Makna Simbol dalam Film ”Cin(T)A”: Sebuah Tinjauan Semiotika

SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIKA SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh

IMAS NOVIASARI

C0207031

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

commit to user

commit to user

commit to user

commit to user

MOTTO

“Berbicara tanpa tindakan hanyalah buang-buang waktu”

(Penulis)

Cinta tak mengenal warna kulit, etnis serta agama melainkan kita harus pandai memilih keadaan mana yang paling tepat untuk kita. Bukankah Tuhan Maha Adil yang telah menjadikan kita satu. (Penulis)

commit to user

PERSEMBAHAN

1. Mama dan Papa terimakasih atas semua doa serta dukungan dan nasehat- nasehatnya. Ma, Pa mungkin aku belum bisa menjadi yang dapat dibanggakan, namun sekuat tenaga insyaallah akan menjadi seorang yang Mama inginkan. Ma, jangan putuskan doamu untukku. Semoga skripsiku ini menjadi salah satu dari sekian hal yang dapat membahagiakan Mama dan Papa.

2. Suryo Nugroho, sayang, terimakasih telah membuatku kembali lagi untuk bermimpi. Kesederhanaan mu membimbingku serta memberikanku rasa tenang dan nyaman. Sepanjang hidup seiring waktu aku bersyukur atas hadirmu, kau anugrah kedua dan terakhir dari Sang Maha Rohim, semoga Alloh berkahi kita kekasih penguat jiwaku. Kesabaran mu menemaniku semoga tak hanya sampai disini. Aku menjadi wanita yang berbahagia ketika kau datang untuk meminangku.

3. Sahabat-sahabatku, Ririn, Savitri, Pipit, Nana dan Wilda, terimakasih sudah memberi banyak sekali pengalaman dan kenangan. Jangan takut bermimpi dan mewujudkan hal-hal gila serta perubahan-perubahan buat orang-orang yang kita sayangi. Saranghae!!

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah swt, Sang Khalik, di tangan-Nya segala kebaikan dan Dialah Maha Kuasa atas segala sesuatu di langit dan bumi. Limpahan nikmat, rahmat, inayah, hidayah dan karunia dari Allah SWT senantiasa menaungi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Makna Simbol Dalam Film “cin(T)a”: Sebuah Tinjauan Semiotika Skripsi ini disusun guna meraih gelar sarjana pada Jurusan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis sangat berterima kasih atas segala doa, bantuan, dukungan dan dorongan yang telah diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed., Ph. D. Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag., Ketua Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan izin serta kemudahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

3. Dra. Chattri S. Widyastuti, M.Hum., Sekretaris Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, yang selalu penuh perhatian dan memberi kemudahan dalam penulisan skripsi ini.

commit to user

4. Dra. Murtini, M.S., Dosen Pembimbing skripsi yang senantiasa sabar dan teliti dalam memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas limpahan waktu yang selalu diluangkan untuk penulis. Penulis sangat bersyukur karena telah diberi kesempatan dibimbing skripsi oleh Ibu Murtini.

5. Drs. Istadiyantha. MS, Pembimbing Akademik yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.

6. Seluruh dosen pengajar yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan berlangsung.

7. Mama dan Papa yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan semangat yang tak pernah lelah.

8. Suryo Nugroho Terima kasih atas inspirasi dan rasa sayang yang menjadi semangat penulis.

9. Saudara-saudaraku, sahabat-sahabatku Ririn, Savitri, Pipit, Nana dan Wilda terimakasih atas bantuan, semangat dan pembelajaran diri bagi penulis, teman-teman Sastra Indonesia UNS angkatan 2007 Terima kasih atas segala doa, semangat, bantuan dan kenangan yang telah diberikan kepada penulis.

10. Teman-teman Sastra Indonesia angkatan atas dan bawah. Terima kasih atas segala doa, semangat, bantuan dan kenangan yang telah diberikan kepada penulis. Di samping itu, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu, yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per

commit to user commit to user

Penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Sastra Indonesia pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, 9 Januari 2012

Penulis

commit to user

1. Gambar wajah seorang yang sedang tersenyum..........

2. Gambar wajah seorang yang sedang bersedih .............

D. Pembahasan segi agama ............................................................

a. Gambar Annisa sedang wudhu ............................................

b. Gambar cara berdoa..............................................................

c. Gambar salat.........................................................................

d. Gambar gereja .....................................................................

e. Gambar mesjid .....................................................................

f. Gambar Alkitab ...................................................................

g. Gambar pohon cemara ........................................................

E. Pembahasan segi simbol ............................................................

a. Gambar ketupat ....................................................................

b. Gambar pohon Natal dengan hiasan ketupat ........................

c. Gambar lambang burung Garuda .........................................

d. Gambar semut ......................................................................

e. Gambar apel .........................................................................

f. Gambar wayang ....................................................................

g. Gambar tulisan di kaos Cina ................................................

h. Gambar tulisan di kaos Annisa .............................................

i. Gambar indeks prestasi Annisa ...........................................

j. Gambar Annisa menerima telepon dari Ibunya.....................

k. Gambar Annisa sedang menghisap rokok ............................

l. Gambar spanduk jargon ITB ................................................

commit to user commit to user

n. Gambar penurunan lambang Garuda ....................................

o. Gambar bendera setengah tiang ...........................................

p. Gambar membunuh semut ....................................................

q. Gambar prosesi siraman .......................................................

98 BAB V PENUTUP

A. Simpulan....................................................................................... 102

B. Saran .........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 105 LAMPIRAN ........................................................................................... 107

commit to user

ABSTRAK

Imas Noviasari. C0207031. 2011. Makna Simbol Dalam Film “cin(T)a”: Sebuah Tinjauan Semiotika Umberto Eco. Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia. Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana wujud simbol dalam film cin(T)a? (2) Bagaimana makna simbol dalam film cin(T)a? (3) Bagaimana pesan dalam film cin(T)a?

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan wujud simbol dalam film cin(T)a. (2) Mendeskripsikan makna simbol dalam film cin(T)a (3) Mendeskripsikan pesan dalam film cin(T)a.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Objek material dari penelitian ini adalah film cin(T)a, sutradara Sammaria Simanjuntak. Adapun objek formalnya meliputi simbol-simbol dalam film cin(T)a. Sumber data penelitian ini adalah Film cin(T)a. Data dalam penelitian ini adalah gambar dan tulisan-tulisan yang menunjukkan adanya simbol-simbol yang terdapat dalam film cin(T)a sehubungan dengan teori semiotika umum (general semiotic theory) dari Umberto Eco berdasarkan the theory of lie (teori ”dusta) dan teori tanda yang dilihat dari batas-batas politis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka. Teknik pengolahan data melalui tiga tahap, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan.

Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal: (1) Simbol-simbol dalam film cin(T)a berwujud gambar, tulisan seerta tindakan-tindakan dari sang tokoh. (2) Makna film cin(T)a adalah harapan dari masyarakat agar berdamai dengan perbedaan dalam bersosial tanpa adanya diskriminasi yang masih terjadi di negara Indonesia. (3) Pesan-pesan dalam film cin(T)a berupa pesan moral.

commit to user

MAKNA SIMBOL FILM ”cin(T)a”: SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIKA

Imas Noviasari 1 Dra. Murtini, M.S 2

ABSTRAK

2012. Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia. Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana wujud simbol dalam film cin(T)a? (2) Bagaimana makna simbol dalam film cin(T)a? (3) Bagaimana pesan dalam film cin(T)a?

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan wujud simbol dalam film cin(T)a. (2) Mendeskripsikan makna simbol dalam film cin(T)a (3) Mendeskripsikan pesan dalam film cin(T)a.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Objek material dari penelitian ini adalah film cin(T)a, sutradara Sammaria Simanjuntak. Adapun objek formalnya meliputi simbol-simbol dalam film cin(T)a. Sumber data penelitian ini adalah Film cin(T)a. Data dalam penelitian ini adalah gambar dan tulisan-tulisan yang menunjukkan adanya simbol-simbol yang terdapat dalam film cin(T)a sehubungan dengan teori semiotika umum (general semiotic theory) dari Umberto Eco berdasarkan the theory of lie (teori ”dusta) dan teori tanda yang dilihat dari batas-batas politis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka. Teknik pengolahan data melalui tiga tahap, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan.

Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal: (1) Simbol-simbol dalam film cin(T)a berwujud gambar, tulisan serta tindakan-tindakan dari sang tokoh. (2) Makna film cin(T)a adalah harapan dari masyarakat agar berdamai dengan perbedaan dalam bersosial tanpa adanya diskriminasi yang masih terjadi di negara Indonesia. (3) Pesan-pesan dalam film cin(T)a berupa pesan moral.

1 Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia dengan NIM C0207031 2 Dosen Pembimbing

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu bentuk karyaseni yang banyak ditemui di masyarakat adalah film.“Film merupakan wujud nyata dari seni kreatif yang sangat kompleks dalam pengerjaanya oleh para pekerja seni. Arthur Asa Berger mendefinisikan film sebagai bentuk seni kerjasama di mana sejumlah orang, dengan bidang keahlian yang berbeda, melakukan suatu peran yang penting” (2005:128).

“Film merupakan medium audio-visual sehingga hal yang penting dalam sebuah film adalah gerak gambar-gambar di sebuah layar putih yang membentuk satu keutuhan cerita. Film juga merupakan gabungan dari berbagai ragam kesenian: musik, seni rupa, drama, sastra ditambah dengan unsur fotografi itulah yang menyebabkan film menjadi kesenian yang kompleks” (PamusukEneste, 1991:18).Definisi lain diberikan oleh Marselli Sumarno yang mengartikan“film sebagai karyaseni yang lahir dari suatu kreativitas orang-orang yang terlibat dalam proses penciptaan film” (1996:28).

Pada perkembangan perfilman Indonesia beberapa tahun ini, temacinta mengalami pendang kalan makna, dieksploitasi, dan terlalu disederhanakan. Maknacinta sering kali terbiaskan dan terlupakan. Maknacintayaitu mengungkapkan bahwa cinta kasih adalah perasaan kasih sayang, kemesraan, belaskasihan dan

commit to user

pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab artinya akibat yang baik yang positif berguna, saling menguntungkan menciptakan keserasian, kesimbangan, kebahagiaan. Ada beberapa hubungan cinta yang ada dalam kehidupan manusia antara lain cinta antara orang tua dan anak, cinta antara pria dan wanita, cinta antar sesame manusia, cinta antar manusia dengan Tuhan dan cinta antar manusia dengan lingkungan. “cin(T)a”mendefinisikan kembali keagungan kata cinta dan kisah Agape, bentuk cinta paling murni antara Tuhan dan makhlukNya. Film“cin(T)a”ini menceritakan kisah sehari-hari. Dalam film ini Sammaria mengemas dialog-dialog yang banyak mengupas perbedaan, di tengah masyarakat Indonesia yang masih menganggap masalah perbedaan sering dianggap tabu untuk dibicarakan secara terbuka. Mengingat Indonesia adalah sebuah negara yang multikultur, tentunya wacana perbedaan harus dapat dikomunikasikan dengan jujur dan cerdas untuk mengurangi permasalahan karena perbedaan itu sendiri.

Dalam penyampaian pesannya, film “cin(T)a”ini banyak menggunakan simbol yang sarat dengan sebuah makna yang ditandai lewat penulisan judul film, buah- buahan, hewan, musik, wayang, yang divisualisasikan lewat peristiwa-peristiwa yang terjadi di sepanjang durasi film berupa aktifitas religi, tingkahlaku serta gaya bicara tokoh dan arsitektur bangunan. Hal-hal tersebut menarik untuk diteliti dengan film “cin(T)a”sebagai obyek kajian. Banyaknya pelajaran-pelajaran moril yang sangat berguna dalam kehidupan beragama, berbangsa, bernegara dan juga bercinta. Film “cin(T)a”bukan hanya menceritakan tentang cinta dan konfliknya saja, yaitu juga menceritakan tentang konflik etnis, pluralitas, senioritas kampus dan keTuhanan.

commit to user

Film “cin(T)a” sangat menarik untuk diteliti dikarenakan film ini merupakan film unik dan rumit namun memaparkan kejujuran. Unik artinya film ini berani mengunggkapkan hal yang masih dianggap tabu oleh masyarakat, akan tetapi dewasa ini makin marak tindakan diskriminasi yang dilakukan olah masyarakat Indonesia. Rumit karena munculnya simbol yang merupakan kesatuan utuh untuk menggambarkan isi cerita.Serta belum ditemukannya data penelitian lain yang mengkaji film “cin(T)a”inisebelumnya.

Film ini juga dikatakan jujur. Hal ini dapat dilihat dari Sammaria dalam menyampaikan ide-idenya, dengan dibantu Saira Jihan dan Sunny Soon sebagai pemainnya. Saira Jihan dan Sunny Soon adalah adalah pemain baru dalam kancah perfilman di Indonesia. Dalam menjalani perannya, mereka bersikap sangat professional dan sangat mendalami peran masing-masing agar pesandapat disampaikan dengan jelas kepada masyarakat di Indonesia untuk selalu lebih menghargai perbedaan, kedamaian dan solidaritas.

Dengan demikian, film ini dapat memberikan hiburan yang berarti menyeluruh yang akan menjadi magnet baruuntuk generasi muda. Hal ini dapat dicerna oleh penonton sebagai suatu simbol, sehingga hal tersebut menarik perhatian peneliti untuk meneliti lebih dalam.

Teori yang akan digunakan dalam menganalisis Film ini adalah menggunakan teori “dusta” Umberto Eco. The theory of lie (teori ”dusta”) Umberto Eco menjelaskan bahwa semiotika pada prinsipnya adalah disiplin ilmu yang mengkaji segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mendustai, mengelabui atau mengecoh. Jika sesuatu tidak dapat digunakan untuk mengecoh, maka ia tidak dapat digunakan

commit to user commit to user

Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini diberi judul Makna Simbol Dalam Film “Cin(T)a” Karya Sammaria Simanjuntak: Sebuah Tinjauan Semiotika Umberto Eco.

B. PembatasanMasalah

Adapunmasalah yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada masalah semiotika yang mengkaji simbol dan makna dalam Film “cin(T)a”.

C. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana wujud simbol dalam film “cin(T)a”?

2. Bagaimana makna simbol dalam film “cin(T)a”?

3. Bagaimana peran simbol dalam film “cin(T)a”terhadap pesan yang disampaikan pada masyarakat?

commit to user

D. TujuanPenelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan penelitian ini adalah.

1. Mendeskripsikan wujud simbol dalam film “cin(T)a”.

2. Mendeskripsikan makna simbol dalam film “cin(T)a”.

3. Mendeskripsikan pesan yang disampaikan pada masyarakat dalam film “cin(T)a”.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang bersifat teoretis maupun praktis.

1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan mengenai studi sastra Indonesia. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberi sumbangan pada teori semiotika dalam mengungkap film “cin(T)a”.Selain itu, dapat pula digunakan sebagai pijakan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis Secara praktis dengan penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk lebih memahami isi cerita film “cin(T)a”terutama sehubungan dengan pesan yang disampaikan lewat tanda-tanda lewat ilmu yaitu semiotika. Terutama untuk teori semiotika Umberto Eco berdasarkan the theory of lie (teori ”dusta”) dan teori tanda yang dilihat dari batas-batas politis. Serta membangkitkan minat masyarakat untuk menonton film yang berkualitas

commit to user commit to user

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam sebuah penelitian berfungsi untuk memberikan gambaran mengenai urutan tentang penelitian.Adapun sistematika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Latar belakang masalah menguraikan alas an diadakannya penelitian dan pemilihan film “cin(T)a”sebagai objek penelitian. Pembatasan masalah menguraikan pembatasan terhadap masalah-masalah yang diteliti, yang meliputi wujud tanda, simbol, makna dan pesan yang terdapat dalam film “cin(T)a”.Rumusan masalah menguraikan rumusan masalah yang akan diteliti. Tujuan penelitian menguraikan hal yang ingin dicapai dalam penelitian. Manfaat penelitian menguraikan manfaat teoretis dan praktis yang dapat diambil dari penelitian ini. Sistematika penulisan diperlukan untuk memudahkan dalam proses analisis permasalahan sehingga bersifat lebih sistematis.

Bab kedua adalah kajian terdahulu, kajian pustaka dan kerangka pikir. Kajian terdahulu berisi daftar beberapa penelitian yang menggunakan teori semiotika. Kajian pustaka berisi teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang hendak dibahas dalam penelitian ini, yang terdiri dari unsur-unsur pembentuk film, terdiri dari unsure naratif dan unsure sinematik, tanda-tanda, semiotika, teori semiotika Umberto Eco berdasarkan the theory of lie (teori ”dusta”), dan teori tanda yang dilihat dari batas-

commit to user commit to user

Bab ketiga adalah metode penelitian. Dalam bab ini dibahas tentang objek penelitian, sumber data dan data, metode penelitian, pendekatan, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data.

Bab keempat adalah analisis film “cin(T)a”dengan pendekatan semiotika Umberto Ecoberdasarkan the theory of lie (teori ”dusta”) dan teori tanda yang dilihat dari batas-batas politis.Analisis ini membahas tentang unsure naratif dan sinematik, wujud tanda, simbol, makna berdasarkan tanda-tanda, dan pesan di balik makna tanda dan symbol dalam Film “cin(T)a”sehubungan dengan teori Semiotika Umberto Eco berdasarkanthe theory of lie (teori ”dusta”) dan teori tanda yang dilihat dari batas-batas politis.

Bab kelima merupakan bagian penutup yang berisi simpulan dan saran. Bab iniberisi simpulan dan saran yang didapat setelah melakukan analisis terhadap film “cin(T)a”karya sutradara Sammaria Simanjuntak.

commit to user

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Terdahulu

Berdasarkan penelusuran penulis di Universitas Sebelas Maret Surakarta, Universitas Gadjah Mada penelitian dengan objek kajian berupa semiotika Umberto Eco untuk film “cin(T)a” karya Sammaria Siamnjuntak ini belum pernah dilakukan. Sejauh ini teori semiotika Umberto Eco memang jarang ada yang menggunakannya sebagai bidang kajian. Hanya satu yang ditemukan di Universitas Sebelas Maret Surakarta dan ditemukan beberapa Di Universitas Sebelas Maret penelitian dengan menggunakan teori semiotika Umberto Eco berikut ini.

• Film Musikal Dokumenter ” Generasi Biru”: Sebuah Tinjauan Semiotika Umberto Eco. Skripsi tersebut ditulis oleh Lianita Mustikaning Raras, mahasiswi program Sastra

Indonesia, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret pada tahun 2010. •

Penelitian film “cin(T)a” belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini mendorong peneliti untuk meneliti film “cin(T)a” karya sutradara Sammaria Simanjutak. Sejauh ini, penelitian film belum banyak ditemukan, dan penelitian dengan menggunakan teori semiotika Umberto Eco masih jarang yang menggunakannya. Adapun beberapa artikel yang berhasil ditemukan yang berkaitan dengan film cin(T)a.

• Artikel pertama www. godisadirector.com merupakan situs resmi dari film cin(T)a yang mengulas tentang film tersebut.

• Artikel kedua yaitu didapat dari http://www.kitareview.com/Film/Indonesia/Cin%28t %29a.html mengulas tentang sinopsis dan ringkasan film cin(T)a.

Sebagian besar penelitian di atas menganalisis objek-objeknya dengan menggunakan teori semiotika Riffatere, Roland Barthes, dan Charles Sanders Peirce. Posisi peneliti dalam hal ini

commit to user commit to user

B. Kajian Pustaka

1. Film

a. Unsur-unsur pembentuk Film Secara garis besar, film terdiri dari dua unsur pembentuk, yaitu unsur naratif dan unsur sinematik. Dua unsur tersebut saling melengkapi guna membentuk sebuah film. Unsur naratif adalah suatu rangkaian peristiwa yang berhubungan satu sama lain dan terikat oleh logika sebab- akibat (kausalitas) yang terjadi dalam suatu ruang dan waktu (Himawan Pratista, 2008:33). Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film (Himawan Pratista, 2008:2). Setiap cerita tentunya memiliki unsur-unsur seperti konflik, lokasi, masalah, tokoh dan waktu. Unsur-unsur tersebut membentuk unsur naratif secara utuh. Unsur naratif juga berfungsi sebagai pembentuk jalinan peristiwa agar sesuai dengan maksud yang diharapkan. Seluruh jalinan peristiwa tersebut terikat oleh sebuah aturan yakni hukum kausalitas (logika sebab-akibat). Aspek kausalitas bersama unsur ruang dan waktu adalah elemen-elemen pokok pembentuk naratif (Himawan Pratista, 2008:2).

Unsur naratif memiliki lima elemen pokok, yaitu.

1) Ruang Ruang adalah tempat dimana para pelaku cerita bergerak dan berkreatifitas. Film cerita pada umumnya mengambil latar atau lokasi yang nyata. Dalam sebuah adegan pembuka seringkali diberi keterangan teks di mana cerita film tersebut berlokasi untuk memperjelas penonton.

2) Waktu Terdapat beberapa aspek waktu yang berhubungan dengan naratif sebuah film, yaitu urutan waktu, durasi waktu, dan frekuensi. Urutan waktu merupakan pola berjalannya waktu

commit to user commit to user

3) Pelaku cerita Pelaku cerita terdiri dari karakter utama dan pendukung. Karakter utama adalah motivator utama yang menjalankan alur naratif sejak awal hingga akhir cerita. Karakter utama biasanya menduduki peran protagonis, sedangkan karakter pendukung lebih cenderung menjadi antagonis. Karakter pendukung juga sering bertindak sebagai pemicu konflik.

4) Konflik Konflik atau permasalahan merupakan penghalang yang dihadapi tokoh protagonis untuk mencapai tujuannya. Konflik sering muncul dikarenakan pihak protagonis memiliki tujuan yang berbeda dengan pihak antagonis.

5) Tujuan Tujuan merupakan harapan atau cita-cita yang dimiliki oleh pelaku utama. Tujuan dapat bersifat fisik (materi) dan nonfisik (non-materi). Tujuan fisik merupakan tujuan yang bersifat nyata, sedangkan tujuan nonfisik merupakan tujuan yang sifatnya abstrak (tidak nyata) (Himawan Pratista, 2008:35-44).

Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam produksi film. Unsur sinematik terbagi menjadi empat elemen pokok, yakni mise-en-scene, sinematografi, editing, dan suara. Masing-masing elemen sinematik tersebut juga saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk gaya sinematik secara utuh (Himawan Pratista, 2008:1-2).

1) Mise-en-c-scene Mise-en-scene adalah segala hal yang terletak di depan kamera yang akan diambil gambarnya dalam sebuah produksi film (Himawan Pratista, 2008:61). Mise-en-scene terdiri dari empat aspek utama, yaitu: setting (latar), kostum dan tata rias wajah (make-up), pencahayaan (lighting), para pemain dan pergerakannya (akting).

commit to user

Setting adalah seluruh latar bersama segala propertinya. Setting yang digunakan dalam sebuah film umumnya dibuat senyata mungkin dengan konteks ceritanya. Setting yang sempurna pada prinsipnya adalah setting yang otentik. Fungsi utama setting adalah sebagai penunjuk ruang dan waktu untuk memberikan informasi yang kuat dalam mendukung cerita filmnya. Selain berfungsi sebagai latar cerita, setting juga mampu membangun mood sesuai dengan tuntunan cerita. Fungsi lain dari setting adalah sebagai penunjuk status sosial, penunjuk motif tertentu dan pendukung aktif adegan. (Himawan Pratista, 2008:62-70).

Terdapat tiga jenis setting yaitu

i) Set studio Set studio cenderung digunakan untuk film-film aksi, drama, perang, western dan fantasi.

ii) Shot on location Shot on location adalah produksi film dengan menggunakan lokasi aktual yang sesungguhnya.

iii) Set virtual Set virtual hampir sama dengan shot on locatian, yaitu menggunakan lokasi yang sesungguhnya.

b) Kostum dan tata rias wajah (make-up) Kostum dan tata rias wajah (make-up) merupakan unsur yang cukup penting dalam sebuah film. Kostum adalah segala hal yang dikenakan pemain bersama seluruh asesorisnya. Dalam sebuah film, busana tidak hanya sekedar sebagai penutup tubuh semata, namun juga memiliki beberapa fungsi sesuai dengan konteks naratifnya. Fungsi kostum adalah sebagai penunjuk ruang dan waktu, penunjuk status sosial, penunjuk kepribadian pelaku cerita, sebagai motif penggerak cerita, sebagai pembentuk image (citra), dan warna kostum juga

commit to user commit to user

c) Pencahayaan (lighting) Pencahayaan (lighting) merupakan unsur yang juga cukup penting dalam sebuah film. Tanpa cahaya, film tidak akan pernah ada. Tata cahaya dalam film secara umum dapat dikelompokkan menjadi empat unsur, yakni, kualitas, arah, sumber, serta warna cahaya. Keempat unsur ini sangat mempengaruhi tata cahaya dalam membentuk suasana serta mood sebuah film (Himawan Pratista, 2008:75). Kualitas cahaya merujuk pada besar kecilnya intensitas pencahayaan. Arah cahaya merujuk pada posisi sumber cahaya terhadap objek yang dituju. Sumber cahaya merujuk pada karakter sumber cahaya, yakni pencahayaan buatan dan pencahayaan natural seperti apa adanya di lokasi setting. Warna cahaya merujuk pada penggunaan warna dari sumber cahaya (Himawan Pratista, 2008:76-78).

d) Pemain serta pergerakannya (akting). Terdapat jenis-jenis karakter atau pelaku cerita, yaitu.

i) Karakter manusia Karakter manusia merupakan karakter yang paling umum ada dalam sebuah film. Karakter manusia biasanya selalu hadir dalam setiap peristiwa.

ii) Karakter non-manusia Karakter non-manusia digunakan amat terbatas dan seringkali tampak dalam film-film drama keluarga, fiksi ilmiah, fantasi, dan horor.

iii) Karakter non-fisik Karakter non-fisik muncul ketika karakter suatu cerita tidak memiliki wujud fisik yang nyata. iv) Karakter animasi

Karakter animasi merupakan karakter yang mampu menghidupkan karakter

commit to user commit to user

i) Pemain figuran Karakter figuran adalah semua karakter di luar para pelaku cerita utama.

ii) Aktor amatir Aktor amatir biasanya digunakan bukan karena kemampuan akting mereka, namun karena otentitas mereka dengan karakter yang diperankan.

iii) Aktor profesional Aktor profesional merupakan seorang aktor yang sangat terlatih dan mampu bermain dalam segala jenis peran yang diberikan pada mereka dengan berbagai macam gaya. iv) Bintang

Bintang merupakan pemain yang dipilih karena nama besar yang dimilikinya. v) Superstar Superstraadalah seorang bintang yang sangat populer. Film-film yang dibintangi superstarselalu sukses secara komersil. vi) Cameo

Cameo adalah penampilan sesaat seorang bintang ternama atau seorang yang populer di mata publik (Himawan Pratista, 2008:80-84).

2) Sinematografi Dalam sebuah produksi film ketika aspek mise-en-scene telah tersedia dan sebuah adegan telah siap untuk diambil gambarnya, pada tahap inilah unsur sinematografi mulai berperan. Sinematografi mencakup perlakuan sineas terhadap kamera serta stok filmnya. Unsur sinematografi secara umum dapat dibagi menjadi tiga aspek, yakni: kamera dan film, framing, serta durasi gambar.

commit to user

Kamera dan film mencakup teknik-teknik yang dapat dilakukan melalui kamera dan stok filmnya, seperti warna, penggunaan lensa, kecepatan gerak gambar dan sebagainya.

b) Framing Framing adalah hubungan kamera dengan obyek yang diambil, seperti batasan wilayah atau frame, jarak, ketinggian, pergerakan kamera, dan seterusnya.

c) Durasi gambar Durasi gambar mencakup lamanya sebuah obyek diambil gambarnya oleh kamera (Himawan Pratista, 2008:89).

3) Editing Proses pengambilan gambar telah selesai dan setelahnya produksi film memasuki tahap editing. Dalam tahap ini shot-shot yang telah diambil dipilih, diolah dan dirangkai hingga menjadi satu rangkaian kesatuan yang utuh. Aspek editing bersama pergerakan kamera merupakan satu-satunya unsur sinematik yang murni dimiliki oleh seni film. Definisi editing pada tahap produksi adalah proses pemilihan serta penyambungan gambar-gambar yang telah diambil. Definisi editing setelah filmnya jadi (pasca produksi) adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menghubungkan tiap shot-nya. Berdasarkan aspek temporal, editing dibagi menjadi dua jenis, yakni editing kontinu dan editing diskontinu. Editing kontinu adalah perpindahan shot langsung tanpa terjadi lompatan waktu. Sebaliknya editing diskontinu adalah perpindahan shot dengan terjadi lompatan waktu(Himawan Pratista, 2008:123-124).

4) Suara. Fungsi suara secara umum adalah menjaga kesinambungan gambar, memberikan informasi melalui dialog dan narasi. Secara umum, suara dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yakni dialog, musik, dan efek suara.

a) Dialog Dialog merupakan komunikasi verbal yang digunakan semua karakter di dalam

commit to user commit to user

i) Monolog Monolog adalah bukan dialog percakapan, namun merupakan kata-kata yang diucapkan seorang karakter (atau nonkarakter) pada dirinya maupun pada kita (penonton) (Himawan Pratista, 2008:152).

ii) Overlapping dialog Overlapping dialog adalah teknik menumpuk sebuah dialog dengan dialog lainnya dengan volume suara yang sama. Umumnya teknik ini digunakan untuk adegan pertengkaran mulut atau adegan-adegan di ruang publik (ramai) (Himawan Pratista, 2008:152).

iii) Dubbing Dubbing merupakan proses pengisian suara dialog yang dilakukan setelah produsi film. Dubbing umumnya digunakan untuk menggantikan teks terjemahan atau subtitle (Himawan Pratista, 2008:153). iv) Transisi bahasa

Transisi bahasa merupakan teknik terakhir dalam dialog yang keberadaannya sudah jarang ditemukan dalam sebuah film karena biasanya bahasa induk telah ditetapkan sejak awal.

b) Efek suara Efek suara adalah semua suara yang dihasilkan oleh semua objek yang ada di dalam maupun di luar cerita film. Efek suara dalam film juga sering diistilahkan dengan noise. Semua suara tambahan selain suara dialog, lagu, serta musik adalah efek suara (Himawan Pratista, 2008:156). Adapun fungsi dari efek suara adalah sebagai pengisi suara latar. Keadaan di dalam film tersebut akan semakin hidup dengan adanya efek suara. Efek suara yang baik akan membuat penonton seakan-akan mendengar suara pada lokasi yang

commit to user commit to user

2. Pendekatan Semiotika

Teori Semiotika Umberto Eco Umberto Eco merupakan salah satu tokoh semiotika yang juga merupakan seorang filosof dan novelis berkebangsaan Italia. Panuti Sudjiman dan Aart van Zoest berpendapat bahwa semiotika Umberto Eco merupakan bidang kajian semiotika secara umum (generalsemiotic theory) yang mampu menjelaskan semua permasalahan fungsi tanda (sign-function) berdasarkan sistem hubungan antarunsur, yang terdiri atas satu kode atau lebih (1996:26). Umberto Eco berpendapat mengenai teori semiotika sebagai berikut.

Semiotika berurusan dengan segala sesuatu yang bisa dipandang sebagai tanda. Sebuah tanda adalah segala sesuatu yang dapat dipakai pengganti sesuatu yang lain secara signifikan. Sesuatu yang lain tidak perlu benar-benar eksis atau berada di suatu tempat agar tanda dapat menggantikannya. Oleh karena itu, semiotika secara prinsipiil adalah disiplin yang mengkaji segala sesuatu yang dapat digunakan untuk berbohong. Jika sesuatu tidak dapat digunakan untuk mengekspresikan kebohongan, maka dia juga tidak bisa dipakai untuk mengatakan apa-apa (Eco, 2009:7).

The theory of lie (teori ”dusta”) Umberto Eco menjelaskan bahwa semiotika pada prinsipnya adalah disiplin ilmu yang mengkaji segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mendustai, mengelabui atau mengecoh. Jika sesuatu tidak dapat digunakan untuk mengecoh, maka ia tidak dapat digunakan pula untuk mengatakan apapun. The theory of lie (teori ”dusta”) Umberto Eco bukan merupakan teori yang memiliki pengertian negatif. Kata-kata mengecoh, mendustai, dan mengelabui yang dikemukakan Umberto Eco hendaknya tidak diartikan secara denotatif. The

commit to user commit to user

Selain mengemukakan the theory of lie (teori ”dusta”), Umberto Eco juga memuat pemikirannya tentang batas-batas penelitian semiotika. Semiotika secara umum (generalsemiotic theory) Umberto Eco membagi batas-batas penelitian sesuai dengan objek dan kesepakatan sementara. Batas-batas penelitian yang dimaksudkan Umberto Eco adalah batas-batas politis, batas- batas alami, dan batas-batas epistemologis.

Batas-batas alami adalah tapal batas yang tidak dapat dilampaui oleh pendekatan semiotika; karena wilayah di balik tapal batas itu adalah wilayah nonsemiotis, karena di situ tidak ada fenomena yang bisa dianggap sebagai fungsi tanda(Eco, 2009:5-6). Batas-batas epistemologis adalah batas yang tidak bergantung pada definisi objek semiotis, melainkan pada definisi kemurnian teoretis dari disiplin semiotika itu sendiri (Eco, 2009:40-41).Batas politis Umberto Eco juga dikenal sebagai batas budaya. Istilah budaya digunakan Umberto Eco untuk menghindari salah tafsir bagi kata politis itu sendiri. Dalam penelitian ini digunakan batas-batas politisnya saja. Hal ini dikarenakan objek yang digunakan hanya memungkinkan diteliti melalui batas-batas politisnya.

Batas-batas politis merupakan wilayah penelitian mulai dari proses komunikasi yang tampak lebih alami dan spontan hingga sampai pada sistem kultural yang sangat rumit. Batas-batas politis terdiri dari:

• Semiotika hewan (zoosemiotics): bidang kajian ini mewakili batas terendah semiotika karena menelaah perilaku komunikatif kawanan-kawanan bukan manusia.

• Tanda-tanda berupa bebauan (olfactory signs): jika terdapat bebauan dengan nilai konotatif yang dapat ditangkap oleh kepekaan emotif, maka pasti juga ada bebauan yang memiliki

nilai referensial yang persis. • Komunikasi rabaan (tactile communication): ini dikaji oleh psikologi. Dilibatkan dan

disadari dalam komunikasi antar pihak-pihak yang tak dapat melihat dan dalam perilaku

commit to user commit to user

• Kode-kode cecapan (codes af taste): yang terdapat dalam kegiatan masak-memasak, yang dikaji antropologi kultural.

• Paralinguistik (paralinguistics): bidang kajian ini mengkaji apa yang juga disebut dengan sisi-sisi suprasegmmental dan varian-varian bebas yang memungkinkan terjadinya

komunikasi linguistik dan makin lama makin terinstitusionalisasi dan tersistematisasi. • Semiotika medis (medical semiotics): sebagai sebuah studi tentang hubungan antara tanda

atau gejala-gejala tertentu dengan penyakit yang diindikasikannya. Semiotika medis juga disebut sebagai sebuah studi tentang cara di mana pasien memverbalkan gejala yang dirasakannya.

• Kinesika dan proksemika (kinesics and proxemics): gestur bergantung pada kode-kode kultural sudah memperoleh pengertian antropologi budaya.

• Kode-kode musikal (musical codes): seluruh ilmu musikal berupaya mendeskripsikan medan komunikasi musikal sebagai sistem yang terstruktur secara ketat.

• Bahasa-bahasa formal (formalized languages): di antara studi-studi yang sesuai dengan penelitian-penelitian semiotis adalah studi atas struktur matematis. Juga termasuk ke dalam

wilayah ini adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menemukan suatu bahasa kosmis dan antarplanet.

• Bahasa tulis, alfabet yang tak dikenal, kode rahasia: studi atas alfabet yang tidak dikenal dan kode-kode rahasia adalah kampiun paling penting dalam arkeologi dan kriptografi, maka

penelitian yang dicurahkan untuk tulisan sebagai sebuah fenomena yang berbeda dari hukum-hukum bahasa yang ditranskripsikan oleh tulisan masih relatif baru.

• Bahasa alami (natural languages): setiap acuan pustaka dalam bidang ini harus mengacu ke bibliografi umum mengenai linguistik, logika, filsafat bahasa, antropologi budaya dan

commit to user commit to user

wilayah yang merentang dari sistem yang memiliki taraf formalitas tinggi. Mulai dari sistem grafis, sistem warna, sampai pada studi tanda-tanda ikonik. Pada tataran tertinggi komunikasi visual meliputi kajian ikonigrafis yang cukup luas, yaitu fenomena visual dalam komunikasi masa.

• Sistem objek-objek (system of objects): objek sebagai sarana komunikatif masuk ke dalam

ranah semiotika, yang merentang dari arsitektur sampai objek-objek pada umumnya. • Struktur alur (plot structure): studi alur yang teramat penting berkembang pesat dalam

kajian mitologi primitif. Namun studi ini masih berhubungan pula dengan komunikasi massa, dari lelucon hingga cerita detektif.

• Teori teks (text theory): perkembangan dalam analisis alur serta analisis bahasa puitik telah mengarahkan semiotika ke pemahaman arti teks sebagai unit makro, yang diatur oleh

aturan-aturan generatif yang khusus. • Kode-kode kultural (cultural codes): sistem sopan santun, hierarki-hierarki, dan sistem

pemodelan sekunder, yaitu mencakup mitos, legenda, teori teologi primitif yang ditampilkan dalam wujud sebuah tatanan dunia yang dibayangkan sebuah masyarakat.

• Teks-teks estetis (aesthetic texts): bidang kajian semiotis juga meluas sampai ke wilayah yang secara tradisional juga bagian estetika. Estetika juga berkaitan dengan aspek-aspek nonsemiotis dari seni seperti psikologi daya cipta artistik, relasi antara bentuk artistik dan bentuk natural, definisi fisik-psikologis dari kenikmatan estetis, analisis hubungan seni dengan masyarakat, dan sebagainya.

• Komunikasi massa (mass communications): wilayah ini berkaitan dengan beragam disiplin, dari psikologi sampai sosiologi dan pedagogi. Studi komunikasi massa mengusung sebuah

objek tunggal sejauh dia mengklaim bahwa industrialisasi komunikasi tidak hanya

commit to user commit to user

C. Kerangka Pikir

Dalam penelitian terhadap film “cin(T)a”karya Sammaria Simanjuntak ini digunakan pendekatan semiotika. Teori yang digunakan dalam pendekatan semiotika ini adalah teori semiotika umum (generalsemiotic theory) dari Umberto Eco. Penelitian merasa dengan penerapan teori tersebut dapat menyelesaikan permasalahan yang akan dikaji, yaitu tanda dan simbol serta makna yang terdapat dalam film “cin(T)a”. Kerangka pikir yang digunakan untuk menganalisis film “cin(T)a” adalah sebagai berikut.

Pertama penulis menentukan objek penelitian, yaitu film “Cin(T)a”karya Sammaria Simanjuntak. Lalu dilakukan pemahaman sungguh-sungguh terhadap film tersebut sehingga menemukan maksud yang terdapat di dalamnya. Dalam proses pemahaman tersebut, ditemukan bahwa dalam film ini terkandung banyak tanda-tanda yang perlu diungkap makna dan pesannya.

Setelah melakukan pemahaman yang sungguh-sungguh, tahap selanjutnya adalah menentukan permasalahan-permasalahan yang akan diteliti. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah adanya tanda-tanda, makna, dan pesan yang terdapat di dalam film “Cin(T)a”karya Sammaria Simanjuntak.

Selanjutnya adalah menentukan teori dan pendekatan yang akan digunakan untuk menganalisis permasalahan-permasalahan tersebut. Dalam penelitian ini digunakan teori semiotika umum (generalsemiotic theory) dari Umberto Eco dan teori unsur-unsur pembentuk film.Tanda- tanda yang terdapat dalam film “Cin(T)a dipisahkan terlebih dahulu berdasarkan unsur-unsur pembentuk film. Pemisahan atau pembedaan tersebut dimaksudkan untuk memperoleh unsur naratif dan unsur sinematik. Analisis selanjutnya adalah dengan memanfaatkan the theory of lie

commit to user commit to user

Terakhir adalah simpulan, yaitu menyimpulkan pesan dari film cin(T)a dengan didasarkan pada analisis terhadap tanda-tanda yang terkandung di dalam film tersebut.

Film cin(T)a

Simpulan Pesan Makna tanda

Teori semiotika Umberto Eco meliputi the theory of lie (teori ”dusta”) danteori tanda yang dilihat dari batas-batas politis Unsur-unsur pembentuk film meliputi unsur naratif dan unsur sinematik

Tanda-tanda yang berupa gambar, foto dan dialog

commit to user

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal (Sangidu, 2004: 62). Objek material dari penelitian ini adalah film Cin(T)a, sutradara Sammaria Simanjuntak. Adapun objek formalnya meliputi tanda-tanda dan simbol dalam film Cin(T)a. Tanda-tanda yang dimaksudkan adalah berupa gambar, foto dan dialog serta semua hal yang memungkinkan dianggap sebagai suatu tanda.

B. Sumber Data dan Data

1. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah Film Cin(T)a. Film berdurasi 79 menit ini disutradarai oleh Sammaria Simanjuntak. Serta penulisan skenario dibantu oleh Sally Anom Sari. Film ci(T)a diproduseri Adi Panuntun, M. Budi dan Sammaria Simanjuntak. Cin(T)a diproduksi oleh Moonbeam dan Sembilan Matahari Film.

2. Data

Adapun data dalam penelitian ini adalah pemaknaan dari gambar, foto dan dialog yang menunjukkan adanya tanda-tanda yang terdapat dalam film cin(T)a.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan tentang sifat-sifat suatu individu, keadaan atau gejala dari kelompok tertentu yang dapat diamati (Moleong, 2001: 3).

D. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan adalah semiotika, berdasarkan teori semiotika Umberto Eco.

commit to user

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka (studi pustaka), yaitu “serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah penelitian” (Mestika Zed, 2004: 3). Apabila data sudah dikumpulkan, data-data tersebut diklasifikasikan untuk kepentingan analisis. Dalam penelitian ini, data berupa gambar potongan adegan dalam film yang menunjukkan adanya tanda dan simbol yang terdapat dalam film cin(T)a sehubungan dengan teori semiotika umum (general semiotic theory) dari Umberto Eco berdasarkan the theory of lie (teori ”dusta”) dan teori tanda yang dilihat dari batas- batas politis.

• Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini melalui tahapan sebagai berikut. • Tahap Pengumpulan Data

Tahap ini merupakan tahap mengumpulkan data-data yang televan, akurat yang digunakan dalam mengemukakan makna yang terdapat pada film cin(T)a.

• Tahap Analisis Tahap ini merupakan tahap analisis untuk menemukan makna yang terdapat

pada film cin(T)a. • Tahap Melaporkan

Tahap ini merupakan tahap melapor hasil penelitian terhadap makna yang terdapat pada film cin(T)a.

• Teknik Pengolahan Data

Berdasarkan pendapat Miles dan Huberman (1992: 16-20), analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

1. Reduksi data

commit to user commit to user

2. Penyajian data Tahap ini dilakukan setelah data dikumpulkan dan telah pula dilakukan reduksi data. Penyajian data berfungsi untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. • Penarikan kesimpulan/verifikasi Kesimpulan dalam penelitian ini diperoleh dari data-data yang telah diolah dan dianalisis pada tahap sebelumnya. Dalam tahap ini digunakan teknik penarikan kesimpulan induktif, yaitu teknik penarikan kesimpulan yang melihat permasalahan dari data yang bersifat khusus untuk memperoleh kesimpulan yang bersifat umum.

Gambar 1. Model Analisis Interaktif

commit to user

BAB IV ANALISIS

Dalam bab ini akan dibahas tanda-tanda yang terkait dengan hal-hal sebagai berikut:

A. Judul Film Pembahasan paling dasar yaitu dari judul film yang dapat dilihat dari teknik penulisan judul tersebut mengandung multiarti sehingga diperlukan pembahasan atau penjabaran mengenai hal tersebut.

B. Foto Foto dalam hal ini merupakan potongan adegan film yang dapat dibagi menjadi dua yaitu foto yang diinterpretasikan sebagai cerminan kisah nyata (fakta) dan fiksi yang merupakan cerita atau kisah konflik dalam film ini.

C. Pembahasan segi fisik Adapun yang akan dibahas dari segi pembahasan segi fisik yaitu dilihat dari segala sesuatu yang bersifat tindakan dalam keseharian atau di kehidupan nyata yang tersirat dalam film ini memiliki arti dan makna (dapat yang diinterpretasikan).

D. Pembahasan segi agama Adapun hal-hal yang terdapat dalam pembagian segi agama yaitu meliputi tindakan yang dapat diinterpretasikan dalam suatu tindakan religilius dalam kehidupan manusia.

E. Pembahasan segi simbol Dalam pembahasan terakhir mengenai segi simbol membahas

commit to user commit to user

Adapun penjelasannya sebagai berikut.