Pengertian Profesionalitas guru KKGMGMP

35 Menghadirkan instrukturnara sumber Seksi persidangan Memandu dan mengarahkan kegiatan Seksi persidangan F. Memonitor kegiatan 1. Memonitor kelancaran acara Tim monev 2. Memonitor kelengkapan materi Tim monev 3. Memonitor kehadiran instruktur nara sumber Tim monev 4. Memonitor interaksi antara peserta dengan instruktur Tim monev G. Rapat evaluasi kegitan 1. Evaluasi acara Tim monev dan panitia 2. Evaluasi respon peserta Tim monev dan panitia 3. Evaluasi pemahaman paserta Tim monev dan panitia 4. Evaluasi manfaat program Tim monev dan panitia H. Melaporkan kegiatan Membuat laporan kegiatan kepada stakeholders Panitia

2.2.2 Pengertian Profesionalitas guru

Istilah profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni seseorang. Pekerjaan tersebut mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Dengan demikian, pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka karena tidak dapat memperoleh pekerjaan 36 lain Usman, 2005. Suatu pekerjaan profesional memerlukan persyaratan khusus, yakni: 1 menuntut adanya ketrampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam; 2 menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya; 3 menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai; 4 adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya; dan 5 memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan. Selain persyaratan di atas, Usman 2005 menambahkan persyaratan, yaitu 1 memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya; 2 memiliki klienobyek layanan yang tetap, seperti dokter dengan pasiennya, guru dengan muridnya; dan 3 diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat. Sementara itu, Surya 2005 menyatakan bahwa seorang guru yang profesional dituntut dengan sejumlah persyaratan, antara lain: memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, memiliki jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya, dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus 37 menerus continuous improvement melalui organisasi profesi, internet, buku, seminar, dan semacamnya. Dengan tugas semacam ini, maka tugas seorang guru lebih bersifat competency based, yang menekankan pada penguasaan secara optimal konsep keilmuan dan perekayasaan yang berdasarkan nilai-nilai etika dan moral Kunandar, 2009:50. Selain itu, guru yang profesional memiliki karakteristik, antara lain : memiliki kepribadian matang dan berkembang, punya ketrampilan membangkitkan minat peserta didik, memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat, sikap profesioalismenya berkembang secara kesinambungan, mampu mengolah dan menyiasati kurikulum, mampu mengkaitkan kurikulum dengan lingkungan, mampu memotivasi siswa untuk belajar sendiri, berkehendak mengubah pola pikir lama menjadi pola pikir baru yang lebih bersifat inovatif, dan memahami serta mampu mempraktekkan berbagai pendekatan pembelajaran mutakhir. Sementara itu, Suyanto Abbas 2001:144 menyatakan bahwa seorang guru profesional harus merupakan SDM yang berkualitas, dengan ciri: a memiliki kemampuan dalam menguasai keahlian dalam suatu bidang yang berkaitan dengan iptek, b mampu bekerja secara profesional dengan orientasi mutu dan keunggulan, dan c dapat menghasilkan karya-karya unggul yang mampu bersaing secara 38 global sebagai hasil dari keahlian dan profesionalitasnya. Kemudian, sebagai tenaga profesional, guru harus mempunyai empat ciri utama Tilaar,1994, yaitu: a memiliki kepribadian yang matang dan berkembang mature and developing personality, b mempunyai ketrampilan membangkitkan minat peserta didik, c memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat, dan d sikap profesionalnya berkembang secara berkesinambungan. Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, guru disebutkan sebagai bagian dari pendidik, yang merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Hak dari pendidik adalah memperoleh: a penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai; b penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja; c pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas; d perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual; dan e kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Sedangkan 39 kewajibannya, meliputi: a menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; b mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan c memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Dalam rangka memperoleh pendidik yang berkualitas, sehingga mampu berkontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan SD, banyak variabel yang terkait, mulai dari sistem pengangkatan dan penempatan, peningkatan kualifikasi dan kompetensi, serta peningkatan profesionalitas pendidik. Pengangkatan dan penempatan pendidik diatur oleh lembaga yang mengangkatnya berdasarkan kebutuhan satuan pendidikan formal, baik dalam jumlah, kualifikasi akademik, maupun dalam kompetensi secara merata untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu. Lembaga yang berwenang mengangkatnya adalah Pemerintah dan Pemerintah Daerah, baik provinsi maupun kabupatenkota. Pengangkatan dan penempatan pendidik, khususnya guru, dilakukan secara obyektif dan transparan sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Pengangkatan dan penempatan guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan Pemerintah atau Pemerintah Daerah diatur dengan Peraturan Pemerintah, sedangkan pada satuan 40 pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dilakukan oleh penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan yang bersangkutan berdasarkan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama. Selanjutnya, mengenai pengangkatan dan penempatan guru, dalam Peraturan Pemerintah RI No.74 Tahun 2008 tentang Guru dibedakan antara pengangkatan dan penempatan guru pada satuan pendidikan dan pengangkatan dan penempatan guru pada jabatan struktural. Ditegaskan bahwa pengangkatan dan penempatan guru pada satuan pendidikan yang diangkat oleh Pemerintah danatau Pemerintah Daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam rangka itu, Departemen yang menangani urusan pemerintahan dalam bidang pendidikan nasional melakukan koordinasi perencanaan kebutuhan guru secara nasional, yang dilakukan dengan mempertimbangkan pemerataan guru antar satuan pendidikan yang diselenggarakan Pemerintah Daerah danatau masyarakat, antar kabupaten atau antar kota, dan antar provinsi, termasuk kebutuhan guru di daerah khusus. Selain itu, guru yang diangkat oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat pula ditempatkan pada jabatan struktural sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penempatan pada jabatan struktural dapat dilakukan setelah guru yang bersangkutan bertugas sebagai 41 guru paling singkat selama 8 delapan tahun. Guru yang ditempatkan pada jabatan struktural, kehilangan haknya untuk memperoleh tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan. Guru tersebut dapat ditugaskan kembali sebagai guru dan mendapatkan hak-hak guru sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Hak-hak guru yang berupa tunjangan profesi dan tunjangan fungsional diberikan sebesar tunjangan profesi dan tunjangan fungsional berdasarkan jenjang jabatan sebelum guru yang bersangkutan ditempatkan pada jabatan struktural. Menurut Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, standar pendidik menunjuk pada kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental serta pendidikan dalam jabatan. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik tersebut menunjuk pada tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah danatau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pendidik khususnya yang berkualifikasi sebagai guru 42 SDMI atau bentuk lain yang sederajat memiliki: a kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat D-IV atau sarjana S1; b latarbelakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan SDMI, kependidikan lain, atau psikologi; dan c sertifikat profesi guru untuk SDMI. Sertifikasi profesi guru tersebut diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu. Sedangkan fungsinya adalah untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Adapun prinsip-prinsip profesionalitas sebagaimana dimaksud, disebutkan dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen sebagai berikut: a. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; c. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; 43 d. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; f. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; g. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; h. memiliki jaminan hukum dan melaksanakan tugas keprofesionalan; dan i. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalannya.

2.2.3 Bentuk-Bentuk Pengembangan Profesional Guru

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru MI Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga T2 942013013 BAB I

0 1 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru MI Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga T2 942013013 BAB II

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru MI Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga T2 942013013 BAB IV

1 7 55

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru MI Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga T2 942013013 BAB V

0 1 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui KKG di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui KKG di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga T2 942010038 BAB I

0 1 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui KKG di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga T2 942010038 BAB IV

0 2 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui KKG di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga T2 942010038 BAB V

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui KKG di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga

0 0 43

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui KKG di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga

0 0 2