Komposisi Kimia Dalam Biji Alpukat

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biji Alpukat

Persea Americana Mill

2.1.1 Komposisi Kimia Dalam Biji Alpukat

Alpukat Persea Americana Mill adalah tanaman yang dapat ditemukan didaerah tropis. Buah ini biasanya digunakan untuk konsumsi manusia, tetapi juga telah digunakan sebagai tanaman obat di Meksiko dan tempat lain di dunia [8]. Alpukat merupakan sumber yang baik dari vitamin K, serat, vitamin B6, vitamin C, folat dan tembaga. Alpukat juga merupakan sumber potasium yang baik kandungan kalium lebih tinggi dibanding dengan buah pisang dan kaya akan mineral [9]. Adapun klasifikasi dari alpukat adalah sebagai berikut [10] : Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Ranales Keluarga : Lauraceae Marga : Persea Spesies : Perseae Americana Mil Di samping daging buahnya, biji alpukat juga memiliki potensi yaitu kandungan proteinnya tinggi dan kandungan minyaknya hampir sama dengan kedelai sehingga biji alpukat dapat dijadikan sebagai sumber minyak nabati [6]. Biji alpukat terdapat 13-18 dari buah, dan didalamnya mengandung beberapa aktivitas biologi seperti antioksidan, antihipertensi, larvisida, fungisida, hipolipidemik, dan amoebicidal serta giardicidal [8]. Biji alpukat memiliki beragam aplikasi dalam etno-obat, mulai dari pengobatan untuk diare, disentri, sakit gigi, parasit usus, pengobatan kulit dan kecantikan. Daun alpukat juga telah dilaporkan memiliki kandungan anti inflamasi dan analgesik [4]. Menurut penelitian Soong dan Barlow [11], aktivitas antioksidan dan kandungan fenolik 5 biji alpukat ditemukan lebih besar dari 70. Adapun komposisi senyawa bioaktif dalam biji alpukat sebagai berikut. Tabel 2.1 Komposisi Senyawa Bioaktif pada Biji Alpukat dalam mg100 g buah segar [12] Senyawa Bioaktif Biji Alpukat Total Fenolik 704.0±130.0 Flavonoid 47.9±2.7 Karotenoid 0.966±0.164 Vitamin C 2.6±1.1 Vitamin E 4.82±1.42 Selain komposisi senyawa bioaktif tersebut, komposisi proksimat dari biji alpukat dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.2 Komposisi Proksimat Biji Alpukat g100g sampel kering [13] Parameter Biji Alpukat Moisture 9,92±0,01 Lemak 16,54±2,10 Protein 17,94±1,40 Serat 3,10±0,18 Abu 2,40±0,19 Karbohidrat 48,11±4,13 Marlinda [14] melakukan uji toksisitas pada ekstrak etanol biji alpukat dengan sampel basah dan sampel kering yang diujikan pada udang laut Artemia salina , nilai LC 50 terendah terdapat pada sampel kering sebesar 34,302 mgL yang menunjukkan biji alpukat bersifat toksik. Median Lethal Concentration LC 50 adalah uji terhadap konsentrasi bahan material ataupun toksikan pada udara, air, tanah ataupun sedimen yang diujikan pada hewan coba tertentu yang dapat membunuh 50 hewan tersebut [15]. Suatu zat dikatakan memiliki potensi toksisitas akut dan potensial sebagai sitotoksik apabila suatu zat memiliki nilai LC 50 kurang dari 1000 ppm [16]. Toksik dalam biji alpukat diduga disebabkan oleh senyawa-senyawa metabolit sekunder yang terkandung. Dalam biji alpukat terkandung senyawa alkaloid, triterpenoid, tanin, flavonoid dan saponin [14]. Sedangkan pada ekstrak heksana biji alpukat, berdasarkan penelitian Leite [17] 6 menunjukkan toksisitas tertinggi pada Artemia salina dengan LC 50 sebesar 2,37 mgL. Menurut Eduardo [18] yang melakukan uji genotoksik ekstrak etanol biji alpukat pada mikronukleus eritrosit, menunjukkan bahwa ekstrak etanol biji alpukat tidak memiliki efek genotoksik. Namun, laporan dari genotoksisitas telah mengungkapkan bahwa banyak tanaman yang digunakan sebagai makanan atau obat tradisional memiliki sifat sitotoksik, mutagenik, dan genotoksik [19]. Hal ini menunjukkan dibutuhkan untuk melengkapi profil toksikologi dari ekstrak biji alpukat, perlu juga untuk menguji area lain seperti yang terkait dengan sistem kekebalan tubuh dan fungsi endokrin [18].

2.1.2 Kandungan Minyak Dalam Biji Alpukat