KONSEP MAKRO

V.1. KONSEP MAKRO

V.1.1. Pemilihan Lokasi Lokasi terpilih ialah di jalan Adi Sucipto yaitu di depan SMK 4 dan SMK 6 yang merupakan site bekas SPBU Manahan. Adapun alas an site tersebut dipilih ialah karena pemilik lahan tersebut berkenan untuk menjual lahan tersebut, ataupun menyewakannya dengan syarat sistem bagi hasil. Selain itu, site tersebut memiliki letak yang strategis, yakni berada di kawasan jalan raya Adi Sucipto yang merupakan jalan alternatif kedua setelah jalan Slamet Riyadi. Adapun site tersebut dikelilingi oleh SMK 4, SMK 5, SMK 6, dan SMK 7 yang memiliki kurikulum pelajaran animasi dan setiap tahunnya mengadakan on the job training pendidikan animasi sehingga dapat saling memberikan keuntungan antara Anima-toon space dan SMK-SMK tersebut.

V.1.2. Eksisting Site • Berada di SMK 4, SMK 5, dan SMK 6 • Merupakan bekas lokasi SPBU Manahan • Merupakan kawasan pendidikan dan hiburan (area Manahan) • Akses mudah (jalan dua arah, pencapaian dari luar solo mudah,

berada di pinggir jalan utama) • Memiliki view yang cukup baik dengan batas:

• Utara : Jl. LU Adi Sucipto • Timur : Jl. Ahmad Yani • Selatan : SMK 7 Surakarta • Barat : RC Workshop

• Luasan site + 8850 m 2

• Building Coverage (BCR)

: 60% (+ 5310 m 2 )

• Floor Aspect Ratio (FAR) : 3 (maksimal 5 lantai) • Floor Aspect Ratio (FAR) : 3 (maksimal 5 lantai)

Indonesia memiliki iklim tropis yang menyebabkan intensitas penyinaran matahari lebih besar. Oleh sebab itu, digunakan banyak naungan (efek pembayangan) agar suhu dalam bangunan tidak terlalu tinggi. Digunakan pula banyak bukaan di bagian area-area komunal agar sirkuasi angin menjadi lancar dan menurunkan suhu di dalam bangunan yang panas. Penyinaran matahari yang melimpah ini digunakan pula sebagai suplai sumber energy listrik yang diubah dari penggunaan panel sel surya sehingga diharapkan dapat mengurangi suplai kebutuhan energi listrik dari luar (prinsip hemat energy, hemat biaya) dan dapat membantu suplai energi listrik ke luar site.

b. View dan Orientasi

View buatan ke luar paling baik berada di sebelah utara (jalan utama dan menghadap RSIS). Maka, bukaan paling banyak berada pada sebelah utara. Sedangkan view alami ke luar bangunan yang paling baik berada di sebelah tenggara hingga barat daya site yang menghadap langsung ke arah persawahan.

Untuk view ke dalam, paling banyak menuju ke arah utara site. Maka desain tampilan yang paling menarik ditempatkan pada sisi tersebut. Namun, tidak menutup kemungkinan keunikan desain ditempatkan pula ditengah-tengah site agar akses view bagi user dalam bangunan selain ke luar site juga ke dalam site, yakni menuju ke arah tengah site (view bangunan itu sendiri).

c. Pencapaian

Pencapaian paling mudah berasal dari sebelah utara site yang notabene menghadap langsung ke arah jalan akses utama (Jl. A. Yani). Walaupun jalan tersebut dua arah, tetapi jalan tersebut diberi pembatas di tengah-tengah jalan dan hanya dibuka sebagai jalur Pencapaian paling mudah berasal dari sebelah utara site yang notabene menghadap langsung ke arah jalan akses utama (Jl. A. Yani). Walaupun jalan tersebut dua arah, tetapi jalan tersebut diberi pembatas di tengah-tengah jalan dan hanya dibuka sebagai jalur

d. Sirkulasi dalam Site

Berdasarkan konsep lay out tata masa yang berupa frame to frame motion berbentuk melingkar, maka sirkulasi dalam site pun menyesuaikan tatanan masa tersebut. Oleh sebab itu, didesain sebuah alur sirkulasi yang memudahkan pengguna untuk mengakses keseluruhan site dan tiap masa yang diletakkan dengan mudah tetapi juga tanpa menyebabkan cross circulation antar pengakses site tersebut.

e. Kebisingan

Kebisingan (noise) berasal dari arah jalan raya yang berada di sebelah utara site yakni berasal dari Jalan A. Yani sebagai jalan arteri lingkungan. Noise ini dapat diredam dengan cara:

1. Penggunaan barrier vegetasi amupun masa bangunan

2. Penaikan dan penurunan lantai bangunan (site tidak berkontur)

3. Penggunaan material akustika bangunan

f. Penzoningan

Penzoningan didasarkan pada pengelompokan fungsi peruangan di dalam bangunan, yang dikategorikan pada tiap lantai bangunan;

1. Lantai dasar; area publik (pameran, gallery, ruang nonton, dsb)