Hubungan Kualitas Tanah dengan Indikator-Indikator Kualitas Tanah.

2. P Tersedia tanah

Berdasarkan hasil analisis data pengamatan didapatkan hubungan antara indikator P tersedia Tanah dengan Indeks Kualitas Tanah (IKT) pada tanah tegal, yang dinyatakan sebagai berikut : Tabel 4.4. Indeks Kualitas Tanah dengan Indikator P Tersedia Tanah

SPT

IKT

P tersedia (ppm)

Sumber : Analisa Perhitungan dan Pengamatan Laboratorium

Gambar 4.4. Diagram Pencar Pengaruh P tersedia tanah dengan Indeks

Kualitas Tanah

Gambar 4.5. Grafik Histogram Pengaruh P tersedia tanah dengan Indeks

Kualitas Tanah

Berdasarkan gambar di atas diperoleh R (adj) = 49,2% dengan P Value 0,048 (lampiran 4). Hal ini menunjukkan bahwa P tersedia tanah mempunyai pengaruh nyata terhadap Indeks Kualitas Tanah (IKT). Dalam gambar 4.3 juga menggambarkan garis kecenderungan P tersedia tanah meningkatkan kualitas tanah. Fosfor berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. Fosfor juga berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukkan protein tertentu, membantu asimilasi, mempercepat bunga, pemasakan biji dan buah. Tanah yang kandungan fosfor rendah mengakibatkan hasil buahnya kecil dan cepat matang (Bruckman dan Brady, 1964 cit. Anonim, 2008). Kersedian fosfor untuk tanaman ditentukan bentuk ion unsur tersebut. Selanjutnya bentuk ion ditentukan oleh pH larutan dimana ion tersebut

terdapat. Jika larutan tanah masam hanya terdapat ion H 2 PO 4 dan jika pH dinaikkan, yang dominan mula-mula ion-ion HPO -

4 dan akhirnya PO 4 (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). P tersedia tanah meningkatkan IKT karena dengan jumlah P tersedia tinggi berpengaruh terhadap produktifitas tanaman, karena fosfor berfungsi merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. Fosfor juga berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukkan protein, membantu asimilasi, mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah. Tanah dengan kandungan fosfor rendah akibatnya buruk bagi tanaman kalau tanaman berbuah, buahnya kecil dan cepat matang. Rendahnya fosfor dalam tanah dipengaruhi oleh sifat tanah, salah satu diantaranya pH tanah.

Ketersediaan fosfor dipengaruhi oleh pH, jika pH rendah maka P akan berikatan dengan Al dan Fe. Pendapat tersebut sejalan dengan Wigati, et al., (2006) yang mengatakan aktifitas ion P di dalam tanah berbanding lurus dengan pH tanah yang artinya bila pH naik sampai ketingkat tertentu maka P akan tersedia. Bila pH tanah rendah maka yang terjadi konsentrasi Al dan Fe meningkat yang akan bereaksi dengan fosfat membentuk garam Fe dan Al-P yang tidak larut. Kisaran pH untuk Ketersediaan fosfor dipengaruhi oleh pH, jika pH rendah maka P akan berikatan dengan Al dan Fe. Pendapat tersebut sejalan dengan Wigati, et al., (2006) yang mengatakan aktifitas ion P di dalam tanah berbanding lurus dengan pH tanah yang artinya bila pH naik sampai ketingkat tertentu maka P akan tersedia. Bila pH tanah rendah maka yang terjadi konsentrasi Al dan Fe meningkat yang akan bereaksi dengan fosfat membentuk garam Fe dan Al-P yang tidak larut. Kisaran pH untuk

tanah. Kondisi masam ion H -

2 PO 4 dominan, dalam kondisi alkali HPO 4

dominan sedangkan pada pH 6,5 H -

2 PO 4 , HPO 4 dan PO 3 dapat dijumpai dalam kombinasi dalam larutan tanah. Jerapan HPO -

4 meningkatkan muatan negatif mineral dan akibatnya KTK tanah juga akan meningkat. Kesimpulan dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa kecenderungan P tersedia meningkatkan kualitas tanah karena P berfungsi merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. Fosfor juga berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukkan protein tertentu, membantu asimilasi, mempercepat

bunga, pemasakan biji dan buah. Kandungan P dalam bentuk HPO -

4 , tinggi maka meningkatkan muatan negatif mineral dan akibatnya KTK tanah juga akan meningkat.

3. K Tersedia Tanah

Berdasarkan hasil analisis data pengamatan didapatkan hubungan antara indikator K Tersedia Tanah dengan Indeks Kualitas Tanah (IKT) pada tanah tegal, yang dinyatakan sebagai berikut : Tabel 4.5. Indeks Kualitas Tanah dengan Indikator K Tersedia Tanah

SPT

IKT

K tersedia (ppm)

Sumber : Analisa Perhitungan dan Pengamatan Laboratorium

Gambar 4.6. Diagram Pencar Pengaruh K tersedia dengan Indeks

Kualitas Tanah

Gambar 4.7. Grafik Histogram Pengaruh K tersedia dengan Indeks

Kualitas Tanah

Berdasarkan gambar di atas diperoleh R (adj) = 31,1 % dengan P value 0,112 (lampiran 4). Berdasarkan gambar 4.4 dapat diketahui pula garis kecenderungan K tersedia tanah meningkatkan Indeks Kualitas Tanah. Fungsi kalium dalam tanaman adalah sebagai aktivator enzim dari banyak enzim yang berpartisipasi dalam metabolisme utama tanaman, dan di dalam vakuola mempengaruhi tekanan osmotik, berpengaruh pada efesiensi penggunaan air, proses membuka dan menutupnya pori-pori daun tanaman, stomata, dikendalikan oleh konsentrasi K dalam sel yang terdapat pada sel sekitar stomata (Winarso, 2005).

Kecenderungan kalium tanah meningkatkan Indeks Kualitas Tanah karena kalium merupakan unsur hara esensial selain N dan P.

Kalium berhubungan dengan tekstur, karena tekstur berpasir dan berpH rendah K mudah tercuci begitu sebaliknya apabila tanah bertekstur halus maka K akan tersedia bagi tanaman. Meskipun K dalam tanah cukup besar, namun presentase yang tersedia bagi tanaman selama musim pertanaman cukup rendah. Ketersediaan K dalam tanah dapat digolongkan menjadi K segera tersedia, K lambat tersedia dan K relatif tidak tersedia. Bentuk K relatif tidak tersedia mencakup 90% sampai 98% dari K total pada tanah mineral. Senyawa yang mengandung bentuk K yang relatif tidak tersedia ini adalah feldspar dan mika yang relatif tahan terhadap hancuran iklim. Namun dengan adanya pengaruh air yang megandung karbonat dan adanya liat masam akan membantu proses penghancuran mineral primer dan akibatnya akan dibebaskan unsur K dan basa lainnya (Soepardi, 1983).

Daerah penelitian yang didominasi tanah Alfisols memungkinkan jenis mineral kaolinit dan illit yang terdapat dalam tanah tersebut. Fiksai K dalam tanah dipengaruhi oleh jenis mineral. Fiksasi K umumnya terjadi pada tanah lempung. Menurut (Mengel, 1984 cit. Rosmarkam dan Yuwono, 2002) fiksasi K sering terjadi pada tipe lempung 2:1, sedangkan untuk tipe 1:1 tidak ada kemampuan fiksasi K. Selain itu keseimbangan unsur lain sangat perlu diperhatikan dalam mempertahankan K tersedia tanah. Karena K mempunyai sifat antagonis dengan unsur lain, ketidakseimbangan K dengan unsur lain akan mengakibatkan kekahatan pada salah satu unsur.

Kesimpulan dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa kecenderungan K tersedia meningkatkan kualitas tanah karena K tersedia tanah tidak selalu dalam bentuk tersedia bagi tananam. K tersedia Fungsi kalium dalam tanaman adalah sebagai aktivator enzim dari banyak enzim yang berpartisipasi dalam metabolisme utama tanaman, dan di dalam vakuola mempengaruhi tekanan osmotik, berpengaruh pada efesiensi penggunaan air, proses membuka dan menutupnya pori-pori daun Kesimpulan dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa kecenderungan K tersedia meningkatkan kualitas tanah karena K tersedia tanah tidak selalu dalam bentuk tersedia bagi tananam. K tersedia Fungsi kalium dalam tanaman adalah sebagai aktivator enzim dari banyak enzim yang berpartisipasi dalam metabolisme utama tanaman, dan di dalam vakuola mempengaruhi tekanan osmotik, berpengaruh pada efesiensi penggunaan air, proses membuka dan menutupnya pori-pori daun

4. N Total Tanah

Berdasarkan hasil analisis data pengamatan didapatkan hubungan antara indikator N Total Tanah dengan Indeks Kualitas Tanah (IKT) pada tanah tegal, yang dinyatakan sebagai berikut : Tabel 4.6. Indeks Kualitas Tanah dengan Indikator N total Tanah

SPT

IKT

N total (%)

Sumber : Analisa Perhitungan dan Pengamatan Laboratorium

Gambar 4.8 Diagram Pencar Pengaruh N total tanah dengan Indeks

Kualitas Tanah

Gambar 4.9 Grafik Histogram Pengaruh N total tanah dengan Indeks

Kualitas Tanah

Berdasarkan gambar di atas diperoleh R (adj) = 19,1 % dengan P value = 0,391 (lampiran 4), N total tanah mempunyai pengaruh nyata dalam peningkatan kualitas tanah. Dalam gambar 4.8 dapat diketahui garis kecenderungan N total tanah meningkatkan Indeks Kualitas Tanah. Berdasarkan analisis yang dilakukan nitrogen cenderung menaikkan Indeks Kualitas Tanah, karena nitrogen merupakan unsur yang esensial bagi pertumbuhan tanaman. Nitrogen di dalam tanah termasuk unsur yang mobil, sehingga ketersediaan unsur ini sangat rendah. Apabila N total suatu tanah meningkat, maka N tersedia tanah juga akan meningkat. Dengan demikian meningkatkan produksi tanaman yang ada, hal ini sesuai dengan pengertian kualitas tanah menurut Doran dan Parkin (1994) yang berpendapat mengenai kualitas tanah adalah kemampuan tanah dalam batasan ekosistemnya untuk mendukung produktivitas hayati, memelihara kualitas lingkungan, dan meningkatkan kesehatan tanaman, hewan, dan manusia.

3 atau NH 4 dari tanah. Nitrogen mempunyai efek yang paling cepat dan menonjol, mula- mula meningkatkan pertumbuhan dan memberikan warna hijau pada daun. Penyerapan nitrogen oleh tanaman dalam bentuk nitrat dan amonium yang besar akan meningkatkan produktifvitas tanaman. Fungsi

Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk ion NO +

N dalam tanaman adalah sebagai sumber energi untuk tanaman, pembentukan klorofil dan untuk menyusun protein. Indikator N total tanah juga dipengaruhi indikator yang lain seperti pH yang mempengaruhi ketersedian N dalam tanah. Pada tanah yang masam atau pH tanah rendah, perubahan ammonium menjadi nitrat akan terhambat. Hal ini juga dipengaruhi oleh kandungan oksigen dalam tanah atau aerasi

tanah (Anonim, 2008 b ). Kesimpulan dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa

kecenderungan N total meningkatkan kualitas tanah karena N merupakan unsur yang sangat diperlukan oleh tanaman. Adapun fungsi N adalah sumber energi, pembentukan klorofil dan juga untuk penyusunan protein. Dengan tingginya N total tanah, diguda ketersedian bagi tanaman tercukupi, sehingga tanaman akan meningkat produktifitasnya.

5. pH Tanah

Berdasarkan hasil analisis data pengamatan didapatkan hubungan antara indikator pH Tanah dengan Indeks Kualitas Tanah (IKT) pada tanah tegal, yang dinyatakan sebagai berikut :

Tabel 4.7. Indeks Kualitas Tanah dengan Indikator pH H 2 O SPT

Sumber : Analisa Perhitungan dan pengamatan Labotarorium

Gambar 4.10 Diagram Pencar Pengaruh pH H 2 O dengan Indeks Kualitas

Tanah

Gambar 4.11Grafik Histogram Pengaruh pH H 2 O tanah dengan Indeks

Kualitas Tanah

Berdasarkan gambar 4.6 diperoleh R (adj) = 31,5 % dengan P value = 0,110 (lampiran 4). Indikator pH tanah mempunyai pengaruh yang semu dalam menurunkan kualitas tanah. Berdasarkan gambar 4.9 dapat diketahui garis kecenderungan pH tanah menurunkan indeks kualitas tanah. Reaksi tanah (pH) adalah parameter tanah yang dikendalikan kuat oleh sifat-sifat elektrokimia koloid-koloid tanah. Istilah tersebut menunjukkan keasaman dan kebasahan tanah, yang derajatnya ditentukan oleh kadar ion hidrogen dalam larutan tanah. Kemasaman dan kebasahan tanah dipengaruhi oleh macam kation yang terjerap pada muka zarah-zarah koloid (Notohadiprawiro, 1998). Berdasarkan gambar 4.10 garis regresi menunjukkan kecenderungan pH menurunkan kualitas Berdasarkan gambar 4.6 diperoleh R (adj) = 31,5 % dengan P value = 0,110 (lampiran 4). Indikator pH tanah mempunyai pengaruh yang semu dalam menurunkan kualitas tanah. Berdasarkan gambar 4.9 dapat diketahui garis kecenderungan pH tanah menurunkan indeks kualitas tanah. Reaksi tanah (pH) adalah parameter tanah yang dikendalikan kuat oleh sifat-sifat elektrokimia koloid-koloid tanah. Istilah tersebut menunjukkan keasaman dan kebasahan tanah, yang derajatnya ditentukan oleh kadar ion hidrogen dalam larutan tanah. Kemasaman dan kebasahan tanah dipengaruhi oleh macam kation yang terjerap pada muka zarah-zarah koloid (Notohadiprawiro, 1998). Berdasarkan gambar 4.10 garis regresi menunjukkan kecenderungan pH menurunkan kualitas

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan mengenai pH tanah di daerah penelitian memiliki kisaran pH antara 4,5-5,5. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa tanah tersebut kekurangan hara yang dibutuhkan oleh tanaman, karena banyak yang terikat oleh zarah tanah. Ini sejalan dengan pendapat Soegiman (1982) pada pH di bawah 6,0 dapat terjadi kekahatan Ca, Mg dan K. Selain itu pada tanah yang mempunyai pH masam unsur-unsur Al, Fe, Mn, Cu dan Zn dapat meningkat ketersediaannya sehingga dapat bersifat racun bagi tanaman. Peningkatan kelarutan logam-logam Cu, Zn, Al, Fe dan Mn dalam tanah meracuni tanaman, jasad penghuni tanah, dan biota tanah. Reaksi tanah (pH) mempengaruhi ketersedian unsur hara dalam tanah, pada pH yang cenderung netral unsur hara akan dalam keadaan tersedia bagi tanaman. Seperti pada pH 6,5 tanah mengandung jumlah fosfat yang maksimum yang dapat dilarutkan dari seluruh bentuk-bentuk fosfat anorganik yang tidak larut tanah dalam tanah, pH juga meningkatkan KTK tanah.

Kesimpulan dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa pH tanah cenderung menurunkan kualitas tanah karena pH tanah yang rendah (4,5- 5,5) dapat mengakibatkan unsur hara terjerap dalam kompleks penjerap. Selain itu pH rendah meningkatkan kelarutan logam Cu, Zn, Al, Fe dan Mn yang mengakibatkan keracunan pada tanaman, jasad penghuni tanah, dan biota tanah.

6. Kapasita Tukar Kation (KPK)

Berdasarkan hasil analisis data pengamatan didapatkan hubungan antara indikator KPK dengan Indeks Kualitas Tanah (IKT) pada tanah tegal, yang dinyatakan sebagai berikut :

Tabel 4.8. Indeks Kualitas Tanah dengan kapasitas pertukaran Kation SPT

Sumber : Analisa Perhitungan dan Pengamatan Labotarorium

Gambar 4.12 Diagram Pencar Grafik Pengaruh Kapasitas Tukar Kation

Tanah dengan Indeks Kualitas Tanah

Gambar 4.13 Grafik Histogram Pengaruh Kapasitas Tukar Kation Tanah

dengan Indeks Kualitas Tanah

Berdasarkan gambar di atas diperoleh R (adj) = 89,5% dengan P Value = 0.001 (lampiran 4). Indikator KPK tanah mempunyai pengaruh yang nyata dalam peningkatan kualitas tanah. Berdasarkan gambar 4.12 dapat diketahui garis kecenderungan KPK tanah meningkatkan indeks

kualitas tanah. Kemampuan Pertukaran kation (KPK) adalah kemempuan tanah atau kapasitas koloid tanah untuk memegang kation. Kapasitas ini secara lansung tergantung pada jumlah muatan negatif dari koloid tanah dan sangat ditentukan oleh tipe koloid yang terdapat di dalam tanah. Kapasitas tukar kation diukur dengan satuan miliequvalen per 100 gram tanah (meq/100 g tanah). KPK tanah dipengaruhi oleh macam mineral dan juga oleh kandungan bahan organik. KPK tanah berada pada koloid tanah atau disebut kompleks pertukaran. Tanah-tanah yang mempunyai kadar liat dan bahan organik tinggi mempunyai KPK tinggi dibandingkan dengan tanah yang mempunyai kadar liat rendah. Dengan demikian tanah yang mempunyai tipe 2:1 akan mempunyai KPK lebih tinggi daripada tanah tipe liat 1:1 atau 2:1:1. Proses pertukaran kation sangat perlu diperhatikan karena berhubungan dengan pengelolaan tanah (Notohadiprawiro, 1998).

Kapasitas Pertukaran Kation meningkatkan kualitas tanah karena KPK menggambarkan jumlah kation yang dapat ditukar dalam tanah, dengan banyaknya kation dalam tanah akan menyebabkan tanah semakin subur. Masing-masing kation terjerap pada tapak pertukaran kation dengan kekuatan yang berbeda-beda. Kation-kation dengan kekuatan jerapan rendah merupakan kation yang mudah dipertukarkan sehingga tersedia bagi tanaman. Nilai KPK tanah mempunyai arti penting dalam hubungannya dengan suplai unsur hara (gudang unsur hara) dan juga mempunyai pengaruh terhadap daya sangga (buffer) tanah. Makin tinggi KPK maka makin tinggi kemampuan tanah dalam menyimpan dan melepaskan kation serta makin kuat daya sangganya.

Kesimpulan dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kecenderungan KPK tanah meningkatkan kualitas tanah karena KPK tanah mempengaruhi ketersedian unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Makin tinggi KPK maka makin tinggi kemampuan tanah dalam menyimpan dan melepaskan kation serta makin kuat daya sangganya.

Sehingga dengan tingginya KPK tanah, unsur hara yang tersedia bagi tanaman tinggi.

7. Porositas Tanah

Berdasarkan hasil analisi data pengamatan didapatkan hubungan antara indikator Porositas Tanah dengan Indeks Kualitas Tanah (IKT) pada tanah tegal, yang dinyatakan sebagai berikut : Tabel 4.9. Indeks Kualitas Tanah dengan indikator porositas

Sumber : Analisa Perhitungan dan Pengamatan Labotarorium

Gambar 4.14. Diagram Pencar Pengaruh Porositas Tanah Terhadap

Kualitas Tanah

Gambar 4.15. Grafik Histogram Pengaruh Porositas Tanah Terhadap

Kualitas Tanah

Berdasarkan gambar di atas diperoleh R (adj) = 11,1 % dengan P Value = 0.702 (lampiran 4). Indikator porositas tanah mempunyai pengaruh yang semu dalam peningkatan kualitas tanah. Dalam gambar

4.14 dapat diketahui garis kecenderungan porositas tanah meningkatkan indeks kualitas tanah. Porositas adalah persentase volume ruang pori total. Perbedaan besar jumlah ruang pori berbagai tanah tergantung pada keadaan tanah. Pada umumnya dalam tanah ada dua pori makro dan pori mikro. Meskipun tidak ada batasan yang jelas, namun pori makro mempunyai ciri menunjukkan lalu lintas udara dan memudahkan perkolasi air. Sebaliknya pori mikro sangat menghambat lalu lintas udara sedangkan pergerakan air dibatasi oleh gerakan kapiler yang lambat. Tanah bertekstur pasir mempunyai porositas yang tinggi, sehingga lalu lintas air dan udara sangat lancar, sedangkan tanah dengan tekstur halus lalu lintas air dan udara lambat.

Porositas tanah rendah mengakibatkan aerasi dalam tanah kurang baik atau jelek. Tanah bertekstur halus dalam keadaan basah mempunyai aerasi yang tidak baik, karena ruang porinya penuh dengan air dan ruang- ruang atau jalan-jalan untuk difusi gas menjadi terhalang. Selain itu porositas yang rendah akan menyebabkan kekurangan oksigen pada tanah yang jenuh dan akan menghambat pertumbuhan akar. Hal ini akan berakibat sebaliknya apabila porositas tanah tinggi.

Porositas tanah berpengaruh pada berat volume tanah, tanah yang porositasnya tinggi mempunyai BV yang lebih rendah sehingga mudah dalam pengolahannya. Porositas dipengaruhi kadar pasir tanah, semakin tinggi kadar pasir porositas juga tinggi. Pengaruh bahan organik terhadap peningkatan porositas tanah di samping berkaitan dengan aerasi tanah, juga berkaitan dengan status kadar air dalam tanah. Penambahan bahan organik akan meningkatkan kemampuan menahan air sehingga kemampuan menyediakan air tanah untuk pertumbuhan tanaman meningkat. Penambahan bahan organik di tanah pasiran akan meningkatkan kadar air pada kapasitas lapang, akibat dari meningkatnya pori yang berukuran menengah (meso) dan menurunnya pori makro, sehingga daya menahan air meningkat, dan berdampak pada peningkatan ketersediaan air untuk pertumbuhan tanaman (Wasetiawan, 2008).

Kesimpulan dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa porositas tanah cenderung meningkatkan kualitas tanah karena porositas tanah mempengaruhi ketersedian oksigen, lalu lintas air dalam tanah. Porositas tanah yang tinggi juga memudahkan akar tanaman untuk menembus tanah, sehingga penyerapan unsur hara dapat dilakukan dengan baik.

8. Tekstur Tanah

Berdasarkan hasil analisis data pengamatan didapatkan hubungan antara indikator Kadar Lempung dengan Indeks Kualitas Tanah (IKT) pada tanah tegal, yang dinyatakan sebagai berikut : Tabel 4.9. Indeks Kualitas Tanah dengan Indikator kadar lempung

Geluh Lempung Pasiran 2 3,26

Lempung Pasiran 3 3,31

Lempung Pasiran 4 3,34

Lempung Pasiran 5 3,35

Geluh Lempung Pasiran 6 2,57

Geluh Lempung Debuan

Sumber : Analisa Perhitungan dan Pengamatan Labotarorium Sumber : Analisa Perhitungan dan Pengamatan Labotarorium

Gambar.4.16 Diagram Pencar Pengaruh Kadar Pasir Tanah

Terhadap Kualitas Tanah

Gambar. 4.17. Grafik Histogram Pengaruh Kadar Pasir Tanah

Terhadap Kualitas Tanah

b. Kadar Debu Tanah

Gambar.4.18 Diagram Pencar Pengaruh Kadar Debu Tanah

Terhadap Kualitas Tanah

Gambar. 4.19. Grafik Histogram Pengaruh Kadar Debu Tanah

Terhadap Kualitas Tanah

c. Kadar Lempung Tanah

Gambar 4.20. Diagram Pencar Pengaruh Kadar Lempung dengan

Indeks Kualitas Tanah

Gambar 4.21. Histogram Pengaruh kadar lempung dengan Indeks

Kualitas Tanah

Berdasarkan hasil penelitian tekstur diperoleh (R 2 ) = 10,1 % dengan P value = 0,655 (lampiran 4). Indikator tekstur tanah mempunyai

pengaruh yang semu dalam meningkatkan kualitas tanah. Tekstur tanah menunjukkan proporsi relatif dari ukuran partikel-partikel tanah (Rahma, 2006). Tekstur tanah sering berhubungan dengan permeabilitas, daya tahan memegang air, aerase, erosi dan kapasitas tukar kation serta kesuburan tanah. Walaupun faktor-faktor lainnya dapat mengubah hubungan tersebut. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui garis kecenderungan tekstur tanah meningkatkan Indeks Kualitas Tanah. Pada Pada SPT I termasuk dalam ordo tanah Inceptisols (lampiran 2) yang memiliki tekstur geluh lempung pasiran dengan bentuk erosi permukaan, tingkat sedang. Tekstur ini mempunyai proporsi antara pasir, debu dan lempung hampir sama, namun kadar pasir lebih tinggi. Geluh lempung pasiran baik untuk pertumbuhan tanaman, tanah ini fraksi (pasir, debu, dan lempung seimbang), sehingga diduga ketersedian unsur hara untuk tanaman tercukupi. Sedangkan untuk SPT 2, 3, dan 4 termasuk dalam ordo Alfisols (lampiran 2) yang memiliki tekstur lempung pasiran dengan bentuk longsor, tingkat sedang untuk SPT 2, dan untuk SPT 3 dan SPT 4 memiliki tingkat bertersedian unsur hara dalam tanah. Tekstur ini memiliki proporsi pasir lebih dibandingkan lempung dan debu. Tanah yang bertekstur pasir mempunyai kemampuan menyimpan air dan unsur hara sangat rendah, sehingga unsur hara yang diberikan melalui pemupukan cepat hanyut terbawa air keluar dari area perakaran, hal tersebut juga didukung oleh kemiringan lahan tersebut (lampiran 2).

Pada SPT 6 memiliki tekstur lempungan dengan bentuk erosi permukaan, tingkat berat (lampiran 2). SPT 6 memilki IKT terendah karena beratnya erosi, dan didukung dengan kemiringan dan juga topografi lahannya (lampiran 2). Tanah bertekstur liat sukar diolah serta aerasi dan draenasinya buruk, tetapi kemampuannya dalam memyimpan dan unsur hara sangat tinggi. Sedangkan SPT 7 memiliki tekstur geluh lempung pasiran, tekstur ini memiliki proporsi pasir, debu lempung Pada SPT 6 memiliki tekstur lempungan dengan bentuk erosi permukaan, tingkat berat (lampiran 2). SPT 6 memilki IKT terendah karena beratnya erosi, dan didukung dengan kemiringan dan juga topografi lahannya (lampiran 2). Tanah bertekstur liat sukar diolah serta aerasi dan draenasinya buruk, tetapi kemampuannya dalam memyimpan dan unsur hara sangat tinggi. Sedangkan SPT 7 memiliki tekstur geluh lempung pasiran, tekstur ini memiliki proporsi pasir, debu lempung

Tekstur dipengaruhi oleh komposisi mineral dan bahan induk, sifat, dan cepatnya proses pembentukan tanah lokal, serta umur relatif tanah. Pengolahan tanah, misalnya tanah berpasir di daerah iklim basah biasanya cepat terurai. Selain itu, tanah tersebut berkapasitas rendah dalam menahan air, sehingga mudah mengering. Dengan menambah bahan-bahan organik, maka kesuburan tanah tersebut dapat ditingkatkan. Pengolahan tanah berpasir di daerah beriklim kering (arid). Tanah di sini meskipun kadar bahan makanannya cukup tinggi, tetapi nilai kesuburannya rendah karena minimnya presipitasi, pencucian, dan rendahnya kapasitas menahan air. Pengolahan tanah lempung dipandang dari sudut mudah tidaknya dikerjakan dan komposisi kimiawinya, tanah lempung mempunyai sifat yang bermacam-macam, diantaranya bersifat plastis dan sukar untuk diolah bila basah, serta keras jika kering. Namun, di daerah iklim tropis basah tanah lempung memiliki permeabilitas walaupun rendah.

Berdasarkan analisis yang dilakukan,dapat diketahui bahwa tanah di Kecamatan Jatiyoso didominasi oleh tekstur tanah lempung pasiran, yang didominasi lempung sehingga berhubungan dengan KPK, porositas rendah, dan erosi tanah. KPK pada tanah yang bertekstur halus lebih tinggi dibandingkan dengan tanah bertekstur pasir, karena lempung mempunyai luas permukaan spesifik lebih luas, sehingga dapat meningkatkan pertukaran kation dikompleks pertukaran. Porositas pada tanah bertekstur halus rendah, dikarenakan jumlah ruang pori sedikit sehingga aerasi dan draenasi kurang baik. Sedangkan dari segi erosi tanah yang didomiasi oleh lempung akan lebih kuat menahan aliran permukaan atau run off.

9. Berat Volume Tanah (BV)

Berdasarkan hasil analisis data pengamatan didapatkan hubungan antara indikator Kadar Pasir dengan Indeks Kualitas Tanah (IKT) pada tanah tegal, yang dinyatakan sebagai berikut : Tabel 4.10. Indeks Kualitas Tanah dengan Indikato berat volume Tanah

Sumber : Analisa Perhitungan dan Pengamatan Labotarorium

Gambar 4. 22. Grafik Pengaruh berat volume dengan Indeks Kualitas

Tanah

Gambar 4.23. Histogram Pengaruh berat volume dengan Indeks Kualitas

Tanah

Berdasarkan gambar di atas. diperoleh (R 2 ) = 34,5% dengan P value = 0,097 (lampiran 4). Dalam gambar 4.22 juga terlihat garis

kecenderungan BV menurunkan Indeks Kualitas Tanah. Menurut Madjid (2007) bahwa bobot isi tanah merupakan kerapatan tanah per satuan volume yang dinyatakan dalam dua batasan berikut ini: (1) Kerapatan partikel (bobot partikel = BP) adalah bobot massa partikel padat per satuan volume tanah, biasanya tanah mempunyai kerapatan partikel 2,6

gram cm -3 , dan (2) Kerapatan massa (bobot isi = BI) adalah bobot massa tanah kondisi lapangan yang dikering-ovenkan per satuan volume.

Berat volume tanah (BV) semakin tinggi menurunkan indeks kualitas tanah. Hal ini dikarena semakin tinggi BV suatu tanah maka kadar lempung tanah juga semakin meningkat. Peningkatan kadar lempung tanah menyebabkan tanah menjadi padat, sehingga BV tanah meningkat yang menyebabkan, akar tanaman tidak dapat menembus tanah, yang akan berakibat tanaman kekurangan unsur hara yang dibutuhkan dalam proses metabolismenya. Karena kemampuan akar tanaman musiman tidak dapat menjangkau ketersediaan unsur yang jauh dari permukaan tanah. Selain itu dengan peningkatan BV tanah akan terjadi pengikatan unsur hara oleh lempung, seperti unsur hara P yang akan terikat oleh lempung, sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Kondisi wilayah penelitian didominasi oleh tanah Alfisols, maka dapat disimpulkan bahwa kandungan lempung sangat tinggi, dengan rata-rata nilai BV mendekati satu. Dengan demikian dapat diketahui bahwa semakin tinggi BV maka Indeks Kualitas Tanah akan menurun.

Berdasarkan analisis Stepwise yang telah dilakukan indikator kualitas tanah yang paling mempengaruhi IKT adalah KPK (Kapasitas Pertukaran Kation) tanah. KPK adalah jumlah total kation yang dapat dipertukarkan dalam tanah atau dapat dikatakan kapasitas atau kemampuan tanah menjerap dan melepaskan kation yang dinyatakan sebagai total kation yang dapat dipertukarkan per 100 gram m.e. (%) (Winarso, 2005). Tanah-tanah yang mempunyai kadar liat tinggi dan

bahan organik yang tinggi mempunyai KPK lebih tinggi, dibandingkan tanah pasiran dan kadar organik yang rendah. Demikian juga dengan tanah yang mempunyai tipe lempung 2:1 (monmorilonit) akan mempunyai KPK lebih tinggi dibandingkan tanah yamg mempunyai tipe lempung 1:1 (kaolinit) atau 2:1:1 (klorit). KPK paling mempengaruhi IKT karena KPK tanah akan dipengaruhi oleh bahan organik tanah, semakin banyak bahan organik, maka KPK juga akan tinggi. Ini sesuai dengan pendapat Hadisudarmo (2009) yang mengatakan bahwa agar kation hara dalam tanah terhindar dari pelindihan oleh air hujan atau air pengairan, maka suatu tanah sekurang- kurangnya harus mempunyai KTK efektif sebesar 4 me %. Bahan organik merupakan pemasok utama kapasitas pertukaran kation pada tanah-tanah masam yang mengalami pelapukan lanjut. Penyebab tingginya KTK bahan organik adalah proses ionisasi dari gugus karboksil atau hidroksil fenolik yang menghasilkan muatan negatif. KTK dari bahan organik tanah dapat mencapai 2 samapi 30 kali dibandingkan koloid mineral. Penurunan kadar bahan organik secara cepat juga akan menurunkan secara nyata KTK dan kapasitas menahan hara (nutrien holding capacity)nya.