Manfaat Berhitung Tahap Pengembangan Berhitung

21 Melalui metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat permainan berhitung di Taman Kanak-kanak. Dari beberapa pendapat tentang tujuan berhitung dapat disimpulkan tujuan berhitung di TK adalah untuk memberikan dasar-dasar berhitung agar anak dapat memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi, dan daya apresiasi yang tinggi. Berhitung di TK, untuk mengembangkan kemampuan kreativitas, berpikir logis dan sistematis melalui pengamatan yang dilakukan anak terhadap benda-benda konkret yang ada disekitar anak, sehingga mengembangkan keterampilan berhitung dalam kesehariannya.

c. Manfaat Berhitung

Departemen Pendidikan Nasional dalam Siti Aisyah, 2000:2 berhitung memiliki manfaat agar anak dapat mengetahui dasar-dasar pembelajarannya sebagai berikut: 1 Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini; 2 Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat; 3 Memiliki ketelitian, konsentrasi, dan daya apresiasi yang tinggi serta memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan. Pembelajaran pada anak berdasar konsep berhitung yang benar. Manfaat pembelajaran berhitung meliputi: 1 menghindari ketakutan anak pada matematika sejak awal; dan 2 Membantu anak belajar matematika secara alami melalui kegiatan bermain anak berdasarkan konsep matematika yang benar. Menurut Slamet Suyanto 2005: 57 manfaat utama pengenalan matematika, termasuk didalamnya kegiatan berhitung ialah mengembangkan 22 aspek perkembangan dan kecerdasan anak dengan menstimulasi otak untuk berpikir logis dan matematis. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat berhitung adalah untukmenghindari ketakutan anak pada matematika, mengenalkan matematika serta membantu anak untuk dapat berpikir logis sejak dini serta.

d. Tahap Pengembangan Berhitung

Departemen Pendidikan Nasional dalam Siti Aisyah,2000: 7 mengemukakan bahwa berhitung di Taman Kanak-kanak seyogyanya dilakukan melalui tiga tahapan penguasaan berhitung, yaitu penguasaan konsep, masa transisi, dan lambang. Penguasaan konsep adalah pemahaman dan pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa konkret, seperti pengenalan warna, bentuk, dan menghitung bilangan. Masa transisi adalah proses berpikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman konkret menuju pengenalan lambang yang abstrak, dimana benda konkret itu masih ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya. Hal ini terus dilakukan guru secara bertahap sesuai dengan laju dan kecepatan kemampuan anak yang secara individual berbeda. Misalnya, ketika guru menjelaskan konsep satu dengan menggunakan benda satu buah pensil, anak-anak dapat menyebutkan benda lain yang memiliki konsep sama, sekaligus mengenalkan bentuk lambang dari angka satu itu. Kemudian anak dilatih berpikir simbolik lebih jauh, yang disebut abstraksi reflektif reflectife abstraction. Langkah berikutnya ialah mengajari anak menghubungkan antara pengertian bilangan dengan simbol bilangan. Burns dan 23 Lorton Anggani Sudono, 2010:22 menjelaskan lebih terperinsi bahwa setelah konsep dipahami oleh anak, guru mengenalkan lambang konsep. Kejelasan hubungan antara konsep konkret dan lambang bilangan menjadi tugas guru yang sangat penting dan tidak tergesa-gesa. Sedangkan lambang merupakan visualisasi dari berbagai konsep. Misalnya lambang 7 untuk menggambarkan konsep bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan konsep warna, besar untuk mengambarkan konsep ruang, dan persegi untuk menggambarkan konsep bentuk. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, indikator kemampuan berhitung anak usia 5-6 tahun adalah : 1 menyebutkan lambang bilangan 1-20, 2 mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan 1-20, 3 Mengenal tandasimbol operasi penjumlahan + dan pengurangan -. Dapat disimpulkan bahwa pengertian membaca, menulis, dan berhitung adalah proses pembelajaran yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perhatian, kemauan untuk mengenalkan melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, membuat huruf dan angka dengan pena pensil, kapur, membilang menjumlahkan, mengurangi, membagi, memperbanyakkan.

B. Kesiapan Anak Masuk Sekolah Dasar 1. Kesiapan anak :

Morrison 2009:67 dan Community Pediatric Review 2005 menunjukkan bahwa karakteristik beberapa anak ketika mereka sudah

Dokumen yang terkait

STUDI ANALISIS PENANGANAN ANAK PUTUS SEKOLAH DI DESA NGEPANREJO KECAMATAN BANDONGAN Studi Analisis Penanganan Anak Putus Sekolah Di Desa Ngepanrejo Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang.

0 2 13

STUDI ANALISIS PENANGANAN ANAK PUTUS SEKOLAH DI DESA NGEPANREJO KECAMATAN BANDONGAN Studi Analisis Penanganan Anak Putus Sekolah Di Desa Ngepanrejo Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang.

0 3 15

PENDAHULUAN Studi Analisis Penanganan Anak Putus Sekolah Di Desa Ngepanrejo Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang.

0 2 6

HUBUNGAN ANTARA FASILITAS BELAJAR DENGAN MINAT BELAJAR ANAK DI TK SOKASARI DESA BEJI KECAMATAN TULIS Hubungan Antara Fasilitas Belajar Dengan Minat Belajar Anak Di TK Sokasari Desa Beji Kecamatan Tulis Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 15

PENDAHULUAN Hubungan Antara Fasilitas Belajar Dengan Minat Belajar Anak Di TK Sokasari Desa Beji Kecamatan Tulis Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 7

HUBUNGAN ANTARA FASILITAS BELAJAR DENGAN MINAT BELAJAR ANAK DI TK SOKASARI DESA BEJI KECAMATAN TULIS Hubungan Antara Fasilitas Belajar Dengan Minat Belajar Anak Di TK Sokasari Desa Beji Kecamatan Tulis Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 16

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS HITUNG (CALISTUNG ) DENGAN UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS HITUNG (CALISTUNG ) DENGAN PENDEKATAN BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME (BCCT) PADA SISWA KELAS B RAUDLOTUL ATHFAL (RA) TIMPIK SUSUKAN.

0 0 15

Persepsi Antara Guru TK dan Guru SD Kelas 1 Terhadap Kesiapan Anak Masuk Sekolah di Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo.

0 1 1

View of Korelasi Antara Kecerdasan Naturalis dengan Kesadaran Lingkungan Siswa SD IT Muhammadiyah Bandongan Magelang

0 0 8

Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Dengan Kemampuan Sosialisasi Anak TK Kelompok B Se-Gugus V Kecamatan Wonosegoro Boyolali - UNS Institutional Repository

0 2 17