Teori Akuntansi Positif Profitabilitas

29

2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba Pada

Sektor Industri Perbankan

2.6.1. Teori Akuntansi Positif

Pendekatan positif terhadap akuntansi terjadi ketika Jensen menyatakan bahwa ”penelitian dalam akuntansi dengan satu atau dua pengecualian yang dapat dicatat tidak bersifat ilmiah, karena fokus penelitian ini telah sangat normatif dan terdefinitif”Jensen 1976:11. Jensen selanjutnya meminta akan adanya ”perkembangan suatu teori akuntansi positif yang akan menjelaskan mengapa akuntansi seperti apa adanya ia, mengapa akuntan melakukan apa yang mereka lakukan, dan apa pengaruh yang dimiliki fenomena terhadap penggunaan orang dan sumber daya”Jensen 1976:13. Sehingga yang dimaksud Jensen adalah bahwa hampir semua teori akuntansi tidak bersifat ilmiah karena bersifat normatif dan seharusnya diganti dengan teori positif yang menjelaskan praktik akuntansi aktual dilihat dari segi pilihan manajemen secara sukarela terhadap prosedur akuntansi dan berikut standar peraturan yang disesuaikan dari waktu ke waktu Belkoui 2007:187. Akuntansi positif muncul dengan studi empiris yang proliferated dalam akuntansi pada akhir tahun 1960-an. Ini diselenggarakan sebagai akademik sekolah pemikiran disiplin oleh karya Ross Watts dan Zimmerman Jerold pada tahun 1978 dan 1986 di William E. Simon School of Business Administration di University of Rochester, yang didirikan oleh dan dari Journal of Akuntansi dan Ekonomi pada tahun 1979 http:en.wikipedia.org. 30 Masalah utama dari pendekatan positif tergantung pada penentuan faktor apa yang mungkin mempengaruhi pilihan optimum, dipandu oleh asumsi dari teori agensi dan biaya konrak Watts dan Zimerman 1995:409. Pilihan akuntansi tergantung pada variabel-variabel yang mencerminkan insentif manajemen dalam memilih metode akuntansi berdasarkan rencana bonus, kontrak utang, dan proses politik. Sebagai hasilnya ada tiga hipotesis yang dihasilkan : hipotesis biaya politik, hipotesis program bonus, dan perjanjian hutang.

2.6.2. Profitabilitas

Profitabilitas adalah hasil dari kebijaksanaan dan keputusan yang dibuat oleh manajemen. Rasio profitabilitas akan digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan pada perusahaan. Rasio profitabilitas bisa disajikan dalam dua bentuk, yaitu: 1 Pengembalian atas investasi return on asset-ROA 2 Margin laba bersih net profit margin-NPM Harianto,dkk. 1998:282 Rasio profitabiltas diatas merupakan rasio yang digunakan oleh perusahaan secara umum termasuk dalam perusahaan perbankan dalam yang go publik di Bursa Efek Indonesia sebagai indikator kinerja keuangan perusahaan secara umum. Penelitian oleh Ilmainir 1993, Zuhroh 1997 serta Jin dan Machfoedz 1998 menyampaikan bukti bahwa praktik perataan laba telah terdapat pada perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Jakarta dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mendorong praktik perataan laba di antaranya leverage operasi, ukuran perusahaan, keberadaan perencanaan bonus di sektor industri Masodah 2007: 3. 31 Jatiningrum 2000 menyimpulkan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi perataan laba antara lain ukuran perusahaan, profitabilitas, sektor industri, harga saham, leverage operasi, rencana bonus dan kebangsawanan. Dalam penelitian ini hanya digunakan ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, dan dividend payout ratio. Dalam penelitian Budiasih 2006, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan dividend payout ratio berpengaruh positif signifikan terhadap praktik perataan laba. Sementara itu, financial leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba Budiasih 2006:2-13.

2.7 The Political Cost Hypothesis Hipotesis biaya politik