6
tes dengan mudah sesuai peraturan dari sekolah tersebut. Setiap anak memang mempunyai kesiapan belajar yang berbeda sehingga tidak semua anak dapat
dengan mudah menerima kegiatan baca tulis hitung di sekolah. Cara guru dalam menyampaikan kegiatan pembelajaran terkait calistung juga berpengaruh karena
gaya belajar anak yang berbeda-beda. Belakangan ini banyak SD, khususnya SD favorit yang menerapkan
persyaratan masuk SD harus bisa membaca.Salah satu contoh adalah di SD M Kota Magelang yang menerapkan tes ketika hendak penerimaan siswa baru. Tes
yang dilakukan adalah berupa tes membaca, menulis, dan berhitung serta hafalan surat-surat pendek. Maimunah Hasan 2009:312 mengungkapkan bahwa hal ini
mengakibatkan banyak TK yang memaksa muridnya belajar membaca. Padahal, di TK tidak ada kewajiban anak belajar membaca, kecuali hanya ajang sosialisasi
prasekolah. Syarat yang dibebankan pada calon siswa SD membuat guru TK sibuk. Mereka sedikit memaksa mengajarkan anak didiknya untuk bisa membaca
sejak usia TK. Mereka khawatir jika lulusan TK-nya tidak bisa diterima di SD favorit. Padahal jika salah menangani, bisa berakibat buruk pada perkembangan
psikologis anak.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah serta dari pengamatan awal, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Setiap anak mempunyai kesiapan belajar yang berbeda dalam penerimaannya.
7
2. Kesadaran orang tua akan pentingnya mempersiapkan kondisi anak sebelum menerima kegiatan baca tulis hitung.
3. Persyaratan masuk SD yang mengharuskan anak bisa calistung. 4. Pengetahuan orang tua dan guru terhadap polemik baca tulis hitung bagi anak
usia dini di Taman Kanak-kanak. 5. Kondisi di masyarakat bahwa sekolah yang terbaik adalah sekolah yang
mengajarkan baca tulis hitung pada usia dini. 6. Dari lima orang ibu-ibu yang menunggui anaknya berpendapat bahwa anak
yang cerdas adalah anak yang bisa baca tulis hitung dan mengikuti lomba. Belum ditemukan pendapat bahwa kesiapan belajar penting diperhatikan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas serta luasnya lingkup permasalahan yang ada dalam penelitian ini peneliti membatasi pada hubungan
antara kemampuan calistung dengan kesiapan masuk sekolah dasar anak TK B Qurrata Ayun Bandongan Kabupaten Magelang.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan antara kemampuanbaca
tulis hitung dengan kesiapan masuk sekolah dasar di Taman Kanak-kanak Qurrata Ayun Kecamatan Bandongan, Magelang?
8
E. Tujuan Penelitian
Penyusunan penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemampuan calistung dengan kesiapan masuk sekolah dasar
anak kelompok B TK Qurrata Ayun Kecamatan Bandongan, Magelang.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis a. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi data
tentang hubungan kemampuan calistung dengan kesiapan masuk sekolah dasar.
b. Dapat memberi kontribusi terhadap penelitian lain di bidang pendidikan yang berkaitan dengan kesiapan masuk SD.
2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti
1 Menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya mengenai bagaimana kesiapan masuk sekolah dasaranak TK B yang diajarkan
baca tulis hitung di sekolah. 2 Dapat digunakan sebagai bahan penelitian berikutnya.
b. Bagi guru 1 Sebagai acuan bagi guru agar memperhatikan semua aspek
perkembangan anak. 2 Menjadi wacana bagi guru dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia.
9
c. Bagi instansi terkait 1 Memberi masukan bagi instansi terkait mengenai pentingnya
kesiapan anak sebelum masuk sekolah dasar guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
2 Sebagai salah satu masukan dalam perencanaan program yang berkaitan dengan kondisi dan kesiapan anak ketika diberi kegiatan
baca, tulis, hitung.
10
BAB II KAJIAN TEORI