Dimensi Perataan Laba Perataan Laba

24

2.4.3 Dimensi Perataan Laba

Dimensi perataan pada dasarnya adalah alat yang digunakan untuk menyelesaikan perataan angka pendapatan. Dasher dan Malcom 1970:253-4 dalam Belkaoui 2007:195 membedakan antara perataan riil dan perataan artifisial sebagai berikut : ”perataan riil mengacu pada transaksi aktual yang terjadi maupun yang tidak terjadi dalam hal pengaruh pertanyaannya terhadap pendapatan, di mana pendapatan artifisial mengacu pada prosedur akuntansi yang diimplementasikan terhadap pergeseran biaya danatau pendapatan dari satu periode ke periode yang lain.’’ Kedua jenis perataan mungkin tidak dapat dibedakan. Sebagai contoh, jumlah laporan biaya mungkin lebih rendah atau lebih tinggi dibandingkan periode-periode sebelumnya akibat tindakan disengaja atas tingkat biaya perataan riil maupun pada metode pelaporan perataan artifisial. Perataan artifisial juga diamati oleh Copeland 1968:101 dan mendefinisikannya sebagai berikut : ’’perataan laba mencakup seleksi pengukuran akuntansi dan pelaporan secara berulang-ulang pada suatu pola tertentu, pengaruhnya adalah untuk melaporkan aliran pendapatan dengan variasi yang lebih kecil dari trend dibanding terhadap kejadian yang sebaliknya.’’ Dimensi perataan yang lainnya juga menyebutkan suatu klasifikasi yang populer menambahkan dimensi perataan ketiga, yang dinamakan perataan klasifikasi. Barne et al. 1976:111 dalam Belkaoui 2007:196 membedakan antara ketiga dimensi perataan tersebut sebagai berikut : 1 Perataan melalui adanya kejadian danatau pengakuan 25 Manajemen dapat menentukan waktu transaksi aktual terjadi sehingga pengaruhnya terhadap pelaporan pendapatan akan cenderung mengurangi variasinya dari waktu ke waktu. Seringkali, waktu yang direncanakan dari terjadinya peristiwa contoh penelitian dan pengembangan akan menjadi fungsi dari aturan akuntansi yang mengatur pengakuan akuntansi atas peristiwa. 2 Perataan melalui alokasi terhadap waktu Melalui kejadian dan pengakuan atas suatu peristiwa, manajemen memiliki kendali yang lebih bebas terhadap determinasi atas periode-periode yang dipengaruhi oleh kuantifikasi dari peristiwa. 3 Perataan melalui klasifikasi melalui perataan secara pengklasifikasian Ketika angka statistik laporan laba rugi selain laba bersih bersih dari seluruh pendapatan dan beban menjadi objek perataan, manajemen dapat mengklasifikasikan pos-pos laporan intra laba untuk menurunkan variasi yang terjadi dari waktu ke waktu dalam statistik. Perataan riil pada dasarnya berkaitan dengan perataan melalui terjadinya peritiwa danatau pengakuan, sementara perataan artifisial berkaitan dengan perataan melalui alokasi dari waktu ke waktu. Sedangkan perataan klasifikasi yaitu perataan yang dibedakan dalam tiga klasifikasi yang menjelaskan bagaimana cara perataan tersebut dilakukan. Tetapi di sini tidak akan membahas lebih lanjut tentang bagaimana dimensi perataan laba secara detail. Tetapi akan membahas mengenai indikasi telah dilakukannya perataan laba pada suatu laporan keuangan pada perusahaan perbankan. 26 Dari penjelasan tipe perataan laba tersebut, konsep perataan laba yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perataan laba yang disengaja, tanpa membedakan perataan laba riil atau perataan laba artifisial, karena peneliti hanya meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba tanpa menguji lebih lanjut bagaimana manajemen melakukan perataan laba tersebut.

2.5 Teori Keagenan Dalam Perusahaan Perbankan