Peran Jejaring Aktor Dalam Praktik Kawin Kontrak
1.3.6 Ditjen Imigrasi
Direktorat Jenderal Imigrasi adalah sebuah struktur bagian dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia, yang memiliki tugas pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang imigrasi. Berangkat dari hal tersebut, penulis ingin mengetahui bagaimana peran Imigrasi kota Bogor sebagai aktor dalam menindaklanjuti penyalahan izin tinggal yang dikeluarkan oleh Imigrasi terhadap WNA asal Timur Tengah sedang berlibur di Indonesia khususnya daerah Bogor. Salah satu aktor yang berjejaring membantu pihak imigrasi dalam mengawasi WNA adalah polisi. (26)
47 Hasil wawancara dengan Bp. R pada tanggal 14 Maret 2017. 48 Hasil wawancara dengan Bp. R pada tanggal 14 Maret 2017.
“kami dan kepolisian setempat terus mengawasi WNA yang berada di kawasan Cisarua, sangat banyak WNA yang melakukan pelanggaran sehingga kami pihak imigrasi harus tegas dalam menindak
pelanggaran-pelanggaran tidak terjadi secara
terus menerus” 49
Dalam pengawasan pihak imigrasi juga melibatkan perangkat desa sebagai jaringan untuk mengawasi WNA yang sedang berlibur di Desa Tugu Selatan . (27)
“selain kepolisian tim kami juga melakukan pengawasan dengan pemerintah di Tugu Selatan. Kami biasanya mendapat laporan mengenai WNA yang melanggar kemudian tim kami langsung
turun lapangan untuk
melihatnya. 50
Selain perangkat desa, pihak imigrasi juga berjejaring dengan tokoh masyarakat. (29) .
“ya kami juga melibatkan tokoh masyarakat. Jika memang ada kaitannya dengan WNA kami akan meminta bantuan untuk mengawasi. Karena dalam pengawasan tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak. Seluruh pihak harus dilibatkan dalam pengawasan agar hasilnya
maksimal” 51
Masyarakat merupak salah satu aktor penting dalam pengawasan. Hal ini karena WNA berada ditengah-tengah masyarakat sehingga akan lebih mumudahkan dalam pengawasan. Oleh karena itu pihak imigrasi
49 Wawancara dengan Kepala Sub Seksi Penindakan Keimigrasian Kota Bogor pada tanggal 23 Februari 2017.
50 Ibid.,- 51 Ibid.,- 50 Ibid.,- 51 Ibid.,-
“Masyarakat yang melapor tentang adalanya pelanggaran yang dilakukan oleh WNA akan langsung kami tindak lanjuti karena jika WNA melanggar peraturan kami dengan tegas akan
langsung menindak” 52 .
Berikut ini merupakan gambar jaringan aktor yang membentuk Tim untuk mengawasi WNA asal Timur Tengah, pengawasan ini juga dibentuk untuk mengawasi permasalahan kawin kontrak yang biasa dilakukan oleh WNA asal Timur Tengah. Kemudian peneliti akan menjelaskan pula tugas dan fungsi dari Tim Pora seperti gambar dan pemaparan di bawah ini.
Gambar 10
Tim Yang Dibentuk Oleh Jaringan Aktor Dalam Praktik
Kawin Kontrak
Para aktor seperti Imigrasi, Kepolisian, perangkat desa, ketua RW, tokoh Masyarakat dan juga masyarakat bejejaring dalam sebuah tim yang dinamakan Tim Pora (Tim Pengawasan Orang Asing). Tim ini merupakan upaya pengawasan terhadap orang asing yang tinggal di Indonesia. Tim Pora merupakan gabungan antara aktor yang bermitra untuk terus mengawasi orang asing yang berada di suatu daerah. Tim ini betujuan
52 Ibid.,- 52 Ibid.,-
Tim Pora yang berada di daerah Bogor dibentuk untuk menindak pelanggran yang dilakukan oleh wisatawan asing asal Timur Tengah , meninggat kawasan Cisarua merupakan kawasan yang sangat mudah untuk ditemukannya WNA terutama yang berasal dari Timur Tengah . WNA asal Timur Tengah yang berada di Cisarua sangat rentan dalam pelanggaran, sehingga Tim Pora didaerah ini memerlukan pengawasan yang lebih. Permasalahan yang ditemui di lapangan pun beragam, diantaranya adalah perkelahian yang melibatkan penduduk lokal dan WNA yang didasari oleh berbedanya kebudayaan sehingga menimbulkan perselisihan. Kemudian keributan yang dilakukan oleh WNA yang membuat warga Cisarua merasa terganggu dari segi kenyamanannya, hal ini juga dipicu oleh berbedanya budaya penduduk lokal dan WNA.
WNA sering sekali menyamakan kebudayaan asal negara mereka dengan kebudayaan di Indonesia, sehingga masyarakat yang tidak terbiasa dengan hal tersebut merasa tidak aman dan timbullah perselisihan. Kemudian pelanggaran selanjutnya, yang sering ditemukan adalah perkawinan kontrak antara WNA asal Timur Tengah dengan perempuan lokal.
Perkawinan antara WNA dengan Warga Negara Indonesia (WNI) diharuskan memiliki surat izin resmi yang dikeluar oleh negara asal dan harus memenuhi semua prosedur yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perkawinan yang dilakukan WNA dengan penduduk lokal telah melanggar ketetapan yang telah diatur oleh negara dan telah melanggar norma dan etika bangsa Indonesia dalam hal perkawinan. Selain perkawinan, WNA asal Timur Tengah juga melanggar dalam perizinan tinggal sementara. Mereka menggunakan izin tinggal sebagai upaya dalam menjalankan bisnis yang mereka rintis di Indonesia terkhusus di Cisarua. Bisnisnya pun beragam ada yang membuka restaurant adapula yang menjual barang- Perkawinan antara WNA dengan Warga Negara Indonesia (WNI) diharuskan memiliki surat izin resmi yang dikeluar oleh negara asal dan harus memenuhi semua prosedur yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perkawinan yang dilakukan WNA dengan penduduk lokal telah melanggar ketetapan yang telah diatur oleh negara dan telah melanggar norma dan etika bangsa Indonesia dalam hal perkawinan. Selain perkawinan, WNA asal Timur Tengah juga melanggar dalam perizinan tinggal sementara. Mereka menggunakan izin tinggal sebagai upaya dalam menjalankan bisnis yang mereka rintis di Indonesia terkhusus di Cisarua. Bisnisnya pun beragam ada yang membuka restaurant adapula yang menjual barang-
Selama terbentuknya Tim Pora, di Bogor khususnya Desa Tugu Selatan. Banyak WNA yang tertangkap karena telah melakukan pelanggaran. Pelanggarannya pun beragam dari berjualan, bekerja, mengengedarkan narkoba dan praktik kawin kontrak
“Tahun lalu kami pihak imigrasi berhasil mendapatkan 80 WNA asal Timur Tengah yang kedapatan melanggar. Dari narkoba, berjualan, bekerja dan lainnya. Pihak kepolisian juga menemukan WNA yang terbukti kawin kontrak dengan perempuan-perempuan disana. Dan mereka semua langsung kami deportasi. Razia tersebut tentunya melibatkan polisi dan
pemerintah daerah Tugu Selatan” 53
Tim Pora merupakan upaya dilakukan untuk mengawasi banyaknya wisatawan asing khususnya yang berasal dari Timur Tengah yang datang ke kawasan Cisarua. Jumlah wisatawan asal Timur Tengah yang berwisata ke kawasan Cisarua tiap tahunnya terus meningkat.
“Jumlah wisatawan Timur Tengah dan imigran di puncak terus mengalami peningkatan. Jumlah total imigran di Bogor pada tahun 2015 sebanyak 588 orang. Jumlah warga Afganistan sebanyak 441 jiwa, sedangkan wisatawan Bangladesh, Iran, Irak, Pakistan, Palestina dan
Sri Lanka sebanyak 147 jiwa ” 54
Selain membentuk Tim Pora yang berjejaring dengan pihak imigrasi terkait pengawasan WNA yang berwisata ke kawasan Tugu Selatan, para aktor Desa setempat juga membentuk satuan gugus PPA untuk melindungi perempuan dan anak di Cisarua. Berikut merupakan
53 Wawancara dengan Kepala Sub Seksi Penindakan Keimigrasian Kota Bogor pada tanggal 23 Februari 2017.
54 Wawancara dengan Kepala Sub Seksi Penindakan Keimigrasian Kota Bogor pada tanggal 23 Februari 2017.
gambar dan pemaparan peneliti terkait dengan fungsi dan peran satgas PPA.
Gambar 11
Satgas Yang Dibentuk Oleh Jaringan Aktor Dalam Melindungi
Perempuan dan Anak Di Cisarua
Dibentuknya satgas PPA tingkat kecamatan dan desa, oleh pihak kepolisian dan perangkat desa pada tahun 2010 merupakan upaya yang bertujuan untuk melindungi perempuan dan anak. Upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan, serta penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan penegakan hak-hak asasi manusia perempuan. Selain itu upaya ini dibentuk untuk memberikan rasa aman terhadap perempuan dalam kesetaraan gender. Perlindungan anak juga bertujuan untuk memfokuskan pada segala bentuk masalah-masalah pelanggaran, kekerasan, eksploitasi anak atau pernikahan anak dibawah umur. Hal tersebutpun tertuang lebih lanjut dalam undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, pasal 1 ayat (2) yang berbunyi sebagai berikut: perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi, serta mendapatat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Berangkat dari hal tersebut para aktor berupaya untuk merealisaskan undang-undang perlindungan anak dengan membentuk
satgas khusus untuk melindungi anak yang berada di Cisarua. Berbagai penyuluhan dan sosialisasi telah dilakukan para aktor, untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan pada perempuan dan anak. Sosialisasi terhadap perempuan, dilakukan dengan cara penyuluhan mengenai bentuk-bentuk kekerasan dan pelecehan yang rentan terjadi pada perempuan. Para perempuan diminta aktif, dalam menyuarakan bila memang ada kejadian tersebut yang terjadi ditengah-tengah mereka. Selain itu pencegahan perkawinan anak dibawah umur merupakan penyuluhan yang diberikan para aktor untuk orang tua. Penyuluhan dan sosialisasi dilakukan secara berkala oleh para aktor yang terlibat. Dalam satu bulan para aktor dengan rutin memberikan penyuluhan dan sosialisai yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kekerasan pada perempuan dan anak. Upaya ini dirasa berhasil oleh para aktor karena selama berdirinya PPA tingkat kecamatan dan desa belum ada tindak pelanggaran terhadap perempuan dan anak.
Para aktor juga mencegah warga perempuan Desa Tugu Selatan untuk melakukan perkawinan kontrak dengan WNA asal Timur Tengah. Dalam sosialisasinya para aktor menyampaikan bahwa kawin kontrak merupakan perkawinan yang tidak tercatat oleh negara, sehingga perkawinan ini tidak memiliki kekuatan apa pun dimata hukum. Jika masa kontrak habis dan sang perempuan mengandung maka suami kontrak tidak berkewajiban untuk membiayai sang ibu dan calon anak. tentunya hal ini sangat memberikan dampak yang buruk bagi perempuan dan kelangsungan hidup anak. Sang ibu akan menjadi janda dan sang anak tidak memiliki status yang jelas dimata hukum karena akta kelahiran anak tersebut tidak memiliki nama ayah. Dan saat beranjak dewasa anak tersebut akan menyadari bahwa kharakteristik wajah anak tersebut berbeda dengan teman-temannya.
“satgas ini dibentuk untuk pencegahan kekerasan dalam bentuk apapun terhadap perempuan, selain itu perlindungan pada anak “satgas ini dibentuk untuk pencegahan kekerasan dalam bentuk apapun terhadap perempuan, selain itu perlindungan pada anak
kontrak” 55
Menurut penulis sendiri dampak dari perkawinan kontrak sangat merugikan kaum perempuan. Upaya pembentukan satgas PPA di Cisarua menurut penulis sangatlah tepat, hal ini merupakan langkah yang strategis untuk mencegah warga Desa Tugu Selatan khususnya perempuan untuk terlibat dalam praktik ilegal tersebut. Banyaknya perempuan yang melakukan kawin kontrak dengan pria Timur Tengah menjadikan banyak perempuan muda dengan gampangnya menikah kemudian bercerai seusai masa kontrak habis. Secara otomatis tingkat perceraian meningkat dan banyaknya janda-janda yang masih berusia muda. Ditambah lagi jika perempuan ini mempunyai anak, hal ini akan menambah masalah bagi perempuan muda karena harus membesarkananak seorang diri dan menjadi single parent.