yang menyerang individu yang berusia 50 sampai 70 tahun dengan perbandingan 2:1 untuk laki-laki dan perempuanGreer J.P, 2003.
2.4. Patofisiologi
Leukemia terjadi dari proses mutasi tunggal dari sel progenitor pada sistem hematopoiesis yang meneyebabkan sel mampu untuk berproliferasi secara
tidak terkontrol yang dapat menjadi suatu keganasan dan sel prekursor yang tidak mampu berdiferensiasi pada sistem hematopoiesisAmerican Cancer
Society,2012. Pada leukemia, terjadi keganasan sel darah pada fase limphoid, mieloid,
ataupun pluripoten. Penyebab dari hal ini belum sepenuhnya diketahui. Namun diduga berhubungan dengan perubahan susunan dari rantai DNA. Faktor eksternal
juga dinilai mempengaruhi seperti bahan-bahan obat bergugus alkil, radiasi, dan bahan-bahan kimia. Sedangkan faktor internal, yaitu kromosom yang abnormal
dan perubahan dari susunan DNAWu,2010. Perubahan susunan dari kromosom mungkin dapat mempengaruhi struktur
atau pengaturan dari sel-sel onkogen. Leukemia pada sel limfosit B terjadi translokasi dari kromosom pada gen yang normal berproliferasi menjadi gen yang
aktif untuk berproliferasi. Hal ini menyebabkan limfoblas memenuhi tubuh dan menyebabkan sumsum tulang gagal untuk berproduksi dan akhirnya menjadi
pansitopeniaWu,2010. Seiring sumsum tulang gagal, sel-sel yang abnormal bersirkulasi dalam
tubuh dan masuk ke organ-organ lain, seperti hati, limpa, dan mata. Gangguan pada sistemik ini menyebabkan perubahan pada kadar hematologi tubuh, terjadi
infeksi oportunistik, iatrogenik karena komplikasi dari kemoterapiWu,2010.
2.5. Etiologi dan Faktor risiko leukemia
Universitas Sumatera Utara
Etiologi dari leukemia akut masih tidak diketahui. Namun diketahui ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi, yaitu:
a. Radiasi dan zat ionisasi
b. Bahan-bahan kimia contohnya, benzene penyebab LMA
c. Obat-obatan contohnya, penggunaan bahan-bahan bergugus
alkil pada terapi kombinasi radiasi dapat menyebabkan LMA Lanzkowsky P, 2011
• Berdasarkan genetika seseorang, ada beberapa faktor yang diduga
mempengaruhi: a.
Kembar identik- apabila anak kembar yang pertama didiagnosa leukemia pada 5 tahun pertama, maka risiko untuk anak
kembar kedua meningkat menjadi 20 didiagnosa leukemia. b.
Kejadian leukemia pada saudara yang didiagnosa leukemia akan meningkat sebanyak 4 kali lipat dibandingkan pada
populasi umum. c.
Gangguan pada kromosom: Trisomy 21 Down Syndrome memiliki risiko 95 untuk
mengalami leukemia. Bloom syndrome memiliki risiko 8 untuk mengalami
leukemia. Anemia fanconi memiliki risiko 12 untuk mengalami
leukemia.
Lanzkowsky P, 2011
Berdasarkan penelitian Buffler P.A,et al, 2005, faktor risiko dari penyakit leukemia terdiri atas::
Universitas Sumatera Utara
1. Paparan dari pekerjaan orang tua
Setelah sekitar lebih kurang 3 dekade penelitian yang dilakukan, maka hubungan paparan dari pekerjaan orang tua
masih belum jelas. Awalnya hal ini diduga dari paparan hidrokarbon yang ada dalam pekerjaan orang tua, contohnya
adalah pegawai pom bensin yang sering terpapar langsung dengan asap kendaraan tanpa menggunakan masker.
2. Polusi udara
Polusi udara yang dapat menjadi pemicu terjadinya leukemia ada beberapa seperti anak perokok pasif dari orang tua yang
merokok. Hal ini masih menjadi perdebatan apakah memiliki hubungan sebab-akibat yang jelas atau tidak. Kemudian bahan
dari turunan benzena. Benzena telah terbukti menjadi suatu faktor risiko yang besar untuk terjadi leukemia. Benzena dapat
kita temukan pada makanan, pabrik perindustrian, dan kosmetik yang digunakan.
3. Pestisida
Pestisida merupakan suatu bahan yang digunakan untuk membunuh hama, serangga, jamur, dan lain-lain. Pada
penelitian ditemukan terdapat hubungan terhirupnya pestisida melalui udara pada saluran nafas anak dapat menyebabkan
leukemia pada anak.
4. Radiasi
Radiasi merupakan suatu bahan yang di gunakan sebagai proses imaging dari seorang ibu yang hamil. Pada penelitian ini
ditemukan hubungan sebab akibat paparan radiasi dari alat prosedur diagnostik menyebabkan leukemia.
Universitas Sumatera Utara
5. Pasien anak yang immunocompromise
Pada pasien yang mengalami transplantasi organ, maka akan terjadi penurunan dari sistem imunitas tubuh. hal ini telah
terbukti meningkatkan risiko terjadinya leukemia pada anakAmerican Cancer Society, 2012.
2.6. Gejala klinis