Biografi Ibn Kathir BIOGRAFI HAMKA DAN IBN KATHIR

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id terkemuka di masanya, seperti Syeikh Najm al-Din ibn al-‘Asqalani dan Syhihabal-Din al-Hajjar yang lebih terkenal dengan sebutan Ibnu al-Syahnah. Dalam bidang Sejarah, peranan al-Hafiz} al-Birzali w. 730 H, sejarawan dari kota Sham, cukup besar. Dalam mengupas peristiwa-peristiwa Ibn Kathir mendasarkan pada kitab Tarikh karya gurun yatersebut. Berkat al-Birzali dan Tarikh nya, Ibnu Katsir menjadi sejarawan besar yang karyanya sering dijadikan rujukan utama dalam dalampenulisan sejarah Islam. 4. Karya-karya Tafsir Berkat kegigihan Ibnu Kathir, akhirnya beliau menjadi ahli Tafsir ternama, ahli Hadith, sejarawan serta ahli fiqh besar pada abad ke-8 H. Kitab beliau dalam bidang Tafsir yaitu Tafsir al- Qur’an al-‘Az}im menjadikitab tafsir terbesar dan tershahih hingga saat ini, di samping kitab tafsir Muhammad bin Jarir at-Tahabari. Berikut ini adalah sebagian karya-karya Ibn Kathir. a. Tafsir al-Qur’an al-‘Az}im b. Al-Bidayah wa al-Nihayah Fi al-Tarikh c. Al-Madkhal Ila Kitab al-Sunnah d. Ringkasan Ulum al-Hadith li Ibn al-S}alah e. Al-Ta’mil fi Ma’rifat al-Thiqat wa al-Dlu’afa wa al-Majahil. f. Jami’ al-Masanid digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id g. Al-Kawakibud Darari dalam bidang sejarah, cuplikan pilihan dari al-Bidayah wa al-Nihayah. 18 5. Tentang Tafsir al-Qur’an al-‘Az}im Imam al-Suyut}i Rahimahullah berkata tentang kitab tafsir ini, Ttidak ada orang yang hidup di zamannya mengarang sepadan dengan Tafsirnya. 19 Tafsirnya tergolong tafsir bil m a’tsur, maksudnya adalah mentafsirkan ayat- ayat al-Qur ’an dengan ayat yang lain atau dengan Hadith Nabi, dan tingkat kemasyhuran tafsirnya menurut Ulama mutakhir adalah setelah kemasyhuran Tafsir al-T}abari. Redaksinya sangat mudah dipahami dengan tata bahasa yang baik, tidak terlalu panjang dan membosankan atau terlalu pendek dan menyulitkan pemahaman. Metode dalam penulisan tafsirnya: Beliau menafsirkan ayat dengan ayat, dan menyebutkan ayat yang berkaitan dan sesuai dengan ayat yang sedang ditafsirkan, kemudian menghadirkan Hadith-hadith yang bersinggungan dengan tema ayat, sebagaimana beliau juga meletakkan sanad-sanad Hadith tersebut khususnya apa yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya. Beliau termasuk salah seorang yang hafal Musnad Ahmad. Sering kali beliau juga berbicara tentang 18 Manna ’ Khalil al-Qatt}}an, Ulum al- Qur’an , penerj, Mudzakkir, Cet. 13 Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2009, Hlm. 527 19 Al-Imam al-Zahabi, Tadhkirah al-Hufaz} Bairut: Darul Kutub al-Ilmiyyah, 1998 hal. 534 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kesahihan dan kelemahan Hadith, dan ini merupakan salah satu diantara keistimewaan yang luar biasa dalam tafsirnya. 20 Kemudian beliau juga menyebutkan ucapan para salafus Shalih dari kalangan sahabat maupun Tabi’in, dan menyelaraskan antar pendapat. Di samping itu beliau juga menghindari khilaf yang menyimpang. Muhammad bin Ja’far al- Kattani mengungkapkan kekagumannya pada pentafsiran beliau, Sungguh tafsir beliau sarat dengan Hadits-hadits dan Atsar disertai sanadnya masing-masing dengan disebutkan tingkat kesahihan dan kelemahan para perawinya. 21 Beliau juga memberi perhatian pada aspek Syar’i dari riwayat-riwayat Israiliyyah, yang sebagiannya diletakkan pada ayat-ayat tertentu saat menafsirkan. Tafsir al- Qur’an al-‘Adzim atau lebih dikenal dengan Tafsir Ibn Kathir ini adalah salah satu dari antara tafsir bil m a’tsur yang shahih, jika kita tidak mengatakan yang paling shahih. Di dalamnya diterangkan riwayat-riwayat yang diterima dari Nabi Saw. Dari Sahabat-sahabat besar dan Tabi’in. riwayat-riwayat yang dl o’if yang terdapat di dalam tafsir Ibn Kathir, di tinggalkan semuanya, di samping diberikan komentar-komentar yang sangat memuaskan. 22 Secara umum kitab tafsir Ibnu Kathir berjumlah 4 jilid. Dengan penerbit yang sama yaitu dari Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah beirut, Lebanon. Pada tahun 2012. Dengan cover yang sama warna biru dongker keemasan merupakan cetakan keempat dengan ukuran yang sama pada setiap jilidnya yaitu 20x28. 20 Al-Hakim, al-Risalah al-Mustathrafah Beirut: Dar al-Fikri, 1988, hal. 195 21 Ibid, 195 22 http:syeevaulfa.blogspot.co.id201502tafsir-ibnu-katsir.html digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Berikut uraian singkat perjilidnya: Jilid pertama terdiri atas 576 halaman dimulai dari surah al-Fatihah 1 sampai surah al-Nisa ’ 4. Jilid dua terdiri atas 567 halaman dimulai dari surah al-Maidah 6 sampai surah al-Nahl 16. Jilid tiga terdiri atas 549 halaman dimulai dari surah al-Isra ’ 17 sampai surah Yasin 36. Jilid empat terdiri atas 551 halaman dimulai dari surah al-S}affat 37 sampai surah al-Nas 144. Selain itu, ia selalu memaparkan masalah-masalah hukum yang ada dalam berbagai madzhab, kemudian mendiskusikannya secara komprehensif. Kitab ini pernah digabung dalam penerbitnya dengan Ma’alim al-Tanzil karya al-Baghawi, tetapi juga pernah di terbitkan seara independen dalam empat jilid berukuran besar. 6. Sistematika, Metode dan Corak Penafsiran Ibn Kathir a. Sistematika Tafsir Ibn Kathir Hal yang paling istimewa dari tafsir Ibn Kathir adalah bahwa Ibn Kathir telah tuntas atau telah menyelesaikan penulisan tafsirnya hingga keseluruhan ayat yang ada dalam al- Qur’an, dibanding mufasir lain seperti Sayyid Rasyid Ridla 1282-1354 H yang tidak sempat menyelasaikan tafsirnya. Pada muqaddimah, Ibn Kathir telah menjelaskan tentang cara penafsiran yang paling baik atau prinsip-prinsip penafsiran secara umum yang disertai dengan alasan jelas yang ditempuh dalam penulisan tafsirnya. Apa digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang disampaikan Ibn Kathir dalam muqadimahnya sangat prinsipil dan lugas dalam kaitannya dengan Tafsir al- Ma’thur dan penafsiran secara umum. Adapun sistematika yang ditempuh Ibn Kathir dalm tafsirnya, yaitu menafsirkan seluruh ayat-ayat al-Qu r’an sesuai dengan susunannya dalam al- Qur’an, ayat demi ayat, surah demi surah, dimulaidari surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah al-Nas. Dengan demikian, secara sistematika tafsir ini menempuh tafsir mushafi. Dalam penafsirannya, Ibn Kathir menyajikan sekelompok ayat yang berurutan dan dianggap berkaitan serta berhubungan dalam tema kecil. Penafsiran perkelompok ayat ini membawa pemahaman adanya Munasabah ayat dalam setiap kelompok ayat. Oleh karena itu, Ibn Kathir dalam menafsirkan ayat al-Qu r’an lebih mengedepankan pemahaman yang lebih utuh dalam memahami adanya Munasabah antaral- Qur’an Tafsir al-Qur’an bi al- Qur’an. b. Metode Penafsiran Ibn Kathir Dalam menafsirkan ayat al-Quran, maka metode penafsiran Ibn tafsir dapat dikategorikan kepada metode Tahlily, yaitu suatu metodetafsir yang menjelaskan kandungan al- Qur’an dari seluruh aspeknya. Dalam metode ini, mufassir mengikuti susunan ayat sesuai dengan tartib mushafi, dengan mengemukakan kosa kata, penjelasan arti global ayat, mengemukakan munasabah, dan menbahas Sabab al-Nuzul, disertai dengan sunnah rasul Saw, digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pendapat sahabat, tabi ’in dan pendapat para mufasir itu sendiri. Hal ini diwarnai dengan latar belakang pendidikan dan sering pula bercampur dengan pembahasan kebahasaan dan lainnya yang dipandang dapat membantu dalam memaknai makna dari ayat al- Qur’an. Dalam Tafsir al- Qur’an al-Az}im, Imam Ibn Kathir menjelaskan arti kosa kata tidak selalu dijelaskan. Karena, kosa kata dijelaskannya ketika dianggap perlu ketika dalam menafsirkan suatu ayat. Dalam menafsirkan suatu ayat juga ditemukan kosa kata dari suatu lafaz}, sedangkan pada lafaz} yang lain dijelaskan arti globalnya, karena mengandung suatu istilah dan bahkan dijelaskan secara lugas dengan memperhatikan kalimat seperti dalam menafsirkan kata Huda li al-Muttaqin dalam surah al-Baqarah ayat 2. Menurut Ibn Kathir, “ Huda” adalah sifat diri dari al-Qur’an itu sendiri yang dikhususkan bagi “ Muttaqin” dan “Mu’min” yang berbuat baik. Disampaikan pula beberapa ayat yang menjadi latar belakang penjelasannya tersebut yaitu surah al-Fus}ilat ayat 44, al-Isra’ ayat 82 dan Yunus ayat 57. 23 Di samping itu, dalam tafsir Ibn Kathir terdapat beberapa corak tafsir. Hal ini dipengaruhi dari beberapa bidang kedisiplinan ilmu yang dimilikinya. Adapun corak-corak tafsir yang ditemukan dalam tafsir Ibn Kathir yaitu 1 corak Fiqih, 2 corak Ra’yi, 3 corak Qira’at. 24 23 Ibn Kathir, Tafsir al- Qur’an al-Azhi}m , Jilid 1, hlm. 39. 24 Ali Hasan Ridha, Sejarah dan Metodologi Tafsir terj, Ahmad Akrom Jakarta: Rajawali Press, 1994, hlm. 59. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 61

BAB IV PENAFSIRAN KATA

ISRAF MENURUT HAMKA DAN IBN KATHIR

A. Pendekatan Kata Israf

1. Pengertian kata Israf Di dalam kamus al-Munawwar, kata َفَرْسَأ artinya memboroskan dan Israf yang artinya pemborosan. 1 Sedangkan secara terminologi Israf adalah melakukan suatu perbuatan yg melampaui batas atau ukuran yang sebenarnya. Israf juga dapat diartikan sebagai suatu sikap jiwa yang memperturutkan keinginan yang melebihi semestinya. Seperti makan terlalu kenyang, berpakaian terlalu dalam sehingga menyapu lantai atau tanah. Israf secara bahasa: َأ ْس َر ف ف َ لا : لا ْس َر فا : َج َوا َ ْلا َ ْص د , َ ْص َد ْ َأ ْس َر َف إ ْس َر فا ا , َو ْرسلا ف ا ْس ْ , َ لا َع َج ل ْ َغ ْي ر َق ْص د , َو َأ ْص ل َ ْلا َم َةا َ ل د َع َ َت َع د ْلا َح د , َو ْلا ْغ َف لا َأ ْ لا ْ ء Al-Israf adalah adalah lebih dari tujuan. Dari َi’il Asrafa-Israfan. al-Saraf isim mashdar darinya juga. “Asrafa fi maalihi” artinya bersegera mengeluarkan harta tanpa tujuan. Dan asal makna dari kata ini menunjukkan pada sikap melebihi batas dan sembrono dalam melakukan sesuatu. 2 1 H. Ahmad St, Kamus Munawwar Semarang: PT. KaryaToha Putra, 1984, hlm. 374. 2 Al-Razi Ahmad bin Faris, Maqayis al-Lughah Beirut: Dar al-Fikri, 1979, hlm. 153 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Israf secara istilah: َ ا َإْل َْس َ ر َ فا َ: َ ه َ و َ َ ص َ ر َ ف َ َ شلا َ ْي َ ءَ َإف َْي َ م َ لا َ ي َْن َ ب َإغ َ ْي ََ ز َإئا َ عاًد َ ل ى ََ م َ يا َْن َ ب َإغ َ ْي Israf artinya membelanjakanmemberikan sesuatu untuk hal yang tidak selayaknya sebagai tambahan atas apa yang selayaknya. 3 Raghib al-Is}fahani mengatakan: َ ا َ سل َ ر َ ف َ:َ ت َ ج َ وا َ ز ََْلا َ ح َ دَ َإف َ ْي ََ ك َ ل ََإف َْع َ ل ََ ي َْف َ ع َ ل َ هَ َإْلا َْن َ س َ نا ،َ َ وَ إإ َ ْن ََ ك َ نا ََ ذَإل َ ك ََإف َ ْي َ َإْلا َْن َ ف َإقا ََ أ َْش َ ه َ ر Al-Saraf artinya setiap perbuatan manusia yang melewati batas, walaupun istilah ini lebih masyhur dalam masalah pembelanjaan harta. 4 Oleh karena itu bisa dikatakan Israf adalah segala bentuk perbuatanyang sia-sia, berlebihan dan keluar dari batasan yang wajar, baik dalam kualitas dan kuantitasnya. Menurut Imam Qurt}ubi dalam tafsirnya yang berjudul Tafsir al-Qurt}ubi, bahwa Israf adalah membelanjakan harta di jalan selain Allah, dan barang siapa yang berpaling dari ketaatan kepada Allah Swt, disebut kikir al-Iqtar, dan barang siapa yang membelanjakan harta dalam rangka ketaatan kepada Allah disebut al- Qawam. 5 Menurut M. Quraish Shihab dalam tafsirnya kata Israf terambil dari kata فرس yaitu melampaui batas kewajaran sesuai dengan kondisi yang bernafkah dan 3 Imam Abul Abbas Ahmad, al-Kuliyat al-Fiqhiyah Kairo: ad-Dar al-Arobiyah Lil Kitab, 1997, hlm 113 4 Al-Raghib al-Isfahani, Mufradat al-Faz} al-Qur’an Beirut: Dar al-Syamiyah, hlm.407. 5 Tafsir al-Qurt}ubi, hlm. 156. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang diberi nafkah. Sifat ini larangan untuk melakukan perbuatan yg melampaui batas, yaitu tidak berlebihan-lebihan dalam hal apapun. 6 2. Kategori Ayat Tentang Israf رسا ف Kata Israf dalam al-Qur’an tersebar sebanyak 23 kali dalam 21 ayat dalam17 surah. 7 Adapun pengelompokan ayat tersebut yaitu: No. Bentuk Kata Nama Surat Ayat 1 فرسا Thaha 127 2 اوفرسا al-Zumar 53 3 اوفرست al-An’am 141 al-A’raf 31 4 ی فرس al-Isra’ 33 5 ی اوفرس al-Furqan 67 6 افارس ا al-Nisa’ 6 7 انفارسا Ali Imran 147 8 فرسم al-Mu’min 28 al-Mu’min 34 9 نوفرسم al-Maidah 32 al-A’raf 81 6 Quraish Shihab, hlm. 533 7 M. Fuad „Abd al-Baqi, al-Mu’jam al-Mufahras li al-F ā z} al-Qur’an al-Karim Indonesia: Maktabah Dahl ān, tt, hlm. 226. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Yasin 19 10 فرس م ی ن al-An’am 141 al-A’raf 31 Yunus 12 Yunus 83 al-Anbiya’ 9 al-Syu’ara 151 al-Mu’min 43 al-Zukhruf 5 al-Dukhan 31 al-Zariyat 34 Jumlah:17 Surah 3. Istilah-Istilah yang Berkaitan dengan Israf a. Al-Taqtir bermakna al-Taqs}ir terdapat dalam firman Allah dalam surah al- Furqan ayat 67.  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  ََََ digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Artinya: D an orang-orang yang apa bila membelanjakan harta, mereka tidak berlebihan, dan tidak pula kikir, dan adalah pembelanjaan itu ditengah-tengah antara yang demikian. Q.S. al-Furqan: 67. 8 b. Al-Tabdhir. Allah berfirman dalam surah al-Isra’ ayat 26-27  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  ََََ Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Q.S. al-Isra ’: 26. 9  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  ََََ Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. Q.S. al-Isra ’: 27. 10

B. Penafsiran Kata Israf Menurut Hamka dan Ibn Kathir

1. Penefsiran Hamka Dalam lafaz} Israf yang berkaitan dengan term berinfaq terdapat dalam surah al-Furqan ayat 67 dan pada kebutuhan sehari-hari yang primer seperti saat makan, minum atau berpakaian terdapat dalam surah al- A’raf ayat 31 sebagai berikut:  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  َ  ََََ Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta, mereka tidak berlebihan, dan tidak pula kikir, dan adalah pembelanjaan itu di tengah-tengah antara yang demikian. Q S. al-Furqan ayat 67. 11 8 Depertemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, al-Furqan: 67 Jakarta: CV. Pustaka Agung Harapan, 2006, hlm. 511 9 Depertemen Agama RI, QS. al-Isra’: 26 , hlm. 388 10 Depertemen Agama RI, QS. al-Isra’: 27 , hlm. 388 11 Depertemen Agama RI, QS. al-Furqan: 67 , hlm. 511