Hubungan Paparan Asap Rokok Orang Tua dan Lingkungan Rumah terhadap Kejadian Leukemia pada Anak di RSUP H Adam Malik Medan

(1)

HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK ORANG TUA DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP KEJADIAN LEUKEMIA PADA ANAK DI RSUP H.

ADAM MALIK MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH Oleh :

IRSYADIL FIKRI 100100007

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK ORANG TUA DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP KEJADIAN LEUKEMIA PADA ANAK DI RSUP H.

ADAM MALIK MEDAN KARYA TULIS ILMIAH

Karya tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan jenjang strata satu Oleh :

IRSYADIL FIKRI 100100007

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Hubungan Paparan Asap Rokok Orang Tua dan Lingkungan Rumah terhadap Kejadian Leukemia pada Anak di RSUP H Adam Malik Medan Nama:Irsyadil Fikri

NIM :100100007

__________________________________________________________________

Dosen Pembimbing Dosen Penguji I

dr Nelly Rosdiana, Sp.A(K) dr. Dwi Fara Dina,SpOG NIP:19620411 1989 03 002 NIP:19800320 2009 122 003

Dosen Penguji II

dr.Gerben F Hutabarat,DTM&H,SpMK NIP: 130 318 029

Dekan Fakultas Kedokteran


(4)

ABSTRAK

Penyakit keganasan pada anak terbagi atas keganasan hematologi dan tumor solid. Keganasan hematologi salah satunya adalah leukemia. Penyakit leukemia semakin sering terjadi dibanding 30 tahun yang lalu. Selain itu prevalensi perokok di Indonesia semakin meningkat. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui hubungan paparan asap rokok dari orang tua dan lingkungan dengan kejadian leukemia anak.

Metode yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan studi kasus-kontrol. Sampel kasus merupakan pasien leukemia anak yang diperoleh dari RSUP H.Adam malik Medan. Sedangkan sampel kontrol diperoleh dari anak yang sehat. Pengambilan sampel penelitian ini secara total sampling. Lalu dianalisa dengan uji Chi-Square.

Hasil yang diperoleh sebanyak 40 sampel yang terdiri atas 20 pasien leukemia dan 20 anak sehat sebagai kontrol. Terdapat 15 sampel yang menjadi perokok pasif dan mengalami leukemia serta 5 pasien leukemia yang tidak menjadi perokok pasif. Hasil uji Chi-square didapatkan p:0,025(p<0,05), sehingga hipotesis gagal ditolak karena menunjukkan hubungan yang signifikan antara dua variabel.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara paparan asap rokok orang tua terhadap kejadian leukemia anak. Kata kunci: leukemia, merokok, lingkungan, anak


(5)

ABSTRACT

Malignant disease in children divided into hematological malignancies and solid tumors. Hematologic malignancies one of which is leukemia. Leukemia occurs more frequently than 30 years ago. Furthermore the prevalence of smokers in Indonesia has increased. Therefore, the authors wanted to determine the relationship of exposure to cigarette smoke from parents and the environment with the incidence of childhood leukemia.

The method used is an analytical approach to case-control studies. Sample patient childhood leukemia cases were obtained from H.Adam malik Hospital Medan. While the control samples obtained from healthy children. Sampling of this study is the total sampling. Then analyzed by Chi-Square test.

The results of 40 samples consisting of 20 leukemia patients and 20 healthy children as controls. There are 15 samples to be passive smokers and suffered leukemia and 5 patients with leukemia who do not become passive smokers. Chi-square test results obtained p: 0.025 (p <0.05), so the hypothesis fail to be rejected because it show a significant relationship between the two variables.

From our results it can be concluded that there are significant relationships between cigarette from parents and childhood leukemia.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala karunia dan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini yang berjudul “Hubungan Paparan Asap Rokok Orang Tua dan Lingkungan Rumah Terhadap Kejadian Leukemia Pada Anak” sebagai tahapan akhir pembelajaran dalam program studi strata satu Pendidikan Dokter Universitas Sumatera Utara.

Saya ucapkan kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda Prof.H.M Hasballah Thaib, MA. Ph.D serta Ibunda Dra Rozanna atas dukungan baik berupa materil, moril, dan juga do`a, sehingga penulis dapat memperoleh pendidikan di FK USU dan dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana kedokteran.

Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan memberikan bantuan, antara lain:

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universita Sumatera Utara, Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar,Sp.PD-KGEH atas izin penelitian yang diberikan. 2. Dosen Pembimbing dr Nelly Rosdiana,Sp.A(K) yang telah banyak

meluangkan waktu dan tenaga, serta saran untuk mengarahkan peneliti dalam penelitian ini.

3. Dosen Penguji 1 dr. Dwi Fara Dina,SpOG dan Dosen Penguji 2 dr.Gerben F Hutabarat,DTM&H,SpMK yang telah memberikan saran dan kritik untuk membantu penelitian ini menjadi lebih baik.

4. Seluruh staf pengajar Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa penelitian.


(7)

5. Teman satu kelompok penelitian penulis, Fini Kollins yang telah bersama-sama membantu dan saling member semangat dalam penyelesaian KTI ini.

6. Teman sejawat Hafis Novyan, Ruby Firdaus, Fikri Bariz, M Qadri Ramadhan, dan Juliana Sari Harahap atas masukan dan bantuannya dalam proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Staf Administrasi dan Staf Perawat di RSUP H.Adam Malik Medan Ruang Rindu B.

8. Serta seluruh pihak baik langsung maupun yang tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam tulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhirnya, penulis mengharapkan masukan dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan penelitian ini dan juga untuk menambah ilmu dan pengetahuan penulis untuk masa yang akan datang.

7 Desember 2013 Penulis

(Irsyadil Fikri) 100100007


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ………. 1

1.2. Rumusan Masalah ……… 3

1.3. Tujuan Penelitian ……….. 3

1.4. Manfaat Penelitian ……… 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ……….. 5

2.1. Definisi Leukemia ……….. 5

2.2. Fisiologi darah ……… 5

2.2.1. Komponen Darah ………... 5

2.3. Klasifikasi Leukemia ……….. 9

2.4. Patofisiologi ……….... 11

2.5. Etiologi dan Faktor Risiko Leukemia ……… 12

2.6. Gejala Klinis ………... 14

2.7. Penegakan Diagnosa ……….. 16

2.8. Penatalaksanaan ………. 18

2.9. Prognosis ……… 19

2.10. Definisi Merokok ………. 19

2.11. Epidemiologi Merokok ……… 20

2.12. Bahan-Bahan Kimia yang terkandung dalam rokok ……... 20


(9)

2.14. Hubungan merokok dengan leukemia ………. 21

BAB 3 KERANGKA KONSEP ………. 23

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ………. 23

3.2. Definisi Operasional ………. 23

3.3. Hipotesis ……… 27

BAB 4 METODE PENELITIAN ………. 28

4.1. Jenis Penelitian ……….. 28

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 28

4.2.1. Lokasi Penelitian ... 28

4.2.2. Waktu Penelitian ... 29

4.3. Populasi dan Sampel ……….. 29

4.3.1. Populasi Penelitian ... 29

4.3.2. Sampel Penelitian ... 29

4.4. Kriteria inklusi dan ekslusi ………. 30

4.4.1. Kriteria Inklusi ... 30

4.4.2. Kriteria Ekslusi ... 30

4.5. Metode Pengumpulan Data ……… 30

4.6. Teknik Analisa Data ……… 30

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

5.1. Hasil Penelitian ... 32

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 32

5.1.2. Karakteristik Sampel Penelitian ... 32

5.1.2.1. Sampel Berdasarkan Usia ... 33

5.1.2.2. Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ... 33

5.1.2.3. Sampel Berdasarkan Urutan Responden ... 34


(10)

5.1.2.6. Sampel Berdasarkan Perokok Berat ... 35

5.1.3. Hasil Analisa Data ... 36

5.2. Pembahasan ... 37

5.2.1. Insidensi Leukemia pada Usia Anak-anak ... 37

5.2.2. Jenis Kelamin dan Urutan Subjek di Dalam Keluarga .... 37

5.2.3. Status Maternal Ibu dan Status Gizi Ibu ... 38

5.2.4. Status Sebagai Perokok Pasif ... 38

5.2.5. Pengkonsumsian Alkohol dan Faktor Risiko ... 39

5.2.6. Hubungan Paparan Asap Rokok Terhadap Leukemia ... 40

5.2.7. Frekuensi, Intensitas, dan Jumlah Rokok ... 41

5.2.8. Analisa Besarnya Risiko yang Timbul ... 41

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 42

6.1. Kesimpulan ... 42

6.2. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ………. 44


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Prognosis Leukemia Pada Anak 19

5.1. Sampel Penelitian Berdasarkan Usia Responden 33 5.2. Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 33 5.3. Sampel Penelitian Berdasarkan Urutan Responden Sebagai Anak 34 5.4. Jumlah Perokok di Lingkungan Rumah Responden 34

5.5. Konsumsi Alkohol Orang Tua Responden 35

5.6. Klasifikasi Perokok Berat Orang Tua Responden 35 5.7. Total nilai kelompok * Diagnosa Pasien Crosstabulation 36


(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Peneliti Lampiran 2 Master Data

Lampiran 3 Informed Consent Subjek penelitian Lampiran 4 Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 Ethical Clearance

Lampiran 6 Surat Penelitian di RSUP H.Adam Malik Medan Lampiran 7 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner


(14)

ABSTRAK

Penyakit keganasan pada anak terbagi atas keganasan hematologi dan tumor solid. Keganasan hematologi salah satunya adalah leukemia. Penyakit leukemia semakin sering terjadi dibanding 30 tahun yang lalu. Selain itu prevalensi perokok di Indonesia semakin meningkat. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui hubungan paparan asap rokok dari orang tua dan lingkungan dengan kejadian leukemia anak.

Metode yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan studi kasus-kontrol. Sampel kasus merupakan pasien leukemia anak yang diperoleh dari RSUP H.Adam malik Medan. Sedangkan sampel kontrol diperoleh dari anak yang sehat. Pengambilan sampel penelitian ini secara total sampling. Lalu dianalisa dengan uji Chi-Square.

Hasil yang diperoleh sebanyak 40 sampel yang terdiri atas 20 pasien leukemia dan 20 anak sehat sebagai kontrol. Terdapat 15 sampel yang menjadi perokok pasif dan mengalami leukemia serta 5 pasien leukemia yang tidak menjadi perokok pasif. Hasil uji Chi-square didapatkan p:0,025(p<0,05), sehingga hipotesis gagal ditolak karena menunjukkan hubungan yang signifikan antara dua variabel.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara paparan asap rokok orang tua terhadap kejadian leukemia anak. Kata kunci: leukemia, merokok, lingkungan, anak


(15)

ABSTRACT

Malignant disease in children divided into hematological malignancies and solid tumors. Hematologic malignancies one of which is leukemia. Leukemia occurs more frequently than 30 years ago. Furthermore the prevalence of smokers in Indonesia has increased. Therefore, the authors wanted to determine the relationship of exposure to cigarette smoke from parents and the environment with the incidence of childhood leukemia.

The method used is an analytical approach to case-control studies. Sample patient childhood leukemia cases were obtained from H.Adam malik Hospital Medan. While the control samples obtained from healthy children. Sampling of this study is the total sampling. Then analyzed by Chi-Square test.

The results of 40 samples consisting of 20 leukemia patients and 20 healthy children as controls. There are 15 samples to be passive smokers and suffered leukemia and 5 patients with leukemia who do not become passive smokers. Chi-square test results obtained p: 0.025 (p <0.05), so the hypothesis fail to be rejected because it show a significant relationship between the two variables.

From our results it can be concluded that there are significant relationships between cigarette from parents and childhood leukemia.


(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dewasa ini masalah penyakit keganasan dirasakan semakin menonjol dibanding masa 30 tahun lalu. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya laporan penyakit keganasan yang menjadi salah satu penyebab kematian pada usia produktif. Menurut laporan World Health Organization (WHO), pada tahun 2008 penyakit jantung dan keganasan menjadi masalah kesehatan utama baik di Negara maju maupun di Negara berkembang.

Menurut WHO, setiap tahun terdapat 9 juta penderita keganasan dan 5 juta orang akan meninggal karena keganasan. Dalam periode tahun 1985-2015 diperkirakan terdapat 300 juta penderita keganasan dan 200 juta orang akan meninggal karena keganasan, dan hampir dua pertiga dari kasus keganasan tersebut terjadi di negara-negara berkembang.

Leukemia merupakan salah satu dari jenis dari penyakit keganasan. Leukemia adalah suatu bentuk keganasan dalam pembentukan sel darah pada tubuh. Pada umumnya leukemia terjadi pada sel darah putih, namun dapat juga terjadi dimulai dari jenis sel darah yang lain(American Cancer Society, 2012).

Awal mula terjadinya leukebmia adalah terjadi gangguan pada sumsum tulang belakang dimana sel darah dibentuk.. Pada kebanyakan kasus, leukemia menyerang pada darah dan dapat berpindah ke bagian yang lain seperti kelenjar limfe, limpa, hati, sistem syaraf pusat( otak dan sumsum tulang belakang), testis, dan organ lainnya(American Cancer Society,2012).

Leukemia menurut jenisnya dapat dibagi atas leukemia akut dan kronik. Leukemia akut dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) dan Leukemia Mieloblastik Akut (LMA). Sedangkan leukemia kronik dibagi menjadi 2 jenis yaitu Leukemia Limfoblastik Kronik (LLK) dan Leukemia


(17)

Mieloblastik Kronik (LMK) (Manual of Pediatric Hematology and Oncology, 5th edition, 2011).

Di dunia terjadi 3-4 kasus leukemia limfoblastik akut pada 100.000 anak, 2.500-3.000 anak didiagnosa di Amerika Serikat tiap tahun. Untuk leukemia mieloblastik akut 500 kasus baru setiap tahun di Amerika Serikat(Manual of Pediatric Hematology and Oncology, 5th edition, 2011).

Menurut WHO, ditemukannya pasien leukemia sekitar 44784 pasien di Asia Tenggara. Tercatat 25.308 pasien laki-laki dari semua umur dan sebanyak 19.476 pasien perempuan dari semua umur(WHO,2008)

Di Indonesia khususnya pada Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 1997-1998 terdapat 2.144 penderita keganasan dan 109 menderita leukemia, dimana laki-laki sebanyak 76 orang dan 33 orang wanita. Dari 109 penderita leukemia terdapat 81 orang menderita LLA, 24 orang LMA, dan 4 orang menderita LMK.

Dari data di Departemen Ilmu Kesehatan Anak divisi Hematologi dan onkologi terdapat 82 kasus leukemia dari 217 kasus baru yang diterima di RSUP H Adam Malik Medan tahun 2012 namun belum dipublikasikan.

Hasil penelitian Simamora (2009) di RSUP H. Adam Malik Medan tercatat 162 penderita leukemia. Terdapat Leukemia jenis limfoblastik akut 87%, Leukemia jenis Mieloblastik akut 6,2%, Leukemia jenis Mieloblastik kronik 2,5%, dan Leukemia jenis Limfoblastik kronik 4,3% pada tahun 2005-2009.

Pada rekam medik di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2005-2009, ditemukan penderita Leukemia rawat inap sebanyak 116 orang. Rincian tiap tahun yaitu pada tahun 2005 jumlah penderita 27 orang, tahun 2006 jumlah penderita 25 orang, tahun 2007 jumlah penderita 20 orang, tahun 2008 jumlah penderita 26 orang, dan tahun 2009 jumlah penderita 18 orang.


(18)

Hal-hal yang dapat menjadi faktor risiko antara lain adalah: faktor genetika, faktor gaya hidup seseorang, faktor lingkungan tempat tinggal, dan faktor-faktor lain yang masih belum jelas hubungan sebab akibatnya(American Cancer Society, 2012).

Gaya hidup merupakan salah satu pencetus terjadinya penyakit keganasan. Salah satunya adalah merokok. Asap rokok yang terkandung dalam rokok adalah suatu bahan leukemogen yang dapat menyebabkan keganasan pada tubuh manusia.

Tercatat di Amerika, 52,5% penduduknya merokok pada tahun 2009. Terbagi atas dewasa umur 18-24, dewasa umur 25-44, dewasa umur 45-64, dan umur ≥65 tahun(Morbidity and Mortality Weekly report,2010)

Menurut Milne, E, et al (2011), adanya hubungan orang tua yang merokok meningkatkan risiko kejadian leukemia limfoblastik akut (LLA). Penelitian tersebut menjelaskan bahwa orang tua (pria) yang perokok berat selama masa konsepsi merupakan faktor risiko dari kejadian LLA(oxford journals,2011).

Menurut Jeffrey S.Chang, et al (2010), merokok merupakan suatu faktor yang mendukung terjadinya leukemia pada anak. Penelitian tersebut menghasilkan jumlah anak penderita leukemia pada anak yang terpapar asap rokok orang tua adalah 327 anak. 281 anak menderita leukemia limfoblastik akut dan 46 anak menderita leukemia mieloblastik akut(oxford journal, 2010)

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melihat adanya hubungan antara leukemia pada anak dengan riwayat paparan asap rokok dari orang tua yang merokok sebelum, selama, atau setelah anak lahir.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Apakah ada hubungan paparan asap rokok dari orang tua dan lingkungan rumah dengan kejadian Leukemia pada anak?


(19)

1.3 TUJUAN PENELITIAN 1.3.1Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui hubungan paparan asap rokok orang tua terhadap kejadian Leukemia pada anak pada RSUP. H. Adam Malik Medan.

1.3.2Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui asap rokok sebagai faktor resiko untuk kejadian Leukemia pada anak.

2. Untuk mengetahui berapa lama paparan asap rokok yang dapat menyebabkan Leukemia pada anak.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran dan pengaplikasian ilmu peneliti selama ini.

2. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi atau bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Leukemia

Leukemia adalah suatu penyakit keganasan pada sistem hematopoiesis yang menyebabkan proliferasi sel darah yang tidak terkendali. Sel-sel progenitor dapat berkembang pada elemen sel yang normal, karena peningkatan rasio proliferasi sel dan penurunan rasio apoptosis sel. Hal ini menyebabkan gangguan dari fungsi sumsum tulang sebagai pembentuk sel darah yang

utama(Kliegman,2007)

Leukemia merupakan penyakit keganasan yang paling sering pada anak-anak. Diperkirakan sebanyak 41% dari seluruh penyakit keganasan pada anak yang berumur kurang dari 15 tahun. Pada tahun 2002, tercatat sekitar 2500 anak dibawah umur 15 tahun didiagnosa dengan leukemia di Amerika. Insidensi sebesar 4,5 kasus per 100.000 anak(Greer J.P,2003)

Leukemia limfoblastik akut terhitung sebanyak 77% kasus leukemia pada anak. Leukemia mieloblastik akut sekitar 11%, leukemia mieloblastik kronik sekitar 2-3%, dan leukemia mieloblastik kronik juvenil sekitar 1-2%(American Cancer Society,2012)

2.2 Fisiologi Darah 2.2.1. Komponen Darah

Darah terdiri atas dua komponen penyusun yaitu plasma darah dan elemen-elemen pembentuk.


(21)

2.2.1.1 Plasma Darah

Plasma darah adalah suatu cairan yang berwarna kekuningan. Pada plasma darah dapat ditemukan beberapa protein dalam tubuh, atau yang lebih sering dikenal dengan plasma protein(Tortora G J,2009).

Plasma protein memiliki peran penting dalam mempertahankan tekanan osmotik yang merupakan faktor penting dalam pertukaran cairan melewati dinding kapiler(Tortora G J,2009).

2.2.1.2 Elemen-elemen Pembentuk

Elemen-elemen pembentuk dari darah terdiri atas eritrosit, leukosit, dan trombosit.

1. Eritrosit (sel darah merah)

Eritrosit atau sel darah merah adalah sel darah yang khusus dalam proses transport oksigen. Eritrosit tidak memiliki nucleus (inti), oleh karena itu seluruh bagian dalamnya tersedia untuk mengankut oksigen. Eritrosit tidak banyak memiliki mitokondria sehingga ATP yang diperoreh melalui anaerobik(Tortora G J,2009).

Fungsi utama dari sel darah merah adalah transport hemoglobin yang berguna membawa oksigen dari paru menuju jaringan tubuh. ketika sel darah merah bebas dalam plasma,sekitar 3% berpindah melalui kapiler membran melalui membrana glomerular pada ginjal menuju filtrasi glomerulus setiap kali darah melewati kapiler(Tortora G J,2009). 2. Leukosit (Sel Darah Putih)

Leukosit adalah sel darah yang aktif pada sistem pertahanan tubuh yaitu berfungsi melawan infeksi dan penyakit lainnya. Batas normal jumlah sel darah putih berkisar dari 4.000 sampai 10.000/mm3.


(22)

Sel darah putih diklasifikasikan atas 2 kelompok berdasarkan granula sitoplasma yaitu leukosit granular dan leukosit agranular.

a) Leukosit granular

Leukosit ini mengandung granula spesifik dalam sitoplasmanya dan mempunyai inti yang memperlihatkan banyak variasi pada bentuknya. Leukosit granular terdiri atas 3 jenis yaitu:

i. Neutrofil

Neutrofil merupakan sistem pertahanan tubuh primer melawan infeksi bakteri dengan cara

Phagocytosis(Tortora G J,2009). ii. Eosinofil

Eosinofil memiliki fungsi Phagocytosis yang kurang baik. Pada pewarnaan, granula tidak menutupi nukleus yang terdiri atas dua lobus yang saling

berhubungan(Tortora G J,2009). iii. Basofil

Basofil berfungsi dalam pengaktifan histamin. Pada pewarnaan dijumpai berwarna biru-keunguan. Biasanya granula menutupi nukleus yang terdiri atas dua

lobus(Tortora G J,2009). b) Leukosit agranular

Leukosit ini tidak memiliki granula spesifik dalam

sitoplasmanya. Leukosit agranular terdiri atas 2 jenis yaitu: i. Limfosit

Limfosit berbentuk bulat dan sedikit ada lekukan dan berwarna gelap. Terdapat dua jenis limfosit yaitu limfosit T dan limfosit B. Limfosit T bergantung timus. Limfosit B tidak bergantung timus, tersebar dalam folikel-folikel kelenjar getah bening. Limfosit T bertanggung jawab atas respons kekebalan


(23)

selular melalui pembentukan sel yang reaktif antigen sedangkan limfosit B, jika dirangsang dengan semestinya, berdiferesiansi menjadi sel-sel plasma yang menghasilkan imunoglobulin, sel-sel ini bertanggung jawab atas respons kekebalan hormonal(Tortora G J,2009).

ii. Monosit

Monosit memiliki fungsi phagocytosis dan sangat aktif, membuang sel-sel cedera dan mati, fragmen-fragmen sel, dan mikroorganisme(Tortora G J,2009).

3. Trombosit

Trombosit berdiameter 2-4 μm. Siklus hidupnya 5-9 hari dan memiliki banyak vesikel tetapi tidak memiliki nukleus. Trombosit berfungsi untuk membentuk plug dalam hemostasis dan mengeluarkan bahan kimia yang menyebabkan spasme pembuluh darah dan pembekuan darah(Tortora G J,2009).


(24)

Gambar 2.1 proses proliferasi sel darah(Tortora G J,2009)

2.3. Klasifikasi Leukemia

Berdasarkan maturasi sel dan asal sel, leukemia dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

1. Leukemia Akut

Leukemia akut adalah suatu proses proliferasi dari sumsum tulang yang immature. Sel-sel ini dapat melibatkan darah pada daerah tepi dan juga organ-organ padat. Persentase yang di temukan pada penegakan diagnosa leukemia akut berkisar 30% atau lebih(Abdul-Hamid G,2011).

1.a. Leukemia limfoblastik akut

Leukemia limfoblastik akut adalah leukemia yang paling sering terjadi pada anak-anak. Diperkirakan sejumlah 30% dari kanker


(25)

anak-anak. Data yang diperoleh dari The National Cancer Institute`s surveillance, Epidemiology, and End Result (SEER) menyatakan bahwa leukemia limfoblastik akut pada anak-anak terjadi sebanyak 26 anak /1.000.000 pertahun di Amerika serikat(Greer J.P, 2003).

1.b. Leukemia mieloblastik akut

Leukemia mieloblastik akut adalah suatu keganasan hematologi yang ditandai dengan pembentukan dan penyebaran dari sel myeloid yang muda(Greer J.P, 2003).

2. Leukemia kronik

Leukemia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai proliferasi neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena keganasan hematologi.

2.a. Leukemia Mieloblastik kronik (LMK)

LMK adalah gangguan mieloproliferatif yang ditandai dengan produksi berlebihan sel mieloid (seri granulosit) yang relatif

matang. LMK mencakup 20% leukemia dan paling sering dijumpai pada orang dewasa usia pertengahan (40-50 tahun). Abnormalitas genetik yang dinamakan kromosom philadelphia ditemukan pada 90-95% penderita LMK. Sebagian besar penderita LMK akan meninggal setelah memasuki fase akhir yang disebut fase krisis blastik yaitu produksi berlebihan sel muda leukosit, biasanya berupa mieloblas/promielosit, disertai produksi neutrofil, trombosit dan sel darah merah yang amat kurang(Greer J.P, 2003).

2.b. Leukemia Limfoblastik kronik (LLK)

LLK adalah suatu keganasan klonal limfosit B (jarang pada limfosit T). Perjalanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan akumulasi progresif yang berjalan lambat dari limfosit kecil yang berumur panjang. LLK cenderung dikenal sebagai kelainan ringan


(26)

yang menyerang individu yang berusia 50 sampai 70 tahun dengan perbandingan 2:1 untuk laki-laki dan perempuan(Greer J.P, 2003). 2.4. Patofisiologi

Leukemia terjadi dari proses mutasi tunggal dari sel progenitor pada sistem hematopoiesis yang meneyebabkan sel mampu untuk berproliferasi secara tidak terkontrol yang dapat menjadi suatu keganasan dan sel prekursor yang tidak mampu berdiferensiasi pada sistem hematopoiesis(American Cancer

Society,2012).

Pada leukemia, terjadi keganasan sel darah pada fase limphoid, mieloid, ataupun pluripoten. Penyebab dari hal ini belum sepenuhnya diketahui. Namun diduga berhubungan dengan perubahan susunan dari rantai DNA. Faktor eksternal juga dinilai mempengaruhi seperti bahan-bahan obat bergugus alkil, radiasi, dan bahan-bahan kimia. Sedangkan faktor internal, yaitu kromosom yang abnormal dan perubahan dari susunan DNA(Wu,2010).

Perubahan susunan dari kromosom mungkin dapat mempengaruhi struktur atau pengaturan dari sel-sel onkogen. Leukemia pada sel limfosit B terjadi

translokasi dari kromosom pada gen yang normal berproliferasi menjadi gen yang aktif untuk berproliferasi. Hal ini menyebabkan limfoblas memenuhi tubuh dan menyebabkan sumsum tulang gagal untuk berproduksi dan akhirnya menjadi pansitopenia(Wu,2010).

Seiring sumsum tulang gagal, sel-sel yang abnormal bersirkulasi dalam tubuh dan masuk ke organ-organ lain, seperti hati, limpa, dan mata. Gangguan pada sistemik ini menyebabkan perubahan pada kadar hematologi tubuh, terjadi infeksi oportunistik, iatrogenik karena komplikasi dari kemoterapi(Wu,2010).


(27)

Etiologi dari leukemia akut masih tidak diketahui. Namun diketahui ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi, yaitu:

a. Radiasi dan zat ionisasi

b. Bahan-bahan kimia (contohnya, benzene penyebab LMA) c. Obat-obatan (contohnya, penggunaan bahan-bahan bergugus

alkil pada terapi kombinasi radiasi dapat menyebabkan LMA) (Lanzkowsky P, 2011)

• Berdasarkan genetika seseorang, ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi:

a. Kembar identik- apabila anak kembar yang pertama didiagnosa leukemia pada 5 tahun pertama, maka risiko untuk anak kembar kedua meningkat menjadi 20% didiagnosa leukemia. b. Kejadian leukemia pada saudara yang didiagnosa leukemia

akan meningkat sebanyak 4 kali lipat dibandingkan pada populasi umum.

c. Gangguan pada kromosom:

Trisomy 21 (Down Syndrome) memiliki risiko 95% untuk mengalami leukemia.

Bloom syndrome memiliki risiko 8% untuk mengalami leukemia.

Anemia fanconi memiliki risiko 12% untuk mengalami leukemia.

(Lanzkowsky P, 2011)


(28)

1. Paparan dari pekerjaan orang tua

Setelah sekitar lebih kurang 3 dekade penelitian yang dilakukan, maka hubungan paparan dari pekerjaan orang tua masih belum jelas. Awalnya hal ini diduga dari paparan hidrokarbon yang ada dalam pekerjaan orang tua, contohnya adalah pegawai pom bensin yang sering terpapar langsung dengan asap kendaraan tanpa menggunakan masker. 2. Polusi udara

Polusi udara yang dapat menjadi pemicu terjadinya leukemia ada beberapa seperti anak perokok pasif dari orang tua yang merokok. Hal ini masih menjadi perdebatan apakah memiliki hubungan sebab-akibat yang jelas atau tidak. Kemudian bahan dari turunan benzena. Benzena telah terbukti menjadi suatu faktor risiko yang besar untuk terjadi leukemia. Benzena dapat kita temukan pada makanan, pabrik perindustrian, dan

kosmetik yang digunakan. 3. Pestisida

Pestisida merupakan suatu bahan yang digunakan untuk membunuh hama, serangga, jamur, dan lain-lain. Pada

penelitian ditemukan terdapat hubungan terhirupnya pestisida melalui udara pada saluran nafas anak dapat menyebabkan leukemia pada anak.

4. Radiasi

Radiasi merupakan suatu bahan yang di gunakan sebagai proses imaging dari seorang ibu yang hamil. Pada penelitian ini ditemukan hubungan sebab akibat paparan radiasi dari alat prosedur diagnostik menyebabkan leukemia.


(29)

5. Pasien anak yang immunocompromise

Pada pasien yang mengalami transplantasi organ, maka akan terjadi penurunan dari sistem imunitas tubuh. hal ini telah terbukti meningkatkan risiko terjadinya leukemia pada anak(American Cancer Society, 2012).

2.6. Gejala klinis

Gejala klinis yang terjadi pada leukemia pada anak disebabkan kurangnya sel darah yang normal, karena berlebihannya sel darah normal yang membentuk sel darah baru pada sumsum tulang belakang. Akibatnya anak tidak memiliki sel darah merah, sel darah putih, dan platelet yang cukup. Hal-hal tersebut dapat diketahui pada pemeriksaan darah, namun dapat juga menyebabkan suatu gejala.

Adapun beberapa tanda dan gejala yang ditimbulkan pada anak dengan leukemia adalah: (American Cancer Society, 2012)

2.6.1. Lemah dan kulit yang pucat

Tanda-tanda ini merupakan tanda anemia(kurangnya sel darah merah). Hal ini menyebabkan anak merasa lemah, lelah, pusing, dan nafas yang pendek. Hal ini juga dapat

menyebabkan kulit menjadi pucat(American Cancer Society, 2012).

2.6.2. Infeksi dan demam

Gejala yang sering ditimbulkan leukemia pada anak adalah demam. Hal ini sering disebabkan infeksi, bahkan hal ini tidak berpengaruh setelah diberikan antibiotik sekalipun(American Cancer Society, 2012).


(30)

Pada penderita leukemia sering terjadi mimisan,gusi berdarah, dan bahkan perdarahan besar pada luka gores yang kecil. Pada kulit terlihat bercak-bercak kemerahan yang disebabkan perdarahan pada pembuluh darah yang kecil. Hal ini

disebabkan karena kurangnya platelet normal yang berfungsi memberhentikan perdarahan(American Cancer Society, 2012). 2.6.4. Nyeri pada tulang atau sendi

Nyeri pada tulang dan sendi disebabkan penumpukan sel-sel darah muda pada tulang ataupun sendi(American Cancer Society, 2012).

2.6.5. Perut yang membesar

Gejala yang jelas terlihat adalah hepatomegali dan

spleenomegali. Hal ini terjadi karena penumpukan sel-sel leukemia menumpuk pada limpa dan hati(American Cancer Society, 2012).

2.6.6. Penurunan selera makan, penurunan berat badan Gejala penurunan selera makan dan penurunan berat badan disebabkan pembesaran dari organ pada abdomen penderita. Sehingga banyaknya makanan yang bisa masukpun juga berkurang(American Cancer Society, 2012).

2.6.7. Kelenjar limph yang membengkak

Sel-sel leukemia dapat menyebar pada kelenjar limph. Hal ini menyebabkan terlihat pembengkakan pada leher, ketiak, atau tempat lainnya. Untuk mengetahui penyebab pasti biasanya dilakukan biopsi(American Cancer Society, 2012).

2.6.8. Batuk atau gangguan bernafas

Sel T limfosit pada leukemia juga melibatkan kelenjat timus yang berada di belakang sternum dan di depan trakea. Pembesaran dari kelenjar limph dapat menyebabkan batuk(American Cancer Society, 2012).


(31)

Pada leukemia, terjadi Superior Vena Cava (SVC) syndrome. Hal ini disebabkan karena pembesaran kelenjar timus yang dilalui oleh vena cava superior sehingga menyebabkan pembengkakan wajah dan tangan penderita(American Cancer Society, 2012).

2.6.10.Nyeri kepala, kejang, muntah

Pada leukemia, terjadi penyebaran ke seluruh tubuh. Nyeri kepala yang di timbulkan karena sel-sel leukemia telah menyebar hingga otak. Selain itu pandangan kabur juga menjadi gejala leukemia yang menyebar hingga sistem saraf pusat(American Cancer Society, 2012).

2.6.11.Ruam, masalah gusi

Pada penderita leukemia mieloblastik akut terjadi pembesaran gusi karena sel-sel leukemia menyebar pada gusi(American Cancer Society, 2012).

2.6.12.Kelemahan pada alat gerak

Gangguan ini jarang ditemukan. Namun hal ini terjadi karena penumpukan sel-sel leukemia yang sangat banyak pada exxtremitas(American Cancer Society, 2012).

2.7. Penegakan diagnosis

2.7.1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik

Pada anamnesis, dokter mencari dari tanda dan gejala leukemia. Dokter juga menanyakan apakah ada paparan dari faktor risiko yang dialami pada pasien. Dokter juga

menanyakan apakah di keluarga ada yang memiliki penyakit keganasan juga.

Pada pemeriksaan fisik, dokter fokus dengan adanya

pembesaran kelenjar limph, melihat apakah ada tanda-tanda infeksi. Pemeriksaan abdomen juga merupakan pemeriksaan


(32)

yang penting untuk melihar apakah adanya pembesaran hati atau limpa(American Cancer Society, 2012).

2.7.2. Tes darah

Tes darah yang dilakukan diambil dari vena pada lengan atau dari jari tangan perifer. Pemeriksaan darah dilakukan untuk melihat kadar hematologi pasien. Pemeriksaan apusan darah tepi juga dilakukan untuk melihat morfologi dari sel darah. Pada pasien dengan leukemia, akan ditemukan sel darah putih yang sangat banyak dibandingnkan sel darah merah dan platelet yang sedikit(American Cancer Society, 2012).

2.7.3. Aspirasi sumsum tulang dan biopsi

Aspirasi sumsum tulang dan biopsi dilakukan secara

bersamaan. Aspirasi sumsum tulang dan biopsi ini dilakukan untuk mendiagnosa leukemia dan diulangi kembali untuk melihat respon dari pengobatan(American Cancer Society, 2012).

Aspirasi sumsum tulang merupakan “gold standard” dari diagnosa leukemia. Tidak hanya indikasi diagnosa, namun indikasi menentukan jenis sel dan monitoring pengobatan seperti gangguan limfoblastik.(Wise-Draper T, 2012) 2.7.4. Lumbal pungsi

Lumbal pungsi dilakukan untuk melihat apakah ada sel leukemia pada CSF. Pada anak dengan leukemia, lumbal pungsi dilakukan sebagai terapi metastasis ke CNS untuk kemoterapi. Melalui lumbal pungsi diberikan bahan kemoterapi menuju cairan serebrospinal sehingga mencegah sel-sel

leukemia ada di sistem saraf pusat(American Cancer Society, 2012).

2.7.5. Biopsi kelenjar limph

Biopsi kelenjar limph penting untuk mendiagnosa limphoma. Pada anak dengan leukemia hal ini jarang dilakukan. Biopsi


(33)

kelenjar limph dilakukan bersamaan dengan proses

pembedahan untuk pengobatan atas indikasi tertentu(American Cancer Society, 2012).

2.8. Penatalaksanaan 2.8.1. Kemoterapi

Kemoterapi adalah terapi yang menggunakan obat anti kanker yang diberikan ke cairan serebrospinal, atau melelui aliran darah untuk dapat mencapai ke seluruh tubuh agar terapi yang diberikan efektif. Pengobatan dengan kemoterapi pada

leukemia mieloblastik akut diberikan dengan dosis yang tinggi dan di konsumsi dalam waktu yang singkat. Sedangkan terapi untuk leukemia limfoblastik akut di berikan dengan dosis yang rendah dan waktu konsumsi yang lama biasanya 2-3

tahun(American Cancer Society, 2012). 2.8.2. Pembedahan

Pembedahan merupakan terapi yang sangat terbatas

penggunaannya pada pasien leukemia. Hal ini dikarenakan sel-sel leukemia telah menyebar kesel-seluruh tubuh melalui sumsum tulang menuju organ-organ yang ada di tubuh. Terapi

pembedahan hanya dilakukan atas indikasi tertentu dan memiliki risiko tinggi(American Cancer Society, 2012). 2.8.3. Radiasi

Terapi radiasi menggunakan bahan energi dengan radiasi tinggi untuk menghancurkan sel-sel kanker. Terapi sendiri biasanya dilakukan untuk mencegah penyebaran dari sel-sel leukemia ke otak maupun ke testis(American Cancer Society, 2012).


(34)

2.9. Prognosis

2.9.1. Prognosis leukemia anak akut

Tabel 2.1. prognosis leukemia pada anak no Faktor prognostik Leukemia limfoblastik

akut

Leukemia mieloblastik akut

1 Umur saat diagnosa

Umur 2-9 tahun prognosa baik

Umur <2 tahun atau >10 tahun prognosa buruk 2 Jumlah sel darah

putih

Lebih dari 50.000 prognosa buruk

Lebih dari 50.000 mm2 prognosa buruk 3 Jenis kelamin Wanita lebih sering

sembuh

-

4 Translokasi kromosom

Perubahan kromosom 12 dan 21 prognosa

baik

-

5 Down syndrome - Jika didiagnosa sebelum

4 tahun, prognosa baik 6 Jumlah kromosom

yang sehat

Sisa kromosom yang sehat lebih dari 50,

prognosa baik

-

7 Myelodisplastic syndrome

- Memiliki riwayat

myelodisplastic syndrome prognosis

buruk (American Cancer Society, 2012)

2.10. Definisi merokok

Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihirup asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa(Emilia, 2011)


(35)

2.11. Epidemiologi merokok

Data menyatakan, pada tahun 2010 terdapat 20,1 % orang berumur 18-24 tahun yang mengkonsumsi rokok, umur 25-44 tahun sekitar 22%, umur 45-64 tahun sekitar 21,1% dan umur diatas 65% sekitar 9,5%(CDC,2010). 2.12. Bahan-bahan kimia yang terdapat pada rokok

Adapun beberapa bahan-bahan kimia yang terdapat dalam rokok, antara lain:

a. Nikotin

Komponen ini paling banyak dijumpai didalam rokok. Nikotin berbentuk cairan, tidak berwarna, merupakan basa yang mudah menguap. Bahan ini memiliki efek menaikkan tekanan darah,

meningkatkan frekuensi denyut jantung dan menyempitkan pembuluh darah perifer(Emilia, 2011).

b. Karbon monoksida

Karbon monoksida merupakan gas bersifat toksis yang berlawanan dengan oksigen dalam transpor hemoglobin. Kadar normal karboksi-hemoglobin hanya 1% pada bukan perokok. Sementara dalam darah perokok mencapai 4015%. Apabila keadaan terus berjalan akan terjadi polycytemia yang mempengaruhi fungsi saraf pusat(Emilia,2011). c. Tar

Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok dan bersifat karsinogen. Tar merupakan bagian partikel rokok sesudah kandungan nikotin dan uap air diasingkan. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru-paru. Dalam tar terdapat bahan karsinogenik yaitu polisiklik hidokarbon aromatis yang memicu kanker paru juga dijumpai N nitrosamine nikotin yang berpotensi besar sebagai karsinogenik


(36)

2.13. Efek yang di timbulkan merokok

Ada beberapa efek yang ditimbulkan setelah konsumsi rokok antara lain:

• Penyakit jantung

• Kanker

• Aneurisma

• Bronkitis

• Empisema

• Stroke

• Infertil

• Bayi prematur

• Bayi berat lahir rendah

• Kecacatan pada bayi

• Pneumonia

• Asma

• Ulkus peptik

• Dan lain-lain (American Cancer Society,2012)

2.14. Hubungan rokok terhadap kejadian leukemia

Rokok merupakan suatu penyebab morbiditas dan mortalitas besar yang dapat dicegah. Selama 15 tahun hal ini telah menjadi perhatian. Potensi perokok pasif yang dapat menggaggu kesehatan dan dikenal juga sebagai bahan karsinogen(Bofetta P, Tredaniel J, Greco A,2000).

Bahan karsinogen pada rokok dari perokok pasif pada anak belum dipahami secara jelas. Asap rokok dari orang tua dapat meneyebabkan mutasi pada proses spermatogonia(Bofetta P, Tredaniel J, Greco A,2000).

Mekanisme rokok dapat menyebabkan meningkatnya risiko leukemia belum di ketahui jelas. Namun, rokok berisi bahan-bahan yang dapat meningkatkan risiko leukemia seperti benzena, bahan radioaktif, dan bahan karsinogenik. Hal ini dapat mempengaruhi kromosom. Selain itu,


(37)

rokok juga diduga memiliki hubungan dengan gangguan imunitas(Chelghoum. Y, Danaila. C, Belhabri.C, et al, 2002).

Penelitian sebelumnya di China tahun 2006 menyatakan bahwa paparan asap rokok pada perokok pasif menjadi faktor risiko yang penting leukemia pada anak. Pada penelitian ini, risiko ayah yang merokok lebih lima slope(pak) atau lebih pertahun sebelum konsepsi dapat meningkatkan kejadian leukemia(Chang J.S et al, 2006)

Pada penelitian kohort, ibu yang merokok pada usia kehamilan 8-12 minggu dapat meningkatkan kejadian leukemia mieloblastik akut dan meringankan risiko kejadian leukemia limfoblastik akut(Chang J.S et al, 2006).

Rokok memiliki 250 bahan kimia didalamnya yang diketahui sebagai racun dan karsinogenik antara lain: benzena, formaldehid,

aromatic amine, polycyclic aromatic hydrocarbons, dan nitrosamines juga bahan radioaktif seperti polonium. Benzena diketahui mengganggu sistem pembentukan darah pada kadar yang rendah. Formaldehid di ketahui mampu meningkatkan risiko leukemia dewasa. Dan pada perokok pasif dianggap mengkonsumsi bahan kimia rokok secara kualitatif yang

diketahui dapat menyebabkan gangguan pada sistem hematopoiesis. Hasil laporan ditemukan anak-anak umur 6-11 tahun kurang dapat menghindari asap rokok pasif dari pada orang dewasa. Hal ini terbukti pada

pemeriksaan urin,ditemukan bahan rokok yang mengandung karsinogenik nitrosamine 4-(methylnitrosamino)-1-(3-pyridyl)-1-butan-ol (NNAL). Kadar ini berkisar empat kali lipat dari orang dewasa yang tidak merokok(Liu R, 2010).


(38)

BAB 3

KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Variabel Independen Variabel Dependen

Dari kerangka konsep di atas, pemaparan asap rokok di lingkungan rumah sebelum konsepsi, semasa hamil, dan pasca kelahiran anak akan dikaji untuk melihat terdapatnya keterkaitan atau hubungan terhadap kejadian leukemia pada anak yang dilahirkan.

3.2. Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur

Alat Ukur Hasil Ukur Skala Pengukuran Paparan asap rokok Kontak dari polutan asap rokok pada bagian tubuh manusia.

Angket Kuesioner, pertanyaan yang diajukan berkenaan Pertanyaan dengan jawaban Benar diberi skor Nominal Pemaparan Asap Rokok di

lingkungan Rumah sebelum konsepsi, hamil, dan pasca

kelahiran anak.

Kejadian Leukemia pada anak.


(39)

Pada perokok sekunder, bagian tubuh ini adalah mata, epitel pada hidung, mulut tenggorokan, serta lapisan mukosa pada sal nafas dan

alveolus dengan jumlah perokok aktif di rumah 2 dan jawaban Salah mendapat skor 1. Hasil akan dihitung dengan SPSS melalui Chi Square Sebelum konsepsi Waktu sebelum terjadinya konsepsi ibu pada anak dengan leukemia.

Angket Kuesioner. Pertanyaan yang di ajukan mengenai perokok aktif sebelum konsepsi yang terpapar kepada ibu pada anak dengan leukemia Ya tidak. Pertanyaan dengan jawaban Benar akan diberi nilai 2, sedangkan Salah diberi nilai 1.Hasil akan dihitung dengan SPSS melalui Chi Square Nominal


(40)

Semasa hamil Waktu semasa hamil ibu pada anak dengan leukemia.

Angket Kuesioner. Pertanyaan yang di ajukan mengenai perokok aktif semasa hamil yang terpapar kepada ibu pada anak dengan leukemia Ya tidak. Pertanyaan dengan jawaban Benar akan diberi nilai 2, sedangkan Salah diberi nilai 1.Hasil akan dihitung dengan SPSS melalui Chi Square Nominal Pasca kelahiran Waktu pasca kelahiran anak dengan leukemia.

Angket Kuesioner. Pertanyaan yang di ajukan mengenai perokok aktif terpapar pada anak dengan leukemia Ya tidak. Pertanyaan dengan jawaban Benar akan diberi nilai 2, sedangkan Salah diberi nilai 1.Hasil akan dihitung Nominal


(41)

dengan SPSS melalui Chi Square Leukemia anak Anak yang didiagnosa dokter dengan leukemia. Yang tertera pada rekam medik rumah sakit

Angket Kuesioner. Pertanyaan yang di ajukan mengenai diagnosa leukemia pada anak Ya tidak. Pertanyaan dengan jawaban Benar akan diberi nilai 2, sedangkan Salah diberi nilai 1.Hasil akan dihitung dengan SPSS melalui Chi Square Nominal Macam-macan Rokok Pembagian jenis rokok yaitu jenis kretek, filter, rokok cerutu, pipa, rokok daun tembakau.

Angket Rokok yang digunakan pada orang tua pasien Hasil akan dihitung dengan SPSS melalui Chi Square Nominal


(42)

3.3. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan paparan asap rokok di lingkungan rumah dengan kejadian leukemia pada anak.


(43)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian analitik untuk mengetahui hubungan antara kejadian leukemia pada anak yang disebabkan oleh paparan asap rokok pada perokok aktif di lingkungan rumah. Desain penelitian yang telah digunakan adalah desain case control studi yaitu melakukan penelitian hubungan sebab-akibat dari risiko paparan asap rokok dari perokok aktif yang ada di lingkungan rumah terhadap pasien leukemia anak melalui angket dengan pengisisan kuesioner yang telah disediakan.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian telah dilakukan pada ruang rawat inap RSUP H. Adam Malik Medan dengan pertimbangan di RSUP H. Adam Malik Medan tersedia data-data mengenai leukemia.

Penelitian untuk mengumpulkan sampel sebagai kontrol dilakukan di lingkungan rumah peneliti sendiri, yaitu di jalan Eka Rasmi Komplek Johor Permai Melinjo 1 no 15 Medan Johor.


(44)

4.2.2. Waktu Penelitian Proses

Penelitian

Agustus September Oktober Nopember Desember Izin

Penelitian Ethical Clearance Pengambilan

data dan pengolahan

data Hasil dan

Seminar Hasil

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien leukemia anak di RSUP H. Adam Malik Medan.

4.3.2. Sampel

Sampel adalah pasien leukemia anak yang dirawat inap di RSUP H Adam Malik Medan selama periode Agustus 2013 hingga bulan nopember 2013 dan pasien leukemia yang berdomisili di Kota Medan dan Deli Serdang. Sampel ini telah diambil secara total sampling, dimana seluruh pasien yang dirawat inap di RSUP H.Adam Malik Medan dan yang berdomisili di Kota Medan dan Deli Serdang telah diteliti yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Dan sampel yang menjadi kontrol diperoleh dari sampel sehat atau tidak menderita leukemia ataupun keganasan lain yang berada di daerah lingkungan rumah peneliti.


(45)

4.4. Kriteria inklusi dan ekslusi 4.4.1. kriteria inklusi

• Seluruh pasien leukemia yang berumur 0-18 tahun.

• Seluruh pasien leukemia yang dirawat inap selama masa penelitian dilaksanakan.

4.4.2. Kriteria ekslusi

• Pasien yang dengan kelainan kongenital 4.5. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh/diukur melalui status pasien dan wawancara langsung atau angket pada responden dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Kemudian, kuesioner tersebut diberikan kepada sampel untuk diisi. Hal ini telah dilaksanakan kepada sampel yang berada di ruang rawat inap RSUP H Adam Malik Medan dan kelompok kontrol yang berada di lingkungan rumah peneliti dengan alat pengukuran kuesioner yang sama.

Alat pengukuran data untuk penelitian ini adalah kuesioner terstruktur. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner telah dijalankan terlebih dahulu pada 20 orang sampel dan telah diuji reliabilitas kuesioner yang diberikan dengan menggunakan rumus koefisien korelasi (pearson) yang dapat dilihat pada bagian lampiran.


(46)

4.6. Teknik Analisa Data

Setelah pelaksanaan penelitian, data telah diperoleh dari responden dengan jawaban diisi pada kuesioner. Kuesioner telah diuji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan SPSS. Kemudian, data yang didapat telah diolah dengan bantuan sistem perangkat lunak program komputer SPSS. Setelah itu, dilakukan analisa dengan uji hipotesis Chi Square untuk melihat ada hubungan antara kejadian leukemia pada anak disebabkan oleh paparan asap rokok pada perokok aktif di lingkungan rumah.


(47)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 355/ Menkes/ SK/ VII/ 1990 yang juga merupakan rumah sakit rujukan yang meliputi wilayah pembangunan A seperti Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Riau dan pada tanggal 6 September 1991 RSUP Haji Adam Malik Medan telah ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa. RSUP Haji Adam Malik Medan memiliki fasilitas pelayanan yang terdiri dari pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, pelayanan penunjang non medis dan pelayanan non medis. Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap rindu B dan poliklinik departemen ilmu kesehatan anak RSUP H. Adam Malik Medan.

5.1.2. Karakteristik Sampel Penelitian

Sampel yang diperoleh selama masa penelitian yaitu bulan Agustus 2013 hingga Nopember 2013 sebanyak 40 sampel penelitian, yang terdiri atas 20 pasien anak dengan leukemia dan 20 pasien anak sehat sebagai kontrol. Seluruh data pasien leukemia yang diperoleh merupakan data primer yang diperoleh melalui wawancara kepada pasien dan data sekunder yang diperoleh dari rekam medis departemen ilmu kesehatan anak sebagai data diri pasien. Sedangkan sampel kontrol diperoleh dari sampel yang bertempat tinggal di lingkungan tempat tinggal peneliti.


(48)

5.1.2.1. Deskripsi Sampel Berdasarkan Usia

Dari hasil penelitian, diperoleh distribusi usia responden sebagai berikut. Tabel 5.1. Data Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Usia Responden

Kasus Kontrol

No Usia Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1 2 3 1-5 tahun 6-10 tahun 11-18 tahun 8 8 4 40,0 40,0 20,0 10 7 3 50,0 35,0 15,0

Total 20 100,0 20 100,0

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah sampel kasus terbanyak adalah anak berusia 1-5 tahun (40,0%) dan sampel kontrol anak berusia 1-5 tahun (50,0%).

5.1.2.2. Deskripsi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian juga dapat diperoleh distribusi jenis kelamin responden sebagai berikut.

Tabel 5.2. Data Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Responden.

Kasus Kontrol

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1 2 Laki-laki Perempuan 10 10 50,0 50,0 13 7 65,0 35,0

Total 20 100,0 20 100,0

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diperoleh jumlah responden laki-laki (50,0%) sama dengan perempuan (50,0%) pada kasus.


(49)

5.1.2.3. Deskripsi Sampel Berdasarkan Urutan Responden Sebagai Anak Dari hasil penelitian juga dapat diperoleh distribusi urutan responden sebagai anak sebagai berikut.

Tabel 5.3. Data Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Urutan Responden Sebagai Anak

Kasus Kontrol

No Urutan Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 8 6 3 0 0 2 5,0 40,0 30,0 15,0 0 0 10,0 0 6 10 4 0 0 0 0 30,0 50,0 20,0 0 0 0

Total 20 100,0 20 100,0

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sampel penelitian merupakan anak ke 2 yang terbanyak (40,0%) pada kasus penelitian.

5.1.2.4. Deskripsi Sampel Berdasarkan Jumlah perokok di Lingkungan Rumah

Dari hasil penelitian juga dapat diperoleh distribusi jumlah perokok di lingkungan rumah responden sebagai berikut.

Tabel 5.4. Data Distribusi Jumlah Perokok di Lingkungan Rumah Responden

Kasus Kontrol

No Perokok Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1 2 1 orang >1orang 16 4 80,0 20,0 17 3 85,0 15,0


(50)

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa sampel kasus dengan jumlah perokok 1 orang berjumlah 16 orang (80,0%) dibandingkan yang merokok >1 orang 4 orang (20,0%).

5.1.2.5. Deskripsi Sampel Berdasarkan Konsumsi Alkohol Orang Tua Responden

Dari hasil penelitian juga dapat diperoleh distribusi konsumsi alkohol responden sebagai berikut.

Tabel 5.5. Data Distribusi Konsumsi Alkohol Orang Tua Responden

Kasus Kontrol

No Alkohol Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1 2 Ya Tidak 8 12 40,0 60,0 0 20 0 100,0

Total 20 100,0 20 100,0

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa orang tua sampel kasus penelitian tidak mengkonsumsi alkohol sebanyak 12 sampel (60,0%).

5.1.2.6. Deskripsi Sampel Berdasarkan klasifikasi perokok berat atau tidak orang tua responden

Dari hasil penelitian juga dapat diperoleh distribusi klasifikasi perokok berat atau tidak orang tua responden sebagai berikut.

Tabel 5.6. Data Distribusi Klasifikasi perokok berat atau tidak Orang Tua Responden

Kasus Kontrol

No Perokok Berat Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1 2 Ya Tidak 15 5 75,0 25,0 8 12 40,0 60,0


(51)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa orang tua sampel kasus penelitian yang termasuk perokok berat yaitu yang merokok lebih dari 1 bungkus perhari adalah 15 orang(75,0%).

5.1.3. Hasil Analisa Data

Pengujian terhadap hipotesis yang menyatakan adanya hubungan erat antara paparan asap rokok orang tua dan lingkungan terhadap kejadian leukemia pada anak dilakukan dengan bantuan program software statistic yang akan menganalisis variabel dependen dan variabel independen. Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara dengan alat pengukuran kuesioner pada 40 responden akan dianalisis melalui uji hipotesis Chi Square dan didapat hasilnya sebagai berikut.

Tabel 5.6. Total nilai kelompok * Diagnosa Pasien Crosstabulation Count

Diagnosa Pasien

Total Leukemia non Leukemia

total nilai kelompok Rokok 15 8 23

non rokok 5 12 17

Total 20 20 40

Tabel 5.7.Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig

(2-sided)

Odd Ratio Pearson

Chi-Square

5.013a 1 .025 4,5

Dari hasil perhitungan uji hipotesis Chi-Square diperoleh hasil yang signifikan dari data tersebut karena nilai berada dibawah 0,05 (p<0,05). Hal ini menyatakan bahwa uji hipotesis Chi-Square sangat berhubungan antara dua


(52)

5.2. Pembahasan

RSUP H. Adam Malik adalah rumah sakit tipe A yang merupakan pusat dari penyakit keganasan yang ada di daerah Sumatera Utara, NAD, Sumatera Barat, dan Riau sehingga memiliki jumlah kasus leukemia yang cukup banyak tiap bulannya. Pada tiap bulannya diperkirakan terdapat sekitar 4-6 kasus baru yang dirawat di RSUP H Adam Malik Medan.

5.2.1. Analisa subjek berdasarkan insidensi leukemia pada usia anak-anak Subjek yang diteliti pada penelitian ini berjumlah 40 pasien yang terdiri atas 20 pasien leukemia dan 20 pasien bukan leukemia. Pada tabel 5.1. telah diketahui bahwa umumnya anak yang menderita leukemia adalah anak yang berumur antara 1-5 tahun. Hal ini mungkin terjadi disebabkan oleh mutasi gen karsinogenik yang terbentuk pada masa embrional anak yang diturunkan oleh orang tua pasien anak tersebut(Dunna N R et al, 2013).

Subjek dengan usia kurang dari lima belas tahun merupakan insiden paling sering terjadi. Ditambah lagi keganasan pada anak yang paling sering terjadi adalah leukemia sendiri. Dikatakan bahwa pada 2.200 kasus leukemia anak di Amerika Serikat yaitu anak yang berusia lima belas tahun kebawah(Buffler P A, 2005).

5.2.2. Analisa subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dan urutan subjek di dalam keluarga

Pada tabel 5.2. dijelaskan bahwa subjek penelitian yang diperoleh umumnya anak laki-laki sebanyak 10 orang dan perempuan sebanyak 10 orang. Pada umumnya anak yang menderita leukemia yaitu anak yang urutan di keluarga lebih dari 2 anak seperti yang digambarkan pada tabel 5.3. Ditemukan 8 anak sebagai sampel kasus yang merupakan anak ke 2. Multiparitas mungkin dapat mempengaruhi dari mutasi gen pada seseorang untuk terjadinya keganasan (Hong-Bo Guan et al,2013).


(53)

5.2.3. Analisa subjek berdasarkan status maternal ibu dan status gizi ibu Selain itu riwayat dari reproduksi ibu juga mempengaruhi kejadian leukemia. Risiko leukemia limfoblastik akut meningkat pada anak-anak yang dilahirkan oleh orang tua yang umurnya termasuk berisiko. Penelitian tersebut menilai bahwa ibu yang melahirkan diatas 35 tahun dan ayah diatas 40 tahun dapat mengakibatkan leukemia pada keturunannya sebanyak 1.97 kali(Belson M, et al, 2007).

Komponen lain dari subjek penelitian yang dapat diperhatikan adalah status gizi ibu selama hamil. Ibu subjek penelitian juga menjelaskan bahwa konsumsi pada saat dia hamil umumnya biasa seperti pada umumnya seperti saat tidak hamil. Hal ini dijelaskan bahwa sosioekonomi dari orang tua subjek penelitian tergolong menengah kebawah. Pada penelitian yang telah dipublikasikan, dijelaskan bahwa pengkonsumsian daging, suplementasi asam folat, vitamin A dan vitamin D atau makanan yang mengandung topoisomerase II inhibitor dapat mengurangi risiko leukemia pada anaknya(Buffler P A, 2005) 5.2.4. Analisa subjek berdasarkan status sebagai perokok pasif

Pada dasarnya merokok terdapat dua macam jenis, yaitu merokok aktif dan merokok pasif. Orang yang merokok aktif pada penelitian ini adalah orang tua subjek dan orang-orang sekitar dari subjek penelitian. Sedangkan orang yang merokok pasif umumnya adalah ibu dari subjek, serta saudara-saudara kandung dari subjek penelitian. Ketika di lingkungan rumah terdapat 5 orang yang tinggal, serta terdapat 1 orang yang merokok aktif, maka 5 orang yang berada di lingkungan tersebut akan menjadi perokok pasif. Pada penelitian sebelumnya dinyatakan bahwa perokok pasif memiliki risiko tinggi untuk mengalami leukemia, hal ini dipengaruhi dengan lamanya paparan asap rokok tersebut dan frekuensi dari perokok aktif di sekitar keluarganya(Chang J.S et al, 2006).

Waktu yang dapat mempengaruhi ibu hamil terhadap kejadian leukemia yaitu tiga bulan sebelum hamil, selama hamil, dan setelah lahir. Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan kepada 224 ibu, terdapat 98 anak (38,4%;OR: 3,84) yang anaknya mengalami leukemia. Hal ini dapat menjadi gambaran bahwa


(54)

merokok pasif sebelum hamil dapat meningkatkan risiko leukemia pada anaknya, khususnya jenis mieloblastik akut(Chang J.S et al, 2006).

Kemudian pada tabel 5.4. dapat disimpulkan umumnya perokok aktif yang ada di lingkungan rumah hanya terdapat 1 orang yaitu adalah ayah dari subjek penelitian. Pada data yang dikumpulkan terdapat 16 subjek yang ayahnya perokok di rumah, selebihnya 8 orang subjek yang lain tidak hanya ayah saja, namun ada orang lain seperti supir dan saudara kandung subjek. Ayah subjek menganggap merokok sudah menjadi pola hidup kesehariannya, dimana rokok sudah menjadi

life style yang buruk yang semakin meningkat prevalensinya di dunia(CDC,2010). 5.2.5. Analisa subjek berdasarkan pengkonsumsian alkohol dan faktor risiko leukemia lainnya

Pada tabel 5.5. dijelaskan bahwa pengkonsumsian alkohol orang tua subjek. Data menunjukkan bahwa 12 orang dari orang tua subjek dari total 40 subjek tidak mengkonsumsi alkohol. Hal ini mungkin karena disebabkan bahwa orang tua dari sampel penelitian dan kontrol sudah memahami sedikit banyaknya bahaya alkohol.

Penelitian tentang pengaruh alkohol terhadap kejadian leukemia anak telah dilakukan dan memberi hasil bahwa pengkonsumsian alkohol oleh ibu hamil dapat meningkatkan risiko leukemia pada janinnya. Penelitian tersebut menjelaskan hal tersebut diteliti pada satu bulan sebelum hamil hingga persalinan yang dapat disimpulkan meningkatkan sebanyak dua kali untuk terjadi leukemia(OR=2,6;95% CI, 1,4-5,1) (Belson M, et al, 2007).

Faktor risiko yang cukup berperan menurut penulis adalah paparan dari bahan kimia pestisida. Pestisida merupakan bahan kimia yang sering digunakan untuk membasmi hama atau serangga tanaman. Pekerjaan orang tua subjek penelitian umumnya seorang petani, ataupun buruh yang sangat erat kesehariannya dengan bahan kimia seperti pestisida ataupun hidrokarbon yang merupakan leukemogenesis(Belson M, et al, 2007).

Penelitian yang diteliti tahun 2007 dijelaskan bahwa ada hubungan antara leukemia pada anak dengan paparan langsung bahan-bahan kimia tersebut. Selain itu, paparan sekunder juga dapat mempengaruhi seperti pakaian kerja dari orang


(55)

tua yang terpapar bahan kimia dibawa pulang untuk dicuci pada satu cucian dengan pakaian ibu dan subjek(Belson M, et al, 2007).

5.2.6. Analisa subjek berdasarkan hubungan paparan asap rokok orang tua terhadap kejadian leukemia pada anak

Pada tabel 5.6. menjelaskan bahwa variabel yang diteliti untuk mencari hubungan antara variabel dependen dan independen. Pada data yang telah diperoleh, variabel dependen adalah diagnosis leukemia atau tidak leukemia. Sedangakan variabel independen adalah rokok atau non rokok. Hal tersebut telah dijelaskan pada tabel 2x2 yang terdiri atas 15 subjek menderita leukemia dan dipengaruhi oleh rokok serta 5 subjek didiagnosa leukemia dan tidak dipengaruhi rokok. Sedangkan, 8 subjek didiagnosa non leukemia dan dipengaruhi rokok kemudian 12 subjek didiagnosa non leukemia dan tidak dipengaruhi rokok.

Pada tabel 5.7. diketahui bahwa nilai uji chi square atau nilai uji hubungan sebesar 0,025. Hal ini menjelaskan bahwa hubungan antara 2 variabel sangat signifikan. Sehingga kita dapat memperoleh kesimpulan ada hubungan yang signifikan antara paparan asap rokok orang tua dan lingkungan terhadap kejadian leukemia pada anak dikarenakan nilai p<0,05.

Menurut penelitian, orang tua perokok berat selama masa konsepsi merupakan faktor risiko untuk terjadinya leukemia limfoblastik akut pada anak. Hal ini diharapkan untuk para orang tua untuk berhenti merokok, khususnya ketika berencana untuk berkeluarga(Milne E,et al, 2011).

Pada penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa paparan asap rokok dari orang tua sebelum konsepsi saja dan atau ditambah dengan setelah bayi lahir dinyatakan sangat meningkatkan risiko leukemia pada anak(Chang J S et al, 2006).

Anak-anak yang berumur 6 sampai 11 tahun dinyatakan bahwa memiliki kandungan tobacco-specific carcinogen nitrosamine 4-(methylnitrosamino)-1-(3-pyridyl)-1-butanol (NNAL) pada urin yang kadarnya 4 kali lebih tinggi dari pada orang tua yang tidak merokok. Hal ini menjelaskan bahwa anak-anak kurang


(56)

dipahami mampu mempengaruhi morfologi, motilitas, dan konsentrasi sel sperma juga meningkatkan kerusakan oksidatif pada DNA sperma. Bersamaan dengan hal tersebut, telah ditentukan bahwa asap rokok orang tua mampu menjadi risiko leukemia pada anak dikarenakan mampu memicu kerusakan DNA dan mutasi pada saat hamil maupun setelah bersalin(Liu R, 2011).

5.2.7. Analisa subjek berdasarkan frekuensi, intensitas, dan jumlah rokok yang dikonsumsi

Faktor intensitas dan frekuensi merokok serta jumlah rokok yang dikonsumsi setiap hari mempengaruhi dari risiko leukemia terjadi. Orang tua subjek penelitian mengatakan bahwa mengkonsumsi rokok lebih dari 1 bungkus perhari. Rokok di Indonesia umumnya terdapat 12-16 batang perbungkus. Hal tersebut merupakan jumlah yang mempengaruhi risiko leukemia. Pada tabel 5.6 telah dipaparkan bahwa perokok berat orang tua pasien sebanyak 15 orang. Pada penelitian sebelumnya mengatakan pengkonsumsian 10-19 batang perhari mampu meningkatkan risiko sebesar 1,34 kali untuk terjadi leukemia pada anaknya(Liu R, 2011).

5.2.8. Analisa subjek berdasarkan besarnya risiko yang timbul

Risiko-risiko yang diakibatkan yaitu ayah yang merokok lebih dari 10 bungkus pertahun setelah anak lahir sedangkan ibu perokok pasif mampu meningkatkan sebanyak 3 kali(OR=3,0 (1.0,8.8)(Lee at al,2009). Ayah merokok lebih dari 5 bungkus pertahun sebelum istri hamil mampu meningkatkan sebanyak 3,8 kali (OR=3,8(1.3-12.3)(ji et al,1997). Ayah yang merokok sebelum istri hamil serta istri merokok setelah persalinan anak mampu meningkatkan risiko sebesar 3,94 kali(OR=3,94(1.25,12.37)(Chang et al,2006)(Liu R et al,2011). Pada penelitian ini dihasilkan odd ratio sebesar 4,5 kali. Hal ini dapat menjadi acuan bahwa asap rokok menjadi faktor risiko sebanyak 4,5 kali.


(57)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada terdapat hubungan yang signifikan antara paparan asap rokok orang

tua dan lingkungan terhadap kejadian leukemia pada anak.

2. Rokok dan asap rokok menjadi salah satu faktor risiko terjadinya leukemia. 3. Tingkat jumlah pengkonsumsian rokok sebanyak 10-19 batang rokok dapat

meningkatkan risiko leukemia pada anaknya sebanyak 4,5 kali

6.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan peneliti berhubungan dengan penelitian ini adalah:

1. Penulis mengharapkan kepada seluruh masyarakat untuk terus memahami dan sadar tentang pengaruh rokok terhadap kesehatan dengan membaca suatu artikel yang menjelaskan bahaya rokok

2. Penulis mengharapkan kepada masyarakat atau perkumpulan penderita leukemia untuk dilakukannya kampanye anti rokok untuk menunjukkan bahwa merokok menjadi risiko penyakit keganasan.

3. Penulis mengharapkan kepada puskesmas untuk memberikan pemahaman dalam bentuk penyuluhan tentang bahaya rokok terhadap kesehatan dengan menjelaskan secara langsung kepada pasien.

4. Penulis mengharapkan kepada masyarakat untuk tidak merokok di tempat umum. Diberlakukannya ruangan khusus untuk merokok cukup membantu.


(58)

5. Penulis mengharapkan kepada peneliti berikutnya untuk menilai hubungan asap rokok terhadap jenis leukemia yang terjadi dengan lebih memilih sampel jenis leukemia yang lebih banyak muncul di tempat penelitian. 6. Penulis mengharapkan kepada peneliti berikutnya untuk mendapatkan

sampel yang lebih banyak lagi untuk memberikan hasil penelitian yang lebih dapat menjadi acuan.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul-Hamid G. 2011. Classification of Acute Leukemia. The Scientist`s Perspective and Challenge.

Abdoerrachman, M.H, Alatas H, Ali Dahlan, Bujang R.F, Hassan R, Lukas M ,et al. 2007.Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

American Cancer Society, 2012. Childhood leukemia.

Belson M, Kingsley B, Holmes A. 2007. Risk factors for Acute Leukemia in Children: A Review.Environmental Health Perspectives.Volume 115;138-143.

Bofetta P, Tredaniel J, Greco A. 2000. Risk of Childhood Cancer and Adult Lung Cancer after Childhood Exposure to Passive Smoke: A Meta-Analysis. Children`s Health Articles. Volume 108 No 1, 73-82.

Buffler P.A, Kwan M.L, Reynolds P, Urayama K.Y, 2005. Environmental and Genetic Risk Factors for Childhood Leukemia: Appraising the Evidence, Cancer Investigation University of California.

Chang Jeffrey S, Selvin S, Metayer C, Crouse V, et al, 2006. Parental Smoking and Risk of Childhood Leukemia, California. AM J Epidemiol 2006;163: 1091-1100.

Chelghoum Y, Danaila C, Belhabri A, et al, 2002. Influence of cigarette smoking on the presentation and course of acute myeloid leukemia, Annuals of Oncology 13:1621-1627.


(60)

Dunna N R,et al, 2013. Deletion of GSTM1 and T1 Genes as a Risk Factor for Development of Acute Leukemia, Asian Pacific Journal of Cancer Prevention, Vol 14.

Emilia P. 2011. Efek Merokok terhadap kondisi periodontal pada tukang becak di

Kelurahan Tanjung Rejo Kota Medan.(diakses melalui

2013).

Ferreira Jeniffer D, Couto Amaldo C, Koifman S, et al, 2012. Pregnancy, maternal tobacco smoking, and early age leukemia in Brazil, Frontiers in Oncology November 2012 Volume 2 Article 151.

Greer J.P, Foerster J, Lukens J.N. 2003. Wintrobe`s Clinical Hematology.11th ed.USA: Lippincott Williams & Wilkins.

Hoffman R, benz Jr E.J, Shattil S.J, et al. 2000. Hematology: Basic Principle and Practice. 3rd. Philadelphia: Churchill Livingstone.

Hong-Bo Guan, et al, 2013. Parity and Risk of Colorectal Cancer: A Dose-Respons Meta-Analysis of Prospective Studies,PLOS ONE, Vol 8.

Kasim K, Levallois P, Abdous B, et al, 2005. Environmental Tobacco Smoke and Risk of Adult Leukemia, Lippincott Williams & Wilkins Epidemiology 2005;16:672-680.

Kaushansky K, Lichtman M.A, Kipps T.J, Seligsohn U, Prchal J.T.2010.

Williams hematology. 8th ed. USA: Mc Graw Hill.

Kemp W.L,Burns D.K, Brown T.G. 2008. Pathology.USA: Mc Graw-Hill Lange, 191-195.


(61)

Kliegman R.M, Behrman R.E, Jenson H.B, Stanton B.F. 2007. Nelsons Textbook of Pediatrics. 18th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.

Lanzkowsky P, 2011. Manual of Pediatric hematology and Oncology. 5th ed.USA: ELSEVIER.

Liu R, Zhang L, Mc Hale Cliona M, et al,2011. Paternal Smoking and Risk of Childhood Acute Lymphhoblastic Leukemia: Systematic Review and Meta-Analysis, Journal of Oncology Volume 2011 Article ID 854584, 16 pages. Milne E, Greenop Kathryn R, Scott Rodney J, et al, 2011. Parental Prenatal

Smoking and Risk of Childhood Acute Lymphoblastic Leukemia, Western Australia. AM J Epidemiol. 2012; 175(1):43-53.

Nafianti S, Rosdiana N, Lubis B, 2008. Incidence of Acute Myeloid Leukemia in Children in Haji Adam Malik Hospital Medan, Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 No 2 Juni 2008 104-111.

Pang D, McNally R, Birch JM. 2003. Parental Smoking and Childhood cancer: result from the United Kingdom Childhood Cancer Study: British journal of cancer. , 373-381.

Slater Megan E, Linabery Amy M, Blair Cindy K, Spector Logan G, et al, 2011.

Maternal prenatal cigarette, alcohol and illicit drug use and risk of infant leukemia: report from the Children`s Oncology Group, NIH Public access Paediatr Perinat Epidemiol. 2011 November ;25(6): 559-565.

Tortora G.J, Derrickson B,2009. Principles of Anatomy and Physiology. 12th ed.USA: WILEY.


(62)

WHO, 2008. Cause-spesific mortality, 2008: WHO region by country.


(63)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Irsyadil Fikri Tempat/ tanggal lahir: Medan/ 26 juli 1992

Agama : Islam

No Telp : 085762062977

Alamat : jalan Eka Rasmi Komplek Johor Permai Melinjo 1 no 15 Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Dasar Al-Azhar Medan (Tahun 2004)

2. MTs ISC Al-Manar Medan (Tahun 2007) 3. MA ISC Al-Manar Medan (Tahun 2010) Riwayat Pelatihan : 1. Peserta pelatihan jarimatika tahun 2009


(64)

3. Pelatihan Basic Life Support TBM PEMA FK USU 2010 4. Pelatihan Advance CardioPulmonary Resucitation TBM

PEMA FK USU 2013

Riwayat Organisasi : 1. Anggota magang divisi Dana dan Usaha PHBI FK USU tahun 2010

2. Anggota divisi Pembinaan PHBI FK USU tahun 2011 3. Ketua divisi Pembinaan PHBI FK USU tahun 2012


(65)

DATA INTI N O US IA JENIS KELAM IN ALAMA T JUM LAH ANA K PERO KOK DIAGN OSA TOT AL NIL AI ALKO HOL

1 6 PEREM

PUAN

Beringin 2 1 1 18 2

2 4 PEREM

PUAN

Medan 3 1 1 18 2

3 4 LAKI-LAKI

Sungai buaya

3 1 1 12 1

4 12 LAKI-LAKI

Deli serdang

3 1 1 10 1

5 13 PEREM PUAN

Lubuk pakam

2 1 1 11 2

6 3 LAKI-LAKI

Sidempu an

4 1 1 10 1

7 10 PEREM PUAN

Deli serdang

1 1 1 15 1

8 5 LAKI-LAKI

Aceh timur

2 1 1 15 2

9 7 LAKI-LAKI

Penangg alan

7 2 1 10 2

1 0

8 LAKI-LAKI

Permah anan sidaman

ik

3 2 1 10 1

1 1

11 PEREM PUAN

Subuluss alam

7 1 1 10 1

1 2

14 LAKI-LAKI

Kisaran 4 1 1 15 2

1 3

5 PEREM PUAN

Desa petangg

uhan

2 1 1 18 2

1 4

4 PEREM PUAN

Rantau prapat

2 1 1 18 1

1 5

9 LAKI-LAKI

Tanah karo

2 1 1 15 2

1 6

6 LAKI-LAKI

Tanah karo

3 2 1 16 2

1 7

3 LAKI-LAKI


(66)

8 PUAN serdang 1

9

7 PEREM PUAN

Medan 3 1 1 18 2

2 0

7 PEREM PUAN

Tanah karo

4 2 1 18 1

2 1

5 PEREM PUAN

Medan 2 1 2 10 2

2 2

4 LAKI-LAKI

Medan 3 1 2 10 2

2 3

4 LAKI-LAKI

Medan 2 1 2 10 2

2 4

11 LAKI-LAKI

Medan 3 2 2 10 2

2 5

15 LAKI-LAKI

Medan 3 1 2 10 2

2 6

8 LAKI-LAKI

Medan 4 1 2 10 2

2 7

5 LAKI-LAKI

Medan 3 1 2 15 2

2 8

8 LAKI-LAKI

Medan 4 1 2 18 2

2 9

6 PEREM PUAN

Medan 3 2 2 18 2

3 0

5 LAKI-LAKI

Medan 3 1 2 18 2

3 1

10 LAKI-LAKI

Medan 2 1 2 18 2

3 2

10 LAKI-LAKI

Medan 4 2 2 15 2

3 3

3 PEREM PUAN

Medan 3 1 2 10 2

3 4

5 LAKI-LAKI

Medan 3 1 2 15 2

3 5

4 LAKI-LAKI

Medan 2 1 2 15 2

3 6

6 PEREM PUAN

Medan 2 1 2 10 2

3 7

8 LAKI-LAKI

Medan 3 1 2 10 2

3 8

4 PEREM PUAN

Medan 4 1 2 10 2

3 9

14 PEREM PUAN

Medan 2 1 2 10 2

4 0

3 PEREM PUAN


(67)

Keterangan:

Diagnosa: Leukemia(1), Non leukemia (2).

Total nilai pertanyaan tentang kelompok perokok: <12: bukan perokok berat, ≥12 : perokok berat.


(68)

Lampiran Formulir A

INFORM CONSENT

Kepada Yth: Calon responden penelitian Orang tua pasien anak dengan leukemia, RSUP H. Adam Malik Medan

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama: Irsyadil Fikri

NIM: 100100007

Alamat: jln Eka Rasmi Komplek Johor Permai Melinjo 1 no 15 Medan, Indonesia

Adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan Indonesia yang sedang menjalankan penelitian dengan judul “Hubungan

Paparan Asap Rokok Orang Tua dan Lingkungan rumah dengan Kejadian Leukemia Pada Anak yang dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan”.

Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi Bapak/Ibu/Keluarga sebagai responden, kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika Bapak/Ibu/Keluarga tidak bersedia menjadi responden, maka tidak ada ancaman bagi Bapak/Ibu/Keluarga, serta


(69)

Apabila Bapak/Ibu/Keluarga menyetujui, maka saya mohon kesediaannya untuk menandatangani persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan. Atas perhatiannya dan kesediaan Bapak/Ibu/Keluarga menjadi responden, saya ucapkan terima kasih.

Medan, 14 Mei 2013 Peneliti,


(70)

Formulir B

Persetujuan Penelitian

Saya yang bertandatangan dibawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa fakultas kedokteran

Universitas Sumatera Utara yang bernama Irsyadil Fikri, NIM 100100007, dengan judul “Hubungan Paparan Asap Rokok Orang Tua dan Lingkungan rumah dengan Kejadian Leukemia Pada Anak yang dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan”.

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat buruk terhadap saya dan keluarga saya. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga oleh peneliti dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.

Medan, 14 Mei 2013 Responden


(71)

( )

Formulir C

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK ORANG TUA DAN LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN LEUKEMIA PADA ANAK YANG

DIRAWAT DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Identitas Responden Nama:

Umur: Alamat: Jumlah anak:


(72)

Berikan tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap BENAR. Pilihlah SATU jawaban saja.

Paparan rokok

1. Apakah anak anda mengalami leukemia? a. Ya

b. Tidak

2. Apakah dilingkungan rumah anda ada yang merokok?

a. Ya (Sebutkan, )

b. Tidak

3. Apakah perokok aktif dirumah anda mengkonsumsi rokok lebih dari satu (1) bungkus perhari?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah perokok aktif dirumah anda merokok disekitar anda? a. Ya

b. Tidak

5. Apakah ketika perokok aktif merokok di sekitar anda, kemudian anda menghindari asapnya?

a. Ya b. Tidak Sebelum hamil

6. Apakah suami/istri anda merokok sebelum konsepsi? a. Ya

b. Tidak

7. Apakah suami/istri anda merokok lebih dari 1 bungkus perhari? a. Ya

b. Tidak

8. Apakah suami/istri anda merokok disekitar anda sebelum konsepsi? a. Ya


(1)

Validity

Pertanyaan 6 Pertanyaan 7 Pertanyaan 8 Pertanyaan 9

Pertanyaan 10

Pertanyaan 11 Pertanyaan 6 Pearson

Correlation

1 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20

Pertanyaan 7 Pearson Correlation

1.000** 1 1.000** 1.000** 1.000** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20

Pertanyaan 8 Pearson Correlation

1.000** 1.000** 1 1.000** 1.000** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20

Pertanyaan 9 Pearson Correlation

1.000** 1.000** 1.000** 1 1.000** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20

Pertanyaan 10

Pearson Correlation

1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20

Pertanyaan 11

Pearson Correlation

1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20

Pertanyaan 12

Pearson Correlation

1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000


(2)

Pertanyaan 13

Pearson Correlation

1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20

Pertanyaan 14

Pearson Correlation

1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Pertanyaan 6 8.4000 3.200 1.000 1.000

Pertanyaan 7 8.4000 3.200 1.000 1.000

Pertanyaan 8 8.4000 3.200 1.000 1.000

Pertanyaan 9 8.4000 3.200 1.000 1.000

Pertanyaan 10 8.4000 3.200 1.000 1.000

Pertanyaan 11 8.4000 3.200 1.000 1.000

Pertanyaan 12 8.4000 3.200 1.000 1.000

Pertanyaan 13 8.4000 3.200 1.000 1.000

Pertanyaan 14 8.4000 3.200 1.000 1.000

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(3)

HASIL OUTPUT DATA

Statistics

Umur Pasien Jenis Kelamin Jumlah Anak

Jumlah

perokok di lingkungan

Diagnosa Pasien

konsumsi alkohol

N Valid 40 40 40 40 40 40

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 6.33 1.43 2.98 1.18 1.50 1.80

Mode 4 1 3 1 1a 2

Std. Deviation 3.452 .501 1.209 .385 .506 .405

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Umur Pasien

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 2.5 2.5 2.5

2 2 5.0 5.0 7.5

3 5 12.5 12.5 20.0

4 7 17.5 17.5 37.5

5 5 12.5 12.5 50.0

6 4 10.0 10.0 60.0

7 3 7.5 7.5 67.5

8 5 12.5 12.5 80.0

9 1 2.5 2.5 82.5

10 2 5.0 5.0 87.5

11 1 2.5 2.5 90.0

12 1 2.5 2.5 92.5

14 2 5.0 5.0 97.5

15 1 2.5 2.5 100.0


(4)

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid laki-laki 23 57.5 57.5 57.5

perempuan 17 42.5 42.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Urutan Anak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 2.5 2.5 2.5

2 14 35.0 35.0 37.5

3 16 40.0 40.0 77.5

4 7 17.5 17.5 95.0

7 2 5.0 5.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Jumlah perokok di lingkungan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 33 82.5 82.5 82.5

2 7 17.5 17.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Diagnosa Pasien

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(5)

non Leukemia 20 50.0 50.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

konsumsi alkohol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid alkohol 8 20.0 20.0 20.0

non alkohol 32 80.0 80.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

total nilai kelompok * Diagnosa Pasien

40 100.0% 0 .0% 40 100.0%

total nilai kelompok * Diagnosa Pasien Crosstabulation Count

Diagnosa Pasien

Total Leukemia non Leukemia

total nilai kelompok rokok 15 8 23

non rokok 5 12 17

Total 20 20 40

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)


(6)

Pearson Chi-Square 5.013a 1 .025 Continuity Correctionb 3.683 1 .055

Likelihood Ratio 5.134 1 .023

Fisher's Exact Test .054 .027

Linear-by-Linear Association 4.887 1 .027