SMA Negeri 3 Surakarta

2. SMA Negeri 3 Surakarta

Orientasi kancah penelitian dilakukan melalui survei awal ke lokasi penelitian, yaitu SMA Negeri 3 Surakarta yang memiliki dua gedung sekolah. Gedung I terletak di Jalan Prof. W.Z. Johanes 58 dan gedung II berada di Jalan Laks. R.E. Martadinata 143 Surakarta. SMA Negeri 3 Surakarta telah berdiri sejak

1 Agustus 1959, dan merupakan salah satu SMA terbaik yang dimiliki Kota Madya Surakarta. SMA tersebut mempunyai visi dan misi sebagai berikut.

1. Visi : Terwujudnya akhlak mulia dan semangat berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni budaya menuju sekolah unggul yang berwawasan internasional.

2. Misi:

a) Mengembangkan tata nilai dan akhlak mulia berdasarkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b) Mewujudkan sinergi dan profesionalisme warga sekolah.

c) Menciptakan kondisi sekolah yang kondusif, untuk terwujudnya semangat berprestasi dan berkembangnya wawasan keilmuan, teknologi, serta seni budaya yang dinamis dan berwawasan global.

Jumlah siswa SMA Negeri 3 Surakarta adalah 1284 siswa. Program regular terdiri atas 233 siswa kelas XI IPA, 112 siswa kelas XI IPS, 239 siswa kelas XII IPA, 155 siswa kelas XII IPS. Program RSBI terdiri atas 339 siswa kelas X, 85 siswa kelas XI, dan 29 siswa kelas XII. Program akselerasi terdiri atas 50 siswa kelas X dan 42 siswa kelas XI. Jumlah guru yang mengajar di SMA Negeri 3 sebanyak 120 orang dan jumlah karyawan sebanyak 24 orang.

Sarana dan prasarana yang tersedia di SMA Negeri 3 Surakarta antara lain: dua ruang kepala sekolah, satu ruang wakil kepala sekolah, dua ruang guru, dua ruang perpustakaan, satu ruang laboratorium fisika, satu ruang laboratorium kimia, satu ruang laboratorium biologi, satu ruang laboratorium komputer, satu Sarana dan prasarana yang tersedia di SMA Negeri 3 Surakarta antara lain: dua ruang kepala sekolah, satu ruang wakil kepala sekolah, dua ruang guru, dua ruang perpustakaan, satu ruang laboratorium fisika, satu ruang laboratorium kimia, satu ruang laboratorium biologi, satu ruang laboratorium komputer, satu

41 ruang kelas, tiga pos penjagaan, satu ruang media/alat bantu PBM, dua ruang tata usaha, dua gudang barang, enam kantin sekolah, satu ruang koperasi, 40 kamar mandi, satu ruang multi media dan area hot spot.

Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMA Negeri 3 Surakarta meliputi, Pasukan Tujuh Belas (Pasjub), Patroli Keamanan Sekolah (PKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pecinta Alam (Palasmaga), teater, bola basket, badminton, futsal, kesenian nasional, dan latihan kepemimpinan melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Program pengembangan keilmuan seperti bahasa Inggris, mata pelajaran science yang meliputi matematika, kimia, biologi, dan fisika. Siswa yang ikut serta dalam pegembangan keilmuan biasanya dipersiapkan untuk kompetisi olimpiade.

Layanan pendidikan di SMA Negeri 3 Surakarta ada tiga, yaitu: kelas regular dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kelas akselerasi dengan program pendidikan selama dua tahun bagi peserta didik yang memiliki kecerdasan istimewa, dan kelas dengan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang menerapkan KTSP, kurikulum internasional dan pembelajaran yang beratmosfer bilingual.

Sekolah ini memiliki sister school dengan Universitas Indonesia (UI). SMA Negeri 3 Surakarta merupakan sekolah yang kurang lebih tiga tahun menjalankan program RSBI. Bagi siswa program RSBI harus menjalani serangkaian tes masuk seperti tes akademik, psikotes, dan wawancara. Sesi wawancara selain pada siswa Sekolah ini memiliki sister school dengan Universitas Indonesia (UI). SMA Negeri 3 Surakarta merupakan sekolah yang kurang lebih tiga tahun menjalankan program RSBI. Bagi siswa program RSBI harus menjalani serangkaian tes masuk seperti tes akademik, psikotes, dan wawancara. Sesi wawancara selain pada siswa

Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran adalah kurikulum nasional dan pengembangan kurikulum internasional. Kurikulum internasional terkesan lebih sulit daripada kurikulum nasional karena penekanannya hanya pada mata pelajaran sains. Padahal tidak semua siswa berminat pada bidang tersebut.

Pada program RSBI, bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa pengantar khususnya pada mata pelajaran sains. Terlihat dari soal-soal ujian yang disajikan berbentuk bahasa Inggris. Siswa di sekolah ini dituntut untuk memahami bahasa Inggris sebagai media instruksi dan belum lagi memahami materi pelajaran yang disampaikan. Bahasa Inggris merupakan salah satu kesulitan yang dihadapi siswa (Hadi dkk., 2006, h. 63).

Sumber daya pendidikan di sekolah belum mencukupi dalam bidang pengajaran. Terlihat bahwa sekolah melibatkan pihak luar atau dosen dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Oleh karena itu, pihak sekolah melibatkan dosen dari Universitas Gajah Mada (UGM) dan Universitas Sebelas Maret (UNS) untuk membantu siswa memperdalam mata pelajaran tersebut. Namun siswa mengaku mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran jika diajar oleh dosen. Siswa akan lebih paham jika guru yang mengajar. Tuntutan terhadap siswa juga semakin banyak, mengingat siswa harus menyelesaikan kurikulum nasional dan Sumber daya pendidikan di sekolah belum mencukupi dalam bidang pengajaran. Terlihat bahwa sekolah melibatkan pihak luar atau dosen dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Oleh karena itu, pihak sekolah melibatkan dosen dari Universitas Gajah Mada (UGM) dan Universitas Sebelas Maret (UNS) untuk membantu siswa memperdalam mata pelajaran tersebut. Namun siswa mengaku mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran jika diajar oleh dosen. Siswa akan lebih paham jika guru yang mengajar. Tuntutan terhadap siswa juga semakin banyak, mengingat siswa harus menyelesaikan kurikulum nasional dan