IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN DAYA

Menetapkan masalah pokok

Masalah yang dihadapi oleh masing-masing Desa Wisata Hijau berbeda-beda. Dengan demikian, memahami masalah pokok merupakan hal penting dalam proses perencanaan karena akan berpengaruh pada tindakan selanjutnya. Menetapkan masalah pokok dapat dilakukan dengan cara membandingkan tujuan yang ingin dicapai dengan kondisi dan kemampuan yang ada saat ini.

Menetapkan masalah harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak keliru. Sebagai contoh, sedikitnya kunjungan wisatawan sering dianggap sebagai masalah, padahal masalah sebenarnya terletak pada rendahnya kualitas kemasan produk atau promosi pariwisata yang menyebabkan sedikitnya wisatawan yang datang. Ini sebabnya penetapan masalah sebaiknya dilakukan melalui proses FGD.

Masalah juga harus merupakan hal yang riil yang dapat diselesaikan dengan sumber daya yang ada. Menetapkan masalah tanpa memperhatikan kemampuan sumber daya akan sia-sia karena tidak dapat mewujudkan penyelesaiannya. Masalah juga harus ditetapkan secara jelas sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda.

18 FGD merupakan sebuah kelompok diskusi yang ter- diri dari 6 sampai 8 orang. Peserta FGD dipilih orang yang kompeten terkait topik bahasan dan dalam FGD disediakan fasilitator sekaligus notulen .

Melakukan feasibility study (studi kelayakan)

Informasi merupakan alat yang sangat penting dalam menyimpulkan fakta dan data yang relevan yang dapat menjadi dasar yang solid untuk pengambilan keputusan, antara lain dalam perencanaan, pengelolaan pariwisata, pasar yang ada dan yang potensial.

Ketersediaan data pariwisata, khususnya di Desa Wisata Hijau masih sangat terbatas sehingga diperlukan kegiatan khusus untuk mendapatkannya. Data dan informasi dapat dikumpulkan dari berbagai sumber seperti perpustakaan, internet, Kementerian/Lembaga dan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah), pelaku usaha pariwisata, pengelola daya tarik wisata dan sebagainya, di samping informasi yang bisa didapat dari artikel koran, jurnal, catatan, brosur pariwisata, laporan tahunan, dan catatan dari operator perjalanan wisata.

Untuk hal-hal yang sangat khusus dan membutuhkan informasi terbaru dapat dilakukan melalui sebuah survei bekerjasama dengan perguruan tinggi setempat. Data dan informasi pokok yang diperlukan (namun dapat berkembang sesuai dengan tujuan dan masalah yang ditemui) adalah:

Faktor Permintaan

Faktor permintaan disarankan dapat melihat beberapa hal berikut:

a. Pertumbuhan jumlah wisatawan (wisman/ wisnus);

34 Buku Panduan Pengembangan Desa Wisata Hijau

f. Aspirasi dari masyarakat lokal yang kemudahan yang diperlukan dan arah

b. Asal wisatawan yang akan menentukan

mendukung pengembangan Desa Wisata promosi;

Hijau;

g. Dukungan pemerintah untuk penyediaan jenis produk dan pelayanan;

c. Struktur usia yang akan berpengaruh pada

pengembangan ekonomi lokal dan daerah,

d. Minat wisatawan yang berpengaruh pada termasuk adanya peraturan yang bersifat tema produk seperti wisata budaya, wisata

insentif. Peraturan yang bersifat disinsentif alam, wisata kebugaran, dan wisata kreatif;

juga perlu diidentifikasi agar hal tersebut tidak menghambat pengembangan Desa

e. Perilaku wisatawan yang mencerminkan

Wisata Hijau.

adanya sikap kepedulian lingkungan atau tidak; dan

Dampak

f. Kemampuan ekonomi yang berpengaruh pada komponen harga dan durasi waktu

Dampak adalah hal yang disebabkan oleh tinggal;

kegiatan yang dilakukan wisatawan, pelaku usaha, dan masyarakat (Gambar 3). Perilaku

Faktor Penawaran mereka akan menentukan apakah dampak

bersifat positif atau negatif. Faktor penawaran disarankan untuk

memperhatikan beberapa hal berikut:

a. Sumber daya wisata alam yang memiliki

WISATAWAN

keunikan, kekhasan dan keindahan misalnya gunung dan air terjun;

b. Sumber daya budaya yang memiliki keunikan dan kekhususan terkait dengan kegiatan ekonomi dan sosial budaya lokal

DAMPAK

perdesaan, misalnya industri tenun dan anyaman;

c. Ketersediaan akomodasi berbasis lokal MASYARAKAT dalam bentuk usaha hotel, pondok wisata,

PELAKU USAHA

ataupun rumah penduduk yang berpotensi dijadikan pondok wisata;

Gambar 3. Pelaku Penyebab Dampak

d. Ketersediaan fasilitas kuliner berbasis Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam hal perdesaan dengan menu lokal;

ini adalah:

e. Ketersediaan sumber daya manusia yang dapat menjadi pioner bagi usaha pengembangan Desa Wisata Hijau;

b. Pengaruh pelaku usaha pariwisata terhadap kehidupan lingkungan fisik, dan tata kehidupan ekonomi dan sosial budaya masyarakat; dan

c. Pengaruh kegiatan masyarakat yang mengganggu lingkungan hidupnya.

Apa yang membuat Desa Wisata Hijau ini menarik?

Perlu untuk mengidentifikasi nilai-nilai penting yang ada di desa, bagaimana nilai-nilai ini dipahami dan dikomunikasikan. Sebagai contoh, awig-awig di Pulau Lombok merupakan nilai- nilai penting yang dipahami dan dipatuhi oleh warga adat Sasak. Suatu destinasi pariwisata menjadi daerah yang menarik karena alasan- alasan yang berbeda, apakah karena sesuatu hal yang penting bagi masyarakat lokal atau bagi warga dunia.

Pariwisata, warisan budaya dan masyarakat lokal dapat memperoleh keuntungan dengan menciptakan pemahaman yang sama mengenai apa yang dianggap penting sehingga suatu pendekatan yang sama dapat dibuat guna mempresentasikan warisan budaya di Desa Wisata Hijau ini kepada wisatawan.

Mengindentifikasi nilai-nilai alam dan warisan budaya

Desa dengan keindahan alam dan warisan budaya yang menarik merupakan aset kunci pariwisata. Kualitas dan nilai-nilainya yang unik sangat penting untuk usaha pariwisata dan merupakan selling point yang utama. Setiap bisnis harus memiliki Unique Selling Proposition

(USP) 19 , yang membedakan produk atau jasa dari para pesaing lainnya. Dengan memiliki USP, produk dan jasa yang ditawarkan menjadi istimewa. Dengan memiliki USP setiap Desa Wisata Hijau dapat meningkatkan posisinya di pasaran. USP terdiri dari tiga unsur, yakni: (1) Unique, hal ini membuat produk dan jasa berbeda dengan yang lain, (2) Selling, membujuk pelanggan untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan, (3) Proposition, adalah proposal atau usulan untuk diterima.

Nilai-nilai yang ada di Desa Wisata Hijau sangat penting untuk dipahami karena diperlukan untuk pengembangan produk, perencanaan, pemasaran, pengelolaan dan interpretasi yang efektif. Juga penting untuk mempertimbangkan apakah kegiatan-kegiatan yang dilakukan di suatu daerah warisan budaya layak dan sesuai. Pemahaman ini membantu untuk memastikan bahwa pengembangan Desa Wisata Hijau dimasa depan sepadan dengan penghormatan terhadap nilai-nilai yang ada.

19 “Pentingnya Unique Selling Proposition untuk Bisnis Anda”. 7 Juni 2015. diunduh tanggal 6 November 2015 , dari http://www.ciputraentrepreneurship. com/penjualan-dan-pemasaran/pentingnya-unique- selling-proposition-untuk-bisnis-anda

36 Buku Panduan Pengembangan Desa Wisata Hijau

• Nilai atau peraturan adat apakah yang sudah digunakan untuk keperluan pariwisata?

• Apakah nilai-nilai atau peraturan adat yang menarik perhatian wisatawan?

• Apakah ada elemen atau ikon di Desa Wisata Hijau yang membuat wisatawan datang kesitu?

• Tema apakah yang digunakan untuk promosi dan pemasaran?

• Apakah nilai alam dan warisan budaya yang sudah diketahui di Desa Wisata Hijau?

• Apakah ada nilai atau peraturan adat yang sudah diformalisasi?

• Apakah ada nilai budaya yang belum dicatat atau diketahui oleh masyarakat?

Mengidentifikasi nilai-nilai lainnya