggantikan peranan Zn, Cu, dan Fe dalam mengatur fungsi sistem syaraf pusat Widowati, 2008. Menurut Charlene 2004, di dalam tubuh manusia timbal masuk melalui saluran pernafasan atau saluran pencernaan menuju sistem peredaran darah kemudian menyebar ke berbagai jaringan lain seperti ginjal, hati, otak, saraf dan tulang. Keracunan timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P yaitu pallor pucat, pain sakit, dan paralysis kelumpuhan. Keracunan yang terjadi bisa bersifat kronik dan akut. Pada keracunan kronik, mula-mula logam berat tidak menyebabkan gangguan kesehatan yang tampak, tetapi makin lama efek toksik makin menumpuk hingga akhirnya terjadi gejala keracunan. Keracunan timbal kronik ditandai dengan depresi, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, daya ingat terganggu, dan sulit tidur. Sedangkan keracunan akut terjadi jika timbale masuk ke dalam tubuh seseorang lewat makanan atau menghirup uap timbal dalam waktu yang relatif pendek dengan dosis atau kadar yang relatif tinggi. Gejala yang timbul berupa mual, muntah, sakit perut hebat, kelainan fungsi otak, anemia berat, kerusakan ginjal, bahkan kematian dapat terjadi dalam waktu 1-2 hari. Kasus kematian dini, menurut Resosudarmo 1996 dalam Anonymous 2000, terjadi di beberapa kota. Di Jakarta misalnya, pada tahun 1996 terdapat 223 kasus, Bandung 228 kasus, dan Surabaya 216 kasus. Semuanya disebabkan oleh timbal dari asap kendaraan bermotor yang ada di udara. Keracunan timbal pada anak-anak dapat mengurangi kecerdasan. Bila kadar timbal dalam darah mencapai tiga kali batas normal asupan normal sekitar 0,3 mg perhari maka akan menyebabkan penurunan kecerdasan intelektual IQ di bawah 80. Kelainan fungsi otak terjadi karena timbal secara kompetitif menggantikan peranan mineral-mineral utama seperti seng, tembaga, dan besi dalam mengatur fungsi sistem saraf pusat. Kedaan ini akan mengurangi peluang bagi anak untuk berhasil dalam sekolahnya. Dampak lebih jauh apabila tidak ada pengendalian polusi Universitas Sumatera Utara udara di perkotaan, suatu saat nanti anak-anak di desa akan lebih pintar daripada anak-anak yang dibesarkan di kota-kota besar. Suatu studi lain melaporkan, kadar timbal dalam ASI Air Susu Ibu dari ibu-ibu yang bertempat tinggal di kota besar jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang tinggal di pedesaan yaitu masing- masing 1-30 mg per kg berat badan dan 1-2 mg per kg. Fenomena ini menjadi ancaman buruk bagi kecerdasan anakanak, yang seharusnya dibangun sejak anak masih di dalam rahim ibunya hingga usia lima tahun. Timbal Pb sebagian besar diakumulasi oleh organ tanaman, yaitu daun, batang, akar dan akar umbi-umbian bawang merah. Perpindahan timbal dari tanah ke tanaman tergantung komposisi dan pH tanah. Konsentrasi timbal yang tinggi 100-1000 mgkg akan mengakibatkan pengaruh toksik pada proses fotosintesis dan pertumbuhan. Timbal hanya mempengaruhi tanaman bila konsentrasinya tinggi Anonymous, 1998 dalam Charlene, 2004. Tanaman dapat menyerap logam Pb pada saat kondisi kesuburan dan kandungan bahan organik tanah rendah. Pada keadaan ini logam berat Pb akan terlepas dari ikatan tanah dan berupa ion yang bergerak bebas pada larutan tanah. Jika logam lain tidak mampu menghambat keberadaannya, maka akan terjadi serapan Pb oleh akar tanaman. Timbal merupakan logam berat yang sangat beracun, dapat dideteksi secara praktis pada seluruh benda mati di lingkungan dan seluruh sistem biologis. Sumber utama timbal adalah makanan dan minuman. Komponen ini beracun terhadap seluruh aspek kehidupan. Timbal menunjukkan beracun pada sistem saraf, hemetologic, hemetotoxic dan mempengaruhi kerja ginjal. Rekomendasi dari WHO, logam berat Pb dapat ditoleransi dalam seminggu dengan takaran 50mgkg berat badan untuk dewasa dan 25 mgkg berat badan untuk bayi dan anak-anak. Mobilitas timbal di tanah dan tumbuhan cenderung lambat dengan kadar normalnya pada tumbuhan berkisar 0,5-3 ppm. Universitas Sumatera Utara Kisaran kadar timbal Pb pada sampel kangkung 0,01 ppm-3,12 ppm sedangkan kisaran timbal Pb pada sampel bayam 0,01 ppm-3,38 ppm. Dalam kasus ini, jalur distribusi dan cara pengangkutan sangat berpengaruh terhadap bertambahnya kadar cemaran timbal Pb. Pencemaran timbal Pb pada sayuran setelah pasca panen terjadi selama pengangkutan, penjualan, dan distribusi. Pb yang masuk ke dalam badan perairan sebagai dampak dari aktivitas kehidupan manusia ada bermacam bentuk. Di antaranya adalah air buangan limbah dari industri yang berkaitan dengan Pb, air buangan dari pertambangan bijih timah hitam dan buangan sisa industri baterai. Buangan-buangan tersebut akan jatuh pada jalur-jalur perairan seperti anak-anak sungai untuk kemudian akan dibawa terus menuju lautan. Umumnya jalur buangan dari bahan sisa perindustrian yang menggunakan Pb akan merusak tata lingkungan perairan yang dimasukinya menjadikan sungai dan alurnya tercemar. Senyawa Pb yang ada dalam badan perairan ditemukan dalam bentuk ion-ion divalen atau ion-ion tetravalent Pb 2+ , Pb 4+ . Badan perairan yang sudah mengandung senyawa-senyawa atau ion-ion Pb sehingga melebihi konsentrasi yang semestinya, dapat mengakibatkan kematian bagi biota perairan tersebut. Seperti konsentrasi Pb yang mencapai 188 mgL dapat mematikan beberapa jenis ikan, konsentrasi Pb 2,75 sampai dengan 49 mgL dapat mematikan ctustacea binatang air berkulit keras setelah 245 jam, dan Pb dengan konsentrasi 64 mgL akan mematikan golongan insekta serangga dalam rentang waktu 168 jam sampai dengan 336 jam.

2.3.5 Tembaga