BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Dalam lingkup luas, ada beberapa alasan-alasan dilakukannya sebuah perawatan ortodonti, sesuai frekuensinya, yang dijadikan pasien sebagai alasan dalam
mencari perawatan ortodonti terutama adalah untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi penghalang sosial yang dibentuk oleh sebuah penampilan dental maupun
fasial yang tidak dapat diterima.
14
Hal ini dikarenakan kalangan modern telah menempatkan penampilan fisik sebagai sesuatu yang sangat diutamakan sehingga
saat ini bidang ilmu ortodonti yang mengalami kemajuan begitu pesat dalam melakukan perawatannya tidak hanya terfokus pada susunan gigi dan rahang saja
tetapi juga pada estetis wajah.
1,4,15,16
Maka dalam perawatan ortodonti peningkatan estetis dan keseimbangan fasial telah menjadi salah satu tujuan penting.
17
Jaringan lunak merupakan faktor penting yang dapat mengubah penampilan estetis wajah.
18
Salah satunya merupakan posisi bibir yang mana merupakan bagian penting dari jaringan lunak yang dapat berubah secara signifikan ketika gigi geligi direposisi.
Beberapa garis telah diperkenalkan guna menilai posisi anteroposterior bibir dan kualitas estetis dari profil wajah.
19
2.1 Garis Profil dalam Evaluasi Estetis Fasial
Burstone menyatakan bahwa penilaian akan jaringan lunak haruslah menjadi bagian integral dari perawatan ortodonti. Edward H. Angle, salah satu yang pertama
menulis mengenai keseimbangan fasial, menegaskan pentingnya jaringan lunak, ia menganggap mulut merupakan faktor penting yang membentuk kesempurnaan
ataupun cacatnya suatu karakter wajah dan bentuk dan kesempurnaan mulut sendiri bergantung pada relasi gigi geligi yang ada.
20
Universitas Sumatera Utara
Area pada wajah yang menjadi fokus perhatian para ortodontis adalah jaringan lunak pada region wajah bagian bawah yang akan dipengaruhi intervensi
perawatan ortodonti. Salah satunya merupakan bibir yang mana posisinya dapat berubah secara signifikan ketika gigi geligi direposisi. Neger juga ikut menekankan
posisi anteroposterior dari bibir berkaitan erat dengan relasi gigi geligi. Oleh karena itu, perubahan jaringan lunak yang dapat diantisipasi dalam perawatan ortodonti
berada di sekitar bibir.
19,20
Maka evaluasi bibir dalam penilaian sebelum perawatan sangatlah penting. Dalam kepentingan evaluasi, diperlukan sebuah garis referensi. Beberapa garis telah
diperkenalkan guna menilai posisi anteroposterior dari bibir dan mengevaluasi profil estetis pasien. Namun pemilihan akan garis mana yang merupakan garis paling
konsisten dan terpercaya diantara yang lainnya sering kali menjadi sebuah permasalahan.
19,20
2.2 Garis-garis Referensi Analitik dari Posisi Bibir Horizontal
Garis profil merupakan sebuah garis referensi dari area pada wajah yang dipengaruhi oleh perawatan ortodonti dengan pergerakan gigi geligi. Beberapa garis
telah digunakan dalam mengevaluasi posisi anteroposterior bibir seperti garis E Ricketts, garis H Holdaway, garis S Steiner, garis B Burstone, garis S Sushner dan
sebagainya. Garis-garis referensi ini melibatkan titik-titik yang berbeda yang mana memungkinkan dihasilkannya hasil evaluasi posisi bibir yang berbeda. Maka
pemilihan akan garis mana yang paling tepat digunakan masih sering menjadi sebuah permasalahan.
20
2.2.1 Garis E Ricketts
Sejumlah garis dan sudut yang menghubungkan titik-titik antropometrik telah dikemukakan, salah satunya adalah garis estetis E yang dikemukakan oleh Ricketts.
Garis tersebut dapat mengidentifikasi secara proporsional apakah bibir terlalu maju
Universitas Sumatera Utara
atau hidung dan dagu yang terlalu mundur. Garis E merupakan salah satu garis yang paling sering digunakan sebagai garis referensi dalam diagnosis dan rencana
perawatan ortodonti karena kemudahan dalam pemakaian dan interpretasinya.
9,16,19,21
Garis ini digambarkan dari Pronasale Pn menuju pogonion jaringan lunak Pog’. Jarak antara bibir bawah dengan garis estetis ini adalah sebuah indikasi dari
keseimbangan jaringan lunak antara bibir dengan profil. Seseorang dengan profil yang harmonis, posisi bibir atas dan bibir bawah akan berada di belakang garis
tersebut dalam jarak 4 mm dan 2 mm secara berurut dan diikuti oleh standar deviasi tertentu. Ricketts menyatakan nilai ideal tersebut dapat bervariasi tergantung pada
umur dan jenis kelamin.
9,16,19,21
Gambar 1. Garis E Ricketts
21
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Garis B Burstone
Burstone menyatakan bahwa, dalam diagnosa sebuah kasus ortodonti, jaringan lunak seharusnya menjadi sebuah standar bersama dengan struktur dental
dan skeletal karena jaringan lunak merupakan penentu terakhir dari keharmonisan dan estetis fasial. Burstone mengatakan bahwa postur bibir dapat merupakan salah
satu faktor etiologi yang menyebabkan malrelasi dari gigi geligi. Ia menyarankan bahwa postur bibir harus menjadi salah sebuah faktor primer dalam rencana
perawatan.
11,22
Garis B yang dinyatakan oleh Burstone pada tahun 1958 digambarkan dari Subnasale Sn menuju pogonion jaringan lunak Pog’. Pada penelitian terhadap ras
kaukasoid, ia menyimpulkan bahwa bibir atas dan bibir bawah berada pada anterior garis tersebut dengan jarak rata-rata 3,5 mm dan 2,2 mm secara berurut.
11,22
Gambar 2. Garis B Burstone
11
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Garis S Sushner S2
Sebuah garis S dikemukakan oleh Sushner pada tahun 1977Garis S2. Garis tersebut digambarkan dari nasion jaringan lunak N’ menuju pogonion jaringan
lunak Pog’.Sushner menyatakan posisi bibir terhadap garis ini terletak lebih anterior pada kalangan kulit hitam dibandingkan kalangan kulit putih. Pengukuran jarak garis
S2 ini terhadap bibir atas dan bibir bawah secara berurut adalah 8,8 mm dan 6,7 mm pada wanita berkulit hitam dan 10,3 mm dan 8 mm pada pria berkulit hitam.
10,11
Gambar 3. Garis S Sushner S2
11
2.2.4 Garis H Holdaway
Holdaway menggambarkan sebuah garis Harmony. Ia juga telah menyatakan hubungan antara posisi bibir dan garis harmony merupakan salah satu hal penting
dalam estetis. Holdaway mengemukakan beberapa parameter untuk pengukuran keseimbangan jaringan lunak. Secara singkat, analisisnya terdiri atas sebelas
pengukuran yang mana salah satunya merupakan pengukuran jarak bibir bawah menuju garis H.
23
Universitas Sumatera Utara
Garis H dikemukakan oleh Holdaway pada tahun 1983 dan digambarkan dari pogonion jaringan lunak menuju batas vermillion dari bibir atas. Pembacaan negatif
mengindikasikan bibir bawah berada di belakang garis H dan pembacaan positif mengindikasikan bibir bawah berada di depan garis H. Kisaran dari -1 hingga +2 mm
adalah kisaran normal yang diterima.
21
Gambar 4. Garis H Holdaway
21
2.2.5 Garis S Steiner S1
Pengenalan analisis Down memacu klinisi lain untuk mengembangkan analisis mereka sendiri. Cecil G. Steiner akhirnya memilih sejumlah parameter-
parameter yang dalam penilaiannya penting dan mengembangkan analisisnya.
21
Dalam penilaiannya, Steiner kemudian mengemukakan penilaiannya secara terpisah menjadi tiga bagian, yakni, skeletal, dental dan jaringan lunak. Analisa dalam
aspek jaringan lunak memungkinkan penilaian keseimbangan dan harmoni profil fasial bagian bawah.Steiner, Ricketts dan Holdaway mengembangkan kriteria-kriteria
dan garis-garis referensi untuk keseimbangan profil wajah. Walaupun belum ada
Universitas Sumatera Utara
keseragaman konsep akan apa yang mendefinisikan suatu profil ideal, garis referensi S Steiner telah banyak digunakan ortodontis untuk menilai keseimbangan jaringan
lunak wajah.
21
Garis Steiner S1 tersebut digambarkan dari bagian tengah kurva S antara ujung hidung dan subnasal menuju pogonion jaringan lunak. Bibir pada profil wajah
yang seimbang, menurut Steiner, akan menyentuh garis tersebut.
1,2
Gambar 5. Garis S Steiner S1
21
Jadi garis-garis berbeda telah diperkenalkan dan digunakan dalam penilaian posisi anteroposterior bibir. Garis E Ricketts, garis S Steiner S1, garis H Holdaway,
garis B Burstone dan garis S Sushner S2 dikatakan merupakan garis-garis yang sering digunakan ortodontis sebagai penilaian dalam diagnosa dan rencana
perawatan. Akan tetapi, para ortodontis memiliki subjektivitas tersendiri dalam memilih garis yang akan digunakan. Oleh karena itu, hendaknya dapat diketahui garis
manakah yang memiliki konsistensi terbaik dan paling dapat dipercaya.
8,9,12,24
Universitas Sumatera Utara
2.3 Sefalometri
Ada beberapa pemeriksaan yang memungkinkan dalam analisis wajah dengan menggunakan titik-titik, garis, bidang dan sudut pada jaringan lunak wajah.
Analisa jaringan lunak wajah dapat dilakukan dengan beberapa metode - metode yakni dengan sefalometri, radiografi dan fotometri.
18
Analisa sefalometri telah menduduki tempat penting dalam bidang kedokteran gigi. Analisa sefalometri ini berperan penting dalam diagnosis, pembuatan rencana
perawatan dan pemantauan perkembangan perawatan. Sefalometri ini diperkenalkan secara terpisah oleh Broadbent dan Hofrath pada tahun 1931.
25
Sefalometri terbagi menjadi dua tipe:
1.
Sefalogram Frontal. Gambaran frontal atau anteroposterior dari
tengkorak kepala. 2.
Sefalogram Lateral. Gambaran Lateral dari tengkorak kepala. Profil
jaringan lunak aspek lateral dapat dianalisis menggunakan sefalogram lateral.
1
a b
Gambar 6. Sefalogram a frontal, b lateral.
2
Universitas Sumatera Utara
Sefalometri telah menjadi salah satu pilar dari sebuah diagnosis ortodonti yang komprehensif. Beberapa aplikasi-aplikasi dari sefalometri dalam ortodonti
adalah sebagai berikut: Sefalometri membantu dalam diagnosis ortodonti dengan memungkinkan
pembelajaran struktur skeletal, dental dan jaringan lunak dari region kraniofasial.
Sefalometri membantu dalam rencana perawatan, mengevaluasi hasil perawatan dengan penilaian perubahan yang terjadi akibat perawatan.
Sefalometri adalah sebuah bantuan yang penting dalam penelitian yang terkait dengan region kraniofasial
.1,2
2.4 Titik-titik Landmarks Jaringan Lunak pada Sefalogram Lateral