Kelemahan Penilaian Kinerja Pengukuran Kinerja

19 membutuhkan kecepatan, ketelitian dan kerapian sangatlah ditentukan oleh prilakunya. c. Outcomes-Based criteria Memfokuskan pada apa yang telah dicapai atau dihasilkan dan bukan pada cara atau proses menghasilkan ukuran-ukuran kumulatif tertentu yang digunakan sebagai dasar pengupahan dapat dipakai sebagai acuan untuk mengevaluasi kinerja pegawainya. Disamping itu juga menilai dengan pencapaian tujuan dari penugasan yang diberikan pegawainya, seberapa jauh penyimpangan perencanaan dengan evaluasi dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengevaluasi kinerja.” 23

2.3.4. Kelemahan Penilaian Kinerja

Pada umumnya penilaian kerja dilakukan oleh atasan langsung, karena atasan langsung adalah orang yang paling mempengaruhi kinerja bawahanya walaupun demikian ada beberapa kelemahan didalam penilaian kinerja oleh atasan “Menurut Mangkuprawira ada beberapa kelemahan didalam penilaian kinerja oleh atasan diantaranya: a. Hallo effect Terjadi apabila pendapat pribadi penilai tentang karyawan mempengaruhi pengukuran kinerja. Misalnya seorang atasan yang senang pada bawahan, maka pandangan ini akan mengubah etimasi atasan terhadap kinerja karyawan tersebut. b. Kesalahan kecenderungan terpusat Kesalahan ini terjadi apabila penilai yang tidak menyukai menilai karyawan pada nilai ekstrim, misalnya sangat baik atau sangat jelek sehingga penilaian kinerja cenderung dibuat rata-rata atau menempatkan penilaian dekat dengan nilai tengah. c. Bila terlalu lunak dan terlalu keras Kesalahan terlalu lunak disebabkan kecenderungan penilai yang mudah memberikan nilai baik, sedangkan kesalahan terlalu keras adalah sebaliknya. Penilaian cenderung terlalu keras dalam mengevaluasi kinerja karyawan. 23 _____, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategis: Reposiotioning Peran, Perilaku Plus KompetensiSerta Peran SDM Strategis , http:xa.yimg.comtugas_PSDM.doc. Diakses pada tanggal 29 November 2012. 20 d. Prasangka baik Faktor-faktor yang membentuk prasangka-prasangka pribadi terhadap seorang atau kelompok tertentu seringkali dapat mengubah penilaian. Faktor-faktor tersebut meliputi senioritas, kesukaan, agama, keamanan, kelompok dan status sosial. e. Pengaruh kesan terakhir Kegiatan-kegiatan karyawan palig baik baikburuk biasanya membawa kesan tersendiri bagi penilai dan akan bepengaruh dalam penilaian.” 24

2.3.5. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja adalah proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah mencapai misi melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa, ataupun suatu proses. Setiap organisasi biasanya cenderung tertarik pada pengukuran kinerja. ”Menurut Sedarmayanti ada beberapa aspek pengukuran kinerja: a. Aspek financial Meliputi anggaran suatu organisasi karena aspek financial merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pengukuran kinerja. b. Kepuasan pelanggan Dalam globalisasi perdagangan, peran dan posisi pelanggan sangat krusial dalam penentuan strategi organisasi. c. Operasi Bisnis Internal Informasi operasi bisnis internal diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan organisasi sudah seirama untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi seperti yang tercantum dalam rencana stategis. d. Kepuasan karyawan Karyawan merupakan asset yang harus dikelola dengan baik, apalagi dalam organisasi yang banyak melakukan inovasi, peran stategis karyawan sangat nyata. e. Kepuasan komunitas Kegiatan instansi pemerintah berinteraksi dengan berbagai pihak yang menaruh kepentingan terhadap keberadaannya. 24 Mangkuprawira , 2003, OP. Cit, hal. 287. 21 f. Waktu Ukuran waktu merupakan variabel yang perlu diperhatikan dalam desain pengukuran kinerja.” 25 Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan pengukuran kinerja pada dasarnya mempunyai dua sifat yaitu bersifat subyektif dan bersifat obyektif. Ukuran yang bersifat subyektif adalah ukuran penilaian yang tidak dapat dibuktikan oleh orang. Ukuran yang bersifat obyektif adalah ukuran penilaian yang dapat dibuktikan atau diuji orang lain.

2.4. Hubungan Disiplin Kerja Dengan Kinerja Karyawan

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Disiplin Kerja pada Usaha Manidiri di Tambakboyo Ambarawa T1 162010701 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Disiplin Kerja pada Usaha Manidiri di Tambakboyo Ambarawa T1 162010701 BAB IV

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Disiplin Kerja pada Usaha Manidiri di Tambakboyo Ambarawa T1 162010701 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Disiplin Kerja pada Usaha Manidiri di Tambakboyo Ambarawa

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Disiplin Kerja pada Usaha Manidiri di Tambakboyo Ambarawa

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Online Booking pada Pariwisata Ambarawa (Studi Kasus Ambarawa Tour and Traveling) T1 682004718 BAB II

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pendidikan dan Pengajaran Masa Pendudukan Jepang di Ambarawa T1 152010011 BAB II

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Jenderal Soedirman dalam Pertempuran Ambarawa Tahun 1945 T1 152008018 BAB II

0 1 8

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kelayakan Usaha Dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong T1 BAB II

0 0 13

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Lembaga Pengawas Persaingan Usaha di Singapura dan di Indonesia T1 BAB II

0 0 61