BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan rancangan
cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara lima garis referensi dari posisi bibir pada mahasiswa suku batak USU.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di Departemen Ortodonti Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang bertempat di Jl. Alumni No.2 Universitas Sumatera Utara, Medan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 – Desember 2012.
3.3 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKG dan FT Universitas
Sumatera Utara suku Batak yang berusia ≥ 18 tahun.
3.4 Sampel Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel berupa foto sefalometri lateral yang
merupakan data sekunder dari penelitian yang berjudul “Nilai Sefalometri pada Mahasiswa Suku Batak Universitas Sumatera Utara” oleh Hanes L tahun 2012.
Sampel berupa foto sefalometri lateral tersebut diambil dari mahasiswa suku Batak Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
3.4.1 Besar Sampel Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan rumus:
n =
Keterangan : n
= Jumlah sampel minimum Z
α = Confidence Level, untuk
α = 95 Zα = 1,96 S
= Standar Deviasi = 0,611 penelitian terdahulu d
= 20 sehingga,
n =
n = 35,8537 36 orang Jumlah sampel minimum yang dibutuhkan adalah 36.
Jumlah sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah 40 sampel 20 sampel wanita dan 20 sampel pria . Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah dengan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penyeleksian
sampel adalah :
3.4.2 Kriteria Inklusi
a. Pasien yang belum pernah mendapat perawatan ortodonti
b. Umur
≥ 18 tahun fase pertumbuhan sudah berhenti c.
Semua gigi permanen lengkap kecuali molar tiga d.
Oklusi normal e.
Tidak ada cacat di kepala dan wajah yang dapat mempengaruhi hasil sefalogram
Universitas Sumatera Utara
f. Mahasiswa suku Batak Universitas Sumatera Utara 2 keturunan diatas
3.4.3 Kriteria eksklusi
a. Adanya fraktur dan atrisi
b. Adanya kelainan ukuran gigi makrodonsia mikrodonsia
c. Adanya kelainan bentuk gigi peg shaped, agenesis dan mesiodens
d. Adanya maloklusi
3.5 Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1 Variabel Bebas
a. Pronasale – Pogonion kulit Pr-Pog’
b. Subnasale – Pogonion kulit Sn-Pog’
c. Nasion kulit – Pogonion kulit N’-Pog’
d. Pogonion kulit – Labrale superior Pog’-Ls
e. Columella – Pogonion kulit Co-Pog’
f. Labrale Superior Ls
g. Labrale Inferior Li
3.5.2 Variabel Tergantung
a. Jarak antara garis E terhadap Ls
b. Jarak antara garis E terhadap Li
c. Jarak antara garis B terhadap Ls
d. Jarak antara garis B terhadap Li
e. Jarak antara garis S2 terhadap Ls
Universitas Sumatera Utara
f. Jarak antara garis S2 terhadap Li
g. Jarak antara garis H terhadap Li
h. Jarak antara garis S1 terhadap Ls
i. Jarak antara garis S1 terhadap Li
3.5.3 Variabel Terkendali
a. Mahasiswa USU suku batak dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan
b. Jenis dan alat yang digunakan : sama pada setiap subjek
3.5.4 Definisi Operasional
a. Pronasale Pr
: titik paling anterior dari hidung b.
Pogonion kulit Pog’ : titik paling anterior dari jaringan lunak dagu
c. Subnasale Sn
: titik septum nasal yang berbatasan dengan bibir atas
d. Nasion kulit N’
: titik paling cekung pada pertengahan dahi dan hidung
e. Columella
: titik tengah antara subnasale dan pronasale f.
Labrale superior Ls : titik perbatasan mukokutaneous dari bibir atas
g. Labrale inferior Li
: titik perbatasan mukokutaneous dari bibir bawah
h. Garis Ricketts Garis E : garis yang ditarik dari pronasale menuju
pogonion kulit i.
Garis Burstone Garis B : garis yang ditarik dari subnasale menuju pogonion kulit
j. Garis Sushner Garis S2 : garis yang ditarik dari nasion kulit menuju
pogonion kulit k.
Garis Holdaway Garis H: garis yang ditarik dari pogonion kulit menuju labrale superior
Universitas Sumatera Utara
l. Garis Steiner Garis S1 : garis yang ditarik dari menuju pogonion kulit
columella m.
Mahasiswa Universitas Sumatera Utara adalah mahasiswa yang terdaftar dan masih aktif mengikuti pendidikan di Universitas Sumatera Utara.
n. Suku Batak asli adalah penduduk Indonesia yang berasal dari provinsi
Sumatera Utara, ditandai dengan adanya nama keluarga marga Batak di belakang namanya, yang diturunkan dari orangtua ayah. Yang termasuk
suku Batak asli adalah dengan dua keturunan diatasnya suku Batak orangtua, kakek dan nenek baik dari pihak ayah maupun ibu.
o. Oklusi normal adalah oklusi dengan hubungan tonjol mesiobukal molar
pertama permanen rahang atas berada pada groove mesiobukal molar permanen rahang bawah.
p. Usia adalah satuan waktu umur seseorang yang dihitung dari tahun lahir
sampai waktu dilakukan pengambilan foto sefalometri lateral.
a b c d e
Gambar 8.a Garis E:Pronasale–Pogonion kulit d Garis H: Pogonion kulit – Labrale Superior b Garis B:Subnasale–Pogonion kulit e Garis S1: Pogonion kulit - Columella
c Garis S2:Nasion kulit–Pogonion kulit
11
Universitas Sumatera Utara
3.6 Alat dan Bahan Penelitian
3.6.1 Alat Penelitian
a. Tracing box
b. Pulpen
c. Pensil mekanik
d. Pensil 4H
e. Penghapus
f. Kalkulator
g. Kaliper Digital
Gambar 9. Tracing Box
Universitas Sumatera Utara
Gambar 10. Alat yang digunakan;a Pulpen b Pensil mekanik c Pensil 4H d Penghapus
e Kalkulator
Gambar 11.
Kaliper Digital
Universitas Sumatera Utara
3.6.2 Bahan Penelitian
a. Sefalogram lateral
b. Kertas asetat
Gambar 12. Bahan yang digunakan A Sefalogram, B Kertas Asetat
3.7 Metode Pengumpulan Data
a. Pengumpulan foto sefalometri lateral dilakukan berdasarkan kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi. Foto sefalometri lateral merupakan foto sefalometri lateral yang digunakan pada penelitian sebelumnya di
Departemen Ortodonsia Universitas Sumatera Utara. b.
Penapakan foto sefalometri lateral. Sefalogram di-tracing dengan tracing paper dan pensil 4H diatas pencahayaan tracing box.
c. Penentuan titik-titik referensi pada foto sefalometri lateral : Pronasale Pr,
Pogonion kulit Pog’, Subnasale Sn, Nasion kulit N’, Columella, Labrale superior Ls, Labrale inferior Li.
d. Penentuan garis : Ricketts’ line Garis E, Burstone’s line Garis B,
Sushner’s line Garis S2, Holdaway’s line Garis H, Steiner’s line Garis S1.
e. Pada sefalogram yang telah ditentukan titik-titik referensinya diserahkan
kepada Prof.H.Nazruddin,drg., C.Cort.,Ph.D.,Sp.Ort untuk diperiksa.
Universitas Sumatera Utara
f. Pengukuran jarak garis E ke Labrale superior, garis E ke Labrale inferior,
garis B ke Labrale Superior, garis B ke Labrale Inferior, garis S2 ke Labrale superior, garis S2 ke labrale inferior, garis H ke Labrale inferior,
garis S1 ke Labrale superior dan garis S1 ke Labrale inferior dengan bantuan kaliper digital.
g. Sebelum melakukan pengukuran, peneliti melakukan uji intraoperator
untuk mengetahui ketelitian peneliti dalam pengukuran. Hal ini dikarenakan setiap pengulangan pengukuran belum tentu mendapatkan
hasil yang sama dengan pengukuran pertama. Uji intraoperator dilakukan dengan mengambil 5 sampel secara acak dari pengukuran pertama dan
pengukuran kedua kemudian dicari standar deviasi dari kedua pengukuran tersebut. Standar deviasi dari pengukuran pertama dan kedua kemudian
dicari lagi standar deviasinya. Jika standar deviasi akhir yang didapat menunjukkan angka antara 0-1 berarti ketelitian pada pengukuran tersebut
masih dapat diterima dan operator layak untuk melakukan penelitian. h.
Hasil uji operator menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna dalam penyimpangan pengukuran yakni hasil yang didapat dari uji intraoperator
adalah 0,292199 maka operator layak untuk melakukan pengukuran tersebut.
i. Dalam satu hari, pengukuran sefalometri dilakukan pada 5 lima
sefalogram untuk menghindari kelelahan mata peneliti sehingga data yang diperoleh akan lebih akurat.
j. Guna mendapatkan data yang valid maka dilakukan pengukuran sebanyak
dua kali pada seluruh sampel. k.
Hasil pengukuran yang diperoleh dicatat kemudian diolah datanya dan dianalisis.
3.8 Pengolahan Data