17
2 Tujuan utama, yaitu memberikan informasi yang berguna bagi mereka yang
saling berkepentingan dengan laporan keuangan. Laba harus dievaluasi berdasarkan dimensi perilaku, salah satunya adalah kemampuan meramal.
3 Tujuan khusus, yaitu penggunaan laba sebagai pengukur efisiensi
manajemen penggunaan angka laba historis untuk meramal keadaan saham dan distribusi dividen di masa yang akan datang dan penggunaan laba
sebagai pengukur keberhasilan serta sebagai pedoman pengambilan keputusan manajerial di masa yang akan datang.
2.3 Manajemen Laba
2.3.1 Definisi Dan Motivasi Manajemen Laba
Schipper 1989:92 melihat manajemen laba sebagai suatu intervensi yang disengaja pada proses pelaporan eksternal dengan maksud untuk mendapatkan
beberapa keuntungan pribadi Belakoui 2006:75. Praktik manajemen laba cukup banyak mengundang kontroversi. Di satu sisi
manajemen laba merupakan tindakan yang tidak menyalahi peraturan yang ada dan berlaku umum, sebagaimana dikemukakan oleh Poll 2004:72 bahwa praktik
manajemen laba sudah disesuaikan dengan GAAP Generally Accepted Accounting Principles sebagaimana penafsiran dari beberapa prisip yang
dikemukakan dalam GAAP Generally Accepted Accounting Principles Earl, dkk. 2004: 420.
Tetapi disisi lain, Hall 2002 mengatakan bahwa manajemen laba sebagai distorsi dari GAAP Generally Accepted Accounting Principles. Manajemen laba
18
dipandang sebagai bentuk pemanipulasian akuntansi Stolowy dan Breton 2003. Tidak sedikit definisi yang menyudutkan manajemen laba pada bentuk
pemanipulasian akuntansi yang di dasari atas berbagai tujuan. Wild et al. 2001 mengatakan manajemen laba sebagai suatu intervensi pihak manajemen dengan
tujuan tertentu dalam proses penentuan laba, biasanya untuk memenuhi tujuannya sendiri. Sedangkan menurut Arthur Levitt 2004 menyebutkan bahwa manajemen
laba didefinisikan sebagai suatu praktik pelaporan earnings yang lebih merefleksikan keinginan manajemen daripada performa keuangan perusahaan.
Dengan adanya praktik manejemen laba, reliabilitas dari laba akan tereduksi. Hal ini disebabkan karena di dalam manejemen laba terdapat pembiasan pengukuran
income dinaikkanditurunkan, danatau melaporkan income yang tidak representationally faithfulness seperti yang seharusnya dilaporkan. Salah satu
pola manajemen laba adalah income smoothing Scott 1997:306. Perataan Laba adalah suatu cara normalisasi laba guna meraih suatu tren ataupun tingkat yang
diinginkan Poll 2004:74. Ada berbagai macam tujuan yang ingin dicapai oleh manajemen dalam perataan laba yaitu 1 mencapai keuntungan pajak Hepworth
1953; 2 untuk memberikan kesan baik dari pemilik dan kreditor terhadap kinerja manajemen Stolowy dan Breton 2000:60; 3 mengurangi fluktuasi pada
pelaporan laba dan mengurangi risiko, sehingga harga sekuritas yang tinggi menarik perhatian pasar Bleidernan 1973; 4 untuk menghasilkan pertumbuhan
profit yang stabil Fudenberg dan Tirole 1995; dan 5 untuk menjaga posisikedudukan mereka dalam perusahaan Earl, dkk. 2004:420-421.
19
2.3.2 Strategi Manajemen Laba