19
D. Karakteristik Pendidikan Inklusif
Karakter utama pendidikan inklusi adalah keterbukaan dan memberikan kesempatan anak yang membutuhkan layanan pendidikan
anti karakteristik makna Direktorat PLB, 2004 dalam Mohammad Takdir Ilahi 2013:44 yaitu:
1. Proses yang berjalan terus dalam usahanya menemukan cara-cara
merespon keragaman individu. 2.
Memperdulikan cara-cara untuk meruntuhkan hambatan-hambatan anak dalam belajar.
3. Anak kecil yang hadir di sekolah, berpartisipasi dan mendapatkan
hasil belajar yang bermakna dalam hidupnya. 4.
Diperuntukan utamanya bagi anak-anak yang tergolong marginal, eksklusif dan embutuhkan layanan pendidikan khusus.
Peneliti berpendapat bahwa keterbukaan dan kesamaan adalah karakteristik utama pendidikan inklusi. Dalam sekolah inklusi siswa tidak
boleh dibeda-bedakan dalam proses belajar mengajar karena hal ini bisa berdampak buruk bagi siswa. Selama memungkinkan dan bisa, semua
anak seharusnya atau seyogyanya belajar bersama-sama tanpa memandang kesulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada mereka.
E. Program Pendidikan Inklusif
Sukinah 2010:43 mengungkapkan bahwa dalam manajemen strategi inklusi paling sedikit mencakup tiga aspek yaitu perencanaan,
penerapan dan pengawasan. Pada aspek perencanaan diantaranya meliputi
20 pengembangan visi misi dan tujuan sekolah yang disesuaikan dengan
keadaan sekolah dan lingkungan sekitar. Dalam implementasi atau penerapan, Sunaryo 2009:7 lebih lanjut menyampaikan bahwa dalam
proses pembelajaran sebaiknya perencanaan pembelajaran hendaknya dibuat berdasar hasil assemen dan dibuat bersama antara guru pendamping
khusus dan guru kelas dalam bentuk program pembelajaran individual, berikutnya pada pelaksanaan pembelajaran lebih mengutamakan metode
pembelajaran kooperatif dan partisipatif, memberi kesempatan yang sama dengan siswa lain, menjadi tanggung jawab bersama dan dilaksanakan
secara kolaborasi antara guru pendamping khusus dan guru kelas, serta dengan menggunakan media, sumber daya dan lingkungan yang beragam
sesuai kebutuhan anak berkebutuhan khusus. Selanjutnya Sunaryo2009: 7 lebih lanjut menyampaikan bahwa dalam tahap evaluasi perlu
penyesuaian cara, waktu dan isi kurikulum. Mengacu pada hasil hasil assemen, serta mempertimbangkan penggunaan penilaian, acuan, norma,
pelaksanaan evaluasi sebaiknya secara fleksibel, multimetode, dan berkelanjutan. Selain itu guru harus secara rutin mengkomunikasikan
hasilnya kepada orang tua. Prastiyono 2013: 4 mengatakan dalam mengimplementasikan
pendidikan inklusif
banyak faktor-faktor
yang harus
dipertimbangkan,antara lain : a kebijakan hukum dan perundang- undangan, b sikap, pengalaman dan pengetahuan, c tujuan pendidikan
nasional dan kurikulum tingkat satuan pendidikan, d perubahan
21 paradigma pendidikan seperti: desain pembelajaran, strategi pembelajaran,
dan penilaian hasil belajar, e adaptasi lingkungan, dan f kerja sama kemitraan yang meliputi: pemerintah, sekolah, orang tua dan masyarakat.
F. Peran Tenaga Pendidik dalam Implementasi Pendidikan Inklusif