Makna Simbol dalam Seni Hadrah ISHARI, berisi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
yang halus. Dalam keterangan lain, cinta berarti perjalanan hati menemukan yang dicinta dan bergeraknya lisan dalam menyebut nama
yang dicinta. Karena seorang pencinta akan senantiasa tergerak untuk menyebut yang dicinta.
7
Selain terma h}ubb, dalam bahasa Arab juga ditemukan berbagai
padanan kata yang mengandung konotasi makna cinta. Kata-kata tersebut antara lain
‘isyq dan wudd. Dalam prakteknya, kata h}ubb bisa diartikan secara general dalam artian kasih atau kesukaan kepada Tuhan, orang
saleh, benda, aktifitas atau yang lainnya. Sementara ‘isyq berarti
kerinduan yang terus-menerus kepada seseorang atau suatu hal yang membuat si pencinta melakukan apa saja yang bahkan terkadang bersifat
destruktif. Dari sini bisa dilihat bahwa ‘isyq memiliki intensitas
kedalaman cinta yang lebih daripada kata h}ubb. Sementara terma wudd
berarti persahabatan dan kasih yang sangat kental.
8
Sebagaimana tradisi Yunani, dalam tradisi Arab cinta diklasifikasikan menjadi 3 bentuk. Klasifikasi tersebut didasarkan pada
kategori darimana cinta itu berasal. Adakalanya cinta berasal dari penginderaan seperti cinta pada gambar atau pemandangan yang elok,
suara yang merdu dan lain sebagainya. Cinta bisa berasal dari kekaguman akal seperti cinta kepada guru dan orang bijak
s}alih}in. Yang terakhir,
7
Ibnu Qayyum,
Madarij al-Salikin
ttp: Dar al-H}adis, tt, 390.
8
Lihat: Ahmad W. Munawwir,
Kamus al-Munawwir
Yogyakarta: Pustaka Proresif, 1997, 229, 934, 1547.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
cinta berasal dari kecocokan hati kepada yang dicinta sehingga mendatangkan kebaikan dan rasa nikmat.
9
Ibnu Taimiyyah menerangkan bahwa cinta dan benci merupakan landasan perbuatan manusia. Dengan mencintai, seseorang akan
cenderung kepada suatu hal yang dicintai, dan membenci sesuatu yang lain. Lebih lanjut, ia juga akan melakukan apa-apa yang diinginkan atau
yang menjadi lantaran kebaikan seseorang yang dicinta. Demikian pula sebaliknya, pencinta akan membenci sesuatu yang dibenci dan yang
menjadi lantaran keburukan bagi yang dicinta.
10