MENINGKATKAN KAPASITAS

LANGKAH 4: MENINGKATKAN KAPASITAS

b. “Bagaimana” menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan, SUMBER DAYA MANUSIA misalnya kegiatan yang dilakukan secara swadaya oleh komunitas, kerjasama dengan swasta dan sebagainya;

Langkah ini membantu untuk:

c. “Siapa” menjelaskan penanggung jawab kementerian, baik

Mengadakan pelatihan peningkatan kapasitas

dari pihak pemerintah (Kementerian/Lembaga dan SKPD),

sumber daya manusia

swasta, ataupun masyarakat. “Siapa” ini juga menjelaskan besaran anggaran yang diperlukan; dan

d. “Kapan” menjelaskan waktu pelaksanaan. Kegiatan dapat Sumber daya manusia memiliki peran yang sangat penting dilakukan dalam jangka waktu tertentu (singkat maupun

dalam pengembangan Desa Wisata Hijau karena berfungsi lebih lama). Kejelasan ini mempengaruhi konsistensi

sebagai motor penggerak kelangsungan industri pariwisata, pembangunan tahap-tahap selanjutnya.

pelaku utama yang menciptakan produk dan jasa serta Tahap ini juga sudah harus menetapkan kapan program-

salah satu faktor penentu daya saing industri. Pertanyaan- program tersebut dibahas. Mengingat program tersebut

pertanyaan berikut akan membantu mengidentifikasi kebutuhan menyangkut sistem anggaran pemerintah, diperlukan

peningkatan kapasitas pengelolaan Desa Wisata Hijau. penyesuaian dengan jadwal rapat koordinasi pembangunan

(Musrenbang) sejak dari tingkat Kabupaten/Kota sampai Hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan keterampilan nasional.

dan keahlian:

Berikut contoh format yang mencakup isu-isu penting • Keterampilan dan keahlian apa yang diperlukan untuk implementasi. Untuk setiap tujuan, buatlah daftar dari aksi yang

mengembangkan dan memelihara produk wisata yang diusulkan yang diperlukan dalam mencapai tujuan:

berkualitas?

Apa yang perlu Siapa yang

Bagaimana aksi atau dilakukan? (aksi

Bagaimana sekuensi

Sumber daya apa saja

strategi ini dipantau atau strategi yang

bertanggung jawab dan dan waktunya?

yang diperlukan?

terlibat? dan dievaluasi? diusulkan)

48 Buku Panduan Pengembangan Desa Wisata Hijau

• Dukungan finansial dan bisnis apakah yang

Memahami Desa Wisata Hijau sebagai

diperlukan?

suatu produk pariwisata 24

• Apakah tersedia akses untuk pendidikan Ada dua perbedaan pandangan mengenai definisi dan pelatihan? produk pariwisata, yaitu (1) produk pariwisata

• Apakah diperlukan analisis kebutuhan? sebagai produk yang dipasarkan dengan tujuan • Kapasitas apakah yang diperlukan untuk

untuk menarik kunjungan wisatawan, dan (2) mengelola dan mengembangkan Desa

produk pariwisata adalah hotel, restoran, dan Wisata Hijau?

sebagainya. Buku Panduan ini melihat definisi • Dukungan apakah yang diperlukan agar

produk pariwisata sebagai sebuah pengalaman masyarakat dapat bekerja dengan lebih

total, karena hotel dan restoran merupakan efektif?

produk usaha pariwisata 25 . Sebagai sebuah Dukungan-dukungan yang dapat diberikan

pengalaman total, produk pariwisata dapat oleh Kementerian/Lembaga atau pihak lainnya

digambarkan dalam gambar berikut:

terkait dengan hal tersebut di atas akan dibahas lebih lanjut pada bab Dukungan Kementerian/

Datang

• Transportasi

Lembaga yang Terkait dengan Pengembangan Desa Wisata Hijau.

• Akomodasi • Kuliner

• Atraksi wisata

LANGKAH 5: PASAR DAN

Produk parawisata

• Hiburan Langkah ini membantu untuk:

PEMASARAN (Pengalaman total)

• Even •

Memahami Desa Wisata Hijau • Cindramata sebagai suatu produk pariwisata;

• Menyusun rencana pemasaran;

• Dan lain-lain •

Pulang

Melakukan promosi.

Gambar 8. Produk Pariwisata sebagai Pengalaman Total

24 Hermantoro, Henky. (2015). Kepariwisataan, Destinasi Pariwisata, Produk Pariwisata. Depok: Aditri. hal. 188- 194

25 Usaha Pariwisata adalah “… usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata” (UU RI no. 10 tahun 2001).

Kepuasan wisatawan merupakan sebuah faktor

• Menetapkan produk wisata

penarik kunjungan wisata yang efektif. Sebuah Produk atau pengalaman wisatawan produk pariwisata dapat dikatakan baik bila merupakan ondasi bagi kesuksesan usaha wisatawan mendapatkan kepuasan total sejak Desa Wisata Hijau. Tanpa tersedianya kedatangan sampai dengan kepulangannya. Ia produk yang bisa dipasarkan, maka tidak mengalami kepuasan dalam proses perjalanan, ada alasan bagi wisatawan untuk datang ke menginap, makan, hiburan, dan sebagainya. Ukuran desa tersebut dan usaha Desa Wisata Hijau baiknya kualitas produk adalah besarnya kunjungan tidak akan berjalan dengan baik. Karenanya, ulang wisatawan (repeater) yang mencerminkan aspek-aspek identifikasi, pengembangan kepuasan wisatawan (tourist satisfaction). dan implementasi dari produk wisata,

merupakan hal-hal yang sangat penting untuk Produk pariwisata tidak dapat dilepaskan dari dua kesuksesan usaha Desa Wisata Hijau. faktor utama. Faktor permintaan (demand) yang

berupa permintaan pasar, dan faktor penawaran

• Mengetahui target pasar

(supply) yang direpresentasikan oleh sebuah destinasi pariwisata berupa sumber daya yang ada di

Pengelola Desa dalamnya.

Wisata Hijau

perlu mengetahui

Menyusun rencana pemasaran

secara jelas

siapa yang Tujuan dari kegiatan Desa Wisata Hijau adalah

Tempat Target

ditargetkan untuk mempromosikan aspek-aspek yang “dapat dijual”

mengunjungi atau menarik dari masyarakat di suatu desa,

desa. Selain itu, mendatangkan wisatawan, mengelola hospitalitas

Promosi

(promotion)

perlu adanya dan memandu kegiatan-kegiatan wisata, serta

pemahaman menyediakan barang dan jasa yang dapat dibeli

Sumber: Hermantoro, 2014

dan keahlian selama wisatawan berada di desa tujuan. Bagian ini

dalam memasarkan pengalaman yang akan menjelaskan mengenai proses penyusunan rencana

ditawarkan secara efektif, dan memastikan bisnis, terutama yang berfokus pada pengembangan

agar wisatawan dapat saling berbagi falsafah dan pemasaran produk atau pengalaman yang akan

dengan masyarakat desa mengenai budaya ditawarkan kepada wisatawan.

lokal serta memiliki minat untuk mendukung

Membangun keterkaitan/ Menetapkan produk wisata

Mengetahui

Membuat strategi

target pasar

pemasaran

jaringan dengan daerah sekitarnya

50 Buku Panduan Pengembangan Desa Wisata Hijau

pengembangan lokal yang berkelanjutan dan adil. o Membuat promosi yang akurat dan lengkap Guna mengetahui target pasar, sangatlah penting

mengenai produk dan jasa yang ditawarkan di untuk mengetahui apakah wisatawan berminat

Desa Wisata Hijau, serta budaya yang perlu untuk berlibur di desa dan juga kegiatan apa yang

dihormati dan hal-hal yang bisa diharapkan oleh ingin mereka lakukan. Dengan demikian informasi

wisatawan. Lakukanlah promosi dengan cara mengenai pasar dan segmen saat ini dan di masa

yang kreatif dan jujur. Jangan menawarkan depan sangat diperlukan. Informasi tersebut dapat

sesuatu yang tidak mungkin dapat dipenuhi atau diperoleh dari Dinas Pariwisata, Badan Promosi

menampilkan gambar/foto yang bukan berasal Pariwisata Daerah, dan lembaga lainnya.

dari desa tersebut.

Tabel 5P Bauran Pemasaran

Product (Produk)

• Produk apakah yang ditawarkan oleh masyarakat desa kepada wisatawan? • Berdasarkan pendapat wisatawan, apakah produk tersebut memiliki kualitas yang baik dan

diinginkan oleh mereka? • Wisatawan tipe apakah yang tertarik pada produk tersebut?

Positioning (Posisi)

• Apa yang membuat produk ini unik? • Apakah pengalaman wisata yang ditawarkan oleh desa berbeda dengan lokasi wisata lainnya

yang ada di sekitar desa? • Nilai tambah apakah yang diberikan oleh pengalaman tersebut?

Place (Tempat)

• Bagaimana membuat produk ini mudah diakses oleh wisatawan?

Price (Nilai)

• Bagaimana memberikan nilai/harga untuk paket kunjungan desa agar dapat berkelanjutan secara

finansial, terjangkau, dan kompetitif?

Promotion (Promosi)

• Cara apakah yang tersedia untuk memasarkan Desa Wisata Hijau? • Apakah pesan tersebut? • Bagaimana menggunakan jaringan dan kemitraan untuk mengundang wisatawan datang ke desa

dan bagaimana menyediakan informasi yang diperlukan?

• Membuat strategi pemasaran

o Menggunakan media sosial (facebook, twitter, Bauran Pemasaran (marketing mix) berikut ini dapat

youtube, flickr, dan lainnya) dan mencari cara memandu dalam menyiapkan strategi pemasaran

agar Desa Wisata Hijau dapat juga diliput di Desa Wisata Hijau.

jaringan wisata/website/blog yang relevan, seperti misalnya Trip Advisor, Lonely Planet, dan

Beberapa kegiatan pemasaran berikut ini perlu

lainnya.

dipertimbangkan dan diimplementasikan: o Membuat website untuk mempromosikan Desa

Wisata Hijau.

o Jangan meremehkan promosi dari

• Membangun keterkaitan/jaringan

mulut ke mulut. Hal ini merupakan

dengan daerah sekitarnya

cara yang sederhana namun Untuk menghasilkan usaha Desa membawa dampak yang besar, Wisata Hijau yang berkelanjutan, perlu karenanya sangat penting untuk adanya kerjasama, kemitraan dan menjaga produk dan kualitas desa. jaringan dengan pemerintah/Iindustri/

o Carilah kesempatan dari pemerintah lembaga pendidikan/Lembaga Swadaya atau industri wisata untuk

Masyarakat/dan lembaga lain yang mendapatkan fasilitas melalui

relevan untuk memperluas jangkauan, partisipasi pada pameran wisata,

membangun ketahanan dan menciptakan travel mart, dan lain-lain.

lingkungan usaha yang kondusif. Bantuan dalam kerjasama tersebut dapat berbentuk bantuan finansial, pelatihan hospitalitas dan pariwisata, promosi dan pemasaran, dan lainnya.

52 Buku Panduan Pengembangan Desa Wisata Hijau

V PEMANTAuAN dAN EVAluAsi

54 Buku Panduan Pengembangan Desa Wisata Hijau

Aspek yang juga penting dalam memberdayakan

Prinsip-Prinsip Pemantauan Pariwisata

masyarakat dalam mengelola destinasi

Berbasis Masyarakat

wisata adalah monitoring (selanjutnya disebut “pemantauan”). Pemerintah dan kelompok

Pemantauan kegiatan kepariwisataan sasaran, misalnya masyarakat desa, dapat

melibatkan pemilihan beberapa indikator menggunakan pemantauan sebagai salah satu

pengukuran dan data yang dapat digunakan alat untuk mengevaluasi perkembangan wisata

untuk mengukur perkembangan, kinerja dan di wilayahnya. Pemantauan juga membantu

hasil dari kegiatan kepariwisataan. Khusus untuk memahami dampak pariwisata dan

bagi pariwisata berbasis masyarakat, proses mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu

pemantauan ini dapat memberikan manfaat diperbaiki dari waktu ke waktu.

sebagai berikut:

Pemantauan sangat penting mengingat • Evaluasi kinerja dari waktu ke waktu; pariwisata saat ini merupakan industri yang

• Perbaikan layanan wisata sesuai sangat kompetitif. Pariwisata yang berbasis

pembelajaran dari hasil pemantauan; masyarakat yang pada umumnya masih

• Sumber masukan untuk menentukan berskala kecil yang kinerjanya perlu dipantau

prioritas pengembangan layanan wisata secara cermat, mulai dari cara memahami dan

sesuai kebutuhan pelanggan dan tingkat merespon keinginan pelanggan, mengelola

kelayakannya; keuangan masyarakat, menyediakan jasa

wisata, sumber daya manusia, dan hubungan • Sumber masukan untuk meningkatkan dengan pihak eksternal (pemasok dan

efektivitas perencanaan, pengembangan pemangku kepentingan lainnya). Pentingnya

dan pengelolaan jasa wisata; pemantauan dalam pengembangan pariwisata

• Kepastian bahwa semua kelompok berbasis masyarakat juga berkaitan dengan isu

masyarakat memperoleh manfaat dari kemiskinan dan pengelolaan lingkungan yang

kegiatan kepariwisataan yang dijalankan di sangat relevan dengan kondisi masyarakat

wilayahnya; dan di perdesaan. Pemantauan dapat membantu

• Peningkatan pemahaman pemangku terjaminnya kebutuhan masyarakat untuk

kepentingan tentang keberlanjutan layanan meningkatkan pendapatannya seraya

wisata yang dikelola masyarakat. mempertahankan agar norma dan budaya yang

Prosedur pemantauan yang dapat diterapkan ada sejalan dengan jasa wisata yang dikelola. dalam konteks pariwisata berbasis Pemantauan seperti ini perlu dilakukan secara masyarakat melibatkan beberapa tahapan menyeluruh dan dalam proses yang saling yang dapat diaplikasikan untuk memastikan berkaitan satu dengan yang lain. efektivitas penyelenggaraan pariwisata

berbasis masyarakat. Konsep dasar dari berbasis masyarakat. Konsep dasar dari

mendukung strategi pengurangan kemiskinan untuk menjadi lebih sejahtera, penyediaan

suatu wilayah. Kegiatan ini melibatkan penduduk kesempatan yang sama bagi seluruh komponen

lokal untuk menjalankan dan mengelola jasa masyarakat untuk mendapat manfaat

wisata sebagai salah satu sumber pendapatan dari kegiatan wisata di wilayahnya, dan

bagi masyarakat, dan pada saat yang sama keberlanjutan dari layanan wisata yang dikelola

mendukung pemeliharaan tradisi dan budaya masyarakat. Prosedur pemantauan ini dapat

masyarakat setempat sebagai bagian dari aset digunakan oleh masyarakat pengelola jasa

lokal.

wisata, pemerintah/pembina dan pemangku kepentingan lainnya.

Secara umum, beberapa prinsip dasar yang perlu menjadi perhatian dalam pemantauan

Secara umum, pemantauan merupakan proses pariwisata berbasis masyarakat yaitu bahwa yang rutin dilakukan untuk mengukur beberapa

kegiatan pariwisata berbasis masyarakat perlu indikator perkembangan suatu kegiatan dalam

berorientasi pada:

rangka memahami kondisi yang ada saat ini, dan terutama tren perkembangan kinerjanya.

1. Inklusivitas, dalam arti memberikan Indikator yang digunakan merupakan alat

kesempatan yang sama dan secara pengukuran yang mewakili perkembangan

aktif melibatkan komponen-komponen suatu aspek dari kegiatan yang dipantau pada

masyarakat, terlepas dari latar belakang suatu waktu tertentu. Dalam konteks pariwisata

gender, agama, etnis, tingkatan sosial, yang berbasis masyarakat, indikator-indikator

kapasitas fisik, usia, kapasitas keterampilan/ pemantauan yang digunakan diharapkan dapat

pendidikan, dan lainnya. Pelibatan berbagai menjelaskan keterkaitan antara jasa wisata

kelompok masyarakat ini perlu dilakukan yang disediakan masyarakat dan keberlanjutan

berdasarkan musyawarah mufakat dan perbaikan sosial-ekonomi masyarakat dan

disesuaikan dengan kapasitas masing- lingkungan di sekitarnya.

masing, serta didukung komunikasi dan penyebarluasan informasi secara merata;

2. Pengurangan kemiskinan, yaitu bahwa jasa pemantauan juga diharapkan dapat

Pada banyak kasus, indikator-indikator

wisata yang dijalankan dan dikelola oleh menggambarkan apakah jasa wisata yang

masyarakat perlu memberikan hasil positif dikelola masyarakat dapat berkontribusi

berupa pengurangan angka kemiskinan. menurunkan angka kemiskinan wilayah

Pariwisata berbasis masyarakat diakui tersebut, dan/atau wilayah sekitarnya.

sebagai salah satu strategi yang paling Hal ini penting karena pariwisata berbasis

efektif untuk mengurangi kemiskinan di masyarakat merupakan salah satu bagian

suatu wilayah karena potensi lokal yang dari pengembangan kegiatan pariwisata

56 Buku Panduan Pengembangan Desa Wisata Hijau

dimiliki dan dipahami masyarakat yang dijadikan berbeda dengan wilayah lain. UMKM setempat sebagai aset utama untuk perbaikan kondisi

juga perlu membangun pemahaman dan sosial-ekonomi mereka. Hal yang masih menjadi

pengetahuannya tentang pelanggan dan tantangan adalah kurangnya pengalaman dan

keunikan produk dan layanan di wilayah mereka budaya kerja/layanan sehingga produktivitas

sehingga menjadi lebih kompetitif. Masyarakat jasa wisata yang dijalankan masyarakat

perlu diajari bagaimana mengukur kepuasan biasanya rendah. Tradisi dan budaya juga

pelanggan dan cara pemasaran yang benar dapat menjadi aset sekaligus hambatan untuk

agar usahanya terus berkembang. membangun pemahaman, kesepakatan, dan

4. Pemberdayaan masyarakat lokal secara rasa memiliki yang tinggi terhadap potensi

optimal melalui peningkatan pemahaman dan perbaikan penghidupan di antara komponen

pendidikan masyarakat tentang perkembangan masyarakat dalam menyikapi jasa wisata yang

pariwisata dan layanan pelanggan secara dikembangkan. Tantangan ini sedikit demi

terus-menerus, penyediaan pendampingan, sedikit dapat ditangani apabila jasa wisata

dan pembentukan forum rembuk yang yang dikelola masyarakat mampu (i) melibatkan

memungkinkan partisipasi komponen- kelompok masyarakat miskin di wilayah tersebut

komponen masyarakat dalam menentukan arah sebagai pekerja, penyedia produk dan jasa

pengembangan jasa wisata di wilayahnya. Pada wisata, pemilik/pengelola usaha skala mikro

saat yang sama, masyarakat juga dibina untuk dan kecil yang menyediakan produk dan jasa

dapat membangun hubungan yang konstruktif pendukung; (ii) membangun transparansi dalam

dengan pemerintah dan pemangku kepentingan pengelolaan keuangan dan pembagian hasilnya

lainnya.

bagi masyarakat; (iii) menyediakan kontribusi bagi penguatan aspek-aspek tradisi, agama

Tahapan Pemantauan

dan budaya masyarakat; dan (iv) mendukung perbaikan infrastruktur di wilayahnya.

Tahapan pemantauan secara umum dapat

3. Pengembangan UMKM yang diarahkan untuk dikelompokkan ke dalam tahap (i) perencanaan; (ii) memenuhi kebutuhan konsumen (demand-

pengumpulan data dan analisis; dan (iii) komunikasi driven) bukan sebaliknya (supply-driven).

hasil pemantauan. Proses pemantauan secara Banyak tempat wisata yang dikelola masyarakat

terinci terdapat pada Tabel 1. saat ini masih didominasi dengan penyediaan

produk dan jasa yang tidak sesuai dengan Merujuk pada Tabel 1, hal yang perlu mendapat keinginan pelanggan. Masyarakat mendirikan

perhatian lebih besar yaitu penetapan ukuran dan menjalankan usaha skala mikro dan kecil

dari aspek-aspek yang dipantau dan indikatornya. secara apa adanya atau meniru tempat lain,

Penetapan ukuran dan indikator pemantauan tanpa menyadari bahwa minat dan kebutuhan

dapat mengadopsi dua pendekatan. Pertama pelanggan yang datang ke wilayah mereka

yaitu pendekatan bisnis di mana perkembangan atau kinerja jasa wisata dibandingkan dengan yaitu pendekatan bisnis di mana perkembangan atau kinerja jasa wisata dibandingkan dengan

menjadi tiga jenis yaitu:

untuk melihat perkembangan jasa wisata terkait penanganan isu-isu yang ada dimasyarakat, baik isu kemiskinan, maupun

• Indikator kualitatif berdasarkan persepsi masyarakat yang kelestarian budaya dan alam. Contoh penerapan dari kedua

tinggal di wilayah wisata dan pelanggan terhadap isu-isu pendekatan dalam rancangan pemantauan (tujuan dan

yang berkembang dalam penyediaan dan pengelolaan jasa sasaran) terdapat pada Tabel 2.

wisata. Penilaian ini juga mencakup kepuasan pelanggan dan harapan mereka terhadap jasa wisata yang disediakan masyarakat dan keberlanjutannya (termasuk kelestarian budaya dan lingkungan).

Tabel 1. Tahapan Pemantauan Pariwisata Berbasis Komunitas

Mendiskusikan rencana pemantauan dengan kelompok sasaran (masyarakat pengelola jasa wisata), termasuk menyepakati dan menetapkan tujuan peman- tauan, isu-isu yang akan dipantau, waktu dan batasan pemantauan.

Menyusun indikator pemantauan berdasarkan tiga jenis indikator yang akan digunakan yaitu indikator kualitatif, kuantitatif dan normatif.

Contoh kegiatan

Identifikasi sumber data, termasuk jika data primer tidak dapat dikumpulkan secara lengkap;

Merancang disain pengumpulan data dan metode analisis;

Pengolahan dan analisis data.

Komunikasi hasil pemantauan

M engidentifikasi indikator yang menjadi kelemahan dan menganalisa pilihan solusinya;

Merancang respon yang dapat diterapkan masyarakat terutama dalam proses pengelolaan jasa wisata;

Menyusun rencana dan metode komunikasi hasil pemantauan untuk pemangku kepentingan yang lebih luas, termasuk untuk menjaring dukungan bagi penangan- an isu-isu yang ditemukan selama pemantauan yang tidak mungkin ditangani masyarakat secara mandiri;

Mendiskusikan hasil pemantauan dengan kelompok sasaran dan pemangku kepentingan terkait untuk menyepakati rencana tindak perbaikan manajemen dan penanganan isu, masalah dan tantangan;

Mengevaluasi cakupan, metode dan pelaksanaan pemantauan untuk perbaikan ke depan.

58 Buku Panduan Pengembangan Desa Wisata Hijau

Tabel 2. Contoh Tujuan dan Sasaran Pemantauan Berdasarkan Pendekatan Bisnis dan Keberlanjutan

Sasaran/Indikator Pendekatan bisnis

Jenis

Tujuan

Pengembangan akomodasi di

Sarana akomodasi beroperasi pada bulan….

lokasi wisata

Sebanyak …. orang (anggota masyarakat) dilatih untuk mengelola dan memelihara sarana akomodasi sampai bulan ….

Pengelolaan akomodasi secara

Minimal 40% tingkat hunian akomodasi pada akhir

berkelanjutan

tahun kedua

Minimal 75% pelanggan merasakan puas tinggal di sarana akomodasi pada akhir tahun ketiga

Pendapatan surplus pada tahun ketiga

Pendekatan berkelanjutan

Kontribusi pada pengurangan

Pengurangan penduduk miskin sebesar …. % pada

angka kemiskinan

akhir tahun kelima

Peningkatan jumlah anggota masyarakat yang bekerja disektor pariwisata menjadi sebesar ….. % pada tahun ketiga

Peningkatan jumah keluarga yang dapat mengakses air bersih menjadi …. % pada akhir tahun kedua

Peningkatan partisipasi anggota

Jumlah dan keragaman anggota masyarakat yang

masyarakat dalam memajukan jasa

hadir dalam rembuk

wisata

Peningkatan jumlah anggota masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan bersama

• Indikator kuantitatif yang difokuskan pada • Indikator normatif yang mengukur ketersediaan pengukuran data primer untuk variabel-variabel

kebijakan atau aturan lokal terkait perencanaan pemantauan. Data yang dikumpulkan dan

penyediaan jasa wisata, pengelolaan dan diukur mencakup data dan informasi tentang

pemeliharaan sumber daya alam/ lingkungan, perkembangan sosial-ekonomi, budaya dan

pengelolaan dan pemanfaatan hasil/pendapatan daya dukung lingkungan masyarakat serta

dari jasa wisata, dan lain-lain. Termasuk di perkembangan pelanggan.

dalamnya adalah adanya kerjasama dengan pemangku kepentingan dalam bentuk kemitraan usaha, pendampingan atau pembiayaan. Hal ini penting untuk mengidentifikasi potensi keberlanjutan jasa wisata yang disediakan.

Proses lain yang perlu dilakukan adalah yang diperoleh dapat digunakan oleh pengumpulan data dan informasi (baseline)

masyarakat untuk perbaikan ke depan. yang dapat digunakan sebagai patokan untuk

Pemahaman dan rasa memiliki dari masyarakat menentukan perkembangan dari suatu indikator.

sangat penting karena sebagian besar data Tanpa ketersediaan baseline, penyusunan

dan informasi yang dikumpulkan selama respon terhadap kondisi yang dipantau tidak

pemantauan bersumber dari masyarakat. dapat dipastikan keakuratannya.

Selain itu, kerja sama dengan masyarakat dapat mengarahkan pemantauan kepada isu-isu

Pemantauan juga perlu dilakukan dengan yang terkini dan mendapat perhatian besar dari kerjasama kelompok masyarakat yang

masyarakat.

mengelola jasa wisata agar hasil pemantauan

60 Buku Panduan Pengembangan Desa Wisata Hijau