Analisis Relasi.
5.4 Analisis Relasi.
Untuk menganalisis mengapa praktrik ini masih menggejala di tengah masyarakat dan seperti apa peran jejaring aktor dalam praktik kawin kontrak di Cisarua, penulis menggunakan teori Actor Networking Theory (ANT). Teori ANT menekankan pada 5 poin yaitu.
5.4.1 Aktor
Teori ANT menyatakan bahwa aktor adalah pelaku yang melakukan sebuah aksi. Aktor juga bisa dikatakan sebagai sekutu untuk memberi kekuatan pada satu posisi. Aktor-aktor adalah efek dari jaringan sehingga
55 Hasil wawancara dengan Bp. Dadan selaku Bhabinkamtibmas Polres Cisarua pada tanggal 2 Maret 2017 55 Hasil wawancara dengan Bp. Dadan selaku Bhabinkamtibmas Polres Cisarua pada tanggal 2 Maret 2017
Data lapangan menunjukkan bahwa untuk mengoperasikan praktik kawin kontrak dibutuhkan lebih dari satu aktor yang terlibat. Aktor-aktor yang terlibat tersebut diantaranya adalah :
5.4.1.1 Pelaku Perempuan
Pelaku perempuan adalah aktor yang terlibat dalam praktik kawin kontrak mereka berasal dari luar Desa Tugu Selatan yang sengaja didatangkan oleh para calo dari desa-desa disekitaran Tugu Selatan yaitu Cianjur, Tasikmalaya, sukabumi dan Cipanas..
“Yang kawin kontrak mah bukan orang sini. Luar desa lah. Banyakan mah dari Cianjur, Tasik, Sukabumi, Cipanas. Gak ada dari sini
mah” 56
Pelaku perempuan bertugas sebagai istri sementara bagi pelaku laki-laki. Tugas yang dilakukannya sama seperti isteri pada umunya, yaitu melayani kebutuhan biologis pelaku laki-laki, menemani pelaku laki-laki jalan-jalan dikawasan Cisarua, menemani pesta, karaoke dan kesenangan lainnya. pendamping ini dilakukan pelaku perempuan kepada pelaku laki- laki selama praktek kawin kontrak berlangsung hingga kawin kontrak berakhir masa kontraknya.
5.4.1.2 Pelaku Laki-laki
Pelaku laki-laki yang terlibat dalam praktik kawin kontrak adalah aktor yang menikmati jasa para pelaku perempuan. Mereka adalah WNA asal Timur Tengah yang berwisata dikawasan Cisarua. Selama berlibur mereka membutuhkan perempuan untuk memuaskan kebutuhan biologisnya. Sehingga para calo
56 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017 56 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017
“mereka (orang Arab) yang datang kesini awalnya bertujuan untuk wisata, namun orientasi tersebut seiring waktu berubah. Mereka
membutuhkan wanita untuk memenuhi hasrat biologisnya. Ya makanya mereka kawin kontrak dengan perempuan yang disediakan
calo” 57 .
5.4.1.3 Calo
Calo adalah aktor yang berperan sebagai jembatan yang menghubungkan antara pelaku laki-laki dengan perempuan. Ada calo yang berprofesi hanya sebagai calo, ada juga calo yang berpofesi sebagai tukang ojek dan pengurus villa. Mereka beralasan menjadi calo untuk menambah pendapatan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Calo juga berjejaring dengan calo lain jika suatu saat kriteria perempuan yang diinginkan oleh pelaku laki-laki tidak dimiliki calo tersebut. calo akan menghubungi calo lain untuk meminta dicarikan perempuan dengan kriteria calon pelaku laki- laki.
”kalo calo yang saya kenal tukang ojek, dia makalnya disini, tapi ada juga temenya yang jaga villa, nah dari situ mereka kerjasama untuk cariin Arabnya perempuan. Tapi ya ada juga yang kerjaannya cuma calo, mereka males kerja keras. Kalo calo kan langsung dapet duitnya
gede” 58
Calo bertugas untuk mengatur jaringan semua aktor yang terlibat dalam kawin kontrak. Para calo mempunyai nomor telfon
57 Hasil wawancara dengan Bp. Rusli selaku tokoh masyarakat Desa Tugu Selatan pada tanggal 2 Maret 2017
58 Hasil wawancara dengan Bp. R pada tanggal 14 Maret 2017 58 Hasil wawancara dengan Bp. R pada tanggal 14 Maret 2017
“Calo juga punyalah nomor telpon calo lain, penghulu, saksi palsu pokoknya semua mereka punya tinggal di kontak-kontak kalo ada yang
mau udah deh langsung disediain” 59 .
5.4.1.4 Penghulu
Penghulu adalah aktor yang bertugas mengawinkan antar pelaku kawin kontrak. penghulu yang dipakai adalah penghulu bohong-bohongan. Penghulu bohong-bohongan adalah salah satu jaringan dari calo kawin kontrak, mereka biasanya merupakan teman kerja calo di pangkalan ojek. Calo meminta penghulu bohong-bohongan untuk berperan layaknya penghulu asli untuk meyakinkan calon pelaku laki-laki. Sehingga perkawinan yang dilakukan oleh para pelaku sama dengan perkawinan yang sah.
“kalo penghulu bohongan ya cuma kerja kalo ada panggilan dari kita, kalo engga ya ngojek. Temen-temen saya juga di pangkalan. Ya gimana dianya ajalah acting kayak penghulu beneran. Biar lakinya juga percaya kalo emang
dia penghulu desa sini” 60
5.4.1.5 Saksi Palsu
Saksi palsu merupakan aktor yang berperan sebagai anggota keluarga pelaku perempuan. Mereka bertugas sebagai saudara kandung, ibu serta ayah pelaku perempuan. Seperti halnya penghulu bohong-bohongan saksi palsu juga merupakan jaringan dari calo, mereka merupakan kerabat calo. Mereka akan digunakan jasanya jika ada perkawinan kontrak yang akan terjadi. Dari hasil
59 Ibid.,- 60 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017 59 Ibid.,- 60 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017
“saksi juga bohongan, kita pake jasa temen kita sendiri. Biar Arabnya percaya kalo ini nikah beneran. Proses nikahnya kita atur agar terlihat asli, nanti yang cewe juga salaman sama saksi palsu ya Arab kan taunya keluarganya.
Pokoknya kita buat seasliu mungkin” 61
5.4.1.6 Koki Villa dan Penjaga Villa
Koki dan penjaga villa berperan sebagai aktor yang meyediakan villa untuk tempat tinggal selama melakukan kawin kontrak. mereka akan menghubungi calo jika villa tempat kerja mereka tidak ada yang menyewa. Selain itu proses ijab kabul juga dilakukan di villa. Mereka akan menyiapkan segala sesuatu untuk mendukung jalannya proses ijab kabul agar terlihat asli.
“kita kan nikahinnya di villa, nanti kita koordinasi sama koki sam penjaga villa. Mereka siapin semuanya. Meja lain-lain pokoknya sama kayak nikahan biasa aja. Urusan villa mereka yang atur. Nanti kita kasih duit. Ya palingan abis kawin kontrak juga di
villa itu juga” 62 .
5.4.1.7 Tukang Ojek
Tukang ojek merupakan salah satu aktor yang berperan menyuburkan praktik kawin kontrak di Desa Tugu Selatan. Para wisatawan yang tidak memiliki kendaraan saat melakukan wisata biasanya diantar oleh tukang ojek untuk jarak yang dekat. Selain itu
61 Ibid.,- 62 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017 61 Ibid.,- 62 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017
“kami minta bantuan tukang ojek juga, kalo ada yang nanya nikah mut’ah ya nanti anter kesini- kesini. Ojeknya juga udah tau. Emang gak semua mau tapi banyak juga yang mau. Duitnya lumayan lah banyakan yang kita kasih gitu
daripada ngojek seharian” 63
Aktor yang telah peneliti paparkan di atas merupakan aktor yang berjejaring untuk meyuburkan kawin kontrak. pada pemaparan di bawah ini peneliti akan memaparkan aktor- aktor yang berjejaring dalam praktik kawin kontrak.
5.4.1.8 Polisi
Polisi merukapan aktor yang bertugas dalam mengawasi masyarakat. Di Tugu Selatan pengawasan harus dilakukan secara khusus karena banyaknya WNA yang tinggal berdampingan dengan masyarakat.
“kepolisian Desa Tugu Selatan. Selalu meninjau dan melakukan pengawasan jika musim arab telah tiba. Karena kalo bukan musim Arab disini Arabnya sedikit. Tapi bukan karena sedikit kami lantas mengabaikannya. Kami tetap mengawasi. Kami juga sering mendengar laporan-lporan warga terkait dengan dengan kawin kontrak yang ada di RW berapa. Kami harus memutus jaringannya dahulu untuk menghentikan semakin banyaknya kawin
63 Ibid.,- 63 Ibid.,-
5.4.1.9 Perangkat Desa
Perangkat desa juga merupakan aktor penting dalam memutus sebuah jaringan yang mendukung adanya praktik kawin kontrak di Desa Tugu Selatan.
“adanya Tim Pora diharapkan dapat mengatasi praktik ini ya. Jika dilihat keblakang sudah banyak hasil yang positif dengan adanya Tim Pora. Banyak WNA yang terjaring dalam operasi yang dilakukan Polisi. Terutama dalam praktik kawin kontrak. Semoga kedepannya semakin baik dan dapat memberantas kawin
kontrak sampai keakarnya” 65
5.4.1.10 Ketua RW
Ketua RW berperan sebagai aktor dalam mengawasi kawin kontrak yang berjejaring dengan aktor lain. Ketua RW juga harus menghimbau agar masyarakat aktif dalam memberikan informasi terkait kawin kontrak yang berada di RW yang mereka tinggali. Koordinasi yang baik antara ketua RW dengan warga bisa menjadi kemudahan dalam mengawasi WNA.
”kami juga menghimbau pada warga jika memang ada WNA yang masuk dalam villa bersama dengan wanita harus dilaporkan. Karena mereka pasti melakukan kawin kontrak. itu sangat ilegal dan sangat meresahkan. Jika memang mau diatasi. Semua harus bekerja
sama termasuk masyarakat” 66
64 Hasil wawancara dengan Bp. Dadan selaku Bhabinkamtibmas Polres Cisarua pada tanggal 2 Maret 2017
65 Hasil wawancara dengan Perangkat Desa pada tanggal 15 Maret 2017 66 Hasil wawancara dengan Ketua RW 14 pada tanggal 15 Maret 2017.
5.4.1.11 Masyarakat
Masyarakat Desa Tugu Selatan secara keseluruhan merupakan aktor penting dalam memberikan informasi mengenai praktik kawin kontrak.
“karena yang melakukan kawin kontrak bukan warga sini. Tentunya kami menginginkan kalo kawin kontrak akan hilang selama-lamanya. Karena kami juga kesal kalo dikitkan dengan kawin kontrak secara terus menerus. Karena
memang bukan warga kami yan melakukan” 67
5.4.2 Jaringan.
Teori ANT menyatakan bahwa jaringan berkaitan dengan faktor-faktor yang terhubung, sehingga dalam melakukan aksi banyak dorongan yang menyebabkan kita dalam bertindak. Sama seperti dengan teori di atas bahwa adanya faktor yang bisa menggerakan sebuah aksi. Dalam kawin kontrak, faktor yang mempengaruhi sehingga terdorongnya praktek kawin kontrak adalah:
5.4.2.1 Uang
Alasan utama semua aktor yang berjejaring dalam praktik kawin kontrak adalah uang. Dalam satu kali melakukan kawin kontrak para jaringan mengaku bisa memenuhi kebutuhan dan berbelanja sesuai dengan keinginan mereka. Tidak jarang bahwa kawin kontrak dianggap sebagai mata pencaharian oleh para jejaring. Desakan ekonomi menjadikan para jejaring memutuskan untuk terlibat dalam praktik kawin kontrak.
“lingkungan keluarga yang sulit menjadikan banyak sekali perempuan-perempuan mau kawin kontrak dengan Arab. Faktor pendidikan
67 Hasil wawancara dengan Bp. R pada tanggal 14 Maret 2017.
juga sangat mempengaruhi. Mereka hanya lulusan SD atau SMP jadi peluang untuk mendapatkan kerja bagus sangat sedikit. Jadi dengan
mendapatkan uang yang besar dengan cara
yang instan” 68
Data lapangan di atas menyatakan bahwa alasan utama pelaku perempuan terlibat dalam kawin kontrak didasari oleh faktor ekonomi. Hal tersebut juga didukung dari hasil wawancara peneliti dengan pelaku perempuan yang sudah melakukan kawin kontrak sebanyak dua kali.
“saya mah Cuma lulusan SMP. Jadi susah kalo mau kerja, kalo di pabrik kan capek terus gajinya dikit. Mana semakin hari kebutuhan makin mahal jadi ya saya mutusin buat kawin
kontrak deh” 69 .
Hal ini tidak hanya berlaku untuk pelaku kawin kontrak saja, aktor lainnya juga demikian. Misalnya calo, penghulu, saksi palsu, penjaga villa, koki villa hingga tukang ojek. Mereka terlibat dalam kawin kontrak karena mengharapkan mendapatkan uang dengan cara yang mudah dan tidak memerlukan waktu yang banyak. Para aktor ini bekerja sama mencarikan perempuan sesuai kriteria orang Arab dan aktor lain berperan untuk menyiapkan semua kebutuhan kawin kontrak seperti surat nikah yang dipalsukan.
“ya siapa sih yang gamau uang yang gede. Kan kita juga pengan beli barang-barang, kebutuhan keluarga. Belanja keperluan sendiri banyak kebutuhan soalnya. Sama aja kayak penghulu saksi yang jaga villa, kokinya sama yang ngojek. Mereka kan kerjaannya dikit dapetnya yaudah kawinin aja cewe yang mau sama Arab
68 Hasil Hasil wawancara dengan Perangkat Desa pada tanggal 15 Maret 2017 69 Hasil wawancara dengan Mrs. I pada tanggal 18 Februari 2017 68 Hasil Hasil wawancara dengan Perangkat Desa pada tanggal 15 Maret 2017 69 Hasil wawancara dengan Mrs. I pada tanggal 18 Februari 2017
Dari pernyataan narasumber di atas, dapat dinyatakan bahwa praktik kawin kontrak yang berada di Desa Tugu Selatan terjadi karna faktor ekonomi. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga menjadi alasan para aktor dalam melakukan praktik ini. karena untuk mengandalkan keuntungan yang didapat dari bekerja saja para aktor merasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan.
5.4.2.2 Rendahnya Pemahaman Nilai-nilai Agama
Para aktor yang terlibat dengan kawin kontrak menyadari bahwa praktik yang mereka jalani merupakan praktik ilegal dan dosa dalam agama. tapi tak sedikit pula yang menganggap bahwa daripada melakukan zinah lebih baik melakukan kawin kontrak. Pemahaman yang keliru ini harus di diluruskan oleh pemuka agama dalam mensosialisasikan bahwa kawin kontrak merupakan bentuk lain dari perzinahan.
“kita tau ini dosa, tapi urusan dosa biar menjadi tanggungan nanti di akhirat. Yang penting tidak zinah karena ini menikah sudah ada sejak jaman
nabi dulu” 71
5.4.3 Aktan
Teori ANT menyatakan bahwa bukan manusia saja yang melakukan tindakan, entitas-entitas non material juga dapat bertindak menjadi aktan. (Latour, 1999:18). Berikut merupakan aktan dalam kawin kontrak:
Polsek Cisarua termasuk dalam aktor yang bukan manusia. Disini polsek berperan sebagai instansi yang mengawasi praktik kawin kontrak.
70 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017 71 Hasil wawancara dengan Mrs. I pada tanggal 18 Februari 2017 70 Hasil wawancara dengan Calo pada tanggal 18 Februari 2017 71 Hasil wawancara dengan Mrs. I pada tanggal 18 Februari 2017
5.4.4 Translasi
Translasi yang dimaksud dalam praktik kawin kontrak adalah seluruh aktor yang terkait dengan kawin kontrak yang memobilisasi jaringan. Data yang peneliti dapatkan dilapangan terkait dengan yang memobilisasi jaringan kawin kontrak adalah calo. Karena calo merupakan aktor utama yang berperan menyuburkan praktik kawin kontrak.
Selain calo, polisi dan perangkat desa merupakan aktor yang memobilisasi jaringan. Kedua aktor ini bekerja berjejaring dengan aktor lainnya seperti masyarakat dan ketua RW untuk bersama-sama mengawasi praktik kawin kontrak.
5.4.5 Intermediari
Pada teori ANT intermediary merupakan perantara. Seseorang bertindak sebagai penghubung antara pihak aktor atau sekumpulan aktor. (Latour, 2005). Fakta di lapangan menyatakan bahwa perantara atau penghubung antara pelaku perempuan dengan pelaku laki-laki salah satunya adalah calo. Kemudian pelaku perempuan kawin kontrak juga merupakan perantara antara calon pelaku dnegan calo.
Calo berperan sebagai jembatan yang menghubungkan pelaku laki- laki dengan pelaku perempuan. Kemudian calo berjejaring dengan aktor lainnya seperti penghulu bohong-bohongan, saksi palsu, koki villa, Calo berperan sebagai jembatan yang menghubungkan pelaku laki- laki dengan pelaku perempuan. Kemudian calo berjejaring dengan aktor lainnya seperti penghulu bohong-bohongan, saksi palsu, koki villa,
Perantara kedua adalah pelaku perempuan yang telah melakukan kawin kontrak sebelumnya. Pelaku kawin kontrak biasanya menanamkan perasaan yakin pada calon pelaku kawin kontrak. Jika calon pelaku bersedia melakukan kawin kontrak maka pelaku perempuan sebelumnya mempertemukan calon pelaku kepada calo. Dan calon pelaku perempuan akan dibawa ke Desa Tugu Selatan untuk ditempatkan ditempat yang menjadi perkumpulan para pelaku perempuan,. Bisanya calo menyediakan kontrakan atau kos-kosan yang dihuni oleh para perempuan pelaku kawin kontrak.