Hasil Penelitian
A. Hasil Penelitian
Penelitian pemasaran itik (pedaging) ini analisis data yang dilakukan meliputi karakteristik usahatani itik pedaging, identitas peternak responden, identitas pedagang, saluran pemasaran, lembaga pemasaran, analisis biaya, keuntungan, marjin pemasaran dan efisiensi pemasaran itik.
1. Karakteristik Usahatani Itik Pedaging Kecamatan Gatak merupakan salah satu sentra usaha ternak itik di Kabupaten Sukoharjo. Penyebaran serta populasi itik semakin meningkat dari tahun ke tahum, keberadaan ternak itik merupakan bagian dari kehidupan masyarakat sekitar. Metode pengusahaan itik di Kecamatan Gatak ada 3 tipe:
a. Umbaran (tipe basah) : tipe basah diusahakan oleh masyarakat yang dekat dengan sumber air/ sungai, cara memelihara dengan mengeluarkan itik dari kandang pada siang hari untuk mandi dan mencari makan.
b. Kandang (tipe kering) : yaitu dengan memelihara itik di dalam kandang terus-menerus, itik diberi makanan dari campuran pakan yang di dapat dari penjual makanan ternak.
c. Penetasan : yaitu mengusahakan penetasan telur itik. Kebutuhan telur untuk mesin tetas yang dimiliki di dapat dari pembelian telur dari peternak yang ada di sekitarnya ataupun mengambil telur dari ternaknya sendiri.
Pemeliharaan itik di Kecamatan Gatak oleh peternak masih menggunakan lahan di sekitar rumah mereka. Usaha ternak itik di Kecamatan Gatak ini sudah berlangsung lama serta merupakan bagian dari kehidupan sebagian masyarakat sekitar. Pemasaran hasil ternak itik pedaging mencakup di Kabupaten Sukoharjao dan di luar daerah.
33
commit to user
2. Identitas Peternak Responden Identitas peternak responden merupakan gambaran secara umum dan latar belakang dalam menjalankan suatu kegiatan usahatani ternak itik. Usahatani ternak itik yang dijalankan dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya umur dari peternak, tingkat pendidikan, umur, jumlah anggota keluarga, maupun pengalaman mengusahakan itik.
a. Umur Peternak Responden Usia produktif dan usia tidak produktif dapat mempengaruhi kegiatan yang dilakukan peternak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh data jumlah petani responden berdasarkan umur.
Tabel 12. Jumlah dan Persentase Peternak Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo
Jumlah Peternak
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
Tabel 12 menunjukkan bahwa peternak responden berjumlah
30 orang yang semuanya masih berusia produktif. Terdapat 5 orang atau 16,12 % responden usia produktif yang berada pada kisaran umur 20-29 tahun, 8 orang atau 25,81 % berumur antara 30-39 tahun, 8 orang atau 25,81 % berumur 40-49 tahun, 8 orang atau 25,81 % berumur antara 50-59, dan 2 orang atau 6,45 % berumur 60-69 tahun.
Usia peternak responden termasuk dalam kelompok usia yang produktif untuk beternak yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja mereka. Banyaknya peternak dalam kelompok umur produktif di suatu daerah memungkinkan daerah tersebut dapat berkembang. Hal ini disebabkan peternak pada umumnya lebih mudah menerima informasi dan inovasi baru serta lebih cepat mengambil keputusan
commit to user
dalam penerapan teknologi baru yang berhubungan dengan usaha ternaknya. Kondisi usia tersebut juga diharapkan peternak mampu membaca pasar dan memanfaatkan peluang untuk meningkatkan penerimaan usaha ternaknya.
b. Pendidikan Peternak Responden Pendidikan peternak responden merupakan salah satu faktor penting karena hal ini mempengaruhi pola pikir dan pengambilan keputusan dalam pengolahan ternak itik dan pemasarannya. Selain itu mempengaruhi pula pada penerimaan dan penerapan teknologi baru.
Tabel 13. Jumlah dan Persentase Peternak Responden Berdasarkan Pendidikan di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo
No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah Peternak
4. Perguruan Tinggi
3 9.68
31 100 Sumber : Analisis data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa sebagian besar peternak responden adalah berpendidikan SMA sebanyak 13 orang atau 41,94 %. Peternak responden berpendidikan SD ada 10 orang atau 32,26 %, peternak berpendidikan SMP ada 5 orang atau 16,13% dan yang berpendidikan perguruan tinggi ada 3 orang atau 9,68 %.
Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk keberhasilan penerapan teknologi baru pada suatu daerah yang berhubungan dengan usahatani setempat. Tingkat pendidikan formal maupun non formal sangat mempengaruhi petani dalam pengambilan keputusan mengenai pelaksanaan usahatani.
Pendidikan di Kecamatan Gatak dikatakan masih rendah, ditandai dengan kesadaran untuk menuntut ilmu sebagian besar hanya tamatan SD dan SMP. Pendidikan diharapkan mampu menjadi modal bagi peternak untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Pendidikan
commit to user
dapat membantu peternak membaca atau menganalisis kondisi perekonomian maupun pemasaran itik pada khususnya. Peternak yang terdidik dan terlatih dapat beternak itik secara optimal, sehingga akan mendapatkan keuntungan yang maksimal atau sebesar-besarnya.
c. Jumlah Anggota Keluarga Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi peternak dalam menjual itiknya. Anggota keluarga yang aktif dalam usahatani itik tersebut hanya dua orang yaitu bapak dan ibu. Berikut ini merupakan jumlah anggota kelurga dari petani responden.
Tabel 14. Jumlah dan Persentase Peternak Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga di Kec. Gatak Kab. Sukoharjo
No. Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah Peternak %
31 100 Sumber: Analisis data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 14 bahwa jumlah anggota keluarga peternak responden yang memiliki jumlah anggota terbanyak kisaran 1-4 sebanyak 19 orang atau 63,33 %. Sedangkan keluarga peternak responden yang mempunyai jumlah anggote keluarga 5-8 berjumlah 11 orang. Keluarga membuat peternak berusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarganya serta mendapatkan pendapatan lebih banyak dan kehidupan yang lebih baik.
d. Pengalaman Mengusahakan Itik Pengalaman mengusahakan itik pedaging oleh peternak dapat dikatakan mempengaruhi keberhasilan dalam usaha taninya. Pengalaman ini akan mempengaruhi keberhasilan dalam teknis beternak itik maupun dalam usaha pemasarannya. Hal ini pula mempengaruhi pada pendapatan peternak yang juga mempengaruhi kesejahteraan peternak. Tabel berikut ini merupakan pengalaman beternak itik dari peternak responden.
commit to user
Tabel 15. Pengalaman Mengusahakan Itik dari Peternak Responden di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo
No.
Pengalaman Beternak
(Tahun)
Jumlah Peternak
31 100 Sumber: Analisis data Primer, 2011
Berdasarkan tabel 15 di atas, pengalaman beternak yang terbanyak yaitu 17 orang atau 54,84 % pada kisaran 0-9 tahun. Hanya
7 orang atau 22,58 %. Hal ini menunjukkan peternak itik di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo telah mempunyai pengalaman untuk usaha ternaknya.
3. Identitas Responden Lembaga Pemasaran Pedagang atau lembaga pemasaran yang terlibat pemasaran itik pedaging di Kabupaten Sukoharjo adalah pedagang pengumpul, agen, jagal atau penyembelihan dan pedagang pengecer.
Peternak itik menjual itik ke pedagang lembaga pemasaran. Pola pikir yang baik dan cermat, yang dalam hal ini umur, pendidikan dan pengalaman mengusakan itik sangat mempengaruhi keberhasilan dalam berdagang. Berdasarkan hasil penelitian pemasaran itik pedaging di Kabupaten Sukoharjo, lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses penyampaian itik pedaging dari peternak sampai ke konsumen terdapat beberapa lembaga pemasaran. Identitas responden lembaga perantara pemasaran itik pedaging di Kabupaten Sukoharjo, tersaji pada Tabel 16,
17, 18, 19, dan Tabel 20 berikut :
a. Pedagang Pengumpul Pedagang Pengumpul pada umumnya mendapatkan itik pedaging para peternak itik. Pedagang pengumpul membeli dari para peternak dengan mendatangi mereka maupun peternak yang
commit to user
mendatangi pedagang tersebut. Berikut ini identitas responden pedagang pengumpul itik pedaging di Kabupaten Sukoharjo:
Tabel 16. Identitas Responden Pedagang Pengumpul Itik Pedaging di
Kabupaten Sukoharjo
No.
Uraian
Status Lembaga Pemasaran Pedagang Pengumpul
(Orang)
Persentase %
1. Umur (Tahun)
a. Tidak Tamat SD
b. Tamatan SD
3 60
c. Tamatan SMP
d. Tamatan SMA
2 40
e. Diploma/Sarjana
5 100
3. Pengalaman Usaha (Tahun)
5 100 Sumber : Analisis data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa umur Pedagang Pengumpul itik pedaging tergolong dalam usia produktif antara 37-56 tahun. Usia ini pedagang pengumpul mampu bekerja dengan baik karena fisik dan mental yang kuat dalam melaksanakan pemasaran itik pedaging dari peternak ke konsumen.
Tingkat pendidikan Pedagang Pengumpul adalah tamatan SD sebanyak 3 (tiga) orang atau 60 % dan tamatan SMA sebanyak 2 (dua) orang atau 40 %. Tingkat pendidikan pada tiap lembaga pemasaran
commit to user
akan mempengaruhi lembaga pemasaran dalam membaca informasi pasar dan penggunaan teknologi yang ada.
Pengalaman usaha berpengaruh pada pengalaman lembaga pemasaran dalam memasarkan itik. Lama usaha pada responden pedagang pengumpul 18-24 tahun ada 2 (dua) orang atau 40 %, dan 25-31 tahun sebesar 3 (tiga) atau sebesar 60 %. Pengalaman pedagang pengumpul ini mempengaruhi setrategi pemasaran itik mereka.
b. Agen Agen dalam penelitian ini ada dua tipe dalam pemasarannya. Tipe agen yang pertama mandapatkan itik pedaging dari peternak, dan tipe kedua agen mendapatkan itik dari sesama pedagang di pasar. Identitas responden agen itik pedaging pada penelitian ini disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 17. Identitas Responden Agen Itik Pedaging di Kabupaten
Status Lembaga Pemasaran Agen (Orang)
Persentase %
1. Umur (Tahun)
a. Tidak Tamat SD
b. Tamatan SD
1 50
c. Tamatan SMP
1 50
d. Tamatan SMA
e. Diploma/Sarjana
2 100
3. Pengalaman Usaha (Tahun)
Sumber : Analisis data Primer, 2011
commit to user
Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa umur agen responden itik pedaging di Kabupaten Sukoharjo adalah pada usia produktif. Umur pada kisaran 47-50 tahun dan 51-54 tahun ada 1 (satu) orang atau 50 %. Kedua lembaga pemasaran sudah mengikuti pendidikan formal yaitu tamat SD 1 orang dan tamat SMP 1 orang. Pengalaman usaha berdagang pada responden Agen itik pedaging ini yaitu 4-10 tahun ada 1 orang (50 %) dan 1 orang (50 %) pula pada 18-
24 tahun.
c. Jagal atau Penyembelihan Jagal dalam penelitian ini mendapatkan itik pedaging dari pedagang pengumpul ataupun dengan membeli itik di pasar-pasar. Berikut ini identitas responden jagal itik pedaging di Kabupaten Sukoharjo :
Tabel 18. Identitas Responden Jagal Itik Pedaging di Kabupaten
Status Lembaga Pemasaran Jagal (Orang)
Persentase %
1. Umur (Tahun)
a. Tidak Tamat SD
b. Tamatan SD
1 33,33
c. Tamatan SMP
1 33,33
d. Tamatan SMA
1 33,33
e. Diploma/Sarjana
3 100
3. Pengalaman Usaha (Tahun)
3 100 Sumber : Analisis data Primer, 2011
commit to user
Berdasarkan Tabel 18 dapat diketahui bahwa jagal responden itik pedaging di Kabupaten Sukoharjo sebanyak 3 orang. 2 orang (66,67 %) jagal pada kisaran umur 31-40 tahun, dan 1 orang atau 33,33 % pada kisaran 51-60 tahun. Tingkat pendidikan jagal yaitu pada tamatan SD, tamatan SMP maupun tamatan SMA masing-masing ada
1 orang atau 33,33 %.
d. Pedagang Pengecer Berikut ini identitas responden pedagang pengecer itik pedaging di Kabupaten Sukoharjo :
Tabel 19. Identitas Responden Pedagang Pengecer Itik Pedaging di
Kabupaten Sukoharjo.
No.
Uraian
Status Lembaga Pemasaran Pedagang Pengecer
(Orang)
Persentase %
1. Umur (Tahun)
a. Tidak Tamat SD
b. Tamatan SD
4 33,33
c. Tamatan SMP
4 33,33
d. Tamatan SMA
4 33,33
e. Diploma/Sarjana
12 100
3. Pengalaman Usaha (Tahun)
12 100 Sumber : Analisis data Primer, 2011
commit to user
Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui pedagang pengecer itik pedaging di Kabupaten Sukoharjo berjumlah banyak yaitu 12 orang. Hal karena jumlah kegiatan pemasaran itik pedaging melibatkan banyak pedagang pengecer.
Sebagian besar umur pedagang pengecer itik tergolong dalam usia produktif antara 36-55 tahun dan hanya 1 orang (8,33 %) pedagang yang berumur antara 61-65 tahun. Pedagang pengecer responden pada kisaran umur 36-40 tahun ada 1 orang (8,33 %). Kisaran 41-45 tahun dan 51-55 tahun ada 3 orang (25 %), dan 46-50 tahun ada 4 orang (33,33 %).
Keseluruhan responden lembaga pemasaran sudah mengikuti pendidikan formal dengan tingkat pendidikan yang berbeda. Tingkat pendidikan pedagang pengecer adalah pada tamatan SD, tamatan SMP maupun tamatan SMA masing-masing ada 4 orang atau 33,33 %.
Lama usaha berdagang pada responden pedagang pengecer itik pedaging di Kabupaten Sukoharjo yaitu ≤ 3 tahun ada 1 orang (8,33 %), antara 4-10 tahun sebanyak 8 orang (66,67 %). Lama usaha antara 11-17 tahun, antara 18-24 tahun dan antara 25-31 tahun masing- masing ada 1 orang atau 8,33 %.
Usia pedagang pengecer, tingkat pendidikan dan pengalaman berdagang ini mempengaruhi bagaimana keahlian para pedagang memasarkan itik mereka. Ketiga hal tersebut mempengaruhi pedagang dalam menentukan keputusan dan mempengaruhi kreativitas.
e. Konsumen Konsumen itik adalah orang-orang yang membeli itik untuk dikonsumsi atau digunakan sendiri. Konsumen itik ini diperoleh menggunakan pendekatan dari peternak dan pedagang pengecer. Konsumen pada penelitian ini adalah petani, konsumen yang memasak itik mereka sendiri dan warung makan yang menjual masakan itik.
commit to user
4. Tugas dan Fungsi Lembaga Pemasaran Itik di Kabupaten Sukoharjo
Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen sampai kepada konsumen akhir. Serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Tugas lembaga pemasaran adalah menjalankan fungsi pemasaran serta memenuhi kebutuhan konsumen (Sudiyono, 2002).
Lembaga pemasaran itik memiliki arti penting dalam proses penyampaian itik dari peternak hingga sampai ke konsumen. Peternak dapat mudah menjual itik mereka kepada para lembaga pemasaran. Lembaga pemasaran mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang mengantarkan itik-itik tersebut sampai ke konsumen.
Berdasarkan hasil penelitian pemasaran itik di Kabupaten Sukoharjo, lembaga pemasaran yang terlibat untuk memperlancar penyampaian itik pedaging dari petani sampai ke konsumen terdapat beberapa lembaga pemasaran yaitu:
a. Pedagang Pengumpul Pedagang pengumpul itik pada penelitian ini yaitu pedagang yang membeli itik dari para peternak itik. Pedagang ini mendapatkan itik dengan mendatangi para peternak itik maupun para peternak yang mendatangi pedagang. Para peternak itik ini biasanya berada atau bertempat tinggal di dekat pedagang pengumpul.
Pedagang pengumpul menjual itik mereka kepada jagal, pengecer dan konsumen dengan cara mendatangi mereka ataupun didatangi mereka. Pedagang ini melakukan fungsi pengangkutan dan penyimpanan sementara. Selain itu juga melakukan fungsi pelancar yang meliputi penanggungan resiko rusak, dan menyampaikan informasi kepada pihak yang membutuhkan (pengecer, jagal dan konsumen).
commit to user
b. Agen Agen dalam penelitian ini adalah pedagang yang mendapatkan itik pedaging dari peternak atau dari sesama pedagang di pasar. Agen berada di pasar, membeli dan menjual itik di pasar itu pula. Agen membawa itik dengan membayar kemudian setelah itik tersebut terjual ke konsumen. Agen juga melakukan fungsi pelancar yang meliputi penanggungan resiko rusak dan menyampaikan informasi kepada konsumen.
c. Jagal / Pembelihan Jagal adalah orang yang pekerjaannya menyembelih itik. Jagal membeli itik pedaging langsung dari peternak, dari pedagang pengumpul ataupun dari pedagang pengecer. Jagal menjual itik pedaging kepada konsumen yaitu warung makan yang menyajikan masakan itik. Pembelihan itik hanya dilakukan oleh jagal dan tidak dilakukan oleh lembaga pemasaran yang lain.
Itik yang dijual dari jagal ini dalam bentuk itik yang siap untuk di masak, yaitu karkas (itik sembelihan tanpa bulu, tanpa kepala, tanpa jeroan), itik sembelihan tanpa bulu tapi masih ada kepalanya, leher beserta kepala dan jeroan. Proses pembelihan itik hingga siap dijual yaitu itik disembelih, kemudian direbus dan dihilangkan bulu-bulunya, dibersihkan kotoran dan jeroannya. Setelah bersih, itik siap dijual ke konsumen (warung-warung).
d. Pedagang Pengecer Pedagang pengecer ini adalah pedagang pengecer itik yang ada di pasar-pasar. Mereka membeli itik pedaging dari peternak atau dari pedagang pengumpul. Pedagang pengecer ini menjual itik kepada konsumen dan agen di pasar. Pedagang pengecer juga melakukan fungsi pengangkutan dan penyimpanan sementara serta melakukan fungsi pelancar yang meliputi penanggungan resiko rusak, dan menyampaikan informasi kepada konsumen dan agen.
commit to user
Berdasarkan hasil penelitian maka tugas dan fungsi lembaga pemasaran itik di Kabupaten Sukoharjo terdapat pada Tabel 20 berikut :
Tabel 20. Tugas dan Fungsi Lembaga Pemasaran Itik Pedaging di
Kabupaten Sukoharjo
No.
Lembaga Pemasaran
Tugas dan Fungsi Lembaga Pemasaran
1. Pedagang Pengumpul
- Melakukan fungsi pembelian per ekor dan penjualan - Melakukan fungsi pengangkutan dan penyimpanan
sementara - Melakukan fungsi pelancar yang meliputi penanggungan resiko rusak dan menyampaikan informasi kepada pihak yang membutuhkan
2. Agen
- Melakukan fungsi pembelian, penjualan - Melakukan fungsi pengangkutan dan penyimpanan
sementara - Melakukan fungsi pelancar yang meliputi penanggungan resiko rusak dan penyampaian informasi kepada pihak yang membutuhkan
3. Jagal / Pembelihan
- Melakukan fungsi pembelian dan penjualan - Melakukan pembelihan - Melakukan fungsi pengangkutan dan penyimpanan
sementara - Melakukan fungsi pelancar yang meliputi penanggungan resiko rusak dan penyampaian informasi kepada pihak yang membutuhkan
4. Pedagang Pengecer
- Melakukan fungsi pembelian dan penjualan - Melakukan fungsi pengangkutan dan penyimpanan
sementara - Melakukan fungsi pelancar yang meliputi penanggungan resiko rusak, dan menyampaikan informasi kepada pihak yang membutuhkan
Sumber : Analisis Data Primer, 2011
5. Saluran Pemasaran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat diuraikan mengenai pola saluran pemasaran itik pedaging di Kabupaten Sukoharjo. Berbagai saluran pemasaran itik yang digunakan. diperoleh dengan cara penelusuran jalur pemasaran itik mulai dari peternak sampai pada konsumen.
Berikut ini merupakan tipe saluran pemasaran itik pedaging di Kabupaten Sukoharjo :
commit to user
Gambar 2. Bagan Saluran I Pemasaran Itik Pedaging di Kabupaten
Sukoharjo
Gambar 3. Bagan Saluran II Pemasaran Itik Pedaging di Kabupaten
Sukoharjo
Gambar 4. Bagan Saluran III Pemasaran Itik Pedaging di Kabupaten
Sukoharjo
Gambar 5. Bagan Saluran IV Pemasaran Itik Pedaging di Kabupaten
Sukoharjo
Gambar 6. Bagan Saluran V Pemasaran Itik Pedaging di Kabupaten
Sukoharjo
Gambar 7. Bagan Saluran VI Pemasaran Itik Pedaging di Kabupaten
Sukoharjo
Gambar 8. Bagan Saluran VII Pemasaran Itik Pedaging di Kabupaten
Sukoharjo
Peternak Konsumen
Pedagang Pengumpul
Peternak
Pedagang Pengumpul
Jagal Konsumen
Peternak
Pedagang Pengumpul
Peternak Agen
Konsumen
commit to user
Gambar 9. Bagan Saluran VIII Pemasaran Itik Pedaging di Kecamatan
Gatak Kabupaten Sukoharjo Jika digambarkan dalam satu kesatuan, saluran pemasaran itik yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo tersaji seperti di bawah ini :
Gambar 10. Bagan Saluran Pemasaran Itik Pedaging di Kabupaten Sukoharjo Saluran I, II, III, IV dan VIII untuk Itik Afkir
Gambar 11. Bagan Saluran Pemasaran Itik Pedaging di Kabupaten Sukoharjo Saluran II-2, VI dan VIII untuk Itik 3 Bulan
Gambar 12. Bagan Saluran Pemasaran Itik Pedaging di Kabupaten
Sukoharjo Saluran V untuk Itik 2 Bulan Berdasarkan bagan tersebut, pemasaran itik Pedaging di Kabupaten Sukoharjo dilakukan melalui beberapa saluran yaitu :
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengecer
Konsumen (Ps)
Pedagang Pengumpul
II-2 Konsumen (WM) II-2
V Konsumen (WM) V V
commit to user
a. Saluran Pemasaran I Saluran pemasaran I ini peternak menjual itik mereka ke pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul mendapatkan itik dengan mendatangi para peternak itik ataupun para peternak yang mendatanginya. Pedagang pengumpul menjual lagi kepada konsumen. Konsumen ini adalah warung makan yang menyediakan masakan itik.
b. Saluran Pemasaran II Peternak menjual itik mereka ke jagal/ pembelihan, kemudian jagal menjual itik ke konsumen (warung makan). Jagal berperan menyediakan itik pedaging siap untuk dimasak. Prosesnya yaitu itik disembelih, kemudian di rebus agar bisa dicabuti bulunya, diambil kotoran dan dipisahkan jeroannya. Setelah itu itik diantar ke rumah atau warung makan yang menyediakan masakan itik.
c. Saluran Pemasaran III Peternak menjual itik mereka kepada pedagang pegumpul. Kemudian pedagang pengumpul menjual itik tersebut ke jagal / pembelihan. Jagal menjual itik siap masak ke konsumen (warung makan).
d. Saluran Pemasaran IV Peternak menjual itik ke pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul menjual itik tersebut ke jagal, dan jagal menjual lagi ke konsumen (warung makan) setelah itik diproses siap masak.
e. Saluran Pemasaran V Saluran pemasaran V, peternak itik menjual itik mereka kepada pedagang pengecer. Pedagang pengecer menjual itik mereka ke jagal yang membeli itik di pasar. Jagal menjual itik ke warung-warung makan setelah diproses dan itik siap dimasak.
f. Saluran Pemasaran VI Saluran Pemasaran VI, peternak menjual itik kepada pedagang pengecer. Pedagang pengecer ini menjual itik kepada konsumen di pasar.
commit to user
g. Saluran Pemasaran VII Saluran Pemasaran VII, peternak itik menjual itik mereka ke agen, kemudian agen menjual itik tersebut kepada konsumen (warung makan). Agen membayar itik kepada peternak setelah itik laku terjual.
h. Saluran Pemasaran VIII Saluran Pemasaran VIII, peternak menjual itik mereka ke pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul menjual itik ke pedagang pengecer di pasar, dan pedagang pengecer menjual itik ke agen. Agen menjual itik tersebut ke konsumen di pasar.
6. Biaya Pemasaran, Keuntungan, Marjin Pemasaran dan Farmer’s Share Proses perpindahan itik dari peternak sampai kepada konsumen memerlukan biaya pemasaran dan membuat harga itik menjadi lebih tinggi. Hal ini juga dikarenakan setiap lembaga pemasaran itik mengambil keuntungan. Besarnya biaya pemasaran, keuntungan, marjin pemasaran, dan Farmer’s Share saluran I dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 21. Rata-rata Biaya Pemasaran, Keuntungan Pemasaran, Marjin
Pemasaran dan Farmer’s Share pada Pemasaran Itik di Kabupaten Sukoharjo Saluran Pemasaran I (Itik Afkir)
No
Uraian
Rp/Ekor
Persentase (%)
1 Peternak
a. Harga Jual dari Peternak
b. Biaya Pemasaran
c. Harga yang Diterima Peternak
32000,00
32000,00
2 Pedagang Pengumpul
a. Harga beli
b. Biaya Pemasaran
c. Keuntungan
d. Marjin Pemasaran
e. Harga Jual
3 Konsumen Harga Beli Konsumen
35000,00
100,00
4 a. Total Biaya Pemasaran
b. Total Keuntungan
c. Total Marjin Pemasaran
d. Farmer’s Share
864,70 2135,30 3000,00
91,43 Sumber : Analisis Data Primer, 2012
commit to user
Berdasarkan Tabel 21 di atas, diketahui bahwa harga yang diterima peternak sebesar Rp 32000. Total biaya pemasaran sebesar Rp 864,70 yang didapat dari biaya pemasaran di pedagang pengumpul. Biaya pemasaran pada peternak Rp 0 yang juga terjadi di saluran pemasaran II,
III, IV, VI, VII dan VIII, karena pedagang pengumpul yang mendatangi peternak, sehingga peternak tidak mengeluarkan biaya. Harga beli konsumen sebesar Rp 35000 dengan total keuntungan pada pemasaran saluran I sebesar Rp 2135,30 sedangkan total marjin pemasarn sebesar Rp 3000. Farmer’s share yang terjadi sebesar 91,43 %.
Tabel 22. Rata-rata Biaya Pemasaran, Keuntungan Pemasaran, Marjin Pemasaran dan Farmer’s Share pada Pemasaran Itik di Kabupaten Sukoharjo Saluran Pemasaran II (Itik Afkir)
No
Uraian
Rp/Ekor
Persentase (%)
1 Peternak
a. Harga Jual dari Peternak
b. Biaya Pemasaran
c. Harga yang Diterima Peternak
a. Harga Beli
b. Biaya Pemasaran
c. Keuntungan
d. Marjin Pemasaran
e. Harga Jual
3 Konsumen Harga Beli Konsumen
35000,00
100,00
4 a. Total Biaya Pemasaran
b. Total Keuntungan
c. Total Marjin Pemasaran
d. Farmer’s Share
2463,50
536,50 3000,00
91,43 Sumber : Analisis Data Primer, 2012
Tabel 22 di atas menunjukkan bahwa harga yang diterima peternak itik pada saluran pemasaran II sebesar Rp 32000 dan tidak ada biaya pemasaran yang dikeluarkan peternak. Jagal membeli dari peternak seharga 32000 dan menjual ke Konsumen dengan harga 35000. Total biaya pemasaran pada saluran ini sebesar Rp 2463,50 sedangkan total keuntungan sebesar Rp 536,50. Total marjin pemasaran yang terjadi sebesar Rp 3000 dan Farmer’s Share-nya 91,43 %.
commit to user
Tabel 23. Rata-rata Biaya Pemasaran, Keuntungan Pemasaran, Marjin Pemasaran dan Farmer’s Share pada Pemasaran Itik di Kabupaten Sukoharjo Saluran Pemasaran II-2 (Itik 3 Bulan)
No
Uraian
Rp/Ekor
Persentase (%)
1 Peternak
a. Harga Jual dari Peternak
b. Biaya Pemasaran
c. Harga yang Diterima Peternak
a. Harga Beli
b. Biaya Pemasaran
c. Keuntungan
d. Marjin Pemasaran
e. Harga Jual
3 Konsumen Harga Beli Konsumen
30000,00
100,00
4 a. Total Biaya Pemasaran
b. Total Keuntungan
c. Total Marjin Pemasaran
d. Farmer’s Share
2422,60
577,40 3000,00
90,00 Sumber : Analisis Data Primer, 2012
Pemasaran itik di Kabupaten Sukoharjo pada saluran pemasaran II-2 yang disajikan pada Tabel 23 menunjukkan bahwa peternak itik menjual itiknya (umur 3 bulan) ke jagal dengan harga Rp 27000. Jagal menjual itik tersebut ke konsumen (warung makan) setelah diproses dan siap di masak, seharga Rp 30000. Total biaya pemasaran yang terjadi sebesar Rp 2422,60 dan total keuntungan sebesar Rp 577,40. Total marjin pemasaran pada saluran ini yaitu Rp 3000 dan untuk Farmer’s Share-nya sebesar 90 %.
commit to user
Tabel 24. Rata-rata Biaya Pemasaran, Keuntungan Pemasaran, Marjin Pemasaran dan Farmer’s Share pada Pemasaran Itik di Kabupaten Sukoharjo Saluran Pemasaran III (Itik Afkir)
No
Uraian
Rp/Ekor
Persentase (%)
1 Peternak
a. Harga Jual dari Peternak
b. Biaya Pemasaran
c. Harga yang Diterima Peternak
32000,00
32000,00
2 Pedagang Pengumpul
a. Harga Beli
b. Biaya Pemasaran
c. Keuntungan
d. Marjin Pemasaran
e. Harga Jual
a. Harga Beli
b. Biaya Pemasaran
c. Keuntungan
d. Marjin Pemasaran
e. Harga Jual
Harga Beli Konsumen
38000,00
100,00
5 a. Total Biaya Pemasaran
b. Total Keuntungan
c. Total Marjin Pemasaran
d. Farmer’s Share
2889,50 3110,50 6000,00
84,21 Sumber : Analisis Data Primer, 2012
Tabel 24 di atas menyajikan pemasaran itik di Kabupaten Sukoharjo pada saluran pemasaran III yang menunjukkan harga yang diterima peternak adalah sebesar Rp 32000 yang dijual kepada pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul menjual itik tersebut ke jagal dengan harga Rp 34500. Jagal menjual ke warung makan yang sebagai konsumen dengan harga Rp 38000. Total biaya pemasaran yang terjadi yaitu sebedsar Rp 2889,50. Total keuntungan pemasaran yaitu Rp 3110,50 dan Total marjin pemasaran sebesar Rp 6000. Sedangkan Farmer’s Share pada saluran ini sebesar 84,21 %.
commit to user
Tabel 25. Rata-rata Biaya Pemasaran, Keuntungan Pemasaran, Marjin Pemasaran dan Farmer’s Share pada Pemasaran Itik di Kabupaten Sukoharjo Saluran Pemasaran IV (Itik Afkir)
No
Uraian
Rp/Ekor
Persentase (%)
1 Peternak
a. Harga Jual dari Peternak
b. Biaya Pemasaran
c. Harga yang Diterima Peternak
32500,00
32500,00
2 Pedagang Pengumpul
a. Harga Beli
b. Biaya Pemasaran
c. Keuntungan
d. Marjin Pemasaran
e. Harga Jual
3 Pedagang Pengecer
a. Harga Beli
b. Biaya Pemasaran
c. Keuntungan
d. Marjin Pemasaran
e. Harga Jual
4 Konsumen Harga Beli Konsumen
37000,00
100,00
5 a. Total Biaya Pemasaran
b. Total Keuntungan
c. Total Marjin Pemasaran
d. Farmer’s Share
1379.85 3120.15
4500
87,84 Sumber : Analisis Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel 25, peternak menjual itiknya kepada pedagang pengumpul seharga Rp 32500 dan tanpa biaya pemasaran. Pedagang pengumpul menjual itik tersebut ke pedagang pengecer seharga Rp 35000 yang kemudian pedagang pengecer menjual kepada konsumen dengan hargaRp 37000. Total biaya pemasaran pada saluran pemasaran IV yaitu Rp 1379,85 sedangkan total keuntungan pada saluran pemasaran ini sebesar Rp 3120,15. Total marjin pemasaran saluran ini Rp 4500 dan Farmer’s Share- nya 87,84 %.
commit to user
Tabel 26. Rata-rata Biaya Pemasaran, Keuntungan Pemasaran, Marjin Pemasaran dan Farmer’s Share pada Pemasaran Itik di Kabupaten Sukoharjo Saluran Pemasaran V (Itik 2 Bulan)
No
Uraian
Rp/Ekor
Persentase (%)
1 Peternak
a. Harga Jual dari Peternak
b. Biaya Pemasaran
c. Harga yang Diterima Peternak
21000,00
33,33 21000,00
2 Pedagang Pengecer
a. Harga BBeli
b. Biaya Pemasaran
c. Keuntungan
d. Marjin Pemasaran
e. Harga Jual
a. Harga Beli
b. Biaya Pemasaran
c. Keuntungan
d. Marjin Pemasaran
e. Harga Jual
4 Konsumen Harga Beli Konsumen
25000,00
100,00
5 a. Total Biaya Pemasaran
b. Total Keuntungan
c. Total Marjin Pemasaran
d. Farmer’s Share
1336,06 2669,50 4000,00
84,00 Sumber : Analisis Data Primer, 2012
Tabel 26 menunjukkan bahwa pada saluran V peternak menjual itiknya ke pedagang pengecer dengan harga yang diterima sebesar 21000 dan terdapat biaya pemasaran oleh peternak Rp 33,33 per ekor. Pedagang pengecer menjual ke jagal seharga Rp 22000 dan jagal ini menjual itik tersebut kepada konsumen dengan harga Rp 25000. Itik yang dijual jagal telah diproses hingga siap dimasak oleh konsumen (warung makan). Total biaya pemasaran pada saluran pemasaran V sebesar Rp 1336,06 sedangkan total keuntungan pemasaran sebesar Rp 2669,60. Total marjin pemasarannya adalah Rp 4000 dan Farmer’s share sebesar 84 %.
commit to user
Tabel 27. Rata-rata Biaya Pemasaran, Keuntungan Pemasaran, Marjin Pemasaran dan Farmer’s Share pada Pemasaran Itik di Kabupaten Sukoharjo Saluran Pemasaran VI (Itik 3 Bulan)
No
Uraian
Rp/Ekor
Persentase (%)
1 Peternak
a. Harga Jual dari Peternak
b. Biaya Pemasaran
c. Harga yang Diterima Peternak
25000,00
25000,00
2 Pedagang Pengecer
a. Harga Beli
b. Biaya Pemasaran
c. Keuntungan
d. Marjin Pemasaran
e. Harga Jual
3 Konsumen Harga Beli Konsumen
30000,00
100,00
4 a. Total Biaya Pemasaran
b. Total Keuntungan
c. Total Marjin Pemasaran
d. Farmer’s Share
820,20 4179,79 5000,00
83,33 Sumber : Analisis Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel 27, harga yang diterima peternak sebesar Rp 25000 dan dijual kepada pedagang pengecer. Pedagang pengecer menjual itik tersebut kepada konsumen dengan harga Rp 30000. Total biaya pemasaran pada saluran pemasaran VI adalah Rp 820,20 dan total keuntungannya sebesar 4179,79. Total marjin pemasaran pada saluran ini adalah Rp 5000 dan Farmer’s share-nya sebesar 83,33 %.
commit to user
Tabel 28. Rata-rata Biaya Pemasaran, Keuntungan Pemasaran, Marjin Pemasaran dan Farmer’s Share pada Pemasaran Itik di Kabupaten Sukoharjo Saluran Pemasaran VII (Itik Afkir)
No
Uraian
Rp/Ekor
Persentase (%)
1 Peternak
a. Harga Jual dari Peternak
b. Biaya Pemasaran
c. Harga yang Diterima Peternak
a. Harga Beli
b. Biaya Pemasaran
c. Keuntungan
d. Marjin Pemasaran
e. Harga Jual
3 Konsumen Harga Beli Konsumen
35000,00
100,00
4 a. Total Biaya Pemasaran
b. Total Keuntungan
c. Total Marjin Pemasaran
d. Farmer’s Share
676,67 1323,33 2000,00
94,29 Sumber : Analisis Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel 28, harga itik yang diterima peternak itik sebesar Rp 33000 dan dijual kepada agen. Agen berada dipasar dan menjual itik tersebut kepada konsumen dengan harga Rp 35000. Total biaya pemasaran pada saluran pemasaran VII ini adalah Rp 676,67 dan total keuntungannya sebesar 1323,33. Total marjin pemasaran pada saluran ini adalah Rp 2000 dan Farmer’s share-nya sebesar 94,29 %.
commit to user
Tabel 29. Rata-rata Biaya Pemasaran, Keuntungan Pemasaran, Marjin Pemasaran dan Farmer’s Share pada Pemasaran Itik di Kabupaten Sukoharjo Saluran Pemasaran VIII (Itik 3 Bulan)
No
Uraian
Rp/Ekor
Persentase (%)
1 Peternak
a. Harga Jual dari Peternak
b. Biaya Pemasaran
c. Harga yang Diterima Peternak
20000,00
20000,00
2 Pedagang Pengumpul
a. Harga Beli
b. Biaya Pemasaran
c. Keuntungan
d. Marjin Pemasaran
e. Harga Jual
3 Pedagang Pengecer
a. Harga Beli
b. Biaya Pemasaran
c. Keuntungan
d. Marjin Pemasaran
e. Harga Jual
a. Harga Beli
b. Biaya Pemasaran
c. Keuntungan
d. Marjin Pemasaran
e. Harga Jual
5 Konsumen Harga Beli Konsumen
27000,00
100,00
6 a. Total Biaya Pemasaran
b. Total Keuntungan
c. Total Marjin Pemasaran
d. Farmer’s Share
1692,67 5307,33 7000,00
74,07 Sumber : Analisis Data Primer, 2012
Tabel 29 diatas menunjukkan bahwa pada saluran pemasaran VIII peternak itik menjual itik mereka ke pedagang pengumpul dengan harga Rp 20000. Pedagang pengumpul menjual itik tersebut ke pedagang pengecer dengan harga Rp 23000 yang kemudian dijual lagi ke Agen. Agen membeli itik dari pedagang pengecer seharga Rp 25000 dan kemudian agen menjual itik tersebut di pasar kepada konsumen dengan harga Rp 27000. Total dari biaya pemasaran pada saluran pemasaran ini sebesar Rp 1692,67. Total keuntungan pemasaran sebesar Rp 5307,33 dan
commit to user
total marjin pemasarannya Rp 7000. Besar Farmer’s Share saluran pemasaran VIII adalah 74,07 %
Rekap besarnya biaya pemasaran, keuntungan pemasaran, marjin pemasaran dan Farmer’s Share pada setiap saluran pemasaran itik di Kabupaten Sukoharjo disajikan dalam tabel 30. Tabel 30. Rekap Saluran Pemasaran Itik di Kabupaten Sukoharjo
No Saluran Pemasaran
Jenis Itik
Bp (Rp/ekor)
K (Rp/ekor)
Mp (Rp/ekor)
Fs (%)
I Pt – Pg – K (WM)
II Pt – Jg – K (WM)
Pt – Jg – K (WM)
Pt – Pg – Jg – K (WM)
IV Pt – Pg – Pc – K (Ps)
V Pt – Pc – Jg – K (WM)
VI Pt – Pc – K (Ps)
Pt – Ag – K (WM)
VIII Pt – Pg – Pc – Ag – K (Ps)
Sumber: Analisis Data Primer, 2011 Keterangan tabel:
Pt Pg Jg Pc
Ag K
Peternak Pengumpul Jagal Pengecer Agen Konsumen
WM Ps Bp K Mp Fs
Warung Makan Pasar Biaya Pemasaran Keuntungan Pemasaran Marjin Pemasaran Farmer’s Share