Hampiran rate of return Model keuntungan pendidikan Model ini kurang sensitif terhadap keuntungan pendidikan yang

114  disebut output elasticity of labour  disebut output elasticity of capital 0  l  l  l   l l l Jika persamaan tersebut dideferensiasikan terhadap l, maka diperoleh bentuk persamaan lain sebagai berikut: d In X dY Y  =  =  d In L dL L

2. Hampiran rate of return

Analisis cost-benefit merupakan hampiran yang sering digunakan dalam menganalisis investasi pendidikan. Hampiran ini membantu para pengambil keputusan untuk memilih di antara alternatif alokasi sumber-sumber pendidikan yang terbatas yang mampu memberi keuntungan yang paling tinggi. Dan, salah satu alat yang digunakan untuk sampai pada keputusan memilih alternatif investasi dalam pendidikan adalah dengan menggunakan social rate of return . Model ini digunakan juga untuk membandingkan investasi pendidikan dengan investasi fisik, akan tetapi lebih sering digunakan untuk membandingkan alternatif investasi antar jenis dan jenjang pendidikan Balitbang. Depdikbud,1991 Dalam aplikasi komparatif tersebut di atas , social rate of return merupakan besaran hasil perbandingan antara keuntungan sosial social benefit dan biaya social social cost yang berfungsi sebagai alat ukur dari investasi pemerintah dan masyarakat. 115 Proyek-proyek pendidikan yang memiliki social rate of return lebih rendah dapat dianggap sebagai investasi sosial yang tidak menguntungkan. Selanjutnya membandingkan social rate of return dengan jenis investasi lain, di mana proyek yang dapat dikatakan paling menguntungkan adalah menawarkan social rate of return paling tinggi. Tapi, langkah yang harus dilakukan secara hati-hati dalam membandingkan cost dan benefit adalah dalam mengidentifikasi dan mengukur cost dan benefit itu sendiri.

3. Model keuntungan pendidikan Model ini kurang sensitif terhadap keuntungan pendidikan yang

sifatnya eksternalitas, karena eksternalitas bersifat kualitatif yang tidak mudah dihitung dengan nilai rupiah. Dalam model ini, jenis keuntungan pendidikan yang mudah untuk diterjemahkan menjadi nilai rupiah, seluruhnya diperhitungkan. Namun, karena tujuannya adalah mengukur dampak pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi, maka perlu digunakan suatu andaian bahwa seluruh penghasilan seseorang merupakan proksi dari produktivitas kemampuhasilan yang dimilikinya. Kemampuhasilan ini dianggap sebagai fungsi dari keahlian dan ketrampilan yang diperoleh dari pendidikan. Keuntungan pendidikan diukur dengan menggunakan pola penghasilan seumur hidup life income profile. Pola penghasilan seseorang sepanjang hidupnya akan berbentuk “U” terbalik yang dimulai dengan penghasilan agak rendah pada umur muda hingga meningkat pada umur berikutnya, dan menurun pada usia lanjut Boediono dan Mc Mahon, 1991. Untuk memperoleh pola penghasilan seumur hidup dilakukan dengan dua cara yakni, 1 “ cost sectional” dengan jalan mengukur penghasilan dalam waktu bersamaan kepada sejumlah orang yang bervariasi usianya, selanjutnya dicari rata-rata 116 penghasilan dari orang-orang yang usianya sama, 2 “Longitudinal” dengan jalan mengikuti sejumlah orang yang seusia dan penghasilannya diukur pada setiap tingkat usia Cummings, 1980. Keuntungan yang diukur dari seorang lulusan ialah” marginal benefit” yaitu tambahan penghasilan rata-rata lulusan suatu tingkat pendidikan dikurangi dengan rata-rata penghasilan lulusan pendidikan di bawahnya. Hal ini dilakukan pada setiap tingkat umur tertentu. Dengan begitu, jika “d “ adalah tambahan keuntungan, B smu adalah keuntungan pendidikan bagi tamatan SMU, dan Y adalah rata-rata penghasilan pertahun, maka, dB smu = Y smu – Y smp Untuk memperoleh nilai sekarang dari “ total benefit” tersebut perlu dikoreksi dengan faktor diskonto r tertentu , karena rupiah yang diperoleh pada masa yang akan datang lebih kecil nilainya, jika dihitung dengan nilai sekarang Boediono dan McMahon, 1992.

4. Mengukur Biaya Pendidikan