Sekolah Bertaraf Internasional

1. Sekolah Bertaraf Internasional

a) Definisi Sekolah Bertaraf Internasional

Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) adalah sekolah setingkat atau memiliki level yang sama dengan sekolah-sekolah sejenis di negara-negara lain, khususnya negara maju. Kata setingkat atau level yang sama dapat merujuk pada input, proses, output, dan outcome-nya dengan sekolah sejenis di negara-negara lain. Sedangkan definisi SMA bertaraf internasional adalah satuan pendidikan tingkat menengah yang menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, yang peserta didiknya memiliki kemampuan setara dengan peserta didik satuan pendidikan internasional, dan pendidikannya bercirikan pendidikan Indonesia.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasional Studi SMA bertaraf internasional memberikan gambaran SMA bertaraf internasional sebagai berikut (Hadi dkk, 2006, h. 5 dan 115-117).

Output SMA bertaraf internasional harus memiliki kompetensi lulusan mencakup kognitif, sikap dan keterampilan serta lulusan berakhlak mulia dan berbudaya Indonesia yang menguasai materi pelajaran yang ditunjukkan dengan diatas standar kelulusan Ujian Nasional dan Ujian atau Sertifikasi Internasional serta memiliki keterampilan menggunakan ICT (Information and Communication Technology) (Hadi dkk, 2006, h. 5 dan 115).

Outcome SMA bertaraf internasional adalah lulusan yang dapat melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi (PT) luar negeri yang bertaraf internasional dengan kemudahan akses mengingat mereka memiliki sertifikasi internasional, lulusan dapat pula melanjutkan ke PT dalam negeri yang bermutu, dan lulusan mampu bersaing di dunia kerja (Hadi dkk, 2006, h. 5 dan 116).

b) Syarat-syarat peserta didik Sekolah Bertaraf Internasional

Peserta didik memiliki karakteristik tertentu, yakni potensi akademis dan bakat. Kedua karakter khusus tersebut memperlihatkan bahwa terdapat syarat- syarat tertentu bagi para peserta didik untuk mengikuti program pendidikan tertentu. Bila ada syarat bagi peserta didik, tentu terdapat pula seleksi peserta didik sehingga mereka yang mengikuti program pendidikan memenuhi syarat- syarat yang dimaksud.

Syarat-syarat yang diperlukan adalah kemampuan akademis dan kemampuan non-akademik. Kemampuan akademik meliputi nilai Ujian Nasional, kejuaraan akademis, dan kemampuan bahasa asing. Sedangkan, kemampuan non-akademik meliputi IQ, emotional quotion (EQ), prestasi kesenian, dan prestasi olahraga. Status sosial ekonomi siswa seperti latar belakang pekerjaan dan pendidikan orang tua juga menjadi perhatian sekolah.

Menurut pemaparan di atas maka ditarik kesimpulan bahwa siswa-siswa RSBI memiliki karakteristik khusus yang meliputi keunggulan dalam kemampuan akademis dan non-akademis serta latar belakang keluarga.

c) Kurikulum pada jenjang SMA Sekolah Bertaraf Internasional

Pada prinsipnya kurikulum yang digunakan di SMA yang mengikuti program SBI adalah kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Namun demikian, kurikulum pada program SBI memerlukan perubahan, terutama dalam isi kurikulum agar siswa dapat mencapai kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan afektifnya. Oleh karena itu dalam pembelajaran, seorang guru yang sebelumnya sebagai pengarah dalam menyampaikan materi kepada siswa (sebagai penerima), namun kini guru merupakan coach mediation terhadap masalah yang ada dan siswalah yang menjadi problem solver (Hadi dkk, 2006, h. 5 dan117).

Secara umum kurikulum yang harus dicapai dalam program SBI dalam bentuk pagu yang dikembangkan oleh Direktorat Pembinaan SMA Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Kurikulum menurut pagu tersebut adalah kurikulum yang dapat: mengembangkan kurikulum yang Secara umum kurikulum yang harus dicapai dalam program SBI dalam bentuk pagu yang dikembangkan oleh Direktorat Pembinaan SMA Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Kurikulum menurut pagu tersebut adalah kurikulum yang dapat: mengembangkan kurikulum yang

Untuk kurikulum muatan lokal dimaksudkan sebagai: kurikuler guna mengembangkan kompetensi dan memiliki ciri khas daerah-keunggulan daerah serta untuk pengembangan diri, yakni memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan yang dibimbing oleh guru, konselor dan tenaga pendidik.

Struktur kurikulum dalam SBI juga dapat diubah, diantaranya menambah dalam setiap jam pelajaran per minggunya, yakni menambah maksimal empat jam, lama satu jam pelajaran adalah 45 menit dan minggu efektif pembelajaran adalah 34 sampai 38 minggu.

Menurut kurikulum yang dipaparkan, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa RSBI menggunakan tiga kurikulum, yaitu Kurikulum Nasional, Kurikulum Muatan Lokal dan pengembangan Kurikulum Internasional.