PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN KLORIN TERHADAP TOTAL MIKROBA DAN pH DAGING BROILER

(1)

ABSTRAK

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN KLORIN TERHADAP TOTAL MIKROBA DAN pH DAGINGBROILER

Oleh

Dwi Puspitasari Nugroho

Dagingbroilermerupakan komoditas yang paling banyak diperdagangkan dan sangat diminati oleh konsumen Dagingbroilerjuga merupakan media yang baik bagi

perkembangan mikroba. Akibat penurunan kualitas dan daya simpan dagingbroiler maka perlu adanya salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengontrol mikroba dan mempertahankan pH daging antara lain dengan penambahan klorin.

Tujuan penelitian mengetahui pengaruh konsentrasi penggunaan klorin terhadap total mikroba dan pH daging broiler;mengetahui konsentrasi optimum penggunaan klorin terhadap total mikroba dan pH dagingbroiler.

Penelitian ini dilaksanakan pada 5 April 2007. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah dagingbroiler. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan empat ulangan, yaitu R0 : kontrol (0 ppm); R1 : 50 ppm klorin; R2 : 100 ppm klorin; R3 : 150 ppm klorin; R4 : 200 ppm klorin. Data yang diperoleh diuji normalitas, homogenitas dan aditivitas serta dianalisis ragam pada taraf 5% dan atau 1% untuk mengetahui perlakuan terbaik.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan klorin berpengaruh sangat nyata P<0,01) terhadap total mikroba dagingbroiler, tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap pH dagingbroiler. Penggunaan klorin 50 ppm memberikan hasil terbaik dalam menurunkan total mikroba pada dagingbroiler.


(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF USING CHLORINE DEGREE TOWARD MICROBA TOTAL AND pH AT MEATBROILER

By:

Dwi Puspitasari Nugroho

Meatbroileris the most commodities that marketed and very liked by consumer of meat broiler. It is also good media for microbe development. Quality depreciation consequence and power saving of meatbroilerso need one of effort that can be done to controls microbe and defend pH of meat with adding chlorine.

The aim of this Research is to detect the influence of chlorine toward microbe total and pH meatbroiler; it detects the optimally concentration of using chlorine toward microbe total and pH meatbroiler.

This research is done on 5 April 2007. Media that used in research is meatbroiler. This research used Random Plan Complete Method with five treatments and four repetitions that are R0: control (0 ppm); R1: 50 ppm chlorine; R2: 100 ppm chlorine; R3: 150 ppm chlorine; R4: 200 ppm chlorine. Data tested normality, homogeneity and additively analyzed kinds in standard 5% and or 1% to detect the best treatment.

Kind of result analysis shows that use chlorine had real influence p<0, 01) toward microbe total of meatbroiler, but not different real (p>0, 05) towards pH meat broiler. Using chlorine 50 ppm give best result in demote microbe total in meatbroiler.


(3)

ABSTRAK

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN KLORIN TERHADAP TOTAL MIKROBA DAN pH DAGINGBROILER

Oleh

Dwi Puspitasari Nugroho

Dagingbroilermerupakan komoditas yang paling banyak diperdagangkan dan sangat diminati oleh konsumen. Dagingbroilerjuga merupakan media yang baik bagi perkembangan mikroba. Akibat penurunan kualitas dan daya simpan daging broilermaka perlu adanya salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

mengontrol mikroba dan mempertahankan pH daging antara lain dengan penambahan klorin.

Tujuan penelitian mengetahui pengaruh konsentrasi penggunaan klorin terhadap total

mikroba dan pH dagingbroiler;mengetahui konsentrasi optimum penggunaan klorin terhadap total mikroba dan pH dagingbroiler.

Penelitian ini dilaksanakan pada 5 April 2007. Bahan yang digunakan pada Penelitian ini adalah dagingbroiler. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan empat ulangan, yaitu R0 : kontrol (0 ppm); R1 : 50 ppm klorin; R2 : 100 ppm klorin; R3 : 150 ppm klorin; R4 : 200 ppm klorin. Data yang diperoleh diuji normalitas,

homogenitas dan aditivitas serta dianalisis ragam pada taraf 5% dan atau 1% untuk mengetahui perlakuan terbaik.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan klorin berpengaruh sangat nyata P<0,01) terhadap total mikroba dagingbroiler, tetapi tidak berbeda nyata

(P>0,05) terhadap pH dagingbroiler. Penggunaan klorin 50 ppm memberikan hasil terbaik dalam menurunkan total mikroba pada dagingbroiler.


(4)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan yaitu :

1. Penggunaan klorin dengan level 0--200 berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap total mikroba, dan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap pH dagingbroiler; 2. Penggunaan klorin 50 ppm memberikan hasil terbaik dibandingkan dengan kontrol

dalam menurunkan total mikroba pada dagingbroiler

B. Saran

1. Untuk produsen, tempat pemotongan ayam, dan penjual daging ayam agar lebih memperhatikan cara pemotongan dan kebersihan untuk menghasilkan karkas yang sehat;

2. Perlu adanya penelitian lanjutan dengan tingkat klorin yang lebih tinggi untuk mengetahui ambang batas konsentrasi klorin yang dapat digunakan pada dagingbroilerhasil pemotongan tradisional.


(5)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Dagingbroilermerupakan komoditas yang banyak diperdagangkan dan sangat diminati oleh konsumen karena merupakan sumber protein hewani yang memiliki kandungan asam amino esensial yang lengkap dan dalam perbandingan jumlah yang baik. Dagingbroiler dilihat dari aspek ekonomi sangat menguntungkan karena diperoleh dari pertumbuhan broileryang cepat, mempunyai serat lunak sehingga mudah dicerna, mudah didapat, dan harganya pun relatif murah sehingga dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat.

Selain mempunyai keunggulan, dagingbroilerjuga mempunyai kelemahan. Daging broilermerupakan media yang baik bagi perkembangan mikroba, karena kandungan nutrisinya yang tinggi. Kontaminasi mikroba dapat berasal dari berbagai tahapan yang dilewati selama proses produksi. Sebagian mikroba dapat berasal dari pakan dan lingkungan ketikabroilermasih hidup. Selama penyembelihan, penyimpanan, dan pengangkutan karkas sampai ke konsumen juga dapat terjadi kontaminasi mikroba. Menurut Soeparno (1998), kontaminasi mikroba daging pada awalnya berasal dari mikroba yang masuk ke peredaran darah pada saat penyembelihan, jika peralatan yang digunakan untuk pengeluaran darah tidak steril. Kontaminasi mikroba pada atau dalam dagingbroilermengakibatkan rusaknya struktur fisik, kimia, dan mikrobiologis daging tersebut. Hal ini berdampak terhadap penurunan kualitas dan daya simpan daging.

Rumah Potong Ayam (RPA) dan Tempat Pemotongan Ayam (TPA) merupakan produsen yang menunjang ketersediaan dagingbroilersaat ini. TPA diduga menghasilkan daging atau karkasbroileryang berkualitas rendah karena pada proses pemotongan,


(6)

dan sanitasi. Hal ini berbeda dengan dagingbroileryang dihasilkan RPA, daging tersebut pada umumnya telah memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan oleh peraturan perundangan Kesehatan Masyarakat Veteriner ataupun standar yang ada. Daging yang dihasilkan TPA dengan proses pemotongan secara sederhana dan menggunakan peralatan seadanya sangat rentan terkontaminasi oleh mikroba sehingga tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama. Pada suhu kamar (28°C°C--35°C) daging hanya bertahan 11 jam. Akan

tetapi, daging yang mengalami penanganan baik akan bertahan hingga 16 jam penyimpanan pada suhu kamar Triyanti, 2000).

Upaya untuk mempertahankan kualitas dan memperpanjang daya simpan dagingbroiler perlu dilakukan, diantaranya dengan metode penyimpanan yang aman dan tidak

mengakibatkan gangguan kesehatan bagi yang mengonsumsinya. Penyimpanan daging menggunakan es batu merupakan cara yang telah lama dilakukan, akan tetapi konsumen cenderung tidak menyukainya karena menganggap daging yang didinginkan merupakan daging yang telah rusak atau berkualitas rendah. Untuk mengatasi hal ini perlu

diupayakan cara lain. Salah satunya adalah penggunaan bahan pengawet (sanitizer) yang aman bagi konsumen, seperti klorin.

Menurut Cunningham dan Cox (1987), klorin adalah salah satu bahan yang dapat digunakan untuk mengontrol mikroba dan memperpanjang daya simpan karkas. Penambahan klorin pada air pencuci terakhir dengan konsentrasi yang berbeda diharapkan dapat memperpanjang daya simpan dan mengurangi mikroba penyebab

kerusakan dagingbroiler. Selain itu, klorinasi juga diharapkan dapat mempertahankan pH daging pada kondisi normal dimana mikroba tidak dapat berkembang sehingga kualitas dagingbroilerdapat dipertahankan. Oleh sebab itu, penulis tertarik melalukan penelitian ini karena pada saat ini belum ada data mengenai tingkat penggunaan klorin padabroiler yang dipotong di TPA dan di pasar tradisional.


(7)

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

1. mengetahui pengaruh tingkat penggunaan klorin terhadap total mikroba dan pH dagingbroiler;

2. mengetahui tingkat terbaik penggunaan klorin terhadap total mikroba dan pH daging broilerdibandingkan dengan kontrol

C. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi produsen tentang tingkat penggunaan klorin sebagai bahan pengawet dagingbroileryang dapat mempertahankan kualitas dan memperpanjang daya simpan dengan mengurangi pertumbuhan mikroba dan mempertahankan pH dalam kondisi normal. Bagi konsumen berguna sebagai acuan untuk mendapatkan jaminan kualitas, gizi, dan keamanan karkasbroileryang dikonsumsinya.

D. Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan mikroba pada dagingbroilerdipengaruhi oleh faktor dalam (intrinsik) termasuk nilai nutrisi daging, kadar air, pH, potensi oksidasi-reduksi, dan ada tidaknya substansi penghalang atau penghambat serta faktor luar (ekstrinsik) termasuk temperatur, kelembaban relatif, dan bentuk atau kondisi daging (Soeparno, 1998). Kontaminasi mikroba pada dagingbroilermengakibatkan kerusakan dan memperpendek daya simpan.

Kerusakan dagingbroileryang disebabkan oleh mikroba dipengaruhi oleh pH daging yang cenderung mengalami perubahan setelah penyembelihan. Hal ini ditentukan oleh kandungan asam laktat, kandungan glikogen dan penanganan sebelum penyembelihan (Buckle,et al.,1985). Pada kondisi pH daging yang normal atau rendah maka


(8)

pertumbuhan mikroba dapat dihambat, tetapi apabila kondisi pH daging tinggi maka mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Menurut Soeparno (1998), mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada kondisi pH 7.

Klorin merupakan bahan alternatif pengganti formalin yang dapat digunakan untuk pengawetan daging. Klorin adalah bahan kimia yang cukup aman, bersifatsanitizer, relatif murah, mudah didapat dan mudah dideteksi bila penggunaannya dalam konsentrasi besar karena zat kimia ini mempunyai sifat mengendap. Sebagai bahan pengawet klorin digunakan dalam bentuk larutan sehingga dapat berfungsi sebagai senyawa aktif yang bekerja membunuh dan menghancurkan bakteri (Winarno, 1994).

North dan Bell (1995), mengemukakan bahwa klorin merupakan desinfektan yang baik, ketika ditambahkan dalam air akan menghasilkan asamhipochlorusyang bekerja aktif sebagai zat antimikroba. Asamhipochloruspaling aktif mematikan sel mikroba dengan cara penghambatan oksidasi glukosa oleh gugus sulfida pengoksidasi klorin dari enzim-enzim tertentu yang penting dalam metabolisme karbohidrat (Jenie, 1988). Klorin efektif terhadap bakteri dan fungi yang bekerja lebih efektif pada suasana asam daripada suasana alkali dan dalam keadaan hangat daripada dingin. Menurut Cunningham dan Cox (1987), penggunaan klorin sebagai bahan kimia penghambat pertumbuhan mikroba dengan cara menghambat metabolisme dari mikroba sehingga tidak dapat berkembang atau bahkan mati. Penambahan klorin dalam air akan merusak struktur sel organisme sehingga mikroba dalam air akan mati. Akan tetapi, proses tersebut akan berlangsung bila klorin mengalami kontak langsung dengan mikroba tersebut. Jika air mengandung lumpur, mikroba dapat bersembunyi didalamnya dan tidak dapat dicapai oleh klorin, sehingga kerja klorin kurang efisien.

Penelitian ini menggunakan larutan klorin dengan konsentrasi 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm. Hal ini sesuai dengan penelitian Patterson (1968), bahwa daya


(9)

simpan daging ayam dapat diperpanjang (20%) ketika karkas dicelupkan pada larutan klorin 200--400 ppm selama 4 jam. Menurut Mead dan Thomas (1973), klorinasi dapat digunakan untuk mengurangi

bakterifecaldan bakteri pembusuk pada air rendaman terakhir. Smith (1970), melaporkan bahwa 40--60 ppm klorin yang ditambahkan ke dalam air pencuci dengan pH 6,5--7,5 terbukti dapat mengurangi total mikroba sekitar log 0,7 dibandingkan dengan air pencuci kontrol. Sanders dan Blacksear (1971), menemukan bahwa larutan hipoklorit dalam 40--60 ppm klorin yang ditambahkan dalam air pencucian juga efektif mengurangi total mikroba. Lillard (1980), menambahkan bahwa 20 ppm Cl2dan 3 ppm ClO2nyata

mengurangi total bakteri dibandingkan dengan perlakuan tanpa penambahan klorin. Tiessen,et al. (1985), melaporkan bahwa peningkatan konsentrasi ClO2dari 0,0 sampai

1,39 mg/liter nyata dapat mengurangi total bakteri terutamasalmonella.

Pada kondisi normal, daging memiliki pH 5,5--5,7. Saat daging terkontaminasi baik secara intrinsik maupun ekstrinsik pH daging mengalami peningkatan. Daging pada kondisi pH tinggi antara 6,2--7,2 merupakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan mikroba. Penambahan klorin sebagai bahan pengawet dapat menurunkan pH daging karena klorin merupakan senyawa asam. Efektivitas klorin dipengaruhi oleh pH (keasaman) air. Pada kondisi pH air lebih dari 7,2 atau kurang dari 6,8 klorinasi tidak akan efektif. Kondisi pH daging yang rendah (di bawah 6) akan menghambat

pertumbuhan mikroba (Buckle,et al.,1985). Menurut Jenie (1988), klorin pada pH lebih dari 10 akan kehilangan efektifitas.

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

1. adanya pengaruh berbagai tingkat penggunaan klorin terhadap total mikroba dan pH dagingbroiler


(10)

2. terdapat level terbaik dari penggunaan berbagai tingkat klorin dibandingkan dengan kontrol terhadap total mikroba dan pH dagingbroiler


(11)

ABSTRAK

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN KLORIN TERHADAP TOTAL MIKROBA DAN pH DAGINGBROILER

Oleh

Dwi Puspitasari Nugroho

Dagingbroilermerupakan komoditas yang paling banyak diperdagangkan dan sangat diminati oleh konsumen Dagingbroilerjuga merupakan media yang baik bagi

perkembangan mikroba. Akibat penurunan kualitas dan daya simpan dagingbroiler maka perlu adanya salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengontrol mikroba dan mempertahankan pH daging antara lain dengan penambahan klorin.

Tujuan penelitian mengetahui pengaruh konsentrasi penggunaan klorin terhadap total mikroba dan pH daging broiler;mengetahui konsentrasi optimum penggunaan klorin terhadap total mikroba dan pH dagingbroiler.

Penelitian ini dilaksanakan pada 5 April 2007. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah dagingbroiler. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan empat ulangan, yaitu R0 : kontrol (0 ppm); R1 : 50 ppm klorin; R2 : 100 ppm klorin; R3 : 150 ppm klorin; R4 : 200 ppm klorin. Data yang diperoleh diuji normalitas, homogenitas dan aditivitas serta dianalisis ragam pada taraf 5% dan atau 1% untuk mengetahui perlakuan terbaik.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan klorin berpengaruh sangat nyata P<0,01) terhadap total mikroba dagingbroiler, tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap pH dagingbroiler. Penggunaan klorin 50 ppm memberikan hasil terbaik dalam menurunkan total mikroba pada dagingbroiler.


(12)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF USING CHLORINE DEGREE TOWARD MICROBA TOTAL AND pH AT MEATBROILER

By:

Dwi Puspitasari Nugroho

Meatbroileris the most commodities that marketed and very liked by consumer of meat broiler. It is also good media for microbe development. Quality depreciation consequence and power saving of meatbroilerso need one of effort that can be done to controls microbe and defend pH of meat with adding chlorine.

The aim of this Research is to detect the influence of chlorine toward microbe total and pH meatbroiler; it detects the optimally concentration of using chlorine toward microbe total and pH meatbroiler.

This research is done on 5 April 2007. Media that used in research is meatbroiler. This research used Random Plan Complete Method with five treatments and four repetitions that are R0: control (0 ppm); R1: 50 ppm chlorine; R2: 100 ppm chlorine; R3: 150 ppm chlorine; R4: 200 ppm chlorine. Data tested normality, homogeneity and additively analyzed kinds in standard 5% and or 1% to detect the best treatment.

Kind of result analysis shows that use chlorine had real influence p<0, 01) toward microbe total of meatbroiler, but not different real (p>0, 05) towards pH meat broiler. Using chlorine 50 ppm give best result in demote microbe total in meatbroiler.


(13)

ABSTRAK

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN KLORIN TERHADAP TOTAL MIKROBA DAN pH DAGINGBROILER

Oleh

Dwi Puspitasari Nugroho

Dagingbroilermerupakan komoditas yang paling banyak diperdagangkan dan sangat diminati oleh konsumen. Dagingbroilerjuga merupakan media yang baik bagi perkembangan mikroba. Akibat penurunan kualitas dan daya simpan daging broilermaka perlu adanya salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

mengontrol mikroba dan mempertahankan pH daging antara lain dengan penambahan klorin.

Tujuan penelitian mengetahui pengaruh konsentrasi penggunaan klorin terhadap total

mikroba dan pH dagingbroiler;mengetahui konsentrasi optimum penggunaan klorin terhadap total mikroba dan pH dagingbroiler.

Penelitian ini dilaksanakan pada 5 April 2007. Bahan yang digunakan pada Penelitian ini adalah dagingbroiler. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan empat ulangan, yaitu R0 : kontrol (0 ppm); R1 : 50 ppm klorin; R2 : 100 ppm klorin; R3 : 150 ppm klorin; R4 : 200 ppm klorin. Data yang diperoleh diuji normalitas,

homogenitas dan aditivitas serta dianalisis ragam pada taraf 5% dan atau 1% untuk mengetahui perlakuan terbaik.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan klorin berpengaruh sangat nyata P<0,01) terhadap total mikroba dagingbroiler, tetapi tidak berbeda nyata

(P>0,05) terhadap pH dagingbroiler. Penggunaan klorin 50 ppm memberikan hasil terbaik dalam menurunkan total mikroba pada dagingbroiler.


(14)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan yaitu :

1. Penggunaan klorin dengan level 0--200 berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap total mikroba, dan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap pH dagingbroiler; 2. Penggunaan klorin 50 ppm memberikan hasil terbaik dibandingkan dengan kontrol

dalam menurunkan total mikroba pada dagingbroiler

B. Saran

1. Untuk produsen, tempat pemotongan ayam, dan penjual daging ayam agar lebih memperhatikan cara pemotongan dan kebersihan untuk menghasilkan karkas yang sehat;

2. Perlu adanya penelitian lanjutan dengan tingkat klorin yang lebih tinggi untuk mengetahui ambang batas konsentrasi klorin yang dapat digunakan pada dagingbroilerhasil pemotongan tradisional.


(1)

simpan daging ayam dapat diperpanjang (20%) ketika karkas dicelupkan pada larutan klorin 200--400 ppm selama 4 jam. Menurut Mead dan Thomas (1973), klorinasi dapat digunakan untuk mengurangi

bakterifecaldan bakteri pembusuk pada air rendaman terakhir. Smith (1970), melaporkan bahwa 40--60 ppm klorin yang ditambahkan ke dalam air pencuci dengan pH 6,5--7,5 terbukti dapat mengurangi total mikroba sekitar log 0,7 dibandingkan dengan air pencuci kontrol. Sanders dan Blacksear (1971), menemukan bahwa larutan hipoklorit dalam 40--60 ppm klorin yang ditambahkan dalam air pencucian juga efektif mengurangi total mikroba. Lillard (1980), menambahkan bahwa 20 ppm Cl2dan 3 ppm ClO2nyata mengurangi total bakteri dibandingkan dengan perlakuan tanpa penambahan klorin. Tiessen,et al. (1985), melaporkan bahwa peningkatan konsentrasi ClO2dari 0,0 sampai 1,39 mg/liter nyata dapat mengurangi total bakteri terutamasalmonella.

Pada kondisi normal, daging memiliki pH 5,5--5,7. Saat daging terkontaminasi baik secara intrinsik maupun ekstrinsik pH daging mengalami peningkatan. Daging pada kondisi pH tinggi antara 6,2--7,2 merupakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan mikroba. Penambahan klorin sebagai bahan pengawet dapat menurunkan pH daging karena klorin merupakan senyawa asam. Efektivitas klorin dipengaruhi oleh pH (keasaman) air. Pada kondisi pH air lebih dari 7,2 atau kurang dari 6,8 klorinasi tidak akan efektif. Kondisi pH daging yang rendah (di bawah 6) akan menghambat

pertumbuhan mikroba (Buckle,et al.,1985). Menurut Jenie (1988), klorin pada pH lebih dari 10 akan kehilangan efektifitas.

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

1. adanya pengaruh berbagai tingkat penggunaan klorin terhadap total mikroba dan pH dagingbroiler


(2)

(3)

ABSTRAK

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN KLORIN TERHADAP TOTAL MIKROBA DAN pH DAGINGBROILER

Oleh

Dwi Puspitasari Nugroho

Dagingbroilermerupakan komoditas yang paling banyak diperdagangkan dan sangat diminati oleh konsumen Dagingbroilerjuga merupakan media yang baik bagi

perkembangan mikroba. Akibat penurunan kualitas dan daya simpan dagingbroiler maka perlu adanya salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengontrol mikroba dan mempertahankan pH daging antara lain dengan penambahan klorin.

Tujuan penelitian mengetahui pengaruh konsentrasi penggunaan klorin terhadap total mikroba dan pH daging broiler;mengetahui konsentrasi optimum penggunaan klorin terhadap total mikroba dan pH dagingbroiler.

Penelitian ini dilaksanakan pada 5 April 2007. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah dagingbroiler. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan empat ulangan, yaitu R0 : kontrol (0 ppm); R1 : 50 ppm klorin; R2 : 100 ppm klorin; R3 : 150 ppm klorin; R4 : 200 ppm klorin. Data yang diperoleh diuji normalitas, homogenitas dan aditivitas serta dianalisis ragam pada taraf 5% dan atau 1% untuk mengetahui perlakuan terbaik.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan klorin berpengaruh sangat nyata P<0,01) terhadap total mikroba dagingbroiler, tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap pH dagingbroiler. Penggunaan klorin 50 ppm memberikan hasil terbaik dalam menurunkan total mikroba pada dagingbroiler.


(4)

Meatbroileris the most commodities that marketed and very liked by consumer of meat broiler. It is also good media for microbe development. Quality depreciation consequence and power saving of meatbroilerso need one of effort that can be done to controls microbe and defend pH of meat with adding chlorine.

The aim of this Research is to detect the influence of chlorine toward microbe total and pH meatbroiler; it detects the optimally concentration of using chlorine toward microbe total and pH meatbroiler.

This research is done on 5 April 2007. Media that used in research is meatbroiler. This research used Random Plan Complete Method with five treatments and four repetitions that are R0: control (0 ppm); R1: 50 ppm chlorine; R2: 100 ppm chlorine; R3: 150 ppm chlorine; R4: 200 ppm chlorine. Data tested normality, homogeneity and additively analyzed kinds in standard 5% and or 1% to detect the best treatment.

Kind of result analysis shows that use chlorine had real influence p<0, 01) toward microbe total of meatbroiler, but not different real (p>0, 05) towards pH meat broiler. Using chlorine 50 ppm give best result in demote microbe total in meatbroiler.


(5)

ABSTRAK

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN KLORIN TERHADAP TOTAL MIKROBA DAN pH DAGINGBROILER

Oleh

Dwi Puspitasari Nugroho

Dagingbroilermerupakan komoditas yang paling banyak diperdagangkan dan sangat diminati oleh konsumen. Dagingbroilerjuga merupakan media yang baik bagi perkembangan mikroba. Akibat penurunan kualitas dan daya simpan daging broilermaka perlu adanya salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

mengontrol mikroba dan mempertahankan pH daging antara lain dengan penambahan klorin.

Tujuan penelitian mengetahui pengaruh konsentrasi penggunaan klorin terhadap total

mikroba dan pH dagingbroiler;mengetahui konsentrasi optimum penggunaan klorin terhadap total mikroba dan pH dagingbroiler.

Penelitian ini dilaksanakan pada 5 April 2007. Bahan yang digunakan pada Penelitian ini adalah dagingbroiler. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan empat ulangan, yaitu R0 : kontrol (0 ppm); R1 : 50 ppm klorin; R2 : 100 ppm klorin; R3 : 150 ppm klorin; R4 : 200 ppm klorin. Data yang diperoleh diuji normalitas,

homogenitas dan aditivitas serta dianalisis ragam pada taraf 5% dan atau 1% untuk mengetahui perlakuan terbaik.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan klorin berpengaruh sangat nyata P<0,01) terhadap total mikroba dagingbroiler, tetapi tidak berbeda nyata

(P>0,05) terhadap pH dagingbroiler. Penggunaan klorin 50 ppm memberikan hasil terbaik dalam menurunkan total mikroba pada dagingbroiler.


(6)

total mikroba, dan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap pH dagingbroiler; 2. Penggunaan klorin 50 ppm memberikan hasil terbaik dibandingkan dengan kontrol

dalam menurunkan total mikroba pada dagingbroiler

B. Saran

1. Untuk produsen, tempat pemotongan ayam, dan penjual daging ayam agar lebih memperhatikan cara pemotongan dan kebersihan untuk menghasilkan karkas yang sehat;

2. Perlu adanya penelitian lanjutan dengan tingkat klorin yang lebih tinggi untuk mengetahui ambang batas konsentrasi klorin yang dapat digunakan pada dagingbroilerhasil pemotongan tradisional.